Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MACAM-MACAM DAN JENIS IBADAH”


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Fiqih 1 (Ibadah)
Dosen Pengampu : Muhammad Zaki Akhbar Hasan, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok III

- Farah Bela Fadilah


- Hilyah Rozanah Karmadi

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA
PAMANUKAN
SUBANG
2021-2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan mengucap syukur kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunianya, sehingga kita
semua dapat menjalankan kewajiban kita yaitu menuntut ilmu sebagai bekal
kesempurnaan Ibadah kita kepada-Nya. Shalawat serta salam tercurah limpahkan
kepada suri tauladan umat baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan
juga pengikutnya sampai akhir zaman. Aamiin

Atas segala kehendak-Mu makalah yang berjudul “Macam-Macam Dan


Jenis Ibadah“ dapat diselesaikan dalam rangka penugasaan kelompok Mata Kuliah
Fiqih 1 (Ibadah). Kami menyadari bahwa segala apa yang telah dicapai tidak akan
pernah terwujud tanpa izin dan kehendak Allah SWT, dan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kami haturkan kepada bapak pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan nasehat kepada kami selama masa perkuliahan ini
sampai selesai. Semoga Makalah ini bisa menjadi tolak ukur bagi kami serta dapat
bermanfaat bagi para mahasiswa lainnya.

Subang, 9 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ibadah ..................................................................... 2
2.2 Macam-Macam Ibadah ............................................................. 2
2.3 Jenis-Jenis Ibadah ..................................................................... 4
2.4 Hikmah Ibadah ......................................................................... 5

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt
dengan segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan
yang bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut
kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya.
Oleh karena itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di
dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau
memanfaatkan anugerah Allah swt. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah
akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntuan
Allah swt dan Rasul Nya.
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri
untuk berIbadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya
sesuai syari’at Nya. Dalam Ibadah, kita harus memperhatikan jenis-jenis
Ibadah yang kita lakukan. Apakah Ibadah tersebut termasuk dalam Ibadah
wajib, sunnah, mubah, dan makruh. Oleh karena itu, di dalam makalah ini
akan di bahas mengenai macam-macam Ibadah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Ibadah dibagi menjadi berapa macam?
2. Apa saja yang termasuk kedalam jenis ibadah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian ibadah
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis ibadah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah

Ibadah mengandung banyak pengertian berdasarkan sudut pandang


para ahli dan maksud yang dikehendaki masing-masing ahli pun juga
berbeda. Dalam hal ini penulis melihat pengertian ibadah menurut Hasby
Ash Shiddiqy yaitu “perantara bukan tujuan, maksudnya adalah perantara
seorang hamba untuk menuju Rabbnya.”

Menurut kamus istilah fiqh, Ibadah adalah memperhambakan diri


kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah dan anjuran-Nya,
serta menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam
bentuk kepercayaan, perbuatan maupun perkataan. “orang ibadah berusaha
melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah
SWT.”

Secara umum ibadah berarti mencakup perilaku dalam semua aspek


kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT yang dilakukan
dengan ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Definisi ini dapat kita
simpulkan bahwa Ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT, tidak
kepada yang lainnya. Manusia hanyalah hamba Tuhan yang harus patuh
dan taat atas perintah dan menjauhi segala laranganNya. Hal ini termaktub
dalam Surat Az-Zariyat ayat 56 dan Surat Al-Fatihah ayat 5 :

‫َو َما َخلَ ْق ُت امْجِ َّن َوا ْ ِْل و ْ َس ِا َّْل ِم َي ْع ُبدُ ْو ِن‬
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku." QS. Az-Zariyat : 56

ۗ ‫ِا ََّّي كَ ه َ ْع ُبدُ َو ِا ََّّي كَ و َ ْس تَ ِع ْ ُي‬


"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan." QS. Al-Fatihah : 5

2.2 Macam – Macam Ibadah


Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi 2 macam ; yakni ibadah
Khassas (khusus) atau Mahdah dan ibadah ‘Ammah (umum) atau Ghairu
Mahdah.
a. Ibadah Mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan khusus
berbentuk praktik atau perbuatan yang menghubungkan anatar hamba
dan Allah (hubungan vertical) melalui cara yang telah ditentukan dan
diatur atau dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ciri-ciri ibadah mahdah
ini adalah semua rinci harus sesuai dengan penjelasan-penjelasan Al-
Qur’an dan hadist. Ibadah mahdah semata-mata hanya untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
b. Ibadah Ghairu Mahdah ialah ibadah yang tidak menyangkut hubungan
dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan sesama makhluk .
Hubungan sesama makhluk disini tidak hanya terbatas pada hubungan
antar manusia melainkan juga hubungan manusia lingkungannya. (
hablu minallah wa hablu minannas ). Ibadah ini tidak ditentukan cara
dan syarat secara detail, diserahkan kepada manusia sendiri, islam
hanya memberi perintah atau anjuran, dan prinsip-prinsip umum saja.
Seperti menyantuni fakir miskin, mencari nafkah, bertetangga,
bernegara, tolong-menolong, dan lain-lain.

Ditinjau dari segi kepentingannya, ibadah dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Kepentingan Fardhu (perorangan), seperti shalat.


b. Kepentingan Ijtima’i (masyarakat), seperti zakat dan haji.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya Ibadah dibagikan menjadi lima macam


diantaranya:
a. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti tasbih, tahmid, tahlil,
takbir, membaca kitab suci Al-Qur’an dan lain sebagainya.
b. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya
seperti berjihad dijalan Allah, membantu atau menolong orang lain,
mengurusan jenazah.
c. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya
seperti shalat, zakat, haji, puasa.
d. Ibadah yang tata cara pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti
puasa, ittikaf, dan ikhrom.
e. Ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan orang –
orang yang berhutang, memerdekakan budak dan memaafkan kesalaha
orang lain.
Untuk mewujudkan Ibadah juga membutuhkan fasilitas yan mendukung,
maka dari itu dilihat dari segi fasilitasnya Ibadah dibagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya :

a. Ibadah Jasmaniyah dan Rohaniah yaitu suatu ibadah untuk


mewujudkannya hanya dibutuhkan kegiatan jasmani dan rohani seperti
shalat dan puasa.
b. Ibadah Rohaniah dan Maliyah yaitu suatu Ibadah yang
mewujudkannya dibutuhkan pengeluaran harta benda, seperti zakat.
c. Ibadah Jasmaniah, Rohaniah dan Maliyah yaitu suatu ibadah yang
untuk mewujudkannya dibutuhkan kegiatan jasmani, ruhani dan
pengeluaran harta, seperti ibadah haji.

2.3 Jenis-Jenis Ibadah


Dalam makalah ini hanya membatasi 3 jenis saja yaitu :
a. Shalat
Shalat menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu As-Sholah
yang berarti do’a. Sedangkan menurut istilah shalat adalah serangkaian
ucapan dan kegiatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu
yang harus dipenuhi sebagai bentuk pengabdian manusia pada sang
Maha Pencipta. Perintah shalat dijelaskan dalam surat Al-Ankabut ayat
45 :
‫امص ٰلو َة تَْنْ ٰى َع ِن امْ َف ْحشَ ا ٓ ِء َوا مْ ُم ْن َك ِر‬
َّ ‫امص ٰلو َة ۗ ِا َّن‬ َّ ‫ِح ِام َ ْي َك ِم َن امْ ِك ٰت ِب َو َا ِق ِم‬ َ ِ ‫ُاتْ ُل َم ۤا ُا ْو‬
‫الل اَ ْل َ ُب ۗ َوا ٰ ّ ُلل ي َ ْع َ ُل َما ت َْص َن ُع ْو َن‬ ِ ّ ٰ ‫ۗ َو َ َِل ْل ُر‬
"Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu
mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah)
mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." QS. Al-
'Ankabut : 45
b. Puasa
Puasa menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu seperti
makan, minum, nafsu, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah
yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, dari
terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.
Dasar yang mewajibkan berpuasa telah dijelaskan dalam Al-Qur’an
yaitu surah Al-Baqarah ayat 183 :
ۗ ‫امص َيا ُم َ َمَک ُل ِت َب عَ ََل َّ ِاَل ْي َن ِم ْن قَ ْب ِل ُ ُْک م َ َعل َّ ُ ُْک تَتَّ ُق ْو َن‬
ِ ّ ‫يٰۤـ َاُّيه َا َّ ِاَل ْي َن ٰا َمنُ ْوا ُل ِت َب عَل َ ْي ُ ُُک‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa," QS. Al-Baqarah : 183
c. Tadarus Al-Qur’an
Tadarus menurut kamus bahasa Arab adalah bentuk mashdar dari kata
darosa yang artinya belajar. Tadarus berdasarkan wazan tafa’ala menjadi
tadarrosa, istilah ini biasanya diartikan dan digunakan dengan pengertian
khusus yaitu membaca Al-Qur’an semata-mata untuk ibadah kepada Allah
dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran Al-Qur’an.

2.3 Hikmah Melaksanakan Ibadah


Pada dasarnya ibadah membawa seseorang untuk memenuhi perintah
Alla, bersukur atas nikmat yang diberikan Allah dan melaksanakan hak
sesama manusia. Oleh karena itu ibadah itu memberikan hasil dan manfaat
kepada manusia bersifat material, tidak pula merupakan hal yang mudah
mengetahui hikmah ibadah melalui kemampuan akal yang terbatas.

Ibadah merupakan pengujian terhadap manusia menyembah Tuhannya.


Ini berarti ia tidak perlu mengetahui rahasianya secara terperinci.
Seandainya ibadah itu harus sesuai dengan kemampuan akal dan harus
mengetahui hikmah atau rahasianya secara terperinci, tentu orang yang
lemah kemampuan akal untuk mengetahui hikmah tersebut tidak akan
melaksanakan atau menjauhi ibadah.

Ibadah wajib dilaksanakan sebagimana yang dicontohkan oleh


Nabi, karena mereka dapat mengetahui rahasia-rahasiaNya berdasarkan
inspirasi kenabian, bukan dengan kemampuan akal.

Dari penjelasan mengenai hikmah diatas, misalnya seseorang yang


sedang resah dan gelisah, keresahan dan kegelisahan dapat disembuhkan
dengan shalat. Begitu juga orang yang mempunyai penyakit tamak dan
rakus dalam hal makan dan minum, penyakit tersebut dapat dikurangi
bahkan dihilangkan jikan orang tersebut rajin berpuasa. Ibadah juga dapat
menyembuhkan orang yang sakit, seperti ibadah shalat dapat
menyembuhkan penyakit pegal-pegal dan persendian tubuh atau yang
sering disebut dengan rematik. Karena gerakan-gerakan dalam shalat
menyerupai gerakan olahraga yang dapat menyehatkan dan melenturkan
sendi pada tubuh manusia.

“shalat itu membaharui kepercayaan dan keimana kepada Allah SWT.


Dan menghidupkan prinsip-prinsip islam yaitu bersifat amanah, berlaku
benar, menepati janji dan mengutamakan orang lain.”
Dapat kita pahami bahwa ibadah merupakan jalan perantara untuk
mewujudkan hal-hal yang lain, yaitu kebaikan akhlak dan budi pekerti
serta keamanan dan ketentraman masyarakat.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Didalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa ibadah merupakan
segala amal perbuatan yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik berupa
perkataan, perbuatan atau tingkah laku. Sebagai usaha menghubungkan
atau mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan sudah sepaptutnya kita
sebagai hamba untuk mengabdi dan beribadah serta taan menjalankan
perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ibadah secara garis besar terbagi kepada dua macam ; yaitu ibadah
mahdah dan ghairu mahdah. Ibadah mahdah merupakan ibadah yang
hanya menghubungkan hamba dengan Allah melalui cara yang telah
ditentukan, sedangkan ghairu mahdah merupakan ibadah yang berbentuk
hubungan sesama manusia dan manusia dengan alam yang memiliki nilai
ibadah.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/630/4/BAB%20II.pdf
http://bodohtapisemangat.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-ibadah.html

http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/bukupaiarab/buku_fikih_MA_10_siswa
.pdf

Anda mungkin juga menyukai