MANUSIA
Oleh:
Andi Prastio
Asep Sapaat Keperawatan Maternitas I
Bambang Julianto S1 Ekstensi FIK UI
Barzam Fathan
Fitri Astriana Lestari 2017/2018
OUTLINE
Pria
(penis dan skrotum) dan
genitalia internal (testis dan
sistem duktus ekskresi)
dengan struktur aksesorisnya.
Fungsi utama sistem
reproduksi laki-laki adalah
memproduksi dan
menyalurkan sperma dari
organ repoduksi pria ke organ
reproduksi wanita (Reeder,
2011).
Organ Reproduksi Pria
a. Genitalia Eksternal
1. Penis
2. Skrotum
b. Genitalia Internal
1. Testis
2. Epididimis
3. Vas Deferens
4. Vesikula Seminalis
5. Duktus Ejakulatorius
6. Kelenjar Prostat
7. Kelenjar Bulbouretra
8. Uretra
Terdiri dari organ eksternal dan internal dimana sebagian besar terletak
dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina) untuk fungsi
kopulasi, organ internal untuk fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi
blastocyst, implantasi pertumbuhan fetus dan kelahiran. Fungsi sistem
reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus –
hipofisis – adrenal – ovarium.
Wanita
Organ Reproduksi Wanita
a. Genitalia Eksternal (Vulva)
1. Mons pubis/mons veneris
2. Labia mayora
3. Labia minora
4. Clitoris
5. Vestibulum
6. Introitus/orificium vagina
7. Vagina
8. Perineum
b. Genitalia Internal
1. Uterus
2. Serviks uteri
3. Corpus uteri
4. Ligamentum penyangga uterus
5. Vaskularisasi uterus
6. Salping/tuba falopii
7. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
8. Pars infundibulum (distal)
9. Mesosalping
10. Ovarium
c. Ekstragonadal
1. Payudara
2. Kulit
Just
so
you
know
Fisiologi Sistem Reproduksi
1. Spermatogenesis
2. Mekanisme Ereksi Penis
3. Mekanisme Ejakulasi
4. Pengaturan Hormonal
Sistem Reproduksi Pria
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder.
Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid.
Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila
spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen Binding
Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik
kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-
sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
#1
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenja Cowper. Spermatozoa
bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai
semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki
dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-
laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat
Spermatogenesis
1. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis
menyebabkan konstriksi sebagian organ ini, sehingga aliran
darahb y6ang melalui penis tetap dan hanya sedikit darah
yang masuk kesinusoid kavernosum.
2. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis
menyebabkan vasodilatasi arterior yang memasuki penis.
Lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan yang
dapat didrainase vena.
3. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah
dan menekan vena yang dikelilingi tunika albuginea non
#2
distensi.
4. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya
vasokonstriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk
dibawah menjauhi korpus. Penis mengalami detumesensi,
atau kembali ke kondisi lunak.
Mekanisme Ereksi
1. Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar
di sepanjang saraf spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ
genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam
duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini
menggerakkan sperma di sepanjang saluan.
#3
2. Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan
menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis
berkontraksi secara berirama.
3. Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan
kelenjar bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi
cairan seminal yang bercampur dengan sperma Mekanisme Ejakulasi
Just
1. Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml; rata –
rata 3 ml. Semen terdiri dari 90% air dan mengandung 50
sampai 120 juta sperma per ml; volume sperma mencapai
5% volume semen.
you
spontan dalam 15 sampai 20 menit.
know
vesikel seminalis.
2. Hipothalamic gonadotropin
releasing hormone (GnRH)
#4
Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Pria
Fungsi esensial sistem reproduksi wanita:
a. Membentuk ovum (oogenesis)
b. Menerima sperma
c. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi,
atau konsepsi atau pembuahan)
d. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin dapat
bertahan hidup di dunia luar (gestasi, atau kehamilan), mencakup
pembentukan plasenta, organ pertukaran antara ibu dan janinnya.
e. Melahirkan bayi (persalinan, partus)
f. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu
(laktasi)
1. Siklus Ovarium
2. Siklus Endometrium
Siklus Ovarium dimulai dari masa puber, dimana
saat lahir, seorang perempuan memiliki 2 juta oosit
primer di dalam Ovarium dan kemudian
jumlahnya menurun menjadi sekitar 400.000 pada
saat pubertas karena degenerasi (proses ini
disebut atresia). Oosit primer yang tersisa terletak
dibagian luar korteks ovarium di dekat tunika
albuginea, yang sering disebut ‘sarang telur’.
Setiap Oosit utama di dalam sarang telur dikelilingi
oleh lapisan folikuler skuamik sederhana. Pada
masa pubertas, tingkat FSH yang meningkat
memicu dimulainya siklus Ovarium.
SIKLUS
dan siklus ovarium adalah erat
kaitannya.
ENDOMETRIUM
Just
so
you
know
Terimakasih
REFERENSI
• Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran UNPAD. (1983). Obstetri fisiologi. Bandung : Eleme
• Champman, L. dan Durham, R. F. (2010). Maternal-newborn nursing : the critical components of nursing care. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
• Ethiopia Public Health Training Initiative. (2003). Obstetric and gynecological nursing. Ethiopia: Messelech Assegid, Alemaya University.
• Gibson, John, MD. (2000). Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta : EGC
• Kamus Kesehatan. (2018). Siklus endometrium. Diakses pada 21 Februari 2018, dari http://kamuskesehatan.com/arti/siklus-endometrium/.
• Manuaba, Ida Bagus, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ,dan KB. Jakarta : EGC
• Martini, Frederic H., Timmons, Michael J., Tallitsch, Robert B. (2012). Human Anatomy. (7th Ed).USA: Pearson Education
• Pearce, Evelin C. (2009). .Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
• Pillitteri, A. (2010). Maternal and child health nursing: care of the childbearing and childrearing family (6th Ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.
• Reeder, S. J., Martin, L. L., Griffin, D. K. (2011). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Ed. 8. Vol 1. Diterjemahkan
oleh: Yati Afiyanti, Imami Nur Rachmawati, dan Sri Djuwitaningsih. Jakarta: EGC
• Rogers, K. (2011). The reproductive system. New York: Britannica Educational Publishing
• Sherwood, Lauralee. (2012). Fundamentals of Human Physiology. (4th Ed). Belmont USA: Brooks Cole
• Silverthorn, D. U. (2013). Human physiology: an integrated approach. (6th Ed). Glenview: Pearson.
• Smeltzer, S. C. dan Bare, B. G. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah brunner & suddarth, (8 th Ed.), Vol 2. (Kuncara, et. al., Trans).
Jakarta : EGC.
• Ward, S. L. dan Hisley, S. M. (2009). Maternal-child nursing care: optimizing outcomes for mothers, children, and families. Philadelphia: F.A.
Davis companyMartini, F. H., Timmons, M. J., Tallitsch, R. B. (2012). Human Anatomy. 7th Ed. Boston: Pearson Education.
• Wylie, Linda. (2011). Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Jakarta : EGC