antara dua moving average. Indikator ini terdiri dari dua garis – garis MACD dan garis sinyal.
Garis MACD adalah selisih antara nilai EMA periode 12 dengan EMA periode 26. Kemudian
diplotkan di atas EMA periode 9 garis MACD – garis sinyal. Banyak grafik juga sering
memasukkan histogram, yang menunjukkan jarak antara garis MACD dan garis siznyal.
MATERI I
Rentang waktu ini sangat penting untuk diperhatikan agar Anda dapat
membaca candlestick secara akurat. Selain itu, Anda perlu menunggu
hingga candlestick selesai terbentuk dalam suatu periode tertentu
sebelum menggunakannya dalam analisa forex. Mengapa? Karena
selama satu candle masih dalam fase pembentukan, maka warna dan
ukurannya akan terus berubah-ubah, sehingga sinyal-nya tidak dapat
dipastikan.
Dengan memahami ketiga hal ini saja, niscaya Anda akan dapat
membaca candlestick hanya dalam sekali pandang. Pada awalnya
mungkin sulit, tetapi seiring dengan semakin banyak latihan dan
pembiasaan diri, maka Anda akan makin fasih melakukannya.
MATERI II
Mulai dari sini kita sudah bisa mendapat gambaran besar dalam membaca
candlestick.
Contoh #1
Perhatikan arah pergerakan harga pada chart di bawah ini. Berikut adalah
uraian mengenai informasi pergerakan harga berdasarkan analisa
candlestick:
Contoh #3
Pada contoh terakhir, terbentuk pola candlestick klasik di akhir tren. Pola
candlestick tersebut merupakan landasan untuk menentukan kapan harga
akan berbalik arah.
Selama Uptrend, analisa candlestick menyorot badan candle
yang terlihat jelas memanjang dan sumbunya mengecil.
Berikutnya, muncul dua candlestick dengan ekor memanjang
ke bawah. Indikasinya, harga berusaha bergerak ke bawah,
tapi tekanan Seller masih belum cukup kuat.
Setelah aksi sell-off gagal tadi, badan candlestick semakin
mengecil, sehingga mencerminkan bahwa tren sudah mulai
kehilangan momentumnya.
Dari situ muncullah candlestick Bearish balasan dengan ukuran
badan panjang, yang mengonfirmasikan pembalikan arah untuk
menurun.
Kesimpulan: Anda Tidak Butuh Menghafal
Pola Candlestick
Dengan artikel ini, Anda sudah bisa memahami arti dari masing-masing
candlestick tanpa perlu menghafal nama dan formasi setiap pola candlestick.
Perlu dicatat, untuk menjadi trader profesional kita harus
mengembangkan strategi di luar kebiasaan pasar dan
menghindari kesalahan-kesalahan umum dalam bertrading.
Intinya, dengan mempelajari dasar-dasar elemennya, Anda dapat membaca
candlestick dengan lebih sederhana dan akurat, seperti mengetahui
perbandingan kekuatan antara Buyer melawan Seller, siapa yang dominan,
dan pihak mana yang sedang tertekan. Jika Anda memahami hal-hal
tersebut, maka membaca pasar dan memperkirakan arah harga selanjutnya
akan jauh lebih mudah, ketimbang harus menghafal satu per satu pola
candlestick yang ada.
Cara Membaca Candlestick dalam 1 Menit
1. Anatomi Candlestick
2. Candlestick dengan Rentang Waktu
3. Ukuran dan Jarak Candlestick
Anatomi Candlestick
Ana
tomi candlestick
Agar kamu bisa membaca candlestick maka kamu harus
mengetahui anatomi dari grafik ini. Candlestik ini mencatat
perubahan harga dari waktu ke waktu dengan menggambar
kotak-kotak bersumbu mirip lilin. Hal ini ditiru oleh para trader
masa kini. Contohnya seperti grafik candlestick di bawah ini:
Di sini ada penanda khusus untuk harga awal periode yakni untuk
pembukaan, harga tertinggi, terendah dan harga closing. Candle
berwarna hiau menunjukan harga naik dan candle berwarna
merah menunjukan harga turun. Beriku ini adalah anatominya:
Itu dia tiga hal yang perlu kamu pahami lebih dulu agar bisa
membaca candlestick dalam satu menit. Kamu bisa mencoba
membaca pergerakan harga dengan tiga hal ini dengan
menggunakan trading view atau menggunakan akun demo dari
bursa. Jika merasa sudah mahir maka kamu bisa mulai belajar
cara membaca berbagai jenis candle seperti three black arrows,
morning stars, hammer, dan lain sebagainya
MATERI III
Kekurangan Candlestick :
Kelebihan Candlestick :
Short Candlestick
Candlestick adalah jenis grafik harga yang digunakan yang menampilkan harga
sekuritas tinggi, rendah, terbuka, dan penutupan untuk periode tertentu.
Dari spinning top ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish atau bearish, tergantung
dari harga open dan close pada candle.
Pola ini memiliki akurasi yang rendah dan menengah untuk memprediksi
pergerakan harga.
Ciri khas dari spinning top adalah mempunyai dua shadow yang memanjang di
bagian atas dan bawah dengan body yang kecil.
Marubozu
Jenis pola ini adalah body candle yang tidak memiliki shadow atau bayangan.
Sehingga terlihat seperti kepala tanpa rambut.
Marubozu ini menunjukan sinyal pergerakan yang kuat dari salah satu sisi buyer
atau seller yang kemungkinan akan berlangsung dalam beberapa periode ke
depan.
Pola selanjutnya adalah Doji yang memiliki karakteristik lebih kompleks. Pola ini
memiliki body yang sangat tipis bahkan hanya terlihat seperti garis, karena harga
open dan closenya sama. Hal ini disebabkan karena antara buyer dan seller tidak
mampu memegang kendali.
Sesuai namanya hammer, pola candlestick ini berbentuk seperti palu. Dengan
shadow di bagian bawah yang panjang dan body yang kecil. Pola hammer ini
mengindikasikan jika ada kondisi bullish reversal atau pembalikan harga dari
turun jadi naik saat downtrend.
Candle ini menunjukan sebuah pola pembalikan harga bullish menjadi bearish
tetapi akurasinya rendah.
Jika Anda melihat pola ini jangan terburu-buru mengambil sikap karena harus
nunggu dulu bagaimana harga close pada candle berikutnya.
Jika harga close ada candle berikutnya memang lebih rendah maka dapat
dikonfirmasi jika ada kecenderungan bearish.
Inverted Hammer
Hampir mirip dengan hammer, hanya saja kalau di inverted hammer bentuk
palunya terbalik.
Di mana inverted hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari bodynya
yang secara intuitif menunjukkan tekanan penjualan, tetapi di pola ini malah
memberikan sinyal harga yang akan naik.
Shooting Star
Shooting star adalah pola candlestick yang seperti bintang jatuh, pola ini
menunjukkan haga dari naik menjadi turun. pola ini memiliki akurasi yang
moderat dengan kecenderungan sinyal bearish.
Pola candlestick ini bersifat Bull yang menelan para Bear. Bull artinya Buyer, dan
Bear adalah Seller.
Tweezer Bottom adalah satu candlestick Bearish yang kurang lebih sejajar dengan
satu candlestick Bullish. Keduanya sama-sama memiliki Lower Shadow panjang,
tetapi dengan Upper Shadow kecil atau tidak ada sama sekali.
Panjang Body pada kedua candle tidak harus sama, tapi nilai High harus sama
rendahnya.
Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Top jika menunjukkan Bearish
reversal saat terjadi Uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom adalah pola
Bullish reversal ketika Downtrend.
Harami
Candle yang lebih kecil mengindikasikan pergerakan harga yang telah mencapai
titik puncak dan kemungkinan besar sudah tidak mampu lagi meneruskan
trendnya.
Pola ini memiliki Doji diantara dua candlestick dengan body panjang sebagai ciri
khusus dari pola Evening Star atau Morning Star.
Untuk pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish
candle-Doji-Bullish Candle dan terjadi pada posisi grafik yang Downtrend.
Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi
kekuatan arah trend terkini.
Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang
mengikuti downtrend.
Harus diperhatikan, candlestick kedua, harus memiliki ekor yang kecil atau
bahkan tidak ada sama sekali. Pola candlestick Three Black Crows adalah
kebalikan dari Three White Soldiers.
Pola Three Black Crows terbentuk ketika tiga
candle Bearish mengikuti Uptrend yang kuat, dan
mengindikasikan bahwa akan segera terjadi
Reversal.
Three Inside Up dan Three Inside Down
Pola candlestick yang terakhir adalah Three Inside Up dan Three Inside Down.
Keduanya menandakan Trend Reversal. Polanya adalah Bearish-Bullish-Bullish.
atau Bullish-Bearish-Bearish.
Itu dia tiga pola candlestick yang dapat Anda pahami, pola ini sangat berguna
bagi Anda yang ingin memantau dan memprediksi pergerakan harga melalui
analisis teknikal sebelum memasuki pasar.
Daftar Isi: hide
1 Apa Itu Candlestick?
2 Anatomi Candlestick
5 KESIMPULAN
Anatomi Candlestick
KESIMPULAN
Kesimpulannya, dengan mempelajari anatomi candlestick,
anda dapat membaca candlestick dengan lebih sederhana
dan mudah serta akurat.
Pola Candlestick
POSTED ON Friday, 17 April 2020
Pola Candlestick
Cara membaca candlestick didasarkan “pattern” atau pola grafik. Berikut adalah
beberapa pola grafik candlestick yang biasa digunakan:
Hammer dan Hanging Man – Pola Hammer terjadi setelah tren menurun yang kuat.
Bentuknya seperti palu dengan low yang panjang dan tidak memiliki ekor di harga
tertinggi. Jika pola ini terjadi setelah tren naik yang tajam maka disebut Hanging
Man.
Piercing Line dan Dark Cloud Cover – Candle pertama adalah candle turun yang
panjang diikuti candle naik yang juga panjang. Candle naik muncul dengan harga
pembukaannya lompat dibawah harga penutupan candle turun. Dan harga
penutupan candle naik berada di atas dari separuh dari candle turun sebelumnya. Ini
mensinyalkan tren akan berbalik naik. Jika pola ini terjadi setelah candle naik yang
panjang maka disebut Dark Cloud Cover.
Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing– Muncul setelah tren turun yang cukup
besar dan biasanya merupakan sinyal pembalikan arah (reversal). Terjadi ketika
candle turun kecil disusul candle naik yang panjang. Jika pola ini terjadi setelah tren
naik yang panjang maka disebut Bearish Engulfing.
Morning Star dan Evening Star – Pola ini menandakan harga telah mencapai titik
bawah (support) yang potensial. Munculnya star (candle yang ditengah)
mengindikasikan akan terjadi pembalikan tren bila diikuti candle naik. Star dapat
berupa candle naik atau candle turun, tapi harus kecil. Kebalikan dari Morning Star
disebut Evening Star.
Long Bullish Candle dan Long Bearish Candle – Long Bullish Candle terjadi
ketika dibuka dekat pada titik harga tertinggi dan ditutup dekat pada titik harga
terendah. Ciri-ciri pola ini adalah badan candle yang panjang disertai ekor yang
pendek di atas dan bawah nya. Long Bearish Candle adalah kebalikannya. Pola ini
biasanya berarti akan terjadi penerusan tren.
Doji – Pola Doji menunjukan ketidakpastian tren yang akan terjadi. Semua jenis Doji
banyak ditemukan di periode candle yang sangat singkat (di bawah 15 menit per
candle). Jadi agar bisa memiliki arti, pola Doji hanya perlu dianalisa untuk periode
candle yang panjang (1 jam ke atas per candle).
Dragonfly Doji – Juga mengindikasikan titik balik. Hanya saja disini menunjukkan
bahwa lowest price-nya jauh lebih besar dibanding highest price.
Gravestone Doji – Open dan close serta lowest price adalah sama. Sementara
highest price jauh meninggi. Mengindikasikan titik balik menuju ke tren turun.
Sekarang pertanyaan yang biasa muncul adalah: Bagaimana dapat menggunakan
begitu banyak pola grafik candlestick secara efektif dalam trading? Biasakanlah
dengan sering melihat referensi. Dalam trading biasanya hanya beberapa pola grafik
saja yang penting.
Perlu diingat bahwa trading hanya dengan membaca pola candlestick saja seringkali
menimbulkan sinyal yang salah. Perlu dipadukan dengan menggunakan indikator
lainnya. Juga, indikasi yang diberikan oleh pola candlestick biasanya hanyalah
memberikan indikasi tren dalam jangka waktu yang sangat pendek (tidak lebih dari 7
candle). Jangan menggunakan pola grafik candlestick untuk menentukan tren dalam
jangka waktu panjang.
Candlestick Trading
Candlestick trading identik dengan sebuah metode yang dikembangkan di Jepang
pada tahun 1700-an untuk memahami pergerakan harga besar. Teknik tersebut
diciptakan oleh seorang trader beras terkenal bernama Munehisa Homma. Dia
terkenal sebagai trader paling sukses sepanjang sejarah. Secara umum CS trading
dikenal pula dengan PRICE ACTION TRADING, dimana pondasi tradingnya berasal
dari 4 pilar, yaitu:
1. Candlesticks
2. Bullish Trend
3. Bearish Trend
4. Flat Market/Sideway Market
5. Choppy Market (tidak jelas atau anomali)
Cara membaca candlestick sangat mudah, terdiri dari harga tertinggi, harga
terendah, harga pembukaan dan harga
penutupan.
Tren Naik (Bullish) bisa kita ketahui dengan melihat titik harga terendahnya terus
bergerak naik (HL:= High Low). Yang tadinya “Low” menjadi “Higher Low” dan titik
“High” menjadi titik “High High”. Hal tersebut juga berlaku untuk Tren Turun (Bearish)
dengan istilah yang hampir
sama.
Sedangkan market bergerak sideway (sejajar tidak turun dan naik) ketika harga
bergerak diantara dua garis support dan
resistance.
2-Konteks: CS tidak dapat diamat hanya dengan melihat satu CS aja atau satu pola
saja, tetapi harus diamati secara keseluruhan dari harga yang lampau. Oleh karena
itu, beberapa hal harus kita pertanyakan seperti berikut.
Apa artinya candlestick ukurannya lebih kecil atau besar dari candle
sebelumnya?
Apa artinya perubahan ukuran tersebut?
Apakah perubahan terjadi saat sesi trading tak aktif? Misalnya, candlestick
pada pasangan-pasangan mata uang EUR sering mengkerut atau mengecil
pada sesi Asia
Nama-nama Candlestick
Engulfing bar:
Terdiri dari 2 CS
CS pertama bisa bullish atau bearish
CS kedua HARUS melampaui besarnya ukuran CS pertama
Doji:
Doji merupakan satu CS
Doji mengindikasikan ketikdakpastian market
Doji biasanya merupakan salah satu tanda adanya reversal atau pembalikan
arah market
Dragonfly Doji:
Gravestone Doji:
Morning Star:
Pola Morning Star terdiri dari 3 CS
CS pertama merupakan bearish CS dan menunjukan bahwa seller
mendominasi market
CS kedua merupakan ketikdakpastian, dimana bisa saja CS bearish atau CS
bullish
CS ketiga HARUS merupakan CS bullish yang ditandai dengan hadirnya
tekanan dari buyer sehingga chart bergerak ke atas
Evening Star:
CS ini hampir sama cara berpikir dan polanya dengan bullish hammer, hanya
saja terjadi pada saat tren naik atau bullish. Sehingga bisa dikatakan bahwa
CS ini merupakan reversal dari bullish
Harami:
Terdiri dari 2 CS
CS besar disebut CS ibu, CS yang kecil disebut CS anak
CS tersebut merupakam CS reversal
Tweezers Tops/Bottoms:
Terdiri dari 2 CS
Ketika tekanan salah satu pihak kuat dan dibalasa dengan tekanan yang
hampir sama
Merupakan CS reversala dimana CS kedua yang menentukan apakah
polanya adalah bullish reversal atau bearish reversal
Candlestick Terkuat
Di dalam CS ada 2 jenis type CS yang kita kenal, yaitu REVERSAL (pembalikan
arah) dan CONTINUATION (berkelanjutan)
Reversal:
Continuation:
1-Deliberation
2-Concealing Baby Swallow
Struktur Market
Kita harus menghindari cara trading yang sama di market yang dalam
keadaan berbeda
Kita harus mempelajari pergerakan market dan bagaimana trader bereaksi
terhadap market dalam situasi tertentu
Struktur market adalah pelajaran tentang perilaku pergerakan market
Jika kita sudah faham tentang market, maka kita akan bisa menjawab
beberapa pertanyaan di bawah ini
o Apa yang dilakukan trader di ketidakjelasan market
o Pihak mana yang mendominasi apakah buyer atau seller
o Kapan saat yang tepat untuk masuk dan keluar dari market, bahkan
kapan untuk tetap tinggal di market tidak dulu keluar
Dengan menggunakan Price Action Analysis, maka kita akan memahami
pergerakan pasar ada 3 jenis, yaitu
o Tren-> naik atau turun, ikuti market!
o Sideway-> bolak balik ke titik support dan resistance yang sama
o Choppy-> ketidakjelasan market, NO TRADE!
Tren Market:
-Dari data, bahwa market mempunyai peluang tren sebesar 30% dari total waktu
yang ada -Jangan melihat tren dari waktu yang kecil, lihatlah dari waktu yang besar
seperti TFH4
-Tren Naik-> buka posisi saat impulsive, TP di Reversal CS -Tren Turun-> buka
posisi saat retracement, TP di Reversal CS
SR adalah sebuah titik keseimbangan antara buyer dan seller. Biasanya titik ini
adalah titik reversal dimana market mencari keseimbangan dalam pergerakannya di
berbagai TF. Biasanya SR di market yang tren baik itu tren naik atau tren turun
terletak di swing point. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar berikut ini.
Bagaimana menggambarkan TREN:
Untuk menggambar Tren naik atau turun, kita perlu minimum 2 buah titik
swing poin
Gunakan TF besar seperti H4 dan Daily, dan jangan gunakan TF kecil
Sideway Market:
Sideway market berbentuk sebuah pergerakan horizontal, dimana harga terjadi bolak
balik di sekitar level support dan resistance yang sama.
Ada 3 cara untuk trading di market yang sedang sideway:
Jika ada pullback setelah breakout, itu pertanda kemungkinan besar akan terus naik
ke atas
Seorang trader harian yang menggunakan Price Action Trading mengenal TF H1,
H4, dan Daily. Karena TF yang lebih kecil tidak memungkinkannya melihat
pergerakan market dengan jelas. Dengan menggunaka Price Action Trading, maka
kita akan menggunakan TF yang besar dan mengumpulkan informasi berikut:
-Struktur Market: Weekly TF analysis membuat kejelasan Tren menjadi lebih baik,
sehingga trader mengenali apakah pasar sedang tren naik, turun, sideway, atau
bahkan choppy atau tidak jelas
-CS sebelumnya di Weekly TF membuat pergerakan market menjadi lebih jelas, dan
untuk lebih mendalam maka analisa dapat dilakukan denga TF H4:
Untuk menjadi trader profitable sebenarnya mudah, cukup dengan menguasai strategi trading
dengan 3 pola candlestick ini Anda sudah bisa menjadi seorang trader handal dengan tingkat
akurasi yang tinggi.
Mempelajari analisa teknikal sebanrnya sangat mudah. Banyak trader justru menyingkirkan
indikator dari chart untuk bisa membaca sinyal Price Action dengan lebih jelas dan
menerapkan strategi Naked Trading. Jika tak yakin, coba saja simak pengalaman trader pro
Barbara Rockefeller dan Toni Turner. Bahkan dalam 10 aturan trading Dennis Gartman,
terselip pasal yang berbunyi: Sistem rumit akan menelurkan kebingungan, sedangkan
kesederhanaan melahirkan keanggunan.
Kebanyakan trader bisa memahami keunggulan Naked Trading, tapi tidak semuanya berani
mencoba. Ada yang memang sudah nyaman dengan indikator andalannya, tapi ada pula yang
masih ragu karena harus menyelami teori Price Action dan Price Pattern dulu. Kedua metode
itu memang terlihat sederhana, tapi dianggap sulit dipahami oleh sebagian trader karena
membutuhkan ketelitian untuk mengenali pola-pola harga.
Nah, jika Anda termasuk dalam kelompok trader kedua, tak perlu gentar untuk belajar
menerapkan strategi Naked Trading. Sebagai awalan, Anda bisa berfokus pada 3 teknik
sederhana berikut yang relatif mudah dipahami oleh Naked Trader pemula:
1. Strategi Breakout Candle Doji Star
Pola candlestick Doji merupakan formasi candlestick dasar yang selalu diperkenalkan dalam
pelajaran awal Price Action. Selain karena sering ditemukan di chart, Doji sangat mudah
dikenali. Pada dasarnya, Doji merupakan pola candlestick dengan body yang sangat kecil
(karena level Open dan Close sangat berdekatan) dan shadow panjang. Formasi ini sering
diartikan sebagai keraguan pasar untuk bergerak ke arah tertentu. Apakah naik atau turun,
market tidak memiliki sentimen yang pasti.
Karena hanya terdiri dari satu candle dan bertebaran di mana-mana, Doji jarang diperhatikan
oleh para pemula dan tidak dianggap serius oleh kebanyakan trader berpengalaman. Namun
sebenarnya, ada cara trading dengan Doji yang bisa diandalkan. Strategi ini diulas oleh Justin
Bennett dari Daily Price Action sebagai metode teknikal yang efektif untuk Naked Trader
level beginner.
Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa Doji yang digunakan dalam strategi Naked Trading
ini bukanlah sembarang Doji. Hanya Doji Star (Indecision Doji) di time frame minimal H4
yang memenuhi kriteria sebagai pemicu sinyal. Apabila Anda belum memahami jenis-jenis
Doji dan bagaimana cara membedakannya, beberapa bentuk candlestick Doji seperti gambar
dibawah:
4 Macam Pola Doji - Analisa Teknikal
Kedua, amati lokasi terbentuknya Doji star untuk menentukan kualitas sinyalnya. Banyak
trader mengesampingkan Doji karena dianggap tidak reliable, padahal itu semua bergantung
pada kualitas sinyal Doji. Nah, salah satu pengukur yang digunakan adalah posisi candle
tersebut. Daripada yang terbentuk di sembarang tempat, Doji Star di 4 area kunci ini memiliki
sinyal yang lebih bisa diandalkan:
Intisari penggunaan strategi Naked Trading ini adalah filter Doji, karena pola tersebut begitu
sering muncul di chart dan tidak semuanya memiliki sinyal yang dapat diandalkan. Selain itu,
perlu diingat bahwa istilah breakout tidak merujuk pada penembusan harga terhadap level
penting, tapi pergerakan candle kedua yang menembus High atau Low Doji Star.
Jika mengamati Doji dirasa terlalu sulit karena Anda kurang telaten melihat detail pola candle
satu per satu, maka strategi Naked Trading dengan pola harga atau Price Pattern bisa menjadi
solusi. Sebenarnya ada banyak jenis pola harga yang bisa diikuti, tapi di sini kita hanya akan
membahas pola Flag (bendera) yang bisa dimanfaatkan untuk melengkapi strategi penerusan
trend.
Pada dasarnya, pola Flag terbentuk dari koreksi harga di tengah trend. Karena koreksi tersebut
berlawanan dengan arah trend, harga seakan-akan memberi sinyal pembalikan. Padahal
koreksi tersebut hanya bersifat sementara dan harga akan kembali ke trend utama. Ketika
proyeksi tersebut benar terjadi, maka di saat itulah pola Flag terkonfirmasi. Ilustrasinya
seperti ini:
Untuk memanfaatkan pola ini, ada baiknya Anda menunggu sinyal buy sampai harga
terkonfirmasi menembus High sebelumnya. Untuk sinyal sell, sebaiknya tunggu hingga
terdapat breakout dari Low terakhir. Sebelum ada candle yang tertutup di luar High atau Low
tersebut, pola Flag tidak akan terkonfirmasi dan kemungkinan reversal masih terbuka lebar.
Candle rejection menandakan penolakan pasar untuk mendorong harga ke level yang lebih
rendah atau tinggi dari trend sebelumnya. Sebagai contoh, bullish rejection terbentuk dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
Seperti halnya strategi Naked Trading dengan Doji Star, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi
dalam pemanfaatan candle rejection. Untuk metode ini, yang perlu Anda perhatikan adalah:
Posisi candle rejection. Karena mengindikasikan aksi pasar yang menolak untuk
melanjutkan trend, formasi candle ini menandakan sinyal reversal yang biasanya terjadi di
akhir trend. Jadi setup bullish rejection terbaik adalah ketika pola tersebut sudah didahului
oleh gelombang bearish, begitu pula sebaliknya untuk bearish rejection yang seharusnya
didahului pergerakan bullish.
Support resistance. Batas-batas support resistance perlu ditentukan dan diperhatikan
untuk mendapatkan sinyal pembalikan dari candle rejection. Jika bearish rejection tidak
menyentuh resistance misalnya, maka sinyal pembalikan tidak bisa dikatakan valid. Berikut
adalah contoh candle rejection yang tidak terbentuk di area support resistance.
Contoh Pola Rejection Yang Salah
Dalam kondisi trending, candle rejection bisa dimanfaatkan hanya jika pola tersebut
muncul di akhir pullback. Untuk mempermudah pengamatan ini, Anda bisa menggunakan
trendline, kemudian perhatikan saat harga menguji trendline dan gagal menembusnya. Jika
retest tersebut ditandai dengan candle rejection, maka hal itu bisa menjadi sinyal yang cukup
valid.
Dengan memperhatikan syarat-syarat di atas, berikut adalah aturan untuk strategi Naked
Trading dengan candle rejection:
Perkiraan untuk arah harga berikutnya terbaca bullish jika candle bullish rejection
terbentuk di akhir downtrend dan shadow bawahnya mencapai area support. Open buy
disarankan saat candle selanjutnya juga bersifat bullish dan menembus level Close dari pola
candle rejection.
Contoh Resistance Berubah Menjadi Support
Perkiraan untuk arah harga berikutnya terbaca bearish jika candle bearish rejection
muncul di ujung uptrend, dengan shadow atas yang menyentuh area resistance. Open sell
sebaiknya dilakukan jika candle selanjutnya juga bersifat bearish dan sudah bergerak
menembus Close dari bearish rejection.
Semudah apapun strategi trading Anda, jangan lupakan pengaturan Money Management
(MM) yang baik dan kontrol emosi dalam trading. Dengan MM yang baik, Anda bisa
meminimalisir loss dan memaksimalkan profit sesuai kemampuan modal. Sedangkan kontrol
emosi membantu Anda tetap disiplin menerapkan strategi pilihan. Paul Tudor Jones berkata,
"Tidak ada yang benar atau salah dalam trading pada pasar apapun. Yang ada hanyalah jika
emosi Anda tinggi, berarti Anda salah dan cepat atau lambat Anda akan kalah."