Anda di halaman 1dari 15

CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)

*Program Profesi Dokter/G1A219011/ Mei 2022


**Pembimbing/ dr. Wahyu Aurora

Preventive Steps Implemented on Geriatric Services


in the Primary Health Care Centers during COVID-19 Pandemic

Ranti Rizki A, S.Ked* dr. Wahyu Aurora**

PROGRAM PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
HALAMAN PENGESAHAN
CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)

Preventive Steps Implemented on Geriatric Services


in the Primary Health Care Centers during COVID-19 Pandemic

OLEH
Ranti Rizki A, S.Ked
G1A

Telah diterima dan dipresentasikan sebagai salah satu tugas


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Program Profesi Dokter Universitas Jambi

Laporan ini telah diterima dan dipresentasikan


Jambi, Mei 2022
PEMBIMBING

dr. Wahyu Aurora


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Clinical
Science Session ini yang berjudul “Preventive Steps Implemented on Geriatric
Services in the Primary Health Care Centers during COVID-19 Pandemic”.
Laporan ini merupakan bagian dari tugas Program Profesi Dokter di Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dr. Ima Maria selaku pembimbing yang telah memberikan arahan sehingga
laporan Clinical Science Session ini dapat terselesaikan dengan baik dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan Clinical Science
Session ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis.Sebagai
penutup semoga kiranya laporan Clinical Science Session ini dapat bermanfaat
bagi kita khususnya dan bagi dunia kesehatan pada umumnya.

Jambi, Mei 2022

Penulis
Langkah Preventif yang diterapkan Dalam Pelayanan Geriatri di
Primary Health Care selama Masa Pandemi COVID-19
Anood Alshaali, Soha Abd ElAziz, Amal Aljaziri, Tamer Farid, Mona Sobhy

ABSTRAK
Latar Belakang: Munculnya pandemi COVID-19 telah mengubah cara perawatan
medis di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan
mendokumentasikan langkah-langkah preventif yang diterapkan pada pelayanan
geriatri di FKTP selama masa pandemi COVID-19.
Desain dan metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang dilakukan
pada unit layanan geriatri (Klinik Geriatri, Klinik Osteoporosis, Klinik Memori
dan Demensia) di FKTP di Dubai Health Authority pada tahun 2020.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kunjungan langsung
untuk semua layanan geriatri pada tahun 2020 menurun hampir 70%. Jumlah total
keseluruhan konsultasi telepon di klinik geriatri, klinik osteoporosis dan klinik
memori masing-masing adalah 1479, 1149 dan 104. Pandemi COVID-19 telah
menyebabkan penurunan sebagian besar layanan geriatri termasuk poliklinik
rawat jalan, skrining dan rujukan. Konsultasi melalui telepon dapat menjadi solusi
untuk penyampaian layanan kesehatan.
Kesimpulan: Penelitian ini menggambarkan potensi layanan telehealth yang
bermanfaat dan memberi kenyamanan bagi populasi geriatri, bahkan setelah
pandemi berakhir.

PENDAHULUAN
Coronavirus disease 2019 (COVID-19), berasal dari Wuhan, Cina dan
telah menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Keparahan penyakit ini bervariasi, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik)
hingga severe respiratory distress syndrome dan kematian. Gejala yang sering
ditemukan yaitu dengan demam, kelelahan, dan batuk kering.1
Populasi geriatri memiliki risiko khusus untuk COVID-19. Telah
dilaporkan bahwa usia tua dan penyakit komorbid yang dimiliki, dicatat sebagai
faktor utama kerentanan terhadap COVID-19. Usia  60 tahun termasuk faktor
risiko utama.2,3 Sistem imun yang menua membuat kehilangan kemampuan untuk
melindungi terhadap infeksi dan oleh karena itu orang lanjut usia (lansia) berisiko
tinggi untuk mengalami komplikasi COVID-19. Selain itu, lansia memiliki
kemungkinan lebih besar terkena penyakit berat yang memerlukan perawatan
intensif dan memiliki tingkat kematian kasus yang lebih tinggi. 3,4 Demikian pula,
data terbaru yang diterbitkan dari Uni Emirat Arab (UEA) menyimpulkan bahwa
kematian COVID-19 di rumah sakit lebih tinggi pada lansia dan mereka yang
memiliki komorbidit.5
UEA mengumumkan klaster pertama kasus COVID-19 pada akhir Januari
2020 ketika sekelompok pasien dari luar negeri dikonfirmasi terinfeksi.6 Pada saat
penulisan makalah ini, ada total 66.899.587 tes yang dilakukan sejak pandemi
dimulai, total 686.981 kasus dikonfirmasi dengan 20.886 kasus aktif, dan total
1.965 kematian. Tingkat pemulihannya yang tinggi, menghasilkan case mortality
rate <1%.7 Pemerintah UEA berupaya keras untuk menahan dan menghentikan
penyebaran COVID-19. Beberapa upaya utama pemerintah adalah menutup
sekolah dan institusi pendidikan tinggi dan memulai pembelajaran jarak jauh,
menangguhkan sholat di semua tempat ibadah, menutup pusat perbelanjaan dan
hiburan, menangguhkan penerbangan dan memperbolehkan bekerja dari rumah
(WFO). Penerapan Program Disinfeksi Nasional berskala besar yang
memberlakukan jam malam. Program tersebut memastikan sterilisasi ruang
publik, sebagai tindakan preventif untuk mencegah penyebaran COVID-19.8
Selain itu, pemerintah UEA memulai kampanye edukasi kepada publik yang
menekankan pada penggunaan masker, cuci tangan, dan social distancing untuk
mengurangi penyebaran infeksi dan memastikan keamanan kesehatan
masyarakat.8 Munculnya pandemi COVID-19 telah mengubah pemberian
perawatan medis di seluruh dunia. Sistem perawatan kesehatan UEA termasuk
Dubai Health Authority menanggapi pandemi dengan meminimalkan kontak
pasien dengan tenaga kesehatan, membatasi atau menjadwal ulang kunjungan
rumah sakit dan klinik rawat jalan, menunda prosedur yang tidak mendesak, dan
mengadopsi konsultasi telepon dan telemedicine.9
Sejalan dengan pedoman Dubai Health Authority, layanan Geriatri di
FKTP harus mengubah pemberian perawatan dengan menutup semua klinik
geriatri dan menggunakan komunikasi via telepon untuk mendukung pasien
geriatri selama pandemi dan untuk meminimalkan kunjungan serta risiko paparan.

Tujuan
Infektivitas kuat COVID-19 menimbulkan tantangan besar dalam
pencegahan klinis dan pengendalian wabah. Penelitian ini akan membantu untuk
memahami dan mendokumentasikan langkah-langkah pencegahan yang
diterapkan pada layanan geriatri di FKTP selama pandemi COVID-19.

DESAIN DAN METODE


Setting
Penelitian ini adalah studi retrospektif yang dilakukan pada unit layanan
geriatri (Klinik Geriatri, Klinik Osteoporosis, Klinik Memori dan Demensia) di
pusat perawatan kesehatan primer di Dubai Health Authority pada tahun 2020.

Sumber data dan populasi penelitian


Dubai Health Authority memiliki catatan kesehatan elektronik yang
disebut dengan sistem SALAMA. Data dari catatan kesehatan elektronik
SALAMA digunakan untuk menganalisis pertemuan rawat jalan. Data diekstraksi
dari sistem SALAMA untuk mendapatkan data berikut:
- Jumlah total kunjungan pasien rawat jalan di klinik geriatri, klinik
osteoporosis, serta klinik memori dan demensia pada tahun 2020.
- Jumlah total konsultasi via telepon di klinik geriatri, klinik osteoporosis, serta
klinik memori dan demensia pada tahun 2020.
- Jumlah total DEXA yang dilakukan pada pasien di klinik osteoporosis pada
tahun 2020.
- Jumlah rujukan baru ke layanan geriatri pada tahun 2020.
- Jumlah total pasien yang menerima pengobatan di rumah melalui Dawa’ee
service pada tahun 2020.
Pengukuran hasil penelitian
Hasil akhir penelitian adalah menganalisis tren, perubahan jumlah absolut,
dan persentase perubahan layanan geriatri di FKTP pada sepertiga pertama tahun
2020 serta selama pandemi COVID-19.

HASIL
Pada akhir Maret 2020, FKTP menutup klinik layanan geriatri dan
pemberian layanan berubah dari layanan tatap muka biasa menjadi konsultasi via
telepon untuk semua janji temu yang terjadwal, dan kemudian membuka kembali
sebagian layanan pada Agustus 2020 dengan beberapa pembatasan populasi.
Pertemuan kunjungan langsung secara keseluruhan di FKTP menurun
hampir 70% dari jumlah rata-rata 347 kunjungan langsung per bulan dari Jan -
Mar menjadi 108 kunjungan langsung per bulan dari Agustus - Des 2020. Jumlah
pertemuan bulanan berada di bawah tingkat dasar aktivitas, menunjukkan
penurunan yang berkelanjutan dalam jumlah keseluruhan pasien yang datang ke
layanan geriatri seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2 menunjukkan bahwa, kunjungan klinik geriatri menurun sebesar


76.9%, dari jumlah rata-rata 143 kunjungan orang per bulan dari Jan – Mar
menjadi 33 kunjungan orang per bulan dari Agustus – Des 2020. Jumlah total
konsultasi telepon di klinik geriatri pada tahun 2020 adalah 1479. Dalam fase
pembukaan kembali klinik geriatri pada Agustus 2020, jumlah konsultasi telepon
bulanan menunjukkan penurunan yang stabil mencapai 115 konsultasi pada bulan
Desember (Gambar 2).
Kunjungan klinik osteoporosis menunjukkan penurunan rata-rata jumlah
kunjungan tatap muka per bulan dari 195 per bulan dari Jan- Mar menjadi 66 per
bulan dari Agustus - Des, dengan penurunan 66,2%. Selanjutnya, jumlah total
konsultasi telepon di klinik osteoporosis pada tahun 2020 adalah 1149. Dengan
fase pembukaan kembali klinik osteoporosis pada Agustus 2020, jumlah
konsultasi telepon bulanan secara keseluruhan tetap stabil (Gambar 3).

Kunjungan klinik memori dan demensia tetap tidak berubah dengan


jumlah rata-rata 9 kunjungan per bulan pada tahun 2020. Selain itu, jumlah total
konsultasi telepon di klinik demensia dan memori pada tahun 2020 adalah 104
(Gambar 4)
Gambar 5 menunjukkan bahwa, jumlah rata-rata scan DEXA per bulan
adalah 110 selama periode Jan-Mar, dan angka ini menurun sebesar 58.4%, dan
mencapai jumlah rata-rata 46 can DEXA per bulan selama periode Agustus - Des
2020.

Rujukan ke layanan geriatri terutama dilakukan oleh dokter keluarga di


FKTP ke masing-masing klinik spesialis, sesuai dengan kriteria rujukan. Sebagai
catatan, rata-rata rujukan bulanan baru menunjukkan penurunan selama pandemi
COVID 19, dari 60 rujukan baru per bulan dari Jan – Mar menjadi 20 rujukan
baru per bulan dari Agustus hingga Des 2020 seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6
Dubai Health Authority telah menerapkan layanan Dawa'ee pada tahun
2019, yang menyediakan layanan pengiriman obat ke rumah di Dubai. Namun,
selama pandemi COVID 19, permintaan layanan meningkat dan Dubai Health
Authority memperluas layanan untuk memastikan pengiriman obat ke seluruh
UEA. Gambar 7 menunjukkan bahwa, pada tahun 2020 Dawa'ee mengirimkan
1123 resep yang diantarkan ke rumah dengan rata-rata 112 per bulan.
Pemanfaatan pengiriman obat ke rumah mencapai tingkat tertinggi pada bulan
April dengan jumlah resep yang dikirimkan sebanyak 175.

DISKUSI
FKTP di Otoritas Kesehatan Dubai menyediakan klinik rawat jalan khusus
geriatri seperti klinik pengobatan geriatri, klinik osteoporosis dan klinik memori.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan
penurunan sebagian besar layanan geriatri termasuk poliklinik rawat jalan,
skrining dan rujukan. Perubahan serupa juga terlihat di spesialisasi lain menyusul
restrukturisasi layanan akibat pandemi COVID-19.10-12
Janji temu telepon dan video telemedicine telah menjadi metode
penyampaian layanan yang sangat penting untuk menjaga kesinambungan layanan
kesehatan yang sempat terganggu di masa pandemi COVID-19. Penggunaan
layanan telemedicine meningkat secara global, begitupun di Uni Emirat Arab. 13-15
COVID-19 telah menunjukkan nilai telehealth dalam memberikan perawatan
geriatri selama pandemi.16 Pada April 2020, dengan ditutupnya semua layanan
geriatri di FKTP, konsultasi melalui telepon merupakan metode komunikasi untuk
memberikan akses layanan kesehatan dan mengurangi risiko penularan penyakit.
Layanan geriatri dibuka kembali pada Agustus 2020, dengan langkah-langkah
ketat telah diterapkan untuk melindungi pasien yang mencari bantuan medis.
Salah satunya adalah relokasi klinik geriatri untuk clean PHCC. Clean PHCC
adalah terminologi baru yang diperkenalkan di perawatan kesehatan primer Dubai
selama pandemi COVID-19. Clean PHCC adalah PHCC bebas COVID-19, tidak
ada tes polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan dan pasien COVID-19
atau kontak erat tidak terlihat di klinik. Suhu setiap orang yang datang ke klinik
diperiksa. Modifikasi ini dalam praktiknya bertujuan untuk mengakomodasi
kunjungan langsung yang aman.
Dampak kesehatan dari COVID-19 baik langsung, sebagai akibat dari
infeksi itu sendiri, maupun tidak langsung, karena terputusnya layanan kesehatan
rutin dan preventif serta dalam pengelolaan penyakit kronis. 17 Dalam penelitian
ini, skrining osteoporosis hampir seluruhnya diberhentikan, karena penghentian
DEXAscanning dan penutupan klinik osteoporosis dari April hingga Juli 2020.
Karena prioritas layanan mendesak dan penundaan perawatan elektif, manajemen
banyak kondisi medis kronis atau jangka panjang, seperti osteoporosis, telah
menjadi tantangan karena sumber daya dialihkan dari perawatan penyakit kronis
untuk memerangi pandemi.17
Klinik memori dan demensia adalah klinik rawat jalan tempat rujukan
pasien dengan gangguan mood, perilaku dan memori. Data kami menyoroti bahwa
pasien datang ke klinik setelah pembukaan kembali tanpa ada pengurangan
tercatat. Perlunya penilaian pasien dijelaskan sebagai akibat negatif dari karantina
dan social distancing.
Penelitian juga menunjukkan bahwa isolasi sosial yang dirasakan
merupakan faktor risiko untuk kinerja kognitif yang buruk secara keseluruhan,
penurunan fungsi kognitif yang lebih cepat, dan peningkatan depresi.18-19 Sebuah
studi baru-baru ini yang dilakukan di Kuwait menyimpulkan bahwa, fungsi
kognitif pada pasien dengan demensia dan gangguan kognitif ringan menurun
lebih cepat saat lockdown, dibandingkan dengan periode pra-pandemi.20
Data penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengurangan rujukan baru ke
layanan geriatri, hal ini dapat dijelaskan bahwa banyak pasien takut terpapar
COVID-19 dan dengan demikian cenderung tidak datang ke layanan kesehatan
dan dokter keluarga untuk skrining dan rujukan. Temuan ini konsisten dengan
hasil yang dipublikasikan baru-baru ini tentang dampak pandemi COVID-19 pada
layanan pencegahan di Qatar. Studi tersebut mengungkapkan bahwa, layanan
skrining ditangguhkan dan oleh karena itu mereka menemukan pengurangan
jumlah janji skrining dan kesehatan.21

KESIMPULAN
Kesimpulannya, pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan
sebagian besar layanan geriatri termasuk poliklinik rawat jalan, skrining dan
rujukan. Langkah preventif yang diterapkan pada layanan geriatri di FKTP selama
pandemi COVID-19 membantu memberikan perawatan kepada pasien terlepas
dari penutupan klinik layanan geriatri. Konsultasi melalui telepon dapat menjadi
solusi untuk penyampaian layanan kesehatan. Penelitian ini menggambarkan
potensi layanan telehealth yang membawa manfaat dan kemudahan bagi populasi
geriatri, bahkan setelah pandemi berakhir.
TELAAH KRITIS JURNAL

Preventive Steps Implemented on Geriatric Services in the


Primary Health Care Centers during COVID-19 Pandemic
Anood Alshaali, Soha Abd ElAziz, Amal Aljaziri, Tamer Farid, Mona Sobhy

PICO
Patient, Population and Problem
Populasi geriatri memiliki risiko khusus untuk COVID-19. Lansia berisiko
tinggi untuk mengalami komplikasi COVID-19 (terutama bagi yang memiliki
penyakit komorbid) dan kemungkinan membutuhkan perawatan intensif, serta
memiliki tingkat kematian kasus yang lebih tinggi. Data terbaru yang diterbitkan
dari Uni Emirat Arab (UEA) menyimpulkan bahwa kematian COVID-19 di
rumah sakit lebih tinggi pada lansia dan mereka yang memiliki komorbidid.
Munculnya pandemi COVID-19 telah mengubah pemberian perawatan
medis di seluruh dunia. Sistem perawatan kesehatan UEA termasuk Dubai Health
Authority menanggapi pandemi COVID-19 dengan meminimalkan kontak pasien
dengan tenaga kesehatan, membatasi atau menjadwal ulang kunjungan rumah
sakit dan klinik rawat jalan, menunda prosedur yang tidak mendesak, dan
mengadopsi konsultasi telepon dan telemedicine.
Sejalan dengan pedoman Dubai Health Authority, layanan Geriatri di
FKTP harus mengubah pemberian perawatan dengan menutup semua klinik
geriatri dan menggunakan komunikasi via telepon untuk mendukung pasien
geriatri selama pandemi dan untuk meminimalkan kunjungan serta risiko paparan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang berobat dan
konsultasi via telepon di klinik geriatri, klinik osteoporosis, serta klinik memori
dan demensia,, seluruh pasien yang melakukan scan DEXA di klinik osteoporosis,
jumlah pasien dengan rujukan baru ke layanan geriatri, dan seluruh pasien geriatri
yang menerima pengobatan di rumah melalui Dawa’ee services, pada tahun 2020.
Intervention
Tidak ada intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini.
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari catatan
kesehatan elektronik Dubai yang disebut dengan sistem SALAMA

Comparison
Jurnal ini membandingkan total kunjungan pasien, konsultasi via telepon,
pasien yang melakukan scan DEXA, rujukan baru di klinik layanan geriatri, klinik
osteoporosis, klinik memori dan demensia, dan pasien yang menggunakan
layanan Dawa’ee untuk pengiriman obat ke rumah selama masa pandemi COVID-
19 tahun 2020.

Outcome
Dari penelitian ini didapatkan total keseluruhan kunjungan langsung untuk
semua layanan geriatri pada tahun 2020 menurun hampir 70% dari jumlah rata-
rata 347 kunjungan langsung per bulan dari Jan - Mar menjadi 108 kunjungan
langsung per bulan dari Agustus - Des 2020. Jumlah total keseluruhan konsultasi
telepon di klinik geriatri, klinik osteoporosis dan klinik memori masing-masing
adalah 1479, 1149 dan 104.
Jumlah rata-rata scan DEXA per bulan adalah 110 selama periode Jan-
Mar, dan angka ini menurun sebesar 58.4%, dan mencapai jumlah rata-rata 46 can
DEXA per bulan selama periode Agustus - Des 2020.
Jumlah rata-rata rujukan ke layanan geriatri terutama dilakukan oleh
dokter keluarga di FKTP ke masing-masing klinik spesialis mengalami penurunan
selama pandemi COVID 19, dari 60 rujukan baru per bulan dari Jan – Mar
menjadi 20 rujukan baru per bulan dari Agustus hingga Des 2020
Selama pandemi COVID 19 tahun 2020, layanan Dawa’ee mengirimkan
1123 resep yang diantarkan ke rumah dengan rata-rata 112 per bulan, angka ini
semakin meningkat tiap bulannya. Pemanfaatan pengiriman obat ke rumah
mencapai tingkat tertinggi pada bulan April dengan jumlah resep yang dikirimkan
sebanyak 175.
VIA
Validity
Penelitian ini adalah studi retrospektif yang dilakukan pada unit layanan
geriatri (Klinik Geriatri, Klinik Osteoporosis, Klinik Memori dan Demensia) di
pusat perawatan kesehatan primer di Dubai Health Authority pada tahun 2020
bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan langkah-langkah preventif
yang diterapkan pada pelayanan geriatri di FKTP selama masa pandemi COVID-
19.

Important
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan sebagian besar
layanan geriatri termasuk poliklinik rawat jalan, skrining dan rujukan. Langkah
preventif yang diterapkan pada layanan geriatri di FKTP selama pandemi
COVID-19 membantu memberikan perawatan kepada pasien terlepas dari
penutupan klinik layanan geriatri. Konsultasi melalui telepon memberikan
landasan untuk penyampaian layanan. Penelitian ini menggambarkan potensi
layanan telehealth yang membawa manfaat dan kemudahan bagi populasi geriatri,
bahkan setelah pandemi berakhir.

Applicability
Informasi yang diberikan dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi FKTP di Kota Jambi untuk menyediakan layanan telehealth
untuk geriatri.

Anda mungkin juga menyukai