Skripsi
Diajukan oleh :
Rachilla Arandita Saraswati
G1A114080
70 % Kista fungsional
Laparoskopi
Tatalaksana Pembedahan
Laparotomi
1.1 Latar Belakang
Tujuan Umum
untuk mengetahui karakteristik luaran pasien kista ovarium
yang mendapat tindakan laparoskopi dan pasien kista ovarium
yang mendapat tindakan laparotomi di RSUD Raden Mattaher
Jambi.
Tujuan Khusus
• Mengetahui gambaran hasil histopatologi pasien kista ovarium yang mendapat
tindakan laparoskopi dan pasien yang mendapat tindakan laparotomi di RSUD
Raden Mattaher Jambi.
• Mengetahui perbandingan jumlah kehilangan darah antara pasien kista ovarium yang
mendapat tindakan laparoskopi dengan pasien yang mendapat tindakan laparotomi
di RSUD Raden Mattaher Jambi
• Mengetahui perbandingan lama operasi antara pasien kista ovarium pasien yang
mendapat tindakan laparoskopi dengan yang mendapat tindakan laparotomi di
RSUD Raden Mattaher Jambi.
• Mengetahui perbandingan lama rawatan antara pasien kista ovarium yang mendapat
tindakan laparoskopi dengan pasien yang mendapat tindakan laparotomi di RSUD
Raden Mattaher Jambi
• Mengetahui perbandingan kadar Hb sebelum dan sesudah tindakan antara pasien
kista ovarium yang mendapat tindakan laparoskopi dengan pasien yang mendapat
tindakan laparotomi di RSUD Raden Mattaher Jambi
1.4 Manfaat Penelitian
1. Indikasi diagnostik
2. Indikasi terapi
1. Kontraindikasi Absolut
Kondisi pasien tidak memungkinkan dilakukan anestesi, diatesis
hemoragik, peritonitis akut.
Indikasi 1. Histerektomi
2. Ekstrasi pelvik
3. Salpingo-ooforektomi
4. Miomektomi
2.2 Laparotomi
1. Infeksi
2. Trauma usus
3. Ileus karna perlengketan
Komplikasi 4. Trauma kandung kemih
5. Trauma Ureter
6. Perdarahan
2.3 Kista Ovarium
Kista
Ovarium 1. Kista dari sel 2. Kista dari Sel 3. Kista dari sel
b. Musinosa b. Fibrotekoma
c. Endometrioid c. Tumor sel
d. Brenner Sertoli-Leydig
2.3 Kista Ovarium
Gangguan haid
Anamnesis
Nyeri perut mendadak serta tanda-
tanda akut abdomen Pemeriksaan Fisik
Infeksi tumor dan pembentukan Pemeriksaan
abses
Menimbulkan sindrom Meighs dan
Penunjang
Stein-Leventhal
Gangguan Miksi
Obstipasi, edema tungkai
Rasa penuh atau berat dalam
abdomen
Tidak nafsu makan
2.3 Kista Ovarium
Tatalaksana Komplikasi
Deskriptif
Analitik
Retrospektif
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu
Mei - Juni 2018
Penelitian
3.3 Subjek Penelitian
Populasi Penelitian
Seluruh pasien kista ovarium di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun
2016 - 2017.
Sampel Penelitian
Pasien kista ovarium yang mendapat tindakan laparoskopi dan
pasien yang mendapat tindakan laparotomi di RSUD Raden Mattaher
Jambi tahun 2016 - 2017.
Kriteria Kriteria
Inklusi Eksklusi
Pengolahan Data
Izin dan persetujuan
Berdasarkan data yang didapat, dari 63 orang pasien kista ovarium yang
memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 38 orang mendapat tindakan laparoskopi
dan 25 orang mendapat tindakan laparotomi.
Gambaran Hasil Histopatologi Pasien Kista Ovarium yang
Mendapat Tindakan Laparoskopi dan Laparotomi
Total 38 25 63
Berdasarkan data yang didapat, sebagian besar kasus kista ovarium adalah
neoplastik atau patologis antara lain kista coklat yang paling tinggi yaitu 20 kasus
(31,7%) dan haemorrhagic cyst yang terendah (1,6%). Hal ini sejalan dengan
penelitian oleh Ika Sulaika yang menyatakan bahwa sebagian besar kasus tumor
ovarium adalah jinak.
Perbandingan Jumlah Perdarahan Pasien Kista Ovarium yang
Mendapat Tindakan Laparoskopi dan Laparotomi
Berdasarkan data yang didapat, lama operasi pasien kista ovarium yang
mendapat tindakan laparoskopi lebih lama daripada pasien yang mendapat
tindakan laparotomi .
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Kong dkk yang menyatakan bahwa
lama operasi pada pasien dengan laparoskopi lebih lama daripada pasien
dengan laparotomi, yakni 208,1 dan 227,0 menit (P=0,032).
Sesuai pula dengan penelitian oleh Hidayat dkk bahwa waktu operasi
dengan tindakan laparoskopi lebih lama daripada tindakan laparotomi, yakni
193,5 dan 187,8 menit (P=0,028).
Perbandingan Lama Rawatan Pasien Kista Ovarium yang
Mendapat Tindakan Laparoskopi dan Tindakan Laparotomi
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Ika Sulaika yang menyatakan
bahwa adanya perbedaan kadar Hb sebelum dan sesudah operasi yang
bermakna pada pasien yang mendapat tindakan laparotomi, sedangkan pada
pasien yang mendapat tindakan laparoskopi tidak ada perbedaan kadar Hb
yang bermakna. Namun, rata-rata penurunan kadar Hb pasien yang mendapat
tindakan laparoskopi lebih rendah daripada pasien yang mendapat tindakan
laparoskopi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada hasil histopatologi yang paling banyak dijumpai adalah kista coklat yaitu 20
lebih sedikit daripada pasien yang mendapat tindakan laparotomi dan terdapat
perbedaan yang bermakna antara jumlah perdarahan pasien kista ovarium yang
mendapat tindakan laparoskopi dengan pasien yang mendapat tindakan laparotomi
(rata-rata: 61,58 ± 32,34 ml dan 148,0 ± 56,79 ml; P=0,000)
Lama operasi pasien kista ovarium yang mendapat tindakan laparoskopi lebih lama
daripada pasien yang mendapat tindakan laparotomi dan terdapat perbedaan yang
bermakna antara lama operasi pasien kista ovarium yang mendapat tindakan
laparoskopi dengan pasien yang mendapat tindakan laparotomi (rata-rata: 90,11 ±
22,96 menit dan 75,36 ± 22,04 menit; P=0,014).
5.1 Kesimpulan
Lama rawatan pasien kista ovarium yang mendapat tindakan laparoskopi lebih
sesudah operasi pada pasien yang mendapat tindakan laparoskopi dengan pasien
yang mendapat tindakan laparotomi, namun rata-rata penurunan kadar Hb
sebelum dan sesudah operasi pada pasien yang mendapat tindakan laparoskopi
lebih rendah daripada pasien yang mendapat tindakan laparotomi yaitu 0,416 ±
0,142 g/dL dan 1,06 ± 0,43 g/dL.
5.2 Saran
Sulaika I. Studi komparasi dan karakteristik pada pasien yang dilakukan tindakan laparoskopi atau laparotomi atas indikasi tumor
ovarium di RS HAM dari tahun 2010-2012. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2014.
Kumar A, Pearl M. Mini-Laparotomy versus laparoscopy for gynecologic conditions. Journal of Minimally Invasive Gynecology.
2014 Jan/Feb;21(1):109-14
Mandic A, Golubovic A, Majdevac I. Laparoscopy in gynecologic oncology: A review of literature. Vojnosanit Pregl 2013; 70(9):
861–865.
Buku catatan pelaporan Instalasi Bedah Sentral dibagian OK RSUD Raden Mattaher Jambi: 2015-2017
Izatulla J, Harun O.R, Oybek R, Nodira Z. Social correlates of female infertility in Uzbekistan. Nagoya J.Med.2012 Vol 74:pp273-
283.
Shresta J., Saha R., Comparison of laparoscopy and laparotomy in the surgical management of ectopic pregnancy. Departement of
Obstetrics and Gynaecology Khatmandu Medical College Teaching Hospital, Bakhtapur, Nepal. Journal of the College of Physician
and Surgeons Pakistan 2012, Vol.22 (12): 760-764.
Fanfani F, Fagotti A, et.al. A Prospective randomized study of laparoscopy and mini-laparotomy in the management of benign
adnexal masses. Departement of Oncology, Catholic University of Sacred Heart, Campobasso and Departement of Obstetrics and
Gynaecology, Catholic University of Sacred Heart, Rome, Italy. Human Reproduction and Embriology, 2013.
Maharani, L dan Wratsangka, R. Permasalahan dan penatalaksanaan sindrom ovarium polikistik. J Kedokteran Trisakti; 2012
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu bedah kebidanan. Cetakan ke-8. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010.
Ciarmela P, Islam MS,Reis FM,Gray PC, Bloise E,Petraglia F,et al.Growth factors and myometrium; Biological effects in uterine
fibroid and possible clinical implications. Hum Reprod. 2011;772-90.
Prawirohardjo, S. Ilmu kandungan. Jakarta: PT.Bina Pustaka; 2008
Society of American Gastrointestinal and Endoscopic Surgeons. Guidelines for Diagnostic Laparoscopy. America; 2010 diakses
melalui https://www.sages.org/publications/guidelines/guidelines-for-diagnostic-laparoscopy/
Wetter, Paul, editor. Prevention and management of laparoendoscopic surgical complications. 3rd ed. Miami: 2012
Boden, E. Black’s veterinary dictionary; 21st Ed. London: A & C Black. 2015
Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta: EGC. 2010
Schlattau A., Cunha T.M., Forstner R. Adnexal Masses: Benign Ovarian Lesions and Characterization. In: . Medical Radiology.
Springer, Berlin, Heidelberg. 2017
Norwitz, E, Schorge J. At a glance Obstetri & Ginekologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2007.
Putri, A. Pemakaian kontrasepsi oral dalam mencegah kista ovarium. J Agromed Unila 2015; 2(2):94-8.
Duncan T, Scott-Barrett S. Guideline on the Management of Ovarian Masses. NHS. 2016.
Guy Rofe et al. Benign ovarian cysts in reproductive-age women undergoing assisted reproductive technology treatment. Open
Journal of Obstetrics and Gynecology. 2013;3:17-22.
Mandai, M et al. Clinical management of ovarian endometriotic cyst (chocolate cyst): diagnosis, medical treatment, and minimally
invasive surgery. Current Obstetrics and Gynecology Reports. 2012;1(1):1-24
Kong et al. Comparison of laparoscopic versus conventional open surgical staging procedure for endometrial cancer. J Gynecol
Oncol. 2010;21(2):106-11.
Hidayat, Y et al. Perbandingan Luaran dan Komplikasi Operasi Histerektomi Radikal Perlaparoskopi dengan Perlaparotomi.
Majalah Obstetri & Ginekologi. 2014; 22(3):101-6.
TERIMA KASIH