PDF Laporan Pendahuluan Perioperatif - Compress
PDF Laporan Pendahuluan Perioperatif - Compress
KONSEP PERIOPERATIF
Rumah/Klinik:
Unit Bedah :
Ruang operasi :
- Mengidentifikasi pasien
Perencanaan :
1
Dukungan Psikologis :
- Mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang lain
yang berkaitan.
C. TINDAKAN PEMBEDAHAN
1. Kedaruratan/Emergency
Pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan mungkin mengancam jiwa. Indikasi
dilakukan pembedahan tanpa di tunda. Contoh : perdarahan hebat, obstruksi kandung
kemih atau usus, fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sanagat
luas.
2. Urgen
Pasien membutuhkan perhatian segera. Pembedahan dapat dilakukan dalam 24-30 jam.
Contoh : infeksi kandung kemih akut, batu ginjal atau batu pada uretra.
3. Diperlukan
Pasien harus menjalani pembedahan. Pembedahan dapat direncanakan dalam beberapa
minggu atau bulan. Contoh : Hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung
kemih,Gangguan tyroid, katarak.
2
4. Elektif
Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi pembedahan, bila tidak dilakukan
pembedahan maka tidak terlalu membahayakan. Contoh : perbaikan Scar, hernia
sederhana, perbaikan vaginal.
5. Pilihan
Keputusan tentang dilakukan pembedahan diserahkan sepenuhnya pada pasien.
Indikasi pembedahan merupakan pilihan pribadi dan biasanya terkait dengan estetika.
Contoh : bedah kosmetik.
KEPERAWATAN PREOPERATIF
A. PERSIAPAN FISIK
3
riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan
memicu terjadinya haid lebih awal
2. Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat
kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan
keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum
pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi
pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah
sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi,
dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan
penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami
sepsis yang bisa mengakibatkan kematian
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan.
Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Kadar
elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium
serum (normal : 135 -145 mmol/l), kadar kalium serum (normal : 3,5 - 5 mmol/l)
dan kadar kreatinin serum (0,70 - 1,50 mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit
terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme
asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik
maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami
gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi
harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang
mengancam jiwa.
4
menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses
penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi
tertentu yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada
pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan
dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur.
Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien
merasa lebih nyaman. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis
operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin
(pubis) dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar
perut dan paha. Misalnya : apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi
pemasangan plate pada fraktur femur, hemmoroidektomi. Selain terkait daerah
pembedahan, pencukuran pada lengan juga dilakukan pada pemasangan infus
sebelum pembedahan.
6. Personal Hygine
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang
kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada
daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk
mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya
jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri
maka perawat akan memeberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat
penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi,
seperti : nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan.
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri
setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih
mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain
itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah
setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara
efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera
setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Latihan nafas
dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
5
1. Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan
lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang
mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami
pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi. Sehingga ketika
sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan
terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat
bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret
tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :
2. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)
3. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan,
namun tidak berbahaya terhadap incisi.
5. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan
dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk
menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi
guncangan tubuh saat batuk.
Keuntungan:
6
1. Lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih
cepat kentut/flatus
B. PERSIAPAN PENUNJANG
Dibawah ini adalah berbagai jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan pada
pasien sebelum operasi (tidak semua jenis pemeriksaan dilakukan terhadap pasien,
namun tergantung pada jenis penyakit dan operasi yang dijalani oleh pasien).
Pemeriksaan penunjang antara lain :
1. Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti : Foto thoraks, abdomen, foto tulang
(daerah fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan (computerized Tomography
Scan) , MRI (Magnrtic Resonance Imagine), BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy,
Mammografi, CIL (Colon in Loop), EKG/ECG (Electro Cardio Grafi), ECHO,
EEG (Electro Enchephalo Grafi), dll.
3. Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh
untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya dilakukan
untuk memastikan apakah ada tumor ganas/jinak atau hanya berupa infeksi kronis
saja.
5. Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula darah pasien
dalan rentang normal atau tidak. Uji KGD biasanya dilakukan dengan puasa 10
jam (puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi) dan juga dilakukan
pemeriksaan KGD 2 jam PP (ppst prandial).
7
Berikut pemeriksaan ASA :
1. ASA grade I
Misal : penderita dengan herinia ingunalis tanpa kelainan lain, orang tua
sehat, bayi muda yang sehat.
2. ASA grade II
Status fisik : Gangguan sistemik ringan sampai sedang yang bukan diseababkan
oleh penyakit yang akan dibedah.
4. ASA grade IV
Mortality (%) : 25
5. ASA grade V
8
misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard
D. INFORM CONSENT
setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan
persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi). Inform Consent
sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek etik hukum, maka
pasien atau orang yang bertanggung jawab terhdap pasien wajib untuk
menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun tindakan yang
dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga mengetahui manfaat dan
tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya
E. PERSIAPAN MENTAL/PSIKIS
Contoh perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan dan ketakutan antara lain :
- Pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat
mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga
operasi bisa dibatalkan
- Pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat mengalami menstruasi
lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi terpaksa harus ditunda.
- Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal
(body image)
- Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai
penyakit yang sama.
- gelisah
- sulit tidur
- sering berkemih
- Pengetahuan pasien dan keluarga tentang persiapan operasi baik fisik maupun
penunjang
- Pengetahuan pasien dan keluarga tentang situasi/kondisi kamar operasi dan petugas
kamar operasi
- Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur (pre, intra, post operasi)
Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai
cara:
10
- Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi
sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas.
Misalnya: jika pasien harus puasa, perawat akan menjelaskan kapan mulai puasa
dan samapai kapan, manfaatnya untuk apa, dan jika diambil darahnya, pasien perlu
diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah yang dilakukan, dll.
Diharapkan dengan pemberian informasi yang lengkap, kecemasan yang dialami
oleh pasien akan dapat diturunkan dan mempersiapkan mental pasien dengan baik
- Mengoreksi¬ pengertian yang saah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain
karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien.
Kolaborasi¬ dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi, seperti
valium dan diazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan
dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
- Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi,
petugas kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien
merasa lebih tenang.
- Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat-obatan
premedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat
yang cukup
- Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1gram dan lain-lain sesuai indikasi
pasien.
11
ASUHAN KEPERAWATAN PREOPERATIF
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
1. Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer,
atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus.
2. Integritas ego
3. Makanan / cairan
12
4. Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
5. Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi
immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ;
Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia
malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-
obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
6. Penyuluhan / Pembelajaran
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Pre Operatif (Wilkinson, M. Judith,
2006) meliputi :
13
C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
Kriteria hasil :
R : memudahkan intervensi.
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapa-
harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
14
R : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk
mengurangi kecemasan.
Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga
menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.
2. Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik seseorang.
Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
Kriteria hasil :
Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang
tubuhnya.
R : factor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi pada citra
tubuh.
R : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan pasien sehingga
pasien tidak menyukai keadaan fisiknya.
Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya perhatian
terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
15
R : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping, mengurangi
kecemasan.
Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan
martabat pasien.
Kriteria hasil :
pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi waktu luang.
16
R : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan mengurangi
kecemasan.
5. Ketakutan adalah ansietas yang disebabkan oleh sesuatu yang dikenali secara sadar
dan bahaya nyata dan dipersepsikan sebagai bahaya yang nyata.
17
mempertahankan penampilan peran dan hubungan social.
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
0 = mandiri penuh
18
Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
R : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
D. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Pre Operasi Tumor adalah :
1. Ansietas berkurang/terkontrol.
2. Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA :
http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/konsep-dasar-keperawatan-
perioperatif.html
19
PERAWATAN INTRAOPERATIF
Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah
dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas
keperawatan mencakup :
- pemasangan IV cath
Perawat yang bekerja di kamar bedah harus telah mengambil program proregristation
education courses in anasthetic and operating theater nursing. Dalam pembedahan
perawat disebut scrubbed nurse yang bertindak sebagai asisten ahli bedah.
Perawat bertanggung jawab akan pemeliharaan sterilitas daerah pembedahan dan
instrument dan menjamin ketersediaan peralatan ahli bedah untuk terlaksananya
pembedahan yangdirencanakan. Circulating nurse bertanggung jawab untuk menjamin
terpenuhinya perlengkapanyang dibutuhkan oleh scrubbed nurse dan bertanggung jawab
terhadap observasi dan perawatan pasien tanpa menimbulkan kontaminasi daerah steril.
TAHAP INTRAOPERATIF
20
tempat bedah sehari, perawat primer perioperatif menerima kedatangan klien, menjadi
perawat sirkulator selama prosedur berlangsung, dan mengelola pemulihan serta
kepulangan klien.
Di dalam ruangan tahanan sementara, perawat, anestesi, atau ahli anestesi memasang
kateter infus ke tangan klien untuk memberikan prosedur rutin penggantian cairan dan
obat-obatan melalui intravena. Biasanya menggunakan kateter IV yang berukuran
besar agar pemasukan cairan menjadi lebih mudah. Perawat juga memasang manset
tekanan darah. Manset juga terpasang pada lengan klien selama pembedahan
berlangsung sehingga ahli anestesi dapat mengkaji tekanan darah klien.
Perawat ruang opersi identifikasi dan kardeks klien, melihat kembali lembar
persetujuan tindakan, riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik, dan berbagai hasil
pemeriksaan. Pastikan bahwa alat prostese dan barang berharga telah dilepas dan
memeriksa kembali rencana perawatan preoperatif yang berkaitan dengan
intraoperatif.
3. Pemberian Anestesi
a. Anestesi Umum
Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluluh sensasi dan
kesadarannya. Relaksasi mempermudah manipulasi anggota tubuh. Klien juga
mengalami amnesia tentang seluruh proses yang terjadi selama pembedahan yang
menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur mayor, yang membutuhkan
manipulasi jaringan yang luas.
Ahli anestesi memberi anestesi umum melalui jalur IV dan inhalasi melalui empat
tahap anestesi. Tahap 1 dimulai saat klien masih sadar. Klien menjadi pusing dan
kehilangan kesadaran secara bertahap, dan status analgesic dimulai. Tahap 2
adalah eksitasi. Otot kilen kadang-kadang menegang dan hampir kejang. Reflek
menelan dan mudah tetap ada, dan pola nafas klien mungkin menjadi tidak teratur.
Tahap 3 dimulai pada saat irama pernafasan mulai teratur. Fungsi vital terdepresi.
Tahap 4 adalah tahap depresi pernafasan lengkap.
21
b. Anestesi Regional
c. Anestesi Lokal
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang diinginkan (mis,
adanya sel tumbuh pada kulit atau kornea mata). Obat anestesi (mis, lidokain )
menghambat konduksi saraf sampai obat terdifusi kedalam sirkulasi. Klien akan
kehilangan rasa nyeri dan sentuhan, aktifitas motorik, dan otonom.
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien adalah :
Nyeri/Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
Hal-hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan pengaturan posisi pasien meliputi :
a. Kesejajaran fungsional
Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama operasi. Operasi yang
berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula. Contoh :
Supine (dorsal recumbent) : hernia, laparotomy, laparotomy eksplorasi,
appendiktomi, mastectomy atau pun reseksi usus.
Pronasi : operasi pada daerah punggung dan spinal. Misal : Lamninectomy
Trendelenburg : dengan menempatkan bagian usus diatas abdomen, sering
digunakan untuk operasi pada daerah abdomen bawah atau pelvis.
Lithotomy : posisi ini mengekspose area perineal dan rectal dan biasanya
digunakan untuk operasi vagina. Dilatasi dan kuretase dan pembedahan rectal
seperti : Hemmoiroidektomy
Lateral : digunakan untuk operasi ginjal, dada dan pinggul.
22
b. Pemajanan area pembedahan
Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan
tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat
mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping
c. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
Posisi pasien di meja operasi selama prosedur pembedahan harus dipertahankan
sedemikian rupa. Hal ini selain untuk mempermudah proses pembedahan juga
sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis
dan mencegah terjadinya injury.
b. Perawat Sirkulator
Perawat Sirkulator adalah asisten perawat intrumentator dan dokter bedah. Perawat
sirkulator membantu mengatur posisi klien dan menyediakan alat dan duk bedah
yang di butuhkan dalam pembedahan. Perawat sirkulator menyediakan bahan-
bahan yang di butuhkan perawat instrumentator, membuang alat dan spon kasa
yang telah kotor, serta tetap hitung instrument jarum dan spon kasa yang telah di
gunakan. Perawat sirkulator juga dpat membantu mengubah posisi klien atau
memindahkan posisi lampu opersi. Perawat sirkulator juga menggunakan teknik
aseptik bedah. Apabila teknik aseptik telah hilang, Perawat sirkulator membantu
anggota tim bedah dengan mengganti dan memakai gaun dan sarung tangan steril.
Prosedur ini mencegah tertinggalnay bahan-bahan tersebut di dalam luka bedah
klien.
1. Pengkajian Keperawatan
Salah satu hal yang perlu di kaji dalam intra bedah adalah pengaturan posisi
pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup aspek
pemantauan fisiologis, perubahan tanda vital, system, kardiovaskular
keseimbnagan cairan, dan pernafasan.
23
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Rencana tindakan
Penggunaan baju seragam bedah didesain secara khusus dengan harapan dapat
mencegah kontaminasi dari luar, berprinsip bahwa semua baju dari luar diganti
dengan baju bedah yang steril, atau baju harus dimasukan kedalam celana, atau
harus menutupi pinggang untuk mengurangi menyebarnya bakteri, dan gunakan
tutup kepala, masker, sarung tangan, serta celemek steril.
24
Ulangi lagi beberapa kali : dengan selam 10 menit ; dengan larutan
desinfektan standar selama 3-5 menit
Pelaksanaan ini bertujuan untuk membuat daerah yang akan dibedah bebas dari
kotoran dan lemak kulit serta mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakn
dalam pembersihan kulit ini harus memiliki spectrum khasiat, memiliki kecepatan
khasiat, atau memiliki potensi yang baik serta tidak menurun bila adanya kadar
alcohol, sabun detergen, atau bahan organik lainya.
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan doek steril agar daerah
seputar bedah tetap steril dan mencegah berpindahnya mikroorganisme antara
daerah yang steril dan tidak.
g. Pelaksanaan Anestesi
h. Pelaksanaan Pembedahan
25
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya tanda vital,
kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://robbybee.wordpress.com/2009/02/25/keperawatan-intra-operatif/
http://rosalinameisuri.blogspot.com/2011/08/konsep-dasar-keperawatan-perioperatif.html
Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif. Selama
periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian
yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan
cepat, aman dan nyaman.
- Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery room),
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan pasca
anastesi (PACU: post anasthesia care unit) memerlukan pertimbangan-pertimbangan
26
khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan
pemajanan. Letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan setiap kali pasien pasca
operatif dipidahkan. Banyak luka ditutup dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap
upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih lanjut. Selain itu pasien
diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang
drainase.
Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu posisi ke
posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari posisi lateral ke posisi
terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah dianastesi ke brankard dapat
menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. Untuk itu pasien harus dipindahkan secara
perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat tidur,
gaun pasien yang basah (karena darah atau cairan lainnnya) harus segera diganti dengan
gaun yang kering untuk menghindari kontaminasi. Selama perjalanan transportasi tersebut
pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus
dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury. Selain hal tersebut diatas untuk
mempertahankan keamanan dan kenyamanan pasien. Selang dan peralatan drainase harus
ditangani dengan cermat agar dapat berfungsi dengan optimal. Proses transportasi ini
merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan koordinasi dari
dokter anastesi yang bertanggung jawab.
Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara di ruang pulih
sadar (recovery room : RR) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi
operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan).
PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan
untuk mempermudah akses bagi pasien untuk :
27
Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap kondisi pasien. Jenis peralatan yang ada diantaranya adalah alat bantu pernafasan
: oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator
mekanik dan peralatan suction. Selain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang
digunakan untuk memantau status hemodinamika dan alat-alat untuk mengatasi
permasalahan hemodinamika, seperti : apparatus tekanan darah, peralatan parenteral,
plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan, defibrilator, kateter vena, torniquet.
Bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi kegawatdaruratan, set kateterisasi dan
peralatan drainase.
Selain alat-alat tersebut diatas, pasien post operasi juga harus ditempatkan pada tempat
tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi pasien, seperti :
pemindahan darurat. Dan dilengkapi dengan kelengkapan yang digunakan untuk
mempermudah perawatan. Seperti tiang infus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak
penyimpanan catatan medis dan perawatan. Pasien tetap berada dalam PACU sampai pulih
sepenuhnya dari pegaruh anastesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernafasan adekuat,
saturasi oksigen minimal 95% dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria penilaian yang
digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari PACU adalah :
g. Nyeri minimal
Transportasi pasien bertujuan untuk mentransfer pasien menuju ruang rawat dengan
mempertahankan kondisi tetap stabil. Jika anda dapat tugas mentransfer pasien, pastikan
score post anastesi 7 atau 8 yang menunjukkan kondisi pasien sudah cukup stabil.
Waspadai hal-hal berikut : henti nafas, vomitus, aspirasi selama transportasi.
a. Perencanaan
28
Pemindahan klien merupakan prosedur yang dipersiapkan semuanya dari sumber daya
manusia sampai dengan peralatannya.
Bukan sembarang orang yang bisa melakukan prosedur ini. Orang yang boleh
melakukan proses transfer pasien adalah orang yang bisa menangani keadaan
kegawatdaruratan yang mungkin terjadi sselama transportasi. Perhatikan juga
perbandingan ukuran tubuh pasien dan perawat. Harus seimbang.
c. Equipment (peralatan)
Peralatan yang dipersiapkan untuk keadaan darurat, misal : tabung oksigen, sampai
selimut tambahan untuk mencegah hipotermi harus dipersiapkan dengan lengkap dan
dalam kondisi siap pakai.
d. Prosedur
Untuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian radiologi dulu dan sebagainya.
Sehingga hendaknya sekali jalan saja. Prosedur-prosedur pemindahan pasien dan
posisioning pasien harus benar-benar diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan
pasien.
Hendaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan yang paling singkat. Ekstra
waspada terhadap kejadian lift yang macet dan sebagainya.
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan, yaitu :
a. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan
komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan
ini merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah post operasi.
b. Manajemen Luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan
abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen
luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan.
c. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif
yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan
sekret dan lendir.
29
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
e. Discharge Planning
1. Untuk perawat
2. Untuk pasien
2. Client/Family Education
Beri edukasi tentang kondisi klien. Cara merawat luka dan hal-hal yang harus
dilakukan atau dihindari
3. Psychososial Preparation
Memastikan hubungan interpersonal social dan aspek psikososial klien tetp terjaga.
A. PENGKAJIAN
30
Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan diantaranya adalah
kesadaran, kualitas jalan nafas, sirkulasi, dan perubahan tanda vital yang lain,
keseimbangan elektrolit , kardiovaskuler, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya,
serta alat yang digunkan dalm pembedahan.
intervensi :
• Auskultasi bunyi napas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
31
• Laporkan perubahan sehubungan dengan pengkajian data (misal: bunyi napas,
pola napas, sputum,efek dari pengobatan)
Kriteria hasil :
Intervensi :
32
• Bandingkan dan mencatat secara teratur perubahan-perubahan pada luka
Kriteria hasil :
Intervensi :
• Monitor TTV
D. EVALUASI
33
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahnkan status kesehatan , seperti adanya peningkatan
proses penyembuhan luka, system sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit,
system eliminasi, serta tidak ditemukn tanda kecemasan lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
http://robbybee.wordpress.com/2009/02/25/keperawatan-post-operatif/
http://rosalinameisuri.blogspot.com/2011/08/konsep-dasar-keperawatan-perioperatif.html
34