Anda di halaman 1dari 24

APAKAH OMENTEKTOMI DIPERLUKAN DALAM

TATALAKSANA PATOLOGI ABDOMEN ATAU


MALIGNA? SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIK

11
PENDAHULUAN (1/2)
Omentum organ pertama yang
direseksi pada kasus-kasus operasi  Peran omentum Pertahanan tubuh
sitoreduktif terhadap patogen (imunologis) dan
trauma

Omentum paling mudah “dikorbankan”  Milky spot (jaringan limfatik) pada


pada tindakan bedah abdomen omentum:jaringan limfatik kaya
makrofag dan limfosit  menangkap
antigen dan organisme patogen pada
Menurut Morrison omentum adalah “ cavum peritoneum → drainase keluar
polisi rongga abdomen” – kontrol dan dari rongga abdomen melalui duktus
melokalisir inflamasi limfatikus

2 2
PENDAHULUAN (2/2)
Keganasan → ganggu sistem drainase limfatik → invasi dan
metastasis ke omentum

Massa tumor >> membentuk nodul-nodul pada omentum (sekresi


polypeptide growth hormone oleh makrofag)

Omentum mensekresi “ faktor angiogenesis” → berperan pada perlekatan dan


pertumbuhan sel tumor pada omentum

Omentum membentuk abses pada kasus infeksi abdomen yang progresif


(diverticulitis, kolesistitis dan apendisitis plastron)

01/10/2022 3
MATERI DAN METODE PENELITIAN (1/1)
Omentum merupakan organ unik→ apakah harus mempertahankan atau
mereseksi omentum saat tindakan bedah abdomen atas indikasi kondisi
patologis abdomen ?

Kata kunci“Abdomen”,
“gastrointestinal”, “tumor”,
Tinjauan literatur data base “inflammation”, “omental flap”,
MEDLINE (PubMed) “metastasis”, “omentum”,dan
“omentectomy

01/10/2022 4
Hasil Penelitian (1/1)
1305 artikel dengan keywords “omentektomi”

>> artikel: patologis ginekologis (n=519), abdomen (n=121),


kolorektal (n=104) dan appendiks (n=52) – sebagian besar
berkaitan dengan tumor

1623 artikel ditemukan dengan keyword “omental flap” → omentum lebih


sering dipertahankan dibandingkan direseksi

01/10/2022 5
Pembahasan
Studi Eksperimental (1/4)
Studi ekpresimental pada tikus: omentum memiliki aktivitas angiogenik
→ Proses penyembuhkan luka. Namun, penelitian lainnya melaporkan
sebaliknya

Pada tikus dengan ulkus gaster dan


Diperlukan studi klinis lebih
dilakukan omentektomi →
lanjut
penyembuhan luka semakin cepat

01/10/2022 6
Studi Eksperimental (2/4)
Jaringan lemak berlebih pada organ-organ
internal  Sindrom Metabolik

Protein C-reaktif dan IL-6 diyakini memediasi


omentum → resistensi leptin dan obesitas.
Studi ekperimental: omentektomi
pada tikus overweight non-
alcoholic fatty liver dan sindrom
metabolic dapat dicegah

01/10/2022 7
Studi Eksperimental (3/4)
Beberapa studi pada tumor abdomen dengan atau tanpa
penyemaian ke omentum
 Lawrence dkk: tikus dengan tumor (karena
injeksi sel tumor diperitoneum) yang  Yokoyama dkk: reseksi
menjalani omentektomi, angka deteksi omentum pada kasus
tumor di omentum lebih rendah metastasis dapat
dibandingkan tanpa omentektomi menyebabkan relaps dan
 Studi lainnya, tikus dengan omentektomi → penyemaian tumor
proses penyemaian tumor cenderung lebih
rendah (26%)
Omentum diduga berperan dalam proses penyemaian sel tumor,
terutama tumor colon
01/10/2022 8
Studi eksperimental (4/4)

adhesi
Sintasan hidup  Omentektomi → kadar activator
plasminogen lebih rendah dan
 Sintasan hidup lebih panjang pada Insidensi adhesi lebih tinggi (Studi
kelompok tanpa omentektomi
dibandingkan dengan omentektomi eksperimental pada tikus)
(anjing dengan reseksi pankreas)

01/10/2022 9
Prosedur Gastrointestinal
Tumor Gastrointestinal (1/2)
Diseksi D/ D2 termodifikasi: prosedur standar pada tumor Gaster
Beberapa studi menentang omentektomi pada tumor Gaster:

Penelitian Barchi dkk (284 pasien dengan  Penelitian Hasegawa dkk (330 Ca
omentektomi, diseksi D2 dan gastrektomi): Gaster st. lanjut): tidak ditemukan
 Metastasis omentum terjadi pada 5 pasien perbedaan signifikan antara
(1,8%) gastrektomi dengan omentektomi
 Prevalensi metestasis omentum lebih maupun tanpa omentektomi
banyak ditemukan pada lesi T3-T4 →  Jongerius dkk: 5% dengan metastasis
omentektomi pada tumor T1-2M0 omentum sudah dengan keterlibatan
sebaiknya ditunda KGB (T3 dan T4), omentektomi tidak
 Tumor KGB omentum mayor >> pada wajib pada gastrektomi radikal
kanker stadium lanjut
01/10/2022 10
Tumor Gastrointestinal (2/2)
Penelitian kim dkk: tidak ditemukan
perbedaan signifikan pada kelompok parsial
omentektomi dan total omentektomi ( setelah
38 bulan follow up)

. Kasus-kasus tumor penyemaian


peritoneum (pseudomixoma
peritoneal) dapat dilakukan CRS
Kokawa dkk: tidak ditemukan perbedaan signifikan
angka sintasan 5 tahun antara kelompok omentektomi komplit
dan bursektomi

Direkomendasikan diseksi D2 dan omentektomi


sebagai pendekatan rutin tatalaksana bedah keganasan
gaster 01/10/2022 11
Kolon dan Rectum (1/1)
Mempertahankan omentum pasca kolektomi, dapat menyebabkan adhesi usus
halus → penelitian lainnya tidak setuju

Ambroze dkk: tidak ditemukan perbedaan


 Rekomendasi omentektomi
signifikan (serial kasus pasca kolektomi,
anastomosis ileonal dan omentektomi) rutin pada kasus Ca
kolorektal dengan metastasis
Bonnefoy dkk→ bahwa 71% l dari 337 kasus Ca peritoneum
 Omentektomi suprakolik
kolorektal yang menjalani omentektomi total
mengalami metastasis omentum secara komoplit dilakukan
makroskopik dan 17% tanpa metastasis omentum bersamaan dengan CRS pada
maksroskopik mengalami metastasis mikroskopik. ca kolorektal tipe musinosa

01/10/2022 12
Hepato-pankreas bilier (1/2)
Peran omentum pada lesi hepar
Penelitian Chu dkk: terbentuknya sirkulasi
 Membatasi inflamasi kolateral baru pada pasien hipertensi portal
 Post op hepar: membentuk post splenektomi parsial dan fiksasi omental
sirkulasi kolateral baru flap retrosternal→ cegah komplikasi akibat
 Omentoplasti (mengisi varises esofagus
kavitas) pasca tatalaksana
kista hidatidosaa hepar Kasus karsinoma hepatoseluler dengan
rupture→ Pertimbangkan pembedahan
agresif + omentektomi

01/10/2022 13
Hepato-pankreas bilier (2/2)
Omentum dapat menyelubungi Omentektomi tidak
Gallbladder yang radang direkomendasikan pada
tindakan bedah tumor
Abses perikolesistitik (cegah inflamasi pankreas
menyebar) kasus perburukan
inflamasi dan perforasi kandung Studi meta-analisis: Omental
empedu flap pada pasien
pankreatikoduodenektomi→
dapat menekan komplikasi
pasca bedah tumor pankreas

01/10/2022 14
Appendiks (1/1)
Appendisitis plastron (dikelilingi omentum):
sekitar 6% kasus appendisitis Pendekatan konservatif adalah
pilihan utama tatalaksana
CT-Scan abdomen atau kolonoskopi→ singkirkan appendisitis plastron
diagnosis banding (IBD atau tumor lainnya)

Tumor appendiks dapat dilakukan appendektomi,


cecectomi, hemikolektomi dextra dan diseksi KGB CRS dan kemoterapi
intraperitoneal pada tumor
Komplikasi letal tumor appendiks: pseudomyxoma appendiks
peritonei (9% kasus tumor derajat rendah dan
67,9% neoplasma musinosa dengan perforasi)
01/10/2022 15
Operasi Bariatric (1/1)

 Bedah bariatric untuk obesitas mulai banyak dilakukan – reseksi


gastrointestinal dan bypass

 Studi Meta-analisis: dilakukannya omentektomi selama bedah bariatric


tidak menghasilkan luaran positif → penurunan IMT minimal

 Studi lainnya : omentektomi yang tmencakup Roux-en Y gastric bypass


(RYGB) → tidak berhasil mengurangi insidensi resistensi insulin

01/10/2022 16
Sebagai Alat Rekonstruks (1/1)
 Omentuf free flap dapat dilakukan diseluruh area tubuh (thoraks, abdomen dan pelvis)
 Peran omentum: menutup, membungkus, mengisis defek anatomis ( ec perforasi ulkus
peptic)

 Beberapa studi klinis: peran  Studi Dai dkk (serial kasus 255 kasus
mempertahankan. Omentum esofagektomi): komplikasi lebih rendah
terhadap proses penyembuhan pasca pada kelompok wrapping omentum,
wrapping omentum disekitar begitupun studi oleh Agnifili dkk
anastomosis →Komplikasi striktur
atau terbukanya anastomosis lebih
rendah

01/10/2022 17
Prosedur abdomen
Tindakan bedah ginekologis (1/1)
 Omentektomi berperan penting pada stagging keganasan endometrium dan
ovarium
 Keterlibatan omentum→ prognosis buruk (9%-37,5% kasus tumor ginekologi)

 Tindakan omentektomi bersamaan dengan CRS dilakukan untuk


mengurangi tumor burden namun luaran klinis masih diperdebatkan
 Kasus dengan penyemaian omentum maksroskopis→ pertimbangkan
omentektomi

01/10/2022 18
Adhesi (1/1)
Komplikasi tersering pasca bedah abdomen

 Ariake dkk : 113 pasien yang menjalani operasi akibat


ileus obstruksi oleh karena adhesi→ follow up 5 tahun
ditemukan 18 pasien (20.8%) dengan rekurensi ileus.
 Studi tersebut juga melaporkan bahwa 54.5% pasien
dengan omentektomi dan 21.3% tanpa omentektomi
mengalami ileus.

Omentektomi merupakan faktor risiko utama


terbentuknya ileus pasca pembedahan

01/10/2022 19
Fungsi Omentum (1/1)
Penangkap (capturing
function)

Penangkal (shielding
Fungsi Omentum system)

Penetrasi omentum pada


hernia inkarserata

01/10/2022 20
Kondisis lainnya
Nekrosis dan torsi Omentum (1/2)
Torsi dan nekrosis omentum jarang
 Kasus-kasus yang diperlukan
terjadi namun dapat menyerupai
eksplorasi maka pendekatan
kondisi patologis abdomen lainnya
laparaskopi merupakan pilihan
utama
CT-Scan penunjang menegakkan
diagnosis
 Keterlibatan omentum pada TB
abdomen menyerupai kegansan
ovarium→ eksplorasi laparaskopi
dan biopsy terlebih dahulu cegah
tindakan reseksi radikal yang tidak
perlu

01/10/2022 21
Kondisi lainnya (2/2)
Disfungsi kateter dialisis peritoneum  Omentektomi parsial pada pasien
(kateter Tenckhoff) sering terjadi di dengan disfungsi kateter →
bidang nefrologi (23-36%) perbaikan fungsi kateter

Penyebab paling sering: malposisi dan  Sebaliknya studi klinis pada 154
perselubungan omentum pasien dengan kateter dialisis
peritoneal → omentektomi tidak
berperan terhadap kejadian oklusi
kateter
 Omental flap pada limfedema signifikan
perbaiki kualitas hidup dan penyembuhan luka
 Omental flap pada tatalaksana fistula
bronkopleura
01/10/2022 22
Kesimpulan
1. Omentum merupakan organ unik dengan mobilitas fleksibel, perlindungan
organ abdomen dan melokalisir proses patologis
2. Organ pertama kali yang harus dikorbankan saat tindakan bedah abdomen
radikal
3. Omentum flap dapat dilakukan pada semua area anatomis tubuh
4. Kasus-kasum tumor abdomen stadium lanjut dapat terjadi penyemaian
pada omentum → indikator prognosis buruk
5. Tindakan reseksi omentum terhadap morbiditas, mortalitas dan sintasan
hidup berbeda-beda pada masing-masing kondisi patologi abdomen

2323
THANK YOU

2424

Anda mungkin juga menyukai