UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRINSIP STRATIGRAFI
ACARA 7
LITOSTRATIGRAFI
L A P O R AN
OLEH :
FADEL MUHAMMAD
F 121 18 083
PALU
2020
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : Fadel Muhammad
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Stambuk : F 121 18 083
PRAKTIKUM PRINSIP STRATIGRAFI
Acara 7 : Litostratigrafi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara kejadian dan aturan batuan
di alam, dalam kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan,
hubungan, kejadian lapisan serta tubuh batuan di alam. Sandi stratigrafi
dimaksudkan untuk memberikan pengarahan kepada para ahli geologi yang
bekerja mempunyai persepsi yang sama dalam cara penggolongan stratigrafi.
Sandi stratigrafi memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam
tatanama satuan-satuan stratigrafi, salah satunya adalah litostratigrafi.
Pembagian litostratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan batuan di
bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri
litologi. Pada satuan litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri
batuan yang dapat di-amati di lapangan, sedangkan batas penyebarannya tidak
tergantung kepada batas waktu.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiwa dapat memahami mengenali
litostatigrafi dan mengelompokkan batuan berdasarkan ciri fisiknya.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : Fadel Muhammad
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Stambuk : F 121 18 083
PRAKTIKUM PRINSIP STRATIGRAFI
Acara 7 : Litostratigrafi
BAB 2
METODOLOGI
B. PROBLEM SET
1. Berdasarkan Peta Topografi/Dasar di bawah ini buatlah :
a. Peta Geologi (Peta penyebaran lateral batuan).
b. Penampang Geologi & hitung ketebalan masing-masing satuan batuan
yang anda dapatkan.
c. Kolom Stratigrafi (skala tidak sebenarnya).
d. Tentukan lingkungan pengendapan masing-masing Formasi/Satuan
batuan yang anda dapatkan.
Catatan :
- Satuan tertua berumur Kapur Atas.
- Satuan batupasir merupakan perselingan antara batupasir kasar-halus pada
bagian atas dengan batulempung pasiran pada bagian bawah dengan sisipan
batubara, mengandung fosil molluska yang melimpah dan membentuk
struktur sedimen berupa Gradded bedding dan Ripple cross laminasi.
Berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir
- Satuan Gamping merupakan perselingan antara batuan sedimen laut (Napal
dan batugamping) dengan batuan gunung api (konglomerat dan breksi
gunung api) pada bagian atas. Mengandung fosil foraminifera dan sedikit
molluska dan koral. Membentuk struktur sedimen berupa low angle
laminasi. Berumur Paleosen.
- Satuan serpih lanauan : umunya membentuk struktur sedimen bioturbasi,
trough cross bedding, sedikit gradded bedding dan paralel laminasi,
mengandung fosil Brachiopoda, Bivalvia, Briozoa serta Burrow berumur
Oligosen
- Satuan Serpih sesuaikan dengan kondisi terbentuk dan berumur Pliosen
- Untuk Penamaan Formasi dan Pemerian terserah anda (yang umum
digunakan dan masuk akal) !!!.
- Untuk sayatan geologi terserah yang jelas mewakili.
FORMASI CANOL
Berumur Pliosen – Pliestosen terdiri dari perselingan antara konglomerat, batupasir
dan serpih. Bagian bawah dan bagian tengah merupakan perselingan antara tufa,
batupasir, serpih lanauan dan serpih. Bagian atas serpih lanauan, batupasir dan
konglomerat. Memperlihatkan kontak tegas dengan struktur sedimen berupa
paralel laminasi dan sinearesis cracks dengan kandungan material berupa kerakal.
- Bagian bawah : dominan dijumpai struktur sedimen berupa planar tabular cross
bedding dan load cast, jarang dijumpai kandungan kimia berupa hematit dan pirit.
Lingkungan pengendapan adalah Coastal plain – Flood plains dengan tebal 350
meter.
- Bagian tengah : dominan dijumpai struktur sedimen berupa convolute laminasi,
ripple marks dan sinearesis craks. Kandungan kimia berupa pirir jarang dan
hematit sedang. Fosil yang dijumpai berupa Fish remains, Tabulate Corals dan
Burrow. Lingkungan pengendapan adalah Lake – Seasonal Sandy Streams
dengan tebal 750 meter.
- Bagian atas : umumnya membentuk struktur sedimen berupa flaser, trough cross
bedding dan ripple cross laminasi dengan kandungan kimia berupa nodule
pedogenik. Lingkungan pengendapan adalah Coarse Sandy Stream – Flood plain
dengan tebal 200 meter.
FORMASI IMPERIAL
Berumur Pleistosen Atas, merupakan perselingan antara tufa dan konglomerat,
intrusi batuan beku yang memperlihatkan kontak tegas. Struktur sedimen yang
terbentuk berupa trough cross bedding. Lingkungan pengendapan adalah Lower
alluvial plain dengan tebal 230 meter.
C. Langkah Kerja
1. Untuk mengerjakan problem set 1, terlebihdahulu membuat batas antar litologi
pada peta yang tersedia
2. Warnai tiap satuan litologi sesuai dengan jenis batuannya
3. Tentukan kedudukan tiap satuan batuan
4. Tariklah garis penampang yang melewati tiap lapisan batuan
5. Mengukur besar sudut bering
6. Buatlah penampang menggunakan millimeter block
7. Selanjutnya, lakukanlah koreksi dip yang hitunglah ketebalan batuan
8. Buatlah kolom stratirafi berdasarkan ketebalan tiap lapisan batuan
9. Selanjutnya untuk mengerjakan problem set 2, lakukanlah analisis terhadap
problem set untuk menentukan urutan batuan dari tua ke muda beserta
umurnya
10. Buatlah kolom stratigrafi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sesuai
dengan tebal dan urutan batuan dari tua ke muda
Dipindai dengan CamScanner
Dipindai dengan CamScanner
Dipindai dengan CamScanner
Dipindai dengan CamScanner
Dipindai dengan CamScanner
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 FAX 0451-422844 PALU
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PRINSIP STRATIGRAFI
ACARA 7 : LITOSTRATIGRAFI