Anda di halaman 1dari 97

MACD digunakan untuk menentukan momentum suatu aset dengan menunjukkan hubungan

antara dua moving average. Indikator ini terdiri dari dua garis – garis MACD dan garis sinyal.
Garis MACD adalah selisih antara nilai EMA periode 12 dengan EMA periode 26. Kemudian
diplotkan di atas EMA periode 9 garis MACD – garis sinyal. Banyak grafik juga sering
memasukkan histogram, yang menunjukkan jarak antara garis MACD dan garis siznyal.

MATERI I

Cara Membaca Candlestick Akurat


Dalam 1 Menit
Posted on March 30, 2020March 30, 2020 by admin

Candlestick merupakan tipe grafik yang paling banyak digunakan oleh


trader dan investor, karena dianggap memberikan informasi pasar paling
lengkap dan visual yang indah. Tapi tahukah Anda, ternyata tak semua
orang dapat membaca candlestick secara akurat dalam waktu singkat!
Diperlukan beberapa wawasan khusus agar dapat membaca candlestick
dengan cepat dan akurat, termasuk pengetahuan tentang anatomi
candlestick, rentang waktu, dan ukuran candlestick. Mari simak artikel
berikut untuk mengetahui lebih jelas tentang topik belajar forex yang
cukup spesifik ini.

A. Memahami Anatomi Candlestick


Candlestick berawal dari sebuah metode pencatatan harga beras yang
dikembangkan oleh para pedagang Jepang. Mereka mencatat perubahan
harga dari waktu ke waktu dengan menggambar kotak-kotak bersumbu
mirip lilin. Hal ini ditiru oleh para trader masa kini. Contohnya seperti grafik
candlestick di bawah ini:

Grafik candlestick menunjukkan perkembangan harga suatu aset seiring


dengan terbentuknya formasi mirip lilin dalam satu periode waktu tertentu.
Setiap kotak menggambarkan pergerakan harga dalam satu periode,
dengan penanda khusus untuk harga awal periode (pembukaan/opening),
harga tertinggi dalam periode (high), harga terendah dalam periode (low),
dan harga pada akhir periode (penutupan/closing). Berikut rincian
anatominya:

1. Harga Pembukaan (Opening): Posisinya bertepatan dengan


bagian atas atau bawah body lilin. Jika harga meningkat dalam satu
periode, maka opening akan berada di bawah body yang berwarna
hijau. Sedangkan jika harga menurun dalam satu periode, maka
opening akan berada di atas body yang berwarna merah.
2. Harga Tertinggi (High): Posisinya bertepatan dengan puncak
sumbu lilin teratas. Tapi jika harga penutupan atau pembukaan
merupakan harga tertinggi, maka lilin tidak akan memiliki sumbu.
3. Harga Terendah (Low): Posisinya bertepatan dengan puncak
sumbu atau ekor lilin terbawah. Tapi jika harga penutupan atau
pembukaan merupakan harga terendah, maka lilin tidak akan
memiliki sumbu bawah ataupun ekor.
4. Harga Penutupan (Closing): Posisinya bertepatan dengan bagian
atas atau bawah body lilin. Jika harga meningkat dalam satu
periode, maka closing akan berada di atas body yang berwarna
hijau. Sedangkan jika harga menurun dalam satu periode, maka
closing akan berada di bawah body yang berwarna merah.
Keempat penanda harga OHLC ini akan terus berubah-ubah selama
candle masih dalam fase pembentukan. Setelah candle selesai terbentuk,
maka candle baru akan langsung digambarkan lagi di sebelahnya.
Demikian berlangsung secara terus menerus selama jam perdagangan
aktif. Ini pula sebabnya mengapa warna dan ukuran candle terakhir pada
grafik paling kanan selalu berubah-ubah.

B. Sesuaikan Candlestick dengan Rentang


Waktu
Apabila Anda membandingkan grafik candlestick pada timeframe berbeda,
maka bentuknya pasti berbeda-beda. Bahkan bisa terjadi, grafik
candlestick pada timeframe harian (Daily) naik, tetapi grafik candlestick
pada timeframe 5 menit (M5) malah menurun. Hal ini karena patokan
harga OHLC mengikuti perkembangan harga dalam satu timeframe saja.

Satu candlestick pada timeframe Daily akan mewakili harga pembukaan,


tertinggi, terendah, dan penutupan dalam satu hari. Satu candlestick pada
timeframe 5 menit akan mewakili harga pembukaan, tertinggi, terendah,
dan penutupan dalam 5 menit. Satu candlestick pada timeframe Hourly
akan mewakili harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan
dalam satu jam. Demikian seterusnya.

Rentang waktu ini sangat penting untuk diperhatikan agar Anda dapat
membaca candlestick secara akurat. Selain itu, Anda perlu menunggu
hingga candlestick selesai terbentuk dalam suatu periode tertentu
sebelum menggunakannya dalam analisa forex. Mengapa? Karena
selama satu candle masih dalam fase pembentukan, maka warna dan
ukurannya akan terus berubah-ubah, sehingga sinyal-nya tidak dapat
dipastikan.

Baca juga: Tips Strategi Trading Multi Time Frame


C. Perhatikan Ukuran dan Jarak Candlestick
Ukuran candlestick ditentukan oleh fluktuasi harga dalam satu periode
waktu. Semakin tinggi fluktuasi harga, maka ukurannya akan makin besar.
Hal ini dapat dijadikan indikator bagi kuat atau lemahnya arus beli/arus
jual suatu pasangan mata uang.

Ada empat patokan penting yang harus Anda ingat selalu:

1. Body candlestick besar dan berwarna hijau menandakan arus beli


tinggi atau pergerakan buyer yang sangat kuat.
2. Body candlestick besar dan berwarna merah menandakan arus jual
tinggi atau pergerakan seller yang sangat kuat.
3. Sumbu atas atau sumbuh bawah candlestick sangat panjang
dengan body yang kecil, menandakan kemungkinan pembalikan
arah pergerakan harga. Tapi jika sumbu atas dan sumbu bawah
sama panjang dengan body kecil (candle doji), maka itu
mensinyalkan pasar yang sedang kebingungan untuk menentukan
arah pergerakan harga.
4. Jarak antar candlestick yang terlalu jauh (ujung sumbu atau body
tidak bersinggungan) akan menciptakan sebuah gap. Gap
menandakan gejolak harga yang terlalu tinggi atau kondisi pasar
yang minim likuiditas. Gap wajar terjadi di awal pekan. Namun,
apabila terjadi gap di waktu lain, maka Anda perlu mencari tahu
dulu apakah ada berita berdampak besar yang mengejutkan pasar
pada saat itu.

Dengan memahami ketiga hal ini saja, niscaya Anda akan dapat
membaca candlestick hanya dalam sekali pandang. Pada awalnya
mungkin sulit, tetapi seiring dengan semakin banyak latihan dan
pembiasaan diri, maka Anda akan makin fasih melakukannya.

Sebagai bahan latihan, coba buka platform Metatrader, kemudian periksa


grafik candlestick dari pair mata uang favorit Anda pada beragam
timeframe. Mulai dari timeframe 5 menit, 10 menit, 1 jam, dan seterusnya.

Coba analisis pergerakan harga pada setiap timeframe. Identifikasi candle


mana yang menunjukkan arus buyer kuat atau arus seller kuat, periksa
candle mana yang menjadi titik pembalikan harga, dan kenali juga apakah
ada gap pada timeframe terkait. Setelah memahami semua ini, barulah
melangkah ke tahap belajar cara membaca candlestick tingkat menengah,
yaitu seputar pola-pola candlestick seperti Three Black Crows, Abandoned
Baby, Morning Star, dan lain sebagainya.

MATERI II

Teknik Ampuh Membaca Arah


“CandleStick” dalam Trading
Berita / March 9, 2018 / 25 Comments

Sumber Gambar : Seputar Forex


Membaca candlestick tidak semata-mata menghafal dan mengenal formasi-
formasinya saja. Banyak buku mereferensikan beratus-ratus pola candlestick,
dengan setiap pola memiliki informasi dan keterangan untuk mengetahui apa
yang akan terjadi berikutnya di pasar Forex.

Nyatanya, menghafal ratusan pola candlestick tidak membuat perbedaan


signifikan pada performa trading Anda. Sebut saja Three Black Crows,
Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan entah apalah itu
namanya. Terlalu banyak, bikin pusing, dan tidak praktis.
Sebenarnya, Anda tidak perlu menghafal semua pola untuk analisa
candlestick. Anda hanya perlu tahu gambaran besar cara membaca
candlestick, karena setiap candle pada dasarnya sudah mampu
menginformasikan struktur harga, kekuatan tren, dinamika Buyer melawan
Seller, dan proyeksi arah harga akan bergerak nantinya.
Empat Elemen Dasar Sebagai Panduan
Membaca Candlestick
Langkah 1: Perang Candlestick
Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa
candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap
saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller.
Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan
keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang
mundur, siapa memegang kontrol, dan pihak mana memiliki peluang lebih
besar untuk memenangkan pertempuran berikutnya.
Langkah 2: Pahami Konteks (Gambaran Besar) Saat Analisa Candlestick
Perlu digarisbawahi, candlestick tidak dapat diamati dalam satu pola saja,
tanpa mengetahui dinamika harga sebelumnya. Analisa candlestick harus
dicermati dengan memperhitungkan pula pergerakan harga lampau. Karena
itu, setiap kali kita coba membaca candlestick atau formasi harga, kita harus
mempertanyakan beberapa hal berikut:
 Apakah candlestick terkini ukurannya lebih kecil atau besar dari
candle sebelumnya?
 Apakah perubahan ukuran tersebut berarti?
 Apakah perubahan terjadi saat sesi trading tak aktif? Misalnya,
candlestick pada pasangan-pasangan mata uang EUR sering
mengkerut atau mengecil pada sesi Asia karena volume
trading-nya juga kecil.
Poin-poin di atas penting untuk dipegang supaya kita terhindar dari pemikiran
sempit yang membatasi pemahaman gambaran besarnya. Berbekal
pegangan itu, sekarang kita dapat mengeksplor 4 elemen penting untuk
membaca candlestick: 
Elemen 1: Ukuran Badan Candlestick

Ukuran badan (body) candlestick adalah poin awal yang bagus karena kita


bisa dapat banyak informasi darinya.
 Panjang badan candlestick menunjukkan kekuatan salah satu
pihak.
 Ukuran badan memanjang berarti menampilkan menguatnya
momentum.
 Saat badan mengecil, berarti momentum juga bertambah
pelan.
Singkatnya, panjang badan menunjukkan seberapa jauh harga telah bergerak
selama durasi candle tersebut (timeframe per candle).

Elemen 2: Panjang Sumbu Candlestick (Wick)

Panjang sumbu candlestick menginformasikan volatilitas pergerakan harga.

 Sumbu panjang mengindikasikan bahwa harga bergerak cepat


selama durasi candlestik terkait, tapi mengalami penolakan
karena adanya perlawanan.
 Jika sumbu bertambah panjang, berarti volatilitas semakin
meningkat. Hal ini sering terjadi di akhir sebuah tren, sebelum
harga berbalik arah, atau ketika harga mendekati Support
Resistance penting.
Elemen 3: Rasio Panjang Badan dan Sumbu

Mulai dari sini kita sudah bisa mendapat gambaran besar dalam membaca
candlestick.

 Mana yang lebih panjang, badan atau sumbu candlestick?


 Pada saat tren dengan momentum tinggi, Anda akan sering
mendapati candlestick berbadan panjang dengan sumbu lebih
kecil.
 Saat pasar sedang dilanda ketidakpastian, volatilitas meningkat
sehingga badan candlestick mengecil, tapi sumbunya lebih
panjang.
Elemen 4: Posisi Badan Candlestick

Elemen ini merupakan pengembangan dari elemen sebelumnya.

 Apakah Anda menemukan candlestick bersumbu panjang


dengan posisi badan berada di salah satu ujungnya? Hal ini
menunjukkan perlawanan.
 Candlestick dengan posisi badan di tengah-tengah sumbu
bawah dan atas mengindikasikan keraguan/ketidakpastian di
pasar.
Dengan memahami semua elemen dasar di atas, kita dapat membaca
candlestick tanpa perlu menghafal bentuk atau namanya satu per satu.

Penampilan candlestick pada masing-masing trading platform (MT4, cTrader,


Tradingview, dsb.) bisa saja berbeda. Namun dengan memahami 4 elemen
dasarnya, kita masih dapat membaca candlestick dengan akurat,
bagaimanapun tampilannya pada chart.

Contoh Analisa Candlestick Pada Chart


Sampai di sini, kita sudah mengupas setiap elemen-elemen dasar untuk
analisa candlestick. Sekarang, dengan pengetahuan tersebut kita dapat
mengunakannya untuk membedah grafik harga.

Contoh #1

Perhatikan arah pergerakan harga pada chart di bawah ini. Berikut adalah
uraian mengenai informasi pergerakan harga berdasarkan analisa
candlestick:

 Selama Downtrend, candlestick menampilkan badan merah


panjang dengan sumbu kecil atau tak bersumbu sama sekali.
Artinya, momentum Bearish masih kuat.
 Di posisi bawah, kita menemukan penolakan. Satu candle saja
belum cukup untuk memastikan sinyal pembalikan arah.
Reversal baru terkonfirmasi ketika harga ditutup lebih tinggi
daripada pembukaan candle.
Contoh #2

Pada contoh di bawah, harga memperlihatkan kondisi pasar sideways.


Beginilah cara kita membaca candlestick dalam kondisi tersebut:
 Harga terjun ke bawah di sisi kiri dengan candle Bearish kuat
dan tiada satupun Bullish candle di tengah-tengahnya.
 Berikutnya, panjang badan candlestick mulai mengerut, tapi
ekornya semakin panjang. Artinya, momentum sedang
melemah.
 Harga kembali mengarah ke titik Support sebelumnya, dan
sekarang berubah menjadi Resistance. Candlestick
menampilkan penolakan pada titik tersebut.
 Saat harga mendekati titik Support di bawah, badan candle
semakin mengecil dan ekor semakin sering muncul. Ini
merupakan indikasi keraguan pasar. Artinya, kecil
kemungkinan harga untuk menembus Support.
 Sebelum harga terjun menembus Support, harga tampil
membentuk barisan candlestick Bearish saja, yang berarti
momentum menurun juga semakin kencang.

Contoh #3

Pada contoh terakhir, terbentuk pola candlestick klasik di akhir tren. Pola
candlestick tersebut merupakan landasan untuk menentukan kapan harga
akan berbalik arah.
 Selama Uptrend, analisa candlestick menyorot badan candle
yang terlihat jelas memanjang dan sumbunya mengecil.
 Berikutnya, muncul dua candlestick dengan ekor memanjang
ke bawah. Indikasinya, harga berusaha bergerak ke bawah,
tapi tekanan Seller masih belum cukup kuat.
 Setelah aksi sell-off gagal tadi, badan candlestick semakin
mengecil, sehingga mencerminkan bahwa tren sudah mulai
kehilangan momentumnya.
 Dari situ muncullah candlestick Bearish balasan dengan ukuran
badan panjang, yang mengonfirmasikan pembalikan arah untuk
menurun.
Kesimpulan: Anda Tidak Butuh Menghafal
Pola Candlestick
Dengan artikel ini, Anda sudah bisa memahami arti dari masing-masing
candlestick tanpa perlu menghafal nama dan formasi setiap pola candlestick.
Perlu dicatat, untuk menjadi trader profesional kita harus
mengembangkan strategi di luar kebiasaan pasar dan
menghindari kesalahan-kesalahan umum dalam bertrading.
Intinya, dengan mempelajari dasar-dasar elemennya, Anda dapat membaca
candlestick dengan lebih sederhana dan akurat, seperti mengetahui
perbandingan kekuatan antara Buyer melawan Seller, siapa yang dominan,
dan pihak mana yang sedang tertekan. Jika Anda memahami hal-hal
tersebut, maka membaca pasar dan memperkirakan arah harga selanjutnya
akan jauh lebih mudah, ketimbang harus menghafal satu per satu pola
candlestick yang ada.
Cara Membaca Candlestick dalam 1 Menit

Klik pada bagian yang ingin Anda baca :

1. Anatomi Candlestick
2. Candlestick dengan Rentang Waktu
3. Ukuran dan Jarak Candlestick

Candlestick merupakan tipe grafik yang umum  digunakan oleh


trader atau investor untuk membaca pergerakan harga. Grafik ini
banyak disukai karena mudah untuk dimengerti dan memiliki
warna yang menarik.  Membaca candlestick ternyata juga bisa
dilakukan dengan waktu singkat lho! Cukup satu menit saja kamu
bisa mengerti maksud dari pergerakan harga yang tergambar dari
grafik ini.

Nah agar kamu bisa membaca candlestick dalam waktu satu


menit saja dibutuhkan pengetahuan khusus seperti anatomi,
rentang waktu hingga ukuran candlestick. Simak artikel berikut ini
agar kamu tahu cara membaca candlestick yang mudah dan
akurat dalam satu menit saja!

Anatomi Candlestick

Ana
tomi candlestick
Agar kamu bisa membaca candlestick maka kamu harus
mengetahui anatomi dari grafik ini. Candlestik ini mencatat
perubahan harga dari waktu ke waktu dengan menggambar
kotak-kotak bersumbu mirip lilin. Hal ini ditiru oleh para trader
masa kini. Contohnya seperti grafik candlestick di bawah ini:

Grafik candlestick menunjukan perkembangan dan perubahan


harga suatu aset seiring terbentuknya formasi lilin dalam periode
waktu tertentu. Setiap lilin menggambarkan pergerakan harga
dalam satu periode.

Di sini ada penanda khusus untuk harga awal periode yakni untuk
pembukaan, harga tertinggi, terendah dan harga closing.  Candle
berwarna hiau menunjukan harga naik dan candle berwarna
merah menunjukan harga turun. Beriku ini adalah anatominya:

Harga Pembukaan (Opening): Posisinya bertepatan dengan


bagian atas atau bawah body lilin. Jika harga meningkat dalam
satu periode, maka opening akan berada di bawah body yang
berwarna hijau. Sedangkan jika harga menurun dalam satu
periode, maka opening akan berada di atas body yang berwarna
merah.

Harga Tertinggi (High): Posisinya bertepatan dengan puncak


sumbu lilin teratas. Tapi jika harga penutupan atau pembukaan
merupakan harga tertinggi, maka lilin tidak akan memiliki sumbu.

Harga Terendah (Low): Posisinya bertepatan dengan puncak


sumbu atau ekor lilin terbawah. Namun jika harga penutupan atau
pembukaan merupakan harga terendah, maka lilin tidak akan
memiliki sumbu bawah.

Harga Penutupan (Closing): Posisinya bertepatan dengan bagian


atas atau bawah body lilin. Jika harga meningkat dalam satu
periode, maka closing akan berada di atas body yang berwarna
hijau. Sedangkan jika harga menurun dalam satu periode, maka
closing akan berada di bawah body yang berwarna merah.

Keempat penanda ini akan terus berubah selama candle masih


dalam fase pembentukan. Jika sudah selesai terbentuk akan
muncul candle baru di sebelahnya. Hal ini akan terjadi terus
menerus selama perdagangan aktif.
Candlestick dengan Rentang Waktu
Grafik candlestick bisa dibandingkan dan dilihat dengan time
frame yang berbeda. Hal ini menyebabkan bentuknya pun
menjadi berbeda. Misal jika kamu menggunakan timeframe harian
atau daily terlihat naik, tapi ketika kamu menggunakan timeframe
5 menit (M5) grafiknya justru menurun. Hal ini disebabkan karena
patokan harga Bitcoin atau aset lainnya mengikuti perkembangan
harga di satu time frame saja.

Satu candlestick pada time frame daily akan menggambarkan


harga buka, tutup, rendah dan tinggi dalam satu hari, sedangkan
timeframe 5 menit akan menggambarkan hal tersebut dalam lima
menit. Time Frame satu jam akan menggambarkan harga dalam
satu jam dan seterusnya.

Rentang waktu ini sangat penting untuk diperhatikan agar kamu


bisa membaca candlestick dengan akurat, selain itu kamu perlu
menunggu hingga calde selesai terbentuk dalam periode tertentu
sebelum digunakan untuk analisa teknikal perdagangan Bitcoin. 
Sebab jika candle belum selesai terbentuk sinyalnya belum bisa
tertangkap jelas dan terus berubah-ubah.

Ukuran dan Jarak Candlestick


Ukuran candlestick ditentukan oleh fluktuasi harga dalam satu
periode waktu tertentu. Makin tinggi fluktuasi maka ukurannya
semakin besar. Ini bisa kamu jadikan indikator kuat atau
mengetahui lemahnya arus beli/jual aset.  Jika body candle besar
dan berwarna hijau artinya ada arus beli yang tinggi sedangkan
jika body besar dan berwarna merah ada arus jual yang kuat.

Sumbu atas atau sumbu bawah candlestick yang sangat panjang


dengan badan kecil memiliki arti ada kemungkinan pembalikan
harga. Namun jika sumbu atas dan sumbu bawah sama panjang
dengan badan yang kecil maka ada sinyal jika pasar masih
kesulitan untuk menentukan arah pergerakan harga.

Jarak antar candle yang sangat jauh akan menciptakan sebuah


jarak atau gap. Nah ini menandakan ada gejolak harga terlalu
tinggi atau likuiditas pasar terlalu kecil.  Jarak ini biasa terjadi di
awal pekan, tetapi jika di tengah minggu ada gap besar yang
terjadi, kamu harus mencari tahu apakah ada berita atau ada hal
lain yang mengejutkan pasar. 

Itu dia tiga hal yang perlu kamu pahami lebih dulu agar bisa
membaca candlestick dalam satu menit.  Kamu bisa mencoba
membaca pergerakan harga dengan tiga hal ini dengan
menggunakan trading view atau menggunakan akun demo dari
bursa. Jika merasa sudah mahir maka kamu bisa mulai belajar
cara membaca berbagai jenis candle seperti three black arrows,
morning stars, hammer, dan lain sebagainya

MATERI III

Cara Membaca Sinyal Candlestick Saham Agar


Profit Setiap Hari Bagi Trader Pemula dan Trader
Profesional
Februari 04, 2019

Cara Membaca Sinyal-sinyal Candlestick


Saham Agar Profit Bagi Trader Pemula,
Pasti Bisa!!!
 Mempunyai kemampuan dan keahlian Cara Membaca
SinyalCandlestick Saham bagi beberapa calon trader saham
menjadi syarat muntlak.

Saat Saya sedang membaca grafik harga saham dalam bentuk


candlestick di sela-sela istirahat jam kerja, seorang teman tiba-
tiba mengagetkan saya dengan bertanya “ Kamu Trading saham
juga? Sudah berapa lama? Mahir baca Candlestick dong?!!” Wow
saya terkejut dengan pertanyaan teman saya tersebut.

Saya menjawab “Trading saham tidak harus mahir candlestick


dulu baru berani trading. Berani Mencoba trading saham itu lebih
baik daripada menguasai ilmu Cara Membaca Sinyal Candlestick
Saham.”

Saya belum selesai menjelaskan teman saya berusaha


memotong dengan berkata “itu lah bedanya main saham dengan
bisnis saham, main saham berarti siap merugi, sedangkan bisnis
saham berarti untung atau CUAN.” Saya tidak memperpanjang
cerita ini karena prinsip yang ia pegang ada benarnya, Mari kita
coba menelaah apa kekurangan dan kelebihan dari Candlestick
agar kita tidak terperangkap dalam pikiran kita yang sempit atau
seperti katak dalam tempurung.

Setiap candlestick memiliki struktur seperti gambar dibawah ini:

Kekurangan Candlestick :

1. Sinyal Candlestick adalah signal trading jangka pendek.


2. Signal candlestick tidak dapat memberikan target jual dan beli
saham dan berapa lama durasi trend harga tersebut akan
berlangsung.
3. Persentase keberhasilan pola candlestick adalah 50%
4. Satu sinyal candlestick harus dibuktikan oleh candlestick
berikutnya.
Jika kita melihat kekurangan candlestick pada point nomor 3 dan
4, kita dapat menarik kesimpulan bahwa menguasai candlestick
hanya memberikan kesempatan kita berhasil dalam trading 50%,
yang berikutnya 50% adalah disiplin serta keberanian. Baca
tulisan saya sebelumnya mengenai psikologi trading dan money
management dalam saham.

Kelebihan Candlestick :

Body Candlestick menunjukkan hubungan antara harga open dan


close sehingga kita dapat melihat psikologi pasar saat itu.
Warna body candlestick menunjukkan trend harga saham
tersebut: bullish, bearish, sideways
Candlestick dapat memberikan signal perubahan harga saham
atau berakhirnya suatu trend harga  candlestick dapat
dikombinasikan dengan indicator saham yang lain seperti MA,
Bollinger Band, RSI dan lain sebagainya.
Grafik Candlestick dapat menunjukkan harga resistant dan
support
 Marubozu Candlestick 

Marubozu adalah candlestick yang tidak mempunyai


ekor/shadow, namun ada sedikit toleransi ekor yaitu ekor yang
pendek, sehingga bila diperhatikan sekilas seperti tidak ada.
Bentuk Candlestick Marubozu ada dua yaitu marubozu
bullish dan marubozu bearish.

Jika dalam grafik harga suatu saham muncul Marubozu, hal ini


menandakan sedang terjadi tren harga yang kuat dalam kurun
waktu tertentu.

 Marubozu bullish artinya tren harga saham naik sedang


kuat
 Marubozu  bearish artinya tren harga saham turun sedang
kuat

 Long Body Candlestick


Disebut Long Body Candlestick karena terlihat dari bodynya yang
panjang biasanya antara 5 sampai 10 candle sebelumnya, dan
ekornya lebih panjang dari Marubozu. Long Body Candlestick
menekankan hubungan antara open dan close yang terkerek
sangat besar.

Long Body Candlestick Memberikan arti:

 Besarnya power dari buyer (bullish candlestick) atau seller


(bearish candlestick).
 Tidak adanya atau kecilnya ekor/shadow menunjukkan
bahwa salah satu pihak sangat dominan dalam sesi
tersebut.
 Long Body Candlestick yang muncul searah pada trend
bullish memberikan konfirmasi bahwa trend akan terus
berlanjut atau apabila muncul pada searah pada bearish,
maka trend turun masih akan berlanjut .
 Long Body Candlestick yang muncul berlawanan arah
dengan memberikan signal bahwa reversal/pembalikan
arah in terjadi.

Small body candle menandakan kecilnya momentum kekuatan


dari buyer(bullish) ataupun dari seller (bearish).

 Short Candlestick

Short Candlestick terjadi ketika harga open saham dan harga


close saham letaknya hampir sama sehingga mempunyai body
dan  ekor/shadow yang pendek atau tidak mempunyai
ekor/shadow sama sekali. Bisa short candlestick menandakan
transaksiyang  sedikit atau sedang lesu

short Candlestick  biasanya antara 5 sampai 10 lebih kecil dari


candlestick sebelumnya. Ada beberapa jenis short candlestick,
yaitu:
 Shaven Head adalah short Candlestick yang tidak
mempunyai upper ekor/shadow.
 Shaven Bottom Short Candlestick yang tidak mempunyai
lower ekor/shadow.
 Spinning Top adalah Short Candlestick yang mempunyai
upper dan lower ekor/shadow.

Short Candlestick juga mengindikasikan bahwa harga saat ini


masuk akal, dan harga saham sedang sideways/konsolidasi.

Apabila Short Candlestick muncul setelah munculnya Long


Candlestick, dapat menjadi pertanda bahwa trend akan segera
berakhir karena adanya pertarungan yang sengit antara buyer
dan seller sehingga open dan close tidak terlalu jauh.

Warna Short Candlestick ini tidak penting, dan apabila hanya


muncul sekali berarti tanda akan adanya penurunan tidak terlalu
signifikan. Berbeda halnya jika Short Candlestick yang muncul
berulang kali dalam suatu trend maka hal ini menandakan
menurunnya momentum yang dapat membuat terjadinya reversal
atau harga saham akan bergerak sideways.

 Candlestick Spinning Tops

Spinning Tops candlestick adalah candle yang mempunyai upper


dan lower ekor/shadow dua kali dari panjang body candle
tersebut.

Candlestick Spinning Tops ini menunjukkan bahwa buyer atau


seller tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menggerakan
harga saham lebih rendah atau lebih tinggi lagi di luar opening
dan closing price.

Candlestick Spinning Tops juga mendakan bahwa trend akan


berakhir.
 Doji Candlestick

Doji Candlestick menandakan kebingungan para pelaku saham


akan kemana pergerakan trend harga saham, sehingga harga
penutupan dan pembukaan berakhir sama

Ekor/shadow doji candlestick menunjukkan besarnya usaha salah


satu pihak untuk menggerakkan harga saham namun akhirnya
gagal.

Candlestick ini menandakan akan segera berakhirnya main trend


dari harga suatu saham.

 Hammer Candlestick dan Hanging man Candlestick

Hammer Candlestick dan Hanging man Candlestick adalah


candle yang hanya mempunyai ekor/shadow yang panjangnya
dua kali lipat dari panjang bodynya.

Hanging man candlestick menunjukkan seller berusaha untuk


menurunkan harga saham lebih jauh namun usahnya tersebut
gagal.

Candlestick yang meiliki ekor dua kali panjang bodynya dan


warnanya hijau atau putih disebut hammer candlestick,
sedangkan candlestick yang memiliki ekor dua kali panjang
bodynya dan berwarna hitam atau merah diebut hanging man
candlestick.

Apabila Hanging man candlestick muncul pada main trend


downtrend memberi indikasi bahwa trend akan segera berakhir
karena momentum sudah melemah.

Apabila Hammer candlestick muncul pada maintrend uptrend


maka dapat dikatakan bahwa uptrend akan terus berlanjut karena
menunjukkan masih kuatnya buyer.
 Inverted Hammer Candlestick dan Shooting star
Candlestick

Inverted Hammer Candlestick dan Shooting star


Candlestick adalah kebalikan dari hangingman candlestick,
dimana candle hanya mempunyai upper shadow yang
panjangnya dua kali lipat dari panjang bodynya

Inverted Hammer Candlestick menunjukkan buyer berusaha


membawa harga saham naik lebih tinggi namun gagal. Jika
inverted hammer candlestick muncul pada maintrend uptrend,
dapat memberi tanda bahwa trend harga akan berakhir atau akan
adanya downtrend karena melemahnya momentum.

Tetapi apabila Shooting star Candlestick ini muncul pada maintren


harga downtrend, menunjukkan bahwa downtrend masih akan
terus berlanjut karena menunjukkan masih kuatnya seller.

Inverted Hammer Candlestick adalah candlestick yang memilki


uppershodow yang panjang dan body berwarna hijau, sedangkan
Shooting star Candlestick adalah candle yang memilki
uppershadow yang dua kali panjang bodynya dan berwarna
merah.

Mari kita buat penekanan dari keempat candlestick ini. Body


berwarna hijau kita sebut hammer candle sedangkan body
berwarna merah kita sebut hanging man candle dan shooting star
candle.
  
Sembilan jenis candlestick harga saham ini adalah dasar dari
kombinasi terbentuknya jenis candlestick yang lain seperti bearish
engulfing, abandoned baby dsb. Mengenal dan memahami arti
dari kesembilan candlestick dasar ini sudah cukup membuat kita
mengerti akan kemana harga saham bergerak.

Satu hal yang perlu di ingat bahwa saat menganalisa pergerakan


harga saham menggunakan candlestick dan apabila kita melihat
satu sinyal candlestick diatas sebelum memutuskan akan kemana
pergerakan harga berdasatkan sinyal candlestick tersebut kita
perlu konfirmasi dari candlestick berikutnya.

 Itulah Cara Membaca Sinyal Candlestick Saham Agar Profit Bagi


Trader Pemula.

Apa Itu Pola Candlestick ?


Panduan Lengkap untuk Pemula
ANISA GIOVANNY     SUNDAY, JANUARY 19 2020

Home > Belajar > Apa Itu Pola Candlestick ? Panduan Lengkap untuk Pemula

Candlestick adalah jenis grafik harga yang digunakan yang menampilkan harga
sekuritas tinggi, rendah, terbuka, dan penutupan untuk periode tertentu.

Candlestick berguna  sebagai teknik untuk trader


baik untuk trading forex, saham, atau crypto dalam
memetakan dan membaca pergerakan harga di
pasar finansial secara teknikal.
Ini juga berguna sebagai salah satu analisis untuk strategi trading agar untung.
Grafik candlestick ini memiliki berbagai pola yang menarik untuk dipelajari
berikut ini adalah 3 pola candlestick yang wajib Anda ketahui.

Baca juga: 5 pola Candlestick Paling Menguntungkan

Apa itu Pola Candlestick Single 


Spinning Top

Dari spinning top ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish atau bearish, tergantung
dari harga open dan close pada candle.

Pola ini memiliki akurasi yang rendah dan menengah untuk memprediksi
pergerakan harga.
Ciri khas dari spinning top adalah mempunyai dua shadow yang memanjang di
bagian atas dan bawah dengan body yang kecil.

Baca juga: Apa itu Canldestick ? Panduan untuk Pemula

Pola ini mencerminkan ada ketidakpastian antara


buyer dan seller. Grafik ini biasanya dianggap
netral, karena dalam periode tersebut sedang terjadi
kebuntuan.
Ketika spinning top ini muncul saat uptrend artinya lebih banyak seller daripada
buyer, saat muncul di downtrend artinya lebih banyak buyer daripada seller. 

Marubozu

Jenis pola ini adalah body candle yang tidak memiliki shadow atau bayangan. 
Sehingga terlihat seperti kepala tanpa rambut.
Marubozu ini menunjukan sinyal pergerakan yang kuat dari salah satu sisi buyer
atau seller yang kemungkinan akan berlangsung dalam beberapa periode ke
depan.

Dalam pola ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish


atau bearish yang akan tergantung pada harga open
dan close yang ada di candle, untuk akurasinya
cukup tinggi
Doji 

Pola selanjutnya adalah Doji yang memiliki karakteristik lebih kompleks. Pola ini
memiliki body yang sangat tipis bahkan hanya terlihat seperti garis,  karena harga
open dan closenya sama. Hal ini disebabkan karena antara buyer dan seller tidak
mampu memegang kendali.

Secara umum Doji merupakan sinyal konsolidasi yang berguna untuk


memberikan informasi kepastian arah pergerakan harga selanjutnya, diperlukan
konfirmasi dari bar candlestick berikutnya setelah doji.
Akurasi doji ini berada di skala menengah dan
kuat.  Pola ini terbagi lagi menjadi empat jenis,
yaitu: Long Legged Doji, Dragonfly Doji, Gravestone
Doji serta Four Price Doji. 
Hammer

Sesuai namanya hammer, pola candlestick ini berbentuk seperti palu. Dengan
shadow di bagian bawah yang panjang dan body yang kecil. Pola hammer ini
mengindikasikan jika ada kondisi bullish reversal atau pembalikan harga dari
turun jadi naik  saat downtrend.

Untuk mengidentifikasi hammer ini perhatikan lower shadow dan upper


shadownya, karena untuk memenuhi pola ini shadow harus sangat kecil atau tidak
ada sama sekali. 
Hanging Man 
 Hanging man selintas memiliki pola yang mirip dengan hammer, tapi sebetulnya
posisinya tidak sama. Karena hanging man ini memiliki bentuk yang menyerupai
orang digantung dan terletak di bagian atas.

Candle ini menunjukan sebuah pola pembalikan harga bullish menjadi bearish
tetapi  akurasinya rendah.

Jika Anda melihat pola ini jangan terburu-buru mengambil sikap karena harus
nunggu dulu bagaimana harga close pada candle berikutnya.

Jika harga close ada candle berikutnya memang lebih rendah maka dapat
dikonfirmasi jika ada kecenderungan bearish. 

Baca juga: Cara Membaca Candlestick untuk Pemula

Inverted Hammer
Hampir mirip dengan hammer, hanya saja kalau di inverted hammer bentuk
palunya terbalik.

Pola ini seringkali menunjukkan sinyal bullish,


karena meski harganya telah jatuh tapi buyer masih
berhasil menutup posisi mereka dekat dengan posisi
open.
Meski begitu inverted hammer ini punya akurasi yang rendah karena sering
kontradiktif.

Di mana inverted hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari bodynya
yang secara intuitif menunjukkan tekanan penjualan, tetapi di pola ini malah
memberikan sinyal harga yang akan naik. 

Shooting Star
Shooting star adalah pola candlestick yang seperti bintang jatuh, pola ini
menunjukkan haga dari naik menjadi turun. pola ini memiliki akurasi yang
moderat dengan kecenderungan sinyal bearish.

Shooting star memiliki Upper Shadow yang


panjang,dengan Body berisi yang menghadap ke
bawah. 
Apa itu Pola Candlestick Double 
Bullish Engulfing

Pola candlestick ini bersifat Bull yang menelan para Bear. Bull artinya Buyer, dan
Bear adalah Seller.

Bullish Engulfing Candle memberikan sinyal akan


terjadinya Uptrend, ketika ada candle bearish yang
diikuti oleh candle bullish yang lebih besar. Akurasi
dari pola ini berada di tingkat menengah.
Bearish Engulfing 
Pola ini memiliki sifat yang berkebalikan dari bullish engulfing. Bearish engulfing
justru mengkondisikan terjadinya downtrend yang harus diperhatikan dari pola ini
adalah candle bearish yang lebih besar akan mengikuti candle bearish yang lebih
kecil. 
Tweezer Bottoms dan Tweezer Tops 

Tweezer Bottom adalah satu candlestick Bearish yang kurang lebih sejajar dengan
satu candlestick Bullish. Keduanya sama-sama memiliki Lower Shadow panjang,
tetapi dengan Upper Shadow kecil atau tidak ada sama sekali.

Tweezer Bottom pun dapat diikuti oleh Doji. Tapi


perlu diingat jika panjang Body pada kedua candle
tak harus sama, tetapi nilai Low harus sama
rendahnya. 
Kemudian ada Tweezer Tops yang merupakan candle bullish bertemu dengan
bearish dengan Upper Shadow memanjang di bagian atasnya, namun tower
Shadow sangat pendek atau tidak ada.

Panjang Body pada kedua candle tidak harus sama, tapi nilai High harus sama
rendahnya.
Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Top jika menunjukkan Bearish
reversal saat terjadi Uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom adalah pola
Bullish  reversal ketika Downtrend.

Harami

Dalam bahasa Jepang, Harami memiliki makna“kehamilan”. Pola candlestick


Harami terbentuk dari dua candle yang mana Body candle dan kedua selalu
berukuran lebih kecil dan berada di dalam jangkauan Body candle pertama.  Ada
dua versi dari Pola ini. Yaitu pola Bearish dan Bullish.

Candle yang lebih kecil mengindikasikan pergerakan harga yang telah mencapai
titik puncak dan kemungkinan besar sudah tidak mampu lagi meneruskan
trendnya.

Semakin kecil candle kedua, maka semakin kuat


sinyal reversal atau pembalikan terjadi. Akurasi
dari sinyal ini berada ditingkatkan menengah dan
tinggi
Pola Candlestick Triple
Pola candlestick yang terakhir adalah tripple, ini adalah jenis pola candlestick
yang banyak dipakai oleh para trader karena akurasinya lebih tinggi.  

Evening Star dan Morning Star

Pola ini memiliki Doji diantara dua candlestick dengan body panjang sebagai ciri
khusus dari pola Evening Star atau Morning Star.

Untuk pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish
candle-Doji-Bullish Candle dan terjadi pada posisi grafik yang Downtrend. 

Pola candlestick Morning Star ini mengindikasikan


waktunya reversal bullish.
Sedangkan pola candlestick Evening Star terjadi di posisi grafik Uptrend, dan
memberi sinyal Reversal Bearish. Formasinya adalah Bullish Candle-Doji-Bearish
Candle.

Baca juga: 10 Tips Agar Crypto Tetap Untung Selama Krisis

Three White Soldier dan Three Black Crows

Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi
kekuatan arah trend terkini.

Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang
mengikuti downtrend.

Harus diperhatikan, candlestick kedua, harus memiliki ekor yang kecil atau
bahkan tidak ada sama sekali. Pola candlestick Three Black Crows adalah
kebalikan dari Three White Soldiers.
Pola Three Black Crows terbentuk ketika tiga
candle Bearish mengikuti Uptrend yang kuat, dan
mengindikasikan bahwa akan segera terjadi
Reversal.
Three Inside Up dan Three Inside Down

Pola candlestick yang terakhir adalah Three Inside Up dan Three Inside Down.
Keduanya menandakan Trend Reversal. Polanya adalah Bearish-Bullish-Bullish. 
atau   Bullish-Bearish-Bearish.

Three Inside Up terjadi setelah downtrend  dan


merupakan sinyal untuk reversal uptrend. Candle
pertama dalam pola ini  adalah bearish candle
dengan tubuh panjang. 
Selanjutnya diikuti oleh Bullish Candle yang melewati titik tengah dari candle
bearish pertama. Candle ketiga harus melewati tinggi Candle Bearish pertama.
Pola candlestick Three Inside Down adalah kebalikan dari Three Inside Up. Yakni
pola Three Inside Down adalah indikator untuk reversal downtrend

Itu dia tiga pola candlestick yang dapat Anda pahami, pola ini sangat berguna
bagi Anda yang ingin memantau dan memprediksi pergerakan harga melalui
analisis teknikal sebelum memasuki pasar.

Cara Membaca Candlestick Yang


Benar [Updated 2020]

Apa yang ada di benak anda ketika anda mendengar


tentang cara membaca candlestick?. Mungkin anda akan
segera berpikir tentang candlestick pattern atau pola
candle.

Daftar Isi:  hide 
1 Apa Itu Candlestick?

1.1 Informasi dari Candlestick?

1.2 Informasi yang TIDAK Kita Dapatkan dari Candlestick.

2 Anatomi Candlestick

3 Panduan Cara Membaca Candlestick

3.1 Candlestick adalah Medan Perang.

3.2 Lihat Big Picture-nya

3.3 Body candle menunjukkan power

3.4 Shadow sebagai Support-Resistance level.

3.5 Shadow sebagai potensial target.

4 Contoh Analisa Candlestick

5 KESIMPULAN

Dan mungkin anda akan segera merasa malas untuk


mempelajarinya karena harus menghafal pola yang ada.
Tapi sebenarnya membaca candlestick bukan berarti
menghafal candlestick pattern.

Artikel ini akan membantu anda untuk belajar bagaimana


cara membaca candlestick yang bisa anda praktekkan
bukan hanya untuk forex, tapi juga bisa dipakai untuk
saham, Crypto, dan tidak menutup kemungkinan bisa juga
untuk binary.
Tapi sebelum kita belajar tentang bagaimana cara
membaca candlestik yang benar, mari kita kenali dulu apa
itu candlestik?

Apa Itu Candlestick?


Candlestick adalah salah satu jenis chart yang ada di
platform trading, dan digunakan untuk menggambarkan
pergerakan harga atau price action yang terjadi dalam
satuan waktu tertentu.
Informasi dari Candlestick?

Karena satu candlestick/candle menggambarkan


pergerakan harga dalam satuan waktu tertentu, maka
dalam satu candlestick sudah terangkum semua informasi
yang kita butuhkan sebagai trader.

Sentiment trader, news, kondisi ekonomi, atau apapun yang


mempengaruhi harga, termasuk motive para trader semua
tercermin dan terangkum dalam sebuah candlestick.

Candlestick merupakan bahasa universal yang dipahami


pelaku pasar/market. Trader A dan B jika melihat satu buah
candle yang sama, kesimpulannya akan sama. Candlestick
juga bisa digunakan untuk menggambarkan level support
dan resistance maupun menggambarkan power dari buyer
maupun seller.
Informasi yang TIDAK Kita Dapatkan dari Candlestick.

Semua kejadian yang mempengaruhi harga telah


terangkum dalam sebuah candlestick, namun ada informasi
yang kita tidak ketahui yaitu sequence, atau urutan
kejadian.
Urutan terbentuknya High dan Low mana yang terjadi lebih
dahulu, kita tidak tahu hanya dengan melihat sebuah
candle.

Bagaimanapun cara membaca candlestick yang kita


lakukan, kita tidak akan tau apakah high atau low yang
lebih dulu terbentuk. Karena ketika candle sudah terbentuk,
artinya semua sudah terjadi, dan harga high dan lownya
sudah terbentuk.

Anatomi Candlestick

Informasi yang paling jelas dan utama adalah harga OHLC


dalam sebuah candle. OHLC singkatan dari Open-High-
Low-Close, dari 4 komponen tersebut yang lebih penting
adalah harga Open dan Close-nya. Dari harga Open dan
Closenya, kita bisa klasifikasikan menjadi 2 macam candle
yaitu BULLISH dan BEARISH candle.
Bullish candle adalah candle dengan harga close yang lebih
tinggi dari pada harga pembukaannya. Candle bullish
mengandung informasi bahwa buyer mendominasi selama
pembentukan candle tersebut.

Sebaliknya untuk Bearish candle, candle ini dibentuk oleh


harga closing yang lebih rendah dibandingkan dengan
harga openingnya. Bearish candle menunjukkan bahwa
seller mendominasi sesi perdagangan dalam satu candle
tersebut.

Sekumpulan bullish candle akan membentuk sebuah trend


bullish atau trend naik, dan sekumpulan bearish candle
akan terlihat sebagai trend turun.

Panduan Cara Membaca Candlestick


Berikut ini adalah beberapa tips tentang cara membaca
candlestick agar lebih mudah.
Candlestick adalah Medan Perang.
Pergerakan harga terjadi karena interaksi buyer dan seller.
Naik turunnya harga adalah akibat dari tekanan buyer atau
seller.

Maka kita bisa membayangkan bahwa harga terjadi karena


peperangan yang terjadi antara buyer dan seller. Setiap
candlestick menggambarkan hasil dari peperangan
tersebut. Mana pihak yang menang dan mana pihak yang
kalah.

Jika buyer berhasil menekan seller dan memenangkan


pertempuran, maka kita akan melihat terbentuknya candle
bullish sebagai hasil dari peperangan tersebut, dan
sebaliknya jika seller yang unggul, maka kita akan
mendapatkan candle bearish.

Dari informasi tersebut, kita bisa prediksikan siapa yang


akan unggul di candle berikutnya.
Lihat Big Picture-nya

Kita memang bisa dapat banyak informasi hanya dari


sebuah candlestick, namun sekumpulan candlesick akan
memberi tahu kita lebih banyak tentang apa yang terjadi di
pasar forex.

Misalnya, sederet bullish candle dengan ukuran body yang


semakin besar menunjukkan bahwa kekuatan buyer
semakin besar dan sebaliknya jika kita melihat sederet
candle namun ukuran bodynya semakin kecil.

Cara paling sederhana untuk melihat gambaran lengkap


kondisi harga adalah dengan Zoom Out tampilan chart
anda.
Zoom out disini tidak hanya menggunakan fungsi zoom
yang ada di trading platform anda tapi bisa juga dilakukan
dengan cara mengganti timeframe yang anda tampilkan.

Bandingkan gambar dibawah, manakah yang bisa lebih baik


untuk menggambarkan kondisi keseluruhan pasar?

Contoh zoom out menggunakan fungsi zoom pada trading


platform metatrader 4.

Secara sekilas jika kita lihat chart diatas, maka kemungkinan


kita akan langsung mengatakan bahwa harga sedang
trending up. Sekarang coba bandingkan dengan gambar di
bawah. Chart yang sama, hanya kita zoom out displaynya
sehingga muncul lebih banyak candle yang ditampilkan.
Terlihat berbeda bukan?

Contoh melihat big picture dengan mengganti timeframe


yang dipakai.

Di timeframe kecil terlihat harga bergerak uptrend, ketika


kita ganti timeframe acuan kita menjadi H4, timeframe yang
lebih besar, interpretasi kita terhadap pergerakan harga
bisa jadi akan berubah.
Body candle menunjukkan power

Pengertian power disini adalah pihak mana yang sedang


mendominasi pergerakan, apakah buyer atau seller?. Body
candle yang lebih panjang dari candle sebelumnya
memberi informasi terjadinya peningkatan power dan
harga cenderung akan bergerak lebih jauh mengikuti
powernya.

Candle dengan body yang full (Marubozu) cenderung


menunjukkan dominasi yang besar. Ekor atau shadow
candle menunjukkan adanya perlawanan. Maka jika
terdapat candle dengan body yang relatif besar, tapi
dengan ekor yang panjang, candle tersebut bukan
termasuk sebagai power candle.

Jika bodynya terlalu panjang, biasanya harga akan


cenderung bergerak berlawanan arah dan kembali ke
tengah body dari candle panjang tersebut.
Shadow sebagai Support-Resistance level.
Shadow, wick, atau ekor candle memberi informasi
tentang support dan resistance. Shadow High memberi
informasi tentang adanya resistance level.

Resisance level adalah sebuah level dimana di area tersebut


para seller beranggapan bahwa disana adalah area yang
tepat untuk memulai posisi jual, sementara para buyer
beranggapan bahwa area tersebut adalah tempat yang
optimal untuk menutup posisi belinya.

Sebaliknya, Shadow Low memberi informasi tentang


adanya support level dimana buyer beranggapan bahwa
disitu adalah tempat terbaik untuk mulai membuka posisi
buy, dan seller berpikir bahwa itu adalah lokasi yang tepat
untuk menutup posisi sellnya.
Shadow sebagai potensial target.

Jika anda sering bingung dalam menentukan target profit


yang tepat untuk posisi anda. Anda bisa gunakan ekor atau
shadow candle sebagai target awal.

Kemudian mengatur open posisi anda tergantung dari


reaksi harga dan price action yang terjadi. Semakin panjang
shadow, mencerminkan semakin kuat atau solidnya level
support atau resistance tersebut.

Dan karena baik buyer maupun seller menganggap bahwa


area support dan resistance adalah area yang penting,
maka kita bisa gunakan shadow sebagai potential target
atau stop loss kita.
Contoh Analisa Candlestick
Perhatikan contoh chart berikut.
Pada bagian A, terlihat bullish candle yang bodynya
semakin besar, yang menunjukkan meningkatnya power
dari buyer. Akibatnya harga melanjutkan bergerak keatas.

Kemudian pada bagian B, terlihat body candlenya semakin


mengecil. Ini menunjukkan bahwa kekuatan buyer semakin
melemah, terlihat juga dari adanya shadow yang
menunjukkan tekanan dari seller. Akhirnya seller
memenangkan pertempuran, dan terbentuk candle bearish
yang pertama.

Setelah itu buyer mencoba untuk melawan kembali namun


gagal, terlihat dari terbentuknya candle bullish dengan
shadow high, atau ekor yang panjang. setelah itu seller
mendominasi dengan terbentuknya bearish candle dengan
body yang panjang, namun setelah itu terlihat bahwa buyer
kembali melakukan perlawanan.

Baca Juga: 123 Trading System

KESIMPULAN
Kesimpulannya, dengan mempelajari anatomi candlestick,
anda dapat membaca candlestick dengan lebih sederhana
dan mudah serta akurat.

Anda jadi tahu kekuatan Buyer dan Seller, siapa yang


dominan, dan pihak mana yang tertekan. Dengan begitu
maka diharapkan membaca pasar dan memperkirakan arah
pergerakan harga selanjutnya akan menjadi lebih mudah
daripada harus menghafal pola candlestick.

Jika anda mampu membaca candlestick dengan benar,


anda bisa gunakan pengetahuan itu untuk trading. Setelah
itu mungkin anda tidak akan lagi membutuhkan bantuan
indikator apapun dalam trading anda. Semoga artikel ini
bisa membantu anda dalam belajar cara membaca
candlestick dengan mudah

Pola Candlestick
POSTED ON Friday, 17 April 2020

Pola Candlestick
Cara membaca candlestick didasarkan “pattern” atau pola grafik. Berikut adalah
beberapa pola grafik candlestick yang biasa digunakan:

Hammer dan Hanging Man – Pola Hammer terjadi setelah tren menurun yang kuat.
Bentuknya seperti palu dengan low yang panjang dan tidak memiliki ekor di harga
tertinggi. Jika pola ini terjadi setelah tren naik yang tajam maka disebut Hanging
Man.
Piercing Line dan Dark Cloud Cover – Candle pertama adalah candle turun yang
panjang diikuti candle naik yang juga panjang. Candle naik muncul dengan harga
pembukaannya lompat dibawah harga penutupan candle turun. Dan harga
penutupan candle naik berada di atas dari separuh dari candle turun sebelumnya. Ini
mensinyalkan tren akan berbalik naik. Jika pola ini terjadi setelah candle naik yang
panjang maka disebut Dark Cloud Cover.
Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing– Muncul setelah tren turun yang cukup
besar dan biasanya merupakan sinyal pembalikan arah (reversal). Terjadi ketika
candle turun kecil disusul candle naik yang panjang. Jika pola ini terjadi setelah tren
naik yang panjang maka disebut Bearish Engulfing.

Morning Star dan Evening Star – Pola ini menandakan harga telah mencapai titik
bawah (support) yang potensial. Munculnya star (candle yang ditengah)
mengindikasikan akan terjadi pembalikan tren bila diikuti candle naik. Star dapat
berupa candle naik atau candle turun, tapi harus kecil. Kebalikan dari Morning Star
disebut Evening Star.

Long Bullish Candle dan Long Bearish Candle – Long Bullish Candle terjadi
ketika dibuka dekat pada titik harga tertinggi dan ditutup dekat pada titik harga
terendah. Ciri-ciri pola ini adalah badan candle yang panjang disertai ekor yang
pendek di atas dan bawah nya. Long Bearish Candle adalah kebalikannya. Pola ini
biasanya berarti akan terjadi penerusan tren.

Shooting Star dan Inverted Hammer – Merupakan pola yang menindikasikan


pembalikan tren (reversal). Candle harus memiliki ekor atas yang cukup panjang
serta ekor bawah yang pendek sekali (atau tidak memiliki ekor bawah), dan badan
yang pendek untuk dapat dikatakan shooting star. Kebalikan dari Shooting Star
adalah Inverted Hammer.

Doji – Pola Doji menunjukan ketidakpastian tren yang akan terjadi. Semua jenis Doji
banyak ditemukan di periode candle yang sangat singkat (di bawah 15 menit per
candle). Jadi agar bisa memiliki arti, pola Doji hanya perlu dianalisa untuk periode
candle yang panjang (1 jam ke atas per candle).
Dragonfly Doji – Juga mengindikasikan titik balik. Hanya saja disini menunjukkan
bahwa lowest price-nya jauh lebih besar dibanding highest price.

Gravestone Doji – Open dan close serta lowest price adalah sama. Sementara
highest price jauh meninggi. Mengindikasikan titik balik menuju ke tren turun.
Sekarang pertanyaan yang biasa muncul adalah: Bagaimana dapat menggunakan
begitu banyak pola grafik candlestick secara efektif dalam trading? Biasakanlah
dengan sering melihat referensi. Dalam trading biasanya hanya beberapa pola grafik
saja yang penting.

Perlu diingat bahwa trading hanya dengan membaca pola candlestick saja seringkali
menimbulkan sinyal yang salah. Perlu dipadukan dengan menggunakan indikator
lainnya. Juga, indikasi yang diberikan oleh pola candlestick biasanya hanyalah
memberikan indikasi tren dalam jangka waktu yang sangat pendek (tidak lebih dari 7
candle). Jangan menggunakan pola grafik candlestick untuk menentukan tren dalam
jangka waktu panjang.

Candlestick Trading
Candlestick trading identik dengan sebuah metode yang dikembangkan di Jepang
pada tahun 1700-an untuk memahami pergerakan harga besar. Teknik tersebut
diciptakan oleh seorang trader beras terkenal bernama Munehisa Homma. Dia
terkenal sebagai trader paling sukses sepanjang sejarah. Secara umum CS trading
dikenal pula dengan PRICE ACTION TRADING, dimana pondasi tradingnya berasal
dari 4 pilar, yaitu:

1. Candlesticks
2. Bullish Trend
3. Bearish Trend
4. Flat Market/Sideway Market
5. Choppy Market (tidak jelas atau anomali)
Cara membaca candlestick sangat mudah, terdiri dari harga tertinggi, harga
terendah, harga pembukaan dan harga

penutupan. 

Tren Naik (Bullish) bisa kita ketahui dengan melihat titik harga terendahnya terus
bergerak naik (HL:= High Low). Yang tadinya “Low” menjadi “Higher Low” dan titik
“High” menjadi titik “High High”. Hal tersebut juga berlaku untuk Tren Turun (Bearish)
dengan istilah yang hampir
sama.   

Sedangkan market bergerak sideway (sejajar tidak turun dan naik) ketika harga
bergerak diantara dua garis support dan

resistance. 

Candlestick untuk Trading?


Ada beberapa alasan kenapa candlestick sangat diandalkan dalam trading pasar
keuangan.

 CS sangat penting dalam perhitungan analisa trading karena CS merupakan


representasi visual dari apa yang terjadi di dalam market
 Dengan melihat CS, kita bisa mendapatkan informasi tentang harga
pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan dimana
hal tersebut memberikan gambaran tentang pergerakan harga
 CS sangat fleksibel, bisa digunakan dengan teknikal analisis yang lain seperti
Moving Averages, Momentum Oscillator, dan bisa juga digabungkan dengan
teori Dow dan teori Elliot Wave
 Sifat manusia selalu dipengaruhi oleh ketakutan, keserakahan, dan harapan.
Analisa CS akan membantu kita untuk memahami perubahan sifat tersebut
dengan menunjukan bagaimana pembeli dan penjual berinteraksi di pasar
keuangan
 CS digunakan hampir oleh kebanyakan profesional trader, bank, dan hedge
funds. Trader tersebut memperjualbelikan jutaan dollar tiap harinya
 Dengan menggunakan CS, hal tersebut akan membantu kita untuk
memahami apa yang “big player” lakukan dan CS akan menunjukan kita
kapan untuk buka posisi, kapan untuk keluar posisi, dan kapan bahkan tidak
sama sekali memperhatikan market

Poin utama Candlestick

Memahami CS tidak semata-mata HANYA menghafal nama-nama dan karakter CS


tersebut saja. Nyatanya, HANYA menghafal ratusan pola CS tidak membuat
perbedaan signifikan pada performa trading. Kita bahkan tidak perlu menghafal pola
CS tersebut walaupun mungkin menghafal dan tahu akan lebih baik. Kita hanya perlu
MEMAHAMI pergerakan harga berdasarkan pada pola CS terebut. Ada 6 (enam)
poin utama yang harus kita fahami dalam pembacaan CS, yaitu sbb:
1-Buy vs Sell: Anggap saja bahwa sebuah CS adalah perang antara buyer dan
seller dalam waktu tertentu yang keempar elemen CS tersebut mewakili hal-hal
berikut

 siapa yang unggul->


 siapa yang mundur->
 siapa memegang kontrol->
 siapa yang memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan pertempuran
berikutnya di TF selanjutnya

2-Konteks: CS tidak dapat diamat hanya dengan melihat satu CS aja atau satu pola
saja, tetapi harus diamati secara keseluruhan dari harga yang lampau. Oleh karena
itu, beberapa hal harus kita pertanyakan seperti berikut.

 Apa artinya candlestick ukurannya lebih kecil atau besar dari candle
sebelumnya?
 Apa artinya perubahan ukuran tersebut?
 Apakah perubahan terjadi saat sesi trading tak aktif? Misalnya, candlestick
pada pasangan-pasangan mata uang EUR sering mengkerut atau mengecil
pada sesi Asia

3-Ukuran Badan (Body) Candlestick:

 Panjang badan CS menunjukkan kekuatan buyer atau seller


 Ukuran badan memanjang berarti menampilkan menguatnya momentum
 Saat badan mengecil, berarti momentum juga bertambah pelan
 Singkatnya, panjang badan (body)->pergerakan harga

4-Panjang ekor (tail. shadow, atau wick):


 Sumbu panjang mengindikasikan bahwa harga bergerak cepat selama durasi
candlestik terkait, tapi mengalami penolakan karena adanya perlawanan.
 Jika sumbu bertambah panjang, berarti volatilitas semakin meningkat. Hal ini
sering terjadi di akhir sebuah tren, sebelum harga berbalik arah, atau ketika
harga mendekati Support Resistance penting.

5-Perbandingan panjang badan dan ekor:

 Mana yang lebih panjang, body atau ekor CS?


 Tren dengan momentum tinggi-> CS berbadan panjang dengan ekor lebih
kecil
 Pada saat pasar tidak pasti-> volatilitas meningkat sehingga badan CS
mengecil dan ekor memanjang

6-Posisi badan CS:

 CS bersumbu panjang dengan posisi badan berada di salah satu ujungnya?


Hal ini menunjukkan perlawanan, kita sebutnya adalah pinbar reversal
 CS dengan badan atau body di tengah menunjukan keraguan pasar

Nama-nama Candlestick
Engulfing bar:
 
 Terdiri dari 2 CS
 CS pertama bisa bullish atau bearish
 CS kedua HARUS melampaui besarnya ukuran CS pertama

Doji:

 
 Doji merupakan satu CS
 Doji mengindikasikan ketikdakpastian market
 Doji biasanya merupakan salah satu tanda adanya reversal atau pembalikan
arah market

Dragonfly Doji:

 Dragonfly Doji merupakan satu CS


 Dragonfly Doji mengindikasikan ketikdakpastian market
 Dragonfly Doji biasanya merupakan salah satu tanda adanya reversal atau
pembalikan arah market dan biasanya adalah bullish seperti pada contoh
gambar di atas

Gravestone Doji:
 

 Gravestone Doji merupakan satu CS


 Gravestone Doji mengindikasikan ketikdakpastian market
 Gravestone Doji biasanya merupakan salah satu tanda adanya reversal atau
pembalikan arah market dan biasanya adalah bearish seperti pada contoh
gambar di atas

 Morning Star:
 
 Pola Morning Star terdiri dari 3 CS
 CS pertama merupakan bearish CS dan menunjukan bahwa seller
mendominasi market
 CS kedua merupakan ketikdakpastian, dimana bisa saja CS bearish atau CS
bullish
 CS ketiga HARUS merupakan CS bullish yang ditandai dengan hadirnya
tekanan dari buyer sehingga chart bergerak ke atas

Evening Star:

 Pola Evening Star terdiri dari 3 CS


 CS pertama bullish
 CS kedua merupakan CS kecil atau bearish atau bisa juga Doji yang
menandakan bahwa tekanan buyer semakin berkurang
 CS ketiga merupakan bearish besar. Menandakan bahwa buyer telah selesai
dan munculan dominasi seller. Evening Star merupakan kebalikan dari versi
Morning Star
Bullish Hammer/Pin Bar:

 CS ini mempunyai ekor yang panjang. EKor tersebut terbentuk karena


tekanan seller yang kuat tetapi tetap tidak bisa menekan harga ke bawah,
oleh karena itu CS ini merupakan reversalal bearish, atau tanda bahwa
market atau bergerak reversal ke atas
 Salah satu ciri lainnya adalah CS ini mempunyai harga pembukaan dan
harga penutupan yang hampir sama, tetapi lebih tinggi dari CS sebelumnnya
seperti pada gambar di atas

Bearish Hammer/Pin Bar:

 CS ini hampir sama cara berpikir dan polanya dengan bullish hammer, hanya
saja terjadi pada saat tren naik atau bullish. Sehingga bisa dikatakan bahwa
CS ini merupakan reversal dari bullish
Harami:
 Terdiri dari 2 CS
 CS besar disebut CS ibu, CS yang kecil disebut CS anak
 CS tersebut merupakam CS reversal

Tweezers Tops/Bottoms:
 
 Terdiri dari 2 CS
 Ketika tekanan salah satu pihak kuat dan dibalasa dengan tekanan yang
hampir sama
 Merupakan CS reversala dimana CS kedua yang menentukan apakah
polanya adalah bullish reversal atau bearish reversal

Latihan Pola Candlestick:

Sebutkanlah dan analisa CS berikut ini.

Candlestick Terkuat
Di dalam CS ada 2 jenis type CS yang kita kenal, yaitu REVERSAL (pembalikan
arah) dan CONTINUATION (berkelanjutan)
Reversal:

1-Three White Soldiers/Three Black Crows/Identical Three Crows


2-Morning Star/Evening Star
3-Three Line Strike

Continuation:

1-Deliberation
2-Concealing Baby Swallow
Struktur Market
 Kita harus menghindari cara trading yang sama di market yang dalam
keadaan berbeda
 Kita harus mempelajari pergerakan market dan bagaimana trader bereaksi
terhadap market dalam situasi tertentu
 Struktur market adalah pelajaran tentang perilaku pergerakan market
 Jika kita sudah faham tentang market, maka kita akan bisa menjawab
beberapa pertanyaan di bawah ini
o Apa yang dilakukan trader di ketidakjelasan market
o Pihak mana yang mendominasi apakah buyer atau seller
o Kapan saat yang tepat untuk masuk dan keluar dari market, bahkan
kapan untuk tetap tinggal di market tidak dulu keluar
 Dengan menggunakan Price Action Analysis, maka kita akan memahami
pergerakan pasar ada 3 jenis, yaitu
o Tren-> naik atau turun, ikuti market!
o Sideway-> bolak balik ke titik support dan resistance yang sama
o Choppy-> ketidakjelasan market, NO TRADE!

Tren Market:
-Dari data, bahwa market mempunyai peluang tren sebesar 30% dari total waktu
yang ada -Jangan melihat tren dari waktu yang kecil, lihatlah dari waktu yang besar
seperti TFH4
-Tren Naik-> buka posisi saat impulsive, TP di Reversal CS -Tren Turun-> buka
posisi saat retracement, TP di Reversal CS

Pertanyaannya adalah bagaimana menentukan titik impulsive dan titik retracement,


akan kita bahas di Support dan Resitance level atau untuk penjelasan mengenai
metodenya bisa lebih jelas dipelajari di link berikut: https://itsmecevi.github.io/sr-
trading/

Support & Resistance level:

SR adalah sebuah titik keseimbangan antara buyer dan seller. Biasanya titik ini
adalah titik reversal dimana market mencari keseimbangan dalam pergerakannya di
berbagai TF. Biasanya SR di market yang tren baik itu tren naik atau tren turun
terletak di swing point. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar berikut ini.
Bagaimana menggambarkan TREN:

 Untuk menggambar Tren naik atau turun, kita perlu minimum 2 buah titik
swing poin
 Gunakan TF besar seperti H4 dan Daily, dan jangan gunakan TF kecil
Sideway Market:

Sideway market berbentuk sebuah pergerakan horizontal, dimana harga terjadi bolak
balik di sekitar level support dan resistance yang sama.
Ada 3 cara untuk trading di market yang sedang sideway:

1. Menunggu harga mencapai level SR

1. Menunggu breakout dari level SR


1. Menunggu Pullback dari SR yang ada

Jika ada pullback setelah breakout, itu pertanda kemungkinan besar akan terus naik
ke atas

Choppy Market: NO TRADE!


Top Down TF Analysis
Analisa TF:

Seorang trader harian yang menggunakan Price Action Trading mengenal TF H1,
H4, dan Daily. Karena TF yang lebih kecil tidak memungkinkannya melihat
pergerakan market dengan jelas. Dengan menggunaka Price Action Trading, maka
kita akan menggunakan TF yang besar dan mengumpulkan informasi berikut:

-Support dan Resistance penting: cari SR penting di TF Weekly

-Struktur Market: Weekly TF analysis membuat kejelasan Tren menjadi lebih baik,
sehingga trader mengenali apakah pasar sedang tren naik, turun, sideway, atau
bahkan choppy atau tidak jelas

-CS sebelumnya di Weekly TF membuat pergerakan market menjadi lebih jelas, dan
untuk lebih mendalam maka analisa dapat dilakukan denga TF H4:
Untuk menjadi trader profitable sebenarnya mudah, cukup dengan menguasai strategi trading
dengan 3 pola candlestick ini Anda sudah bisa menjadi seorang trader handal dengan tingkat
akurasi yang tinggi.

Mempelajari analisa teknikal sebanrnya sangat mudah. Banyak trader justru menyingkirkan
indikator dari chart untuk bisa membaca sinyal Price Action dengan lebih jelas dan
menerapkan strategi Naked Trading. Jika tak yakin, coba saja simak pengalaman trader pro
Barbara Rockefeller dan Toni Turner. Bahkan dalam 10 aturan trading Dennis Gartman,
terselip pasal yang berbunyi: Sistem rumit akan menelurkan kebingungan, sedangkan
kesederhanaan melahirkan keanggunan.

Strategi Naked Trading biasanya memang 'telanjang' dari penampakan indikator-indikator


macam MA, RSI, CCI, dan kawan-kawannya. Paling banter, Naked Trader menggunakan tool
sederhana seperti trendline atau garis horizontal untuk menandai support resistance.
Selebihnya, pola chart dan candlestick yang lebih 'jujur' dalam merefleksikan sentimen pasar
diandalkan sebagai 'pemberi informasi' utama.

Kebanyakan trader bisa memahami keunggulan Naked Trading, tapi tidak semuanya berani
mencoba. Ada yang memang sudah nyaman dengan indikator andalannya, tapi ada pula yang
masih ragu karena harus menyelami teori Price Action dan Price Pattern dulu. Kedua metode
itu memang terlihat sederhana, tapi dianggap sulit dipahami oleh sebagian trader karena
membutuhkan ketelitian untuk mengenali pola-pola harga.

Nah, jika Anda termasuk dalam kelompok trader kedua, tak perlu gentar untuk belajar
menerapkan strategi Naked Trading. Sebagai awalan, Anda bisa berfokus pada 3 teknik
sederhana berikut yang relatif mudah dipahami oleh Naked Trader pemula:
1. Strategi Breakout Candle Doji Star

Pola candlestick Doji merupakan formasi candlestick dasar yang selalu diperkenalkan dalam
pelajaran awal Price Action. Selain karena sering ditemukan di chart, Doji sangat mudah
dikenali. Pada dasarnya, Doji merupakan pola candlestick dengan body yang sangat kecil
(karena level Open dan Close sangat berdekatan) dan shadow panjang. Formasi ini sering
diartikan sebagai keraguan pasar untuk bergerak ke arah tertentu. Apakah naik atau turun,
market tidak memiliki sentimen yang pasti.

Perbandingan Candlestick Umum dan Doji

Karena hanya terdiri dari satu candle dan bertebaran di mana-mana, Doji jarang diperhatikan
oleh para pemula dan tidak dianggap serius oleh kebanyakan trader berpengalaman. Namun
sebenarnya, ada cara trading dengan Doji yang bisa diandalkan. Strategi ini diulas oleh Justin
Bennett dari Daily Price Action sebagai metode teknikal yang efektif untuk Naked Trader
level beginner.

Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa Doji yang digunakan dalam strategi Naked Trading
ini bukanlah sembarang Doji. Hanya Doji Star (Indecision Doji) di time frame minimal H4
yang memenuhi kriteria sebagai pemicu sinyal. Apabila Anda belum memahami jenis-jenis
Doji dan bagaimana cara membedakannya, beberapa bentuk candlestick Doji seperti gambar
dibawah:
4 Macam Pola Doji - Analisa Teknikal

Kedua, amati lokasi terbentuknya Doji star untuk menentukan kualitas sinyalnya. Banyak
trader mengesampingkan Doji karena dianggap tidak reliable, padahal itu semua bergantung
pada kualitas sinyal Doji. Nah, salah satu pengukur yang digunakan adalah posisi candle
tersebut. Daripada yang terbentuk di sembarang tempat, Doji Star di 4 area kunci ini memiliki
sinyal yang lebih bisa diandalkan:

1. Level support resistance yang teruji.


2. Swing point dalam suatu trend.
3. Titik bounce di area trendline.
4. Setup teknikal lain yang menunjukkan indikasi break atau bounce.
Berikut adalah contoh perbandingan Doji Star dengan sinyal yang bagus dan meragukan:

Contoh Membaca Pola Candlestick Doji Yang Benar


Ketiga, tunggu sampai candle berikutnya tertutup. Jika candle tersebut close di atas High Doji
Star yang terbentuk di area support, maka indikasi berikutnya adalah harga akan bergerak
menguat. Namun apabila candle kedua tertutup di bawah Low Doji yang berada di area
resistance, maka pergerakan harga berikutnya lebih condong ke sisi bearish.

Contoh Pola Doji Reversal

Intisari penggunaan strategi Naked Trading ini adalah filter Doji, karena pola tersebut begitu
sering muncul di chart dan tidak semuanya memiliki sinyal yang dapat diandalkan. Selain itu,
perlu diingat bahwa istilah breakout tidak merujuk pada penembusan harga terhadap level
penting, tapi pergerakan candle kedua yang menembus High atau Low Doji Star.

Contoh Pola Doji Breakout High dan Low

2. Pola Flag Untuk Mengenali Penerusan Trend

Jika mengamati Doji dirasa terlalu sulit karena Anda kurang telaten melihat detail pola candle
satu per satu, maka strategi Naked Trading dengan pola harga atau Price Pattern bisa menjadi
solusi. Sebenarnya ada banyak jenis pola harga yang bisa diikuti, tapi di sini kita hanya akan
membahas pola Flag (bendera) yang bisa dimanfaatkan untuk melengkapi strategi penerusan
trend.

Pada dasarnya, pola Flag terbentuk dari koreksi harga di tengah trend. Karena koreksi tersebut
berlawanan dengan arah trend, harga seakan-akan memberi sinyal pembalikan. Padahal
koreksi tersebut hanya bersifat sementara dan harga akan kembali ke trend utama. Ketika
proyeksi tersebut benar terjadi, maka di saat itulah pola Flag terkonfirmasi. Ilustrasinya
seperti ini:

Contoh Pola Bullish dan Bearish Flag

Untuk memanfaatkan pola ini, ada baiknya Anda menunggu sinyal buy sampai harga
terkonfirmasi menembus High sebelumnya. Untuk sinyal sell, sebaiknya tunggu hingga
terdapat breakout dari Low terakhir. Sebelum ada candle yang tertutup di luar High atau Low
tersebut, pola Flag tidak akan terkonfirmasi dan kemungkinan reversal masih terbuka lebar.

Contoh Bullish Flag Entry


Berbeda dengan strategi Doji Star yang sebaiknya tidak diterapkan di time frame kecil (H1 ke
bawah), analisa teknikal dengan pola Flag dapat diandalkan di chart H1. Poin utama dari
strategi ini adalah untuk memanfaatkan koreksi sementara agar bisa entry mengikuti trend
yang sedang berjalan. Jadi akan sangat berisiko jika Anda tidak memastikan kondisi trending
sebelum mengidentifikasi pola Flag. Untuk mengkonfirmasi kekuatan trend tanpa indikator,
Anda bisa menggunakan tips-tips yang tersaji di artikel ini.

3. Candle Rejection Untuk Mengenali Reversal

Candle rejection menandakan penolakan pasar untuk mendorong harga ke level yang lebih
rendah atau tinggi dari trend sebelumnya. Sebagai contoh, bullish rejection terbentuk dengan
ciri-ciri sebagai berikut:

 Harga close di level yang lebih tinggi dari Open.


 Shadow bawah jauh lebih panjang dari shadow atas. Dalam beberapa kasus, candle
bullish rejection tidak memiliki shadow atas sama sekali.

Contoh Pola Candle Bullish Rejection

Sedangkan bearish rejection memiliki karakteristik seperti ini:

 Close harga lebih rendah dari level Open-nya.


 Shadow atas jauh lebih panjang dari shadow bawah. Bearish rejection biasanya juga
tidak memiliki shadow bawah.
Contoh Pola Candle Bearish Rejection

Ketidakseimbangan dalam formasi candle rejection mengisyaratkan penolakan pasar untuk


melanjutkan trend di arah yang sama. Pada candle bearish rejection misalnya, harga memang
mencatatkan level High yang jauh lebih besar dari Low. Namun demikian, proyeksi kenaikan
tidak terpenuhi karena pada akhirnya, candle ditutup di harga yang lebih rendah dari posisi
open-nya. Ini menandakan keengganan buyer untuk terus mendorong harga, sehingga
terbukalah ruang bagi para seller untuk mengambil alih.

Seperti halnya strategi Naked Trading dengan Doji Star, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi
dalam pemanfaatan candle rejection. Untuk metode ini, yang perlu Anda perhatikan adalah:

 Posisi candle rejection. Karena mengindikasikan aksi pasar yang menolak untuk
melanjutkan trend, formasi candle ini menandakan sinyal reversal yang biasanya terjadi di
akhir trend. Jadi setup bullish rejection terbaik adalah ketika pola tersebut sudah didahului
oleh gelombang bearish, begitu pula sebaliknya untuk bearish rejection yang seharusnya
didahului pergerakan bullish.
 Support resistance. Batas-batas support resistance perlu ditentukan dan diperhatikan
untuk mendapatkan sinyal pembalikan dari candle rejection. Jika bearish rejection tidak
menyentuh resistance misalnya, maka sinyal pembalikan tidak bisa dikatakan valid. Berikut
adalah contoh candle rejection yang tidak terbentuk di area support resistance.
Contoh Pola Rejection Yang Salah

 Dalam kondisi trending, candle rejection bisa dimanfaatkan hanya jika pola tersebut
muncul di akhir pullback. Untuk mempermudah pengamatan ini, Anda bisa menggunakan
trendline, kemudian perhatikan saat harga menguji trendline dan gagal menembusnya. Jika
retest tersebut ditandai dengan candle rejection, maka hal itu bisa menjadi sinyal yang cukup
valid.

Contoh Pullback Bearish Rejection

Dengan memperhatikan syarat-syarat di atas, berikut adalah aturan untuk strategi Naked
Trading dengan candle rejection:

 Perkiraan untuk arah harga berikutnya terbaca bullish jika candle bullish rejection
terbentuk di akhir downtrend dan shadow bawahnya mencapai area support. Open buy
disarankan saat candle selanjutnya juga bersifat bullish dan menembus level Close dari pola
candle rejection.
Contoh Resistance Berubah Menjadi Support

 Perkiraan untuk arah harga berikutnya terbaca bearish jika candle bearish rejection
muncul di ujung uptrend, dengan shadow atas yang menyentuh area resistance. Open sell
sebaiknya dilakukan jika candle selanjutnya juga bersifat bearish dan sudah bergerak
menembus Close dari bearish rejection.

Contoh Bearish Rejection

Strategi Naked Trading Juga Butuh Dua Hal Ini

Semudah apapun strategi trading Anda, jangan lupakan pengaturan Money Management
(MM) yang baik dan kontrol emosi dalam trading. Dengan MM yang baik, Anda bisa
meminimalisir loss dan memaksimalkan profit sesuai kemampuan modal. Sedangkan kontrol
emosi membantu Anda tetap disiplin menerapkan strategi pilihan. Paul Tudor Jones berkata,
"Tidak ada yang benar atau salah dalam trading pada pasar apapun. Yang ada hanyalah jika
emosi Anda tinggi, berarti Anda salah dan cepat atau lambat Anda akan kalah."

Anda mungkin juga menyukai