Anda di halaman 1dari 5

“Analisa Budaya” yang dimaksud di buku ini adalah, upaya untuk memahami dan

menjelaskan “logika” dari tingkah-laku serta tindak-tanduk social dari satu masyarakat tertentu,
dengan mengasumsikan bahwa dibalik setiap tindakan senantiasa ada suatu system makna yang
melatarbelakangi.
System Makna adalah penilaian reflektif mengenai apa yang berharga dan penting di dalam
kehidupan dan apa yang tidak membentuk suatu kehidupan yang baik dan bermakna yaitu yang kita
sebut nilai-nilai. Nilai-nilai inilah yang pada gilirannya membentuk etos masyarakat yang
bersangkutan.
Nilai-nilai pada instansi terakhir berakar pada pemahaman mengenai kenyataan dibalik semua
kenyataan atau pemahaman mengenai yang kudus, yaitu yang disadari sebagai memiliki kuasa yang
menentukan di dalam peristiwa manusiawi dan yang mempunyai nilai intrinsic pada dirinya. Konsep
mengenai yang kudus yang memberi pola legitimasi baik untuk struktur-struktur social maupun
kehidupan sehari-hari.
Kita akan menilai Pancasila melalui dua tahap pembicaraan. Pertama, kita akan bertanya,
apakah Pancasila telah berhasil mengatasi masalah yang paling dasar dari masyarakat Indonesia.
Apakah berhasil memberi dasar yang kokoh bagi kesatuan dan kemajemukan Indonesia? Apakah ia
telah berhasil menjawab persoalan-persoalan nation-building, ketertiban, dan pembangunan?
Dapatkah Pancasila menjadi dasar bagi suatu masyarakat Indoensia yang modern? Sejauh manakah
ia mapu untuk menghadapi warisan-warisan masa lalu, maslah-masalah mendesak masa kini, dan
aspirasi untuk masa depan, serta memadukan ketiganya secara kreatif dan dinamis?
Pada tahap kedua, kita akan mennilai Pancasila di dalam konteks, dan di bawah terang,
masyarakat sedunia dan kemanusiaan yang universal. Apakah yang telah disumbangkan oleh
Pancasila kepada dunia dan umat manusia, serta sebaliknya?

1. Pancasila Dalam Masyarakat Indonesia

a. Keunggulannya
Pembicaraan kita mengenai sumbangan positif dari Panasila bagi integrase masyarakat
Indonesia akan amat pendek. Disebabkan oleh karena kita telah membahas dalam bab sebelumnya.
Sumbangan yang berarti harus ditegaskan dan ditekankan, teristimewa apabila kita mau
memahami masyarakat Indonesia dari dalam. Pancasila merupakan pilihan terbaik satu-satunya yang
tersedia bagi Indonesia. Ia telah memampukan masyarakat Indonesia untuk memelihara tradisi
kultural masa lampaunya yang kaya. a juga dengan efektif telah mampu mengatasi masalah-masalah
pokok yang dihadapai oleh Indonesia di masa kini. Bahkan telah berhasil memberikan kepada
seluruh bangsa suatu kerangka nasional di mana cita-cita bersama bagi masa depan dapat
diperjuangkan secara bersama-sama pula.
Kita telah memnunjukan keamluhan Pancasila melalui analisa historis dan kultural. Pancasila
menjadi pilihan yang satu-satunya, oleh karena ia berakar pada kebudayaan bersama masyarakat.
Apabila tidak satu pun dari ketiga lapisan budaya cukup dominan untuk menjadi dasar bagi
Indonesia. Sesungguhnya kebudayaan modern ada dan terus bertambah kuat setiap saat di dalam
kehidupan masyarakat. Tetapi tidak cukup kuat untuk menjadi dasar bagi kesatuan Indonesia.
Pancasila diterima oleh karena sumbangannya yang positif. Ia memberi ruang kepada semua,
bukan saja untuk mempertahankan identitas masing-masing, tetapi juga memungkinkan masing-
masing menyumbang sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Semua diperlakukan sama, baik
dalam hak mauun kewajiban.
Pancasila tidak menciptakan suatu system baru. Tetapi Pancasila menyesuaikan diri dengan
etos dominan yang ada. Pancasila juga tidak punya kemampuan menghapus semua konflik yang ada
tetapi oleh karena ia berakar pada kebudayaan yang ada, ia dapat mencegah perbedaan-perbedaan
dalam konsepsi nilai-nilai terlembagakan secara sendiri-sendiri dan terpisah. Ibarat kata Pancasila
memberi sebuah kerangka nasioal, di dalam mana perbedaan tidak ditindas tetapi tidak juga
dibiarkan begitu saja. Pancasila memang tidak mampu menciptakan integrase social sepenuhnya,
tetapi paling tidak ia mampu mencegah disentegrasi social total.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada batas tertentu, Pancasila berhasil
menjawab persoalan pokok yang dihadapi masyarakat Indonesia. Ia memberikan suatu identitas yang
mampu menjawab tantangan kontemporer dan sekalgus bermuara pada warisan tradisi budaya masa
lalu.
Pancasila sendiri tidak merumuskan masa depan, tetapi membiarkan masa depan terbuka
untuk ditentukan dan dibangun secara bersama-sama oleh semua anggota. Dalam arti ini Pancasila
telah mempertahankan baik kesatuan maupun kemajemukan Indnesia secara dinamis. Dan inilah
sumbangan Pancasila yang amat berharga.

b. Keterbatasannya
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yag pragmatis.
Tidak ada apa pun di dunia ini yang sempurna. Kecuali Tuhan sendiri. Pancasila terkadang
dilupakan. Dan adalah satu maksud dari tulisan ini, untuk menemukan kembali kearifan tersebut,
yaitu suatu semangat dan keterbukaan untuk kritik diri.
Sampai sejauh mana Pancasila yang mencerminkan nilai-nilai tradisional Indonesia, mampu
untuk menjadi dasar yang memadai untuk mencapai modernitas. Modrnisasi meski berawal dari
barat tidak identic dengan westernisasi. Bangsa-bangsa non barat harus mencari model sendiri bagi
modernitas yang diinginkan.
Pada satu pihak kita mengatakan bahwa Pancasila membuka ruang yang cukup luas bagi
berbagi kelompok di dalam masyarakat untuk menjadi kerangka bagi generalisasi nilai. Namun pada
pihak lain kita juga memprtanyakan apakah ia juga cukup terbuka dan inklusif bagi nilai-nilai bukan
jawa?
Ini tidak berarti Pancasila adalah jawa. Yang ingin dikatakan ialah secara operasional dan
fungsional ia berorientasi pada etos Jawa. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa konsepisasi
nilai Jawa, dimana Pancasila berakar, bukanlah modern.

2. Pancasila dalam Masyarakat Sednuia.


a. Sumbangannya
Bahwa memang ada satu system sedunia yang menikat semua masyarakat, memang terbuka
untuk diperdebatkan. Tetapi pasti benar bahwa sekarang ini tidak hanya bertumbuh suatu kesadaran
tentang kesatuan, tetai juga kesadaran akan identitas masing-masing.
Sedangkan kebudayaan Barat telah mengubah gaya hidup mayoritas penduduk dunia bukan
Barat. Yang terbaik adalah memahami perbedaan itu dari sudut sumbangan yang potensial dapat
diberikan bagi masyarakat sedunia.
Kita tidak akan memasuki perdebatan itu lebih jauh. Cukuplah kita mengatakan pengaruh
budaya Barat memang amat besar. Namun yang harus dikatakan pula adalah bahwa cara berpikir
Barat itu semakin lama juga semakin disadari keterbatasannya.

b. Keterbatasan
Sila yang pertama, merupakan jiwa Pancasila, memberi sebuah kerangka yang funsional
bagi semua kelompok di dalam masyarakt Indonesia untuk secara bersama-sama merumuskan apa
yang benar dan apa yang salah.
Sila yang kedua, merupakan kerangka untuk mermuskan apa yang baik dan yang jahat, yang
bersifat normative terhadap tujuan.
Bila sila pertama memberi kerangka ontology dan sila kedua memberi kerangka normatf,
maka berdasar kedua sila itu kita dapat memperkembangkan ketiga sila lainnya.
Tugas Pendidikan Pancasila
Ringkasan Satu Bab dari
Buku Pancasila Identitas dan Modernitas
Joeniarko S.H., M.Pd.

Thalia
1833001
SEKRETARIS
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
2018-2019

Anda mungkin juga menyukai