Mental
Oleh :
Yotmiro Saktobart Rottie
15014101350
Masa KKM : 04 November 2019 – 01 Desember 2019
Pembimbing :
dr. Herdy Munayang, MA
Oleh :
15014101350
Pembimbing :
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas menurut UU Nomor 13 Tahun 1998. Secara global,
populasi lansia tumbuh lebih cepat dibandingkan penduduk usia lebih muda.1 Para
lansia dihadapkan dengan beberapa perubahan fisik, mental dan peran sosial yang
kesepian dan depresi di usia tua, baik karena hidup sendiri atau karena kurangnya
ikatan dengan keluarga dekat dan berkurangnya hubungan dengan budaya asal
ectogenarian dan sentenarian (the oldest old) akan mencapai 10 juta jiwa di tahun
2050. Populasi lansia mencapai 962 juta orang pada tahun 2017, lebih dari dua
kali lipat dibandingkan tahun 1980 yaitu hanya 382 juta lansia di seluruh dunia.
Angka ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2050 yang prediksinya
akan mencapai sekitar 2,1 miliar lansia di seluruh dunia. Data di Indonesia pada
tahun 2018, terdapat 9,27 persen atau sekitar 24,49 juta lansia dari seluruh
1
terdapat 8,97 persen (sekitar 23,4 juta) lansia di Indonesia. Kenaikan ini
diperkirakan akan terus terjadi untuk beberapa tahun ke depan, walaupun jumlah
serta komposisi penduduk sebenarnya sangat dinamis dan tergantung pada tiga
proses demografi yang tidak dapat diprediksi secara pasti yaitu kelahiran,
berpengaruh terhadap komposisi penduduk dunia. Bahkan, dari tahun 2017 hingga
Populasi dunia saat ini berada pada era penduduk menua (ageing population)
(lansia) semakin lama juga semakin meningkat dan berkontribusi cukup tinggi
Selain itu pelayanan kesehatan jiwa saat ini cenderung mengabaikan orang lanjut
orang dewasa yang berusia reproduktif (hingga usia 65 tahun), anak-anak dan
2
remaja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan program kesehatan lansia
yang holistik, dan mencakup kesehatan baik secara fisik maupun mental.3
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
akan mengalami “elderly population boom” pada 2 dekade awal abad ke-
21 sebagai dampak dari baby boom pada beberapa puluh tahun yang lalu.
mencapai 25 persen pada tahun 2050 atau sekitar 74 juta lansia. Penuaan
penduduk ini terlihat sebagai hasil dari berhasilnya program yang telah
KB, air minum bersih dan sanitasi yang secara signifikan mencegah
jumlah lansia akan melebihi jumlah anak di bawah 10 tahun (1,41 miliar
bahwa akan lebih banyak lansia usia 60 tahun ke atas daripada remaja dan
pemuda usia 10 s.d. 24 tahun yaitu sekitar 2,1 miliar berbanding 2 miliar
meningkat sebesar 2,5 kali lipat dibandingkan lansia tahun 2018. Pada
seperlima penduduk Indonesia adalah lansia. Angka ini begitu besar jika
5
Gambar 2. Presentase penduduk Lansia menurut kelompok usia 20181
berdampingan dalam masyarakat dan menjaga mereka tetap hidup secara spiritual
dan fisik. Mereka juga harus membantu lansia, melalui diskusi, untuk berbagi
dan keluarga bekerja sama untuk membantu lansia dalam dimensi intelektual
B. Psikologi Lansia
Secara global, populasi menua dengan cepat. Antara 2015 dan 2050,
proporsi populasi dunia usia lebih dari 60 tahun akan hampir dua kali lipat, dari
12% menjadi 22%, kesehatan dan kesejahteraan mental sama pentingnya di usia
yang lebih tua dengan waktu kehidupan lainnya, gangguan mental dan neurologis
di antara orang dewasa yang lebih tua mencapai 6,6% dari total kecacatan
(DALYs) untuk kelompok usia ini. Sekitar 15% orang dewasa berusia 60 dan
Gangguan mental dan neurologis yang paling umum pada kelompok usia
6
dan 7% populasi lansia dunia. Gangguan kecemasan mempengaruhi 3,8% dari
sekitar seperempat kematian dari melukai diri sendiri adalah di antara orang
berusia 60 atau lebih. Masalah penyalahgunaan zat pada lansia sering diabaikan
Orang tua menjadi semakin bergantung pada orang lain. Ketika manusia
keluarga dan masyarakat membuat hidupnya lebih rentan. Orang tua mulai merasa
bahwa bahkan anak-anaknya tidak memandangnya dengan rasa hormat, yang dia
dapatkan sebelumnya. Orang tua merasa diabaikan dan dihina. Ini dapat mengarah
menentuan bagaimana orang lain memperlakukan kita dan apa yang bisa atau
tidak bias kita lakukan. Lansia menghindari kontak sosial karena pengurangan
kehidupan yang khas untuk semua orang, banyak orang dewasa yang lebih tua
kronik, kelemahan, atau masalah mental atau fisik lainnya.9. Selain itu, orang tua
lebih mungkin untuk mengalami beberapa peristiwa khusus dari fase kehidupan
mereka seperti berkabung, penurunan status sosial ekonomi dengan pensiun, atau
cacat.10,11
7
Masalah kesehatan mental kurang teridentifikasi oleh para profesional
perawatan kesehatan dan lansia itu sendiri, dan stigma di sekitar kondisi ini
sekaligus pengorbanan pada orangtua karena usia lanjut bagi sebagian orang
adalah salah satu hal yang tidak diinginkan. Ada perasaan takut, takut merepotkan
anak, tak bisa mengurus diri sendiri, jadi pemicu masalah dan banyak hal lainnya.
Bagi setiap orang yang sedang mengalami proses perkembagan menuju usia lanjut
dan tidak disadari. Lansia akan membuat seseorang mengalami penurunan semua
fungsi indera, lansia juga akan menurunkan kemampuan motorik. Bagi orang-
orang disekitarnya, yang memiliki orangtua atau kakek dan nenek yang menapaki
sangat membantu mengurusi dan memberi perhatian lebih pada anggota keluarga
yang memasuki usia lanjut. Oleh karena itu, menurut Havighurst (Hurlock, 1999)
sebagian tugas perkembangan usia lanjut (lansia) lebih banyak berkaitan dengan
kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. Memahami hal ini
akan sangat bermanfaat untuk yang sedang memasuki tahap perkembangan lansia.
Hal itu juga akan sangat berguna bagi yang memiliki anggota keluarga yang
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan Hal ini
sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan di
8
dalam maupun di luar rumah. Mereka diharapkan untuk mencari kegiatan sebagai
memasuki masa pensiun dan tidak bekerja lagi, sehingga pemasukan yang ada
hanya berasal dari dana pensiun maupun dari pemberian anak-anak mereka. 3.
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup Sebagaian besar orang lansia
atau istri. Kejadian seperti ini lebih menjadi masalah dengan peristiwa kematian
suami atau istri. Dimana kematian suami berarti berkurangnya pendapatan dan
timbul bahaya karena hidup sendiri dan melakukan perubahan dalam aturan hidup.
menghindari kesepian akibat ditinggalkan anak yang tumbuh besar dan masa
jompo. Ini adalah saatnya bagi orang-orang disekitarnya untuk merawat dan
dengan mereka akan mengurangi rasa kesepian yang kadang mereka rasakan. 5.
menurunnya kesehatan dan fungsi-fungsi fisik, pada masa lansia mereka berusaha
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes Pada lansia, individu
9
daripada orang yang lebih muda, sehingga peran lansia biasanya diminta untuk
kehidupan sosial. Pemberian peran tersebut akan membuat kesehatan fikir dan
(usia lanjut) akan dialami oleh tiap orang. Masa itu adalah takdir yang tak bisa
ditolak oleh siapapun. Oleh karena itu, pemahaman terhadap perkembangan lansia
(lanjut usia) sangat bermanfaat merawat dan memberi perhatian pada mereka.
Juga akan berguna bagi kita nanti saat memasuki masa lansia. Teori Ericson Usia
melihat kembali apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita, harapan
Pada tahap ini, memiliki tiga makna biologis, emosional dan terpencil. Masa ini
dimulai sekitar usia 60, ketika seseorang mulai meninggalkan masamasa aktif di
masyarakat dan bersiap untuk hidup lebih menyendiri. Sangat berbeda dengan
rata-rata orang yang ketakutan dengan datangnya usia tua, maka bagi Erikson, ini
adalah masa yang sama pentingnya dengan fase-fase sebelumnya. Bahkan, masa
ini merupakan masa yang paling penting karena ini adalah masa terakhir di mana
kita harus bersiap untuk meninggalkan dunia ini. Tugas kita saat ini adalah
mengembangkan "ego integrity", Integritas Diri, suatu rasa harga diri untuk tidak
takut mati karena telah melalui hidup. Lawan dari rasa integritas diri ini adalah
Despair atau rasa putus asa. Orangorang yang putus asa pada masa usia lanjut ini
ditandai dengan : 1. meluapnya rasa jijik pada diri mereka sendiri, 2. jijik terhadap
10
kegagalan mereka, 3. jijik dengan cara mereka menyia-nyiakan hidup. 4. Orang-
orang ini seringkali penuh amarah pada mereka yang juga gagal, menganggap itu
hasil kebodohan Orang-orang itu sendiri. 5. Namun juga marah dan iri pada yang
berhasil. Intinya, sebagian besar Orang-orang ini putus asa dan memandang hidup
dengan negatif. Kenapa putus asa? karena masa-masa ini memang penuh dengan
hal-hal yang membuat kita bisa sengsara secara emosional. Fisik yang makin
melemah membuat banyak orang lanjut usia makin tergantung pada orang lain.
dan menurunnya manfaat bagi orang lain. Wanita mengalami hal khusus dengan
datangnya menopause dan banyak yang melihat datangnya menopause ini sebagai
masa pintu gerbang menuju masa tua yang dipenuhi oleh penyakit-penyakit
seperti kanker payudara, kanker rahim, dan osteoporosis. Lelaki yang hidup dari
kepedulian dan kepekaan orang sekeliling sebagai pencari uang kini hilang
Kemudian, teman dan saudara mulai menghilang, ada yang meninggal, ada yang
pindah diboyong keluarganya ke tempat lain dan ada yang levelnya sudah ganti
(jadi jauh lebih kaya atau jauh lebih miskin) sehingga menjadi sulit berhubungan
lagi. Paling berat adalah memory dan regret. Sangat jarang ada orang tua yang
tidak menyesali masa lalunya, masa di mana mereka seharusnya melakukan hal
dengan si A, 3. lebih sayang pada anak atau menantunya, dll. Yang unik dari
kenangan ini adalah bahwa mereka tidak punya kesempatan untuk memperbaiki
sehingga ada penyesalan tapi tidak ada pengobatan. Mereka yang berhasil
11
mengembangkan Ego Integrity, masih memiliki penyesalan tetapi mereka telah
berdamai dengan masa lalu, menerima bahwa ada hal yang bisa mereka lakukan
dengan lebih baik, dan ada hal yang mereka telah lakukan sebaik mungkin, dilihat
dari konteks saat itu. Dan mereka ini siap apabila harus meninggal. Kalau mereka
yang "Despair" atau putus asa ini memiliki rasa "Disdain" atau jijik pada hidup,
maka mereka yang putus asa ini menginginkan keluarganya berhasil supaya tidak
seperti dia. Tetapi caranya agak cenderung memaksa, memarahi dan menyesali
setiap titik dalam kehidupan. Orang yang lebih tua mungkin mengalami stresor
kehidupan yang umum bagi semua orang, tetapi juga stresor yang lebih umum di
kemampuan fungsional. Sebagai contoh, orang dewasa yang lebih tua mungkin
lainnya, yang memerlukan beberapa bentuk perawatan jangka panjang. Selain itu,
orang tua lebih mungkin mengalami peristiwa seperti berkabung, atau penurunan
status sosial ekonomi dengan pensiun. Semua pemicu stres ini dapat
mengakibatkan isolasi, kesepian, atau tekanan psikologis pada orang tua, yang
Misalnya, orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi kesehatan fisik seperti
12
penyakit jantung memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada mereka yang
sehat. Selain itu, depresi yang tidak diobati pada orang yang lebih tua dengan
Orang dewasa yang lebih tua juga rentan terhadap pelecehan yang lebih
pengabaian; mengabaikan; dan kehilangan martabat dan rasa hormat yang serius.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa 1 dari 6 orang tua mengalami pelecehan.
Pelecehan terhadap orang tua dapat menyebabkan tidak hanya cedera fisik, tetapi
juga pada konsekuensi psikologis yang serius dan terkadang berlangsung lama,
E. Peran Keluarga
mereka benar-benar keluarga . Ada banyak hal yang dapat dilakukan keluarga
Apalagi para lansia , dengan dukungan dan dorongan dari keluarga, untuk
menemukan kegiatan yang memberi mereka kepuasan dan kesenangan yang dapat
sosialisasi atau untuk aktif, keluarga dapat memberinya rangsangan yang tepat
untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari - hari di Indonesia cara terbaik
13
yang mungkin, agar tetap mandiri dan aktif. Jika keluarga atau orang yang tua
mengalami perubahan suasana hati, kebiasaan atau perilaku itu baik untuk dicari
dukungan dari spesialis. Dalam sebagian besar kasus lansia telah mengembangkan
hubungan saling percaya dengan dokter, biasanya dokternya, jadi awalnya itu baik
orang tersebut untuk membicarakan apa pun itu mengganggu dia dan tidak hanya
fokus pada gejala fisik seperti yang biasa dilakukan. Dengan cara ini, lebih
mudah bagi dokter untuk meminta bantuan kesehatan mental spesialis, jika ia
F. Promosi Kesehatan
Kesehatan mental orang dewasa yang lebih tua dapat ditingkatkan melalui
mental untuk lansia melibatkan penciptaan kondisi dan lingkungan hidup yang
untuk memastikan bahwa orang tua memiliki sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung;
14
atau yang menderita penyakit mental atau fisik kronis atau
kambuh;
a. Diskriminasi
tua. DIskriminasi usia secara eksplisit berarti suatu perlakuan yang tidak sama
yang diterima oleh seseorang yang telah memasuki masa tua (batasan usia yang
ada beragam bergantung usia saat memasuki pensiun, tapi biasanya dipakai
batasan usia 65 tahun ke atas). Studi membuktikan bahwa lansia yang memiliki
hormat dan merasa diterima akan membuat dirinya merasa aman berada dengan
orang di sekitarnya.
15
Dengan mengenal kontribusi yang dapat dilakukan seseorang terhadap
Merasa diri “diinginkan” adalah ciri mental lansia yang sehat. Terkadang
lansia memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan yang dapat mereka bagi ke
masing. Dengan partisipasi tersebut, lansia diharapkan merasa dirinya bernilai dan
mengurangi rasa “terisolasi”, merasa diri aman dan meningkatkan rasa percaya
diri.
c. Hubungan interpersonal
teman, keluarga dan orang sekitar dapat membangun dukungan social, cinta, dan
kepedulian sehingga lansia merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai oleh orang
lain. Relasi interpersonal di satu sisi d juga dapat berdampak negative pada
16
kesehatan mental. Hubungan yang diwarnai kekerasaan dan penelantaran
timbulnya rasa isolasi dan kesepian (loneliness). Kesepian biasanya dialami oleh
seorang lansia pada saat pasangan hidup atau teman dekatnya meninggal, terutama
bila dirinya saat itu juga mengalami berbagai penurunan status kesehatan, misalya
karena banyak juga lansia yang hidup sendiri tapi tidak mengalami kesepian.
Kebanyakan dari mereka tidak merasa kesepian karena aktifitas social yang masih
tinggi, namun di lain pihak terdapat lansia yang walaupun hidup di lingkungan
beranggotakan cukup banyak justru mengalami kesepian. Pada lansia yang merasa
kesepian, peran dari keluarga dan organisasi social sangat berarti. Tindakan
Periode duka cita merupakan suatu periode yang rawan bagi penderita
lansia. Meninggalnya pasangan hidup atau teman dekat atau bahkan hewan
rapuh dari seorang lansia dan dapat selanjutnya memicu terjadinya gangguan fisik
dan kesehatannya. Periode dua tahun pertama setelah ditinggal mati pasangan
hidup atau teman dekat merupakan periode rawan. Pada periode ini lansia justru
dengan perasaan kosong, kemudian menangis dan diikuti oleh periode depresi.
17
Depresi akibat dukacita pada lansia biasanya tidak bersifat self limiting. Dokter
atau petugas kesehatan harus memberi kesempatan pada episode tersebut berlalu.
bertambah berat. Apabila upaya di atas tidak berhasil, bahkan timbul depresi berat
atau pikiran untuk bunuh diri, diperlukan konsultasi psikiatrik dan pemberian
antidepresan.
d. Kesehatan fisik
Penurunan kesehatan secara fisik adalah tanda awal dari proses penuaan.
Disabilitas secara fisik juga meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu,
ketulian).
Banyak dari penyakit kronis pada masa tua dapat dicegah atau ditunda jika
seseorang menjalankan pola hidup sehat melalui aktifitas fisik, pola makan yang
sehat, berhenti merokok dan minum alcohol. Beberapa aktifitas fisik yang dapat
dilakukan lansia agar tetap fit dan sehat di masa tua seperti berjalan kaki,
berenang, dansa, yoga, taichi, mengitu kelas fitness khusus bahkan berkebun.
18
Aktifitas fisik dapat dipilih tergantung kemampuan masing-masing dan
sehari-hari. Penggunaan alat bantu seperti crutches atau walker dapat membantu
beberapa lansia dengan keterbatasan fisik agar bisa tetap berjalan dan beraktifitas.
Selain itu, untuk meningkatkan kesehatan lansia baik secara fisik maupun mental
e. Kemiskinan
pendapatan rumah tangga kurang dari 60% median pendapatan rata-rata per kapita
suatu negara.
kelompok usia lainnya. Di Inggris, 2,3 juta lansia tinggal di rumah yang secara
fasilitas “tidak layak”. Mayoritas rumah mereka tidak memenuhi standar rumah
minimum, seperti tidak memiliki fasilitas pemanas ruangan maupun toilet dan
kamar mandi yang memadai. Fasilitas tempat tinggal yang tidak layak dapat
19
memperburuk kesehatan lansia baik secara ffisik maupun mental. Kemiskinan
juga menyebabkan lansia tidak mampu untuk melakukan kegiatan yang dapat
memberikan kesempatan untuk bekerja kembali dengan waktu yang fleksibel bagi
tilikan, psikoterapi, suportif, terapi kognitif, terapi group dan terapi keluarga dapat
dipakai pada geriatri. Topik-topik yang umumnya diangkat pada terapi adalah
atau orang yang dicintainya), kebutuhan beradaptasi dengan keadaan dan situasi
yang baru (misalnya penyesuaian saat ia memasuki masa pension), dan kebutuhan
keadaannya dan masalah emosi mereka serta mengerti perilaku dan dampak dari
perilaku mereka terhadap orang lain. Psikoterapi juga dapat memperbaiki relasi
interpersonal, dengan meningkatkan rasa percaya diri, dan harga diri, menurunkan
baik pada gejala mental maupun fisik. Pada suatu studi yang dilakukan pada
20
individu usia lanjut yang dirawat di rumah, menyatakan 43% pasien yang
psikoterapi.13
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
masyarakat membuat hidupnya lebih rentan. Orang tua mulai merasa bahwa
dapatkan sebelumnya. Orang tua merasa diabaikan dan dihina. Ini dapat mengarah
pendampingan lansia dari sisi mental untuk mendukung lansia untuk menjalani
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2018, badan pusat statistic. Jakarta: 2018
Psychiatry J:2009;18(1);h.51-55
Athens, 2009
Psychol Psychother:2013;3(3):h.1-4
9. Sudha S, Suchindran C, Mutran EJ, Rajan SI, Sarma PS. Marital status,
family ties, and self-rated health among elders in South India. J Cross Cult
Gerontol 2006;21:103-20]
23
10. Mudey A, Ambekar S, Goyal RC, Agarekar S, Wagh VV. Assessment of
11. Kaushal N. How public pension affects elderly labor supply and
12. Schulz R, Eden J, dkk. Families caring for an aging America. National
504
Sci. 2015;4(2-1):78-83.
24