Gambar 1. MRI neuritis optik. A. Postcontrast axial T1 scan with fat suppression,
menunjukkan lesi longitudinal luas yang melibatkan nervus optik kiri intraorbital pada
pasien dengan neuritis optik dan MOG-IgG. B. Gambar Postcontrast coronal T1 fat-
suppressed, menunjukkan enchanment sarah dan selubung nervus optik yang jelas. Axial
(C) dan coronal (D) gambaran T1 dari lesi yang melibatkan nervus optik intrakranial
kanan dan chiasma optik pada pasien dengan neuritis optik dan NMOSD. E. Gambar
Postcontrast coronal T1 fat-suppressed, menunjukkan enchancment kedua nervus optik
dan selubung sekitarnya pada pasien dengan neuritis optik dan MOG-IgG. MOG-IgG,
myelin oligodendrocyte glycoprotein autoantibodies; NMOSD, neuromyelitis optica
spectrum disorder.
Tabel 2. Petunjuk diagnostik pencitraan pada neuritis optik akut
NMOSD-ON MOG-ON MS-ON
Distribusi lesi neuritis Bilateral Bilateral Unilateral
optik
Keterlibatan segmen Intrakranial, Retrobulbar Retrobulbar dan
chiasmal, traktus canalicular
optikus
Panjang Lesi Extensive Extensive Segmen pendek/fokal
longitudinal longitudinal
Derajat Ringan Berat Ringan
pembengkakan
Neuritis optik
Lokasi enchancement Nervus optik Nervus optik dan Nervus optik
postcontrast perineural
Lesi yang tampak Umumnya tampak Jarang tampak Sering tampak
pada MRI otak
Lokasi/karakteristik Lesi hipotalamus Luas, lesi Periventrikular, lesi
lesi otak lebih umum tumefactive; lesi ovoid; lesi
daripada MOG-ON kortikal dan subkortikal dan
dan MS-ON; fossa subkortikal juxtacortical
posterior dan abu-
abu periaqueductal
MOG, myelin oligodendrocyte glycoprotein; MS, multiple sclerosis; NMOSD,
neuromyelitis optica spectrum disorder.
KESIMPULAN
Neuritis Optik akut disebabkan oleh jumlah gangguan yang semakin
kompleks yang dapat dibedakan berdasarkan riwayat, funduskopi, pencitraan,
dan serologi. Studi imunologi baru-baru ini telah menunjukkan bahwa pemulihan
penglihatan setelah neuritis optik autoimun tidak menjanjikan secara seragam,
dan penggunaan rutin kortikosteroid dosis tinggi untuk mempercepat pemulihan
mungkin tidak cukup dalam keadaan tertentu. Pengobatan neuritis optik akut
kemungkinan akan mendapat manfaat dari evaluasi terfokus yang dirancang
untuk mengidentifikasi pencitraan dan data laboratorium yang mendukung
etiologi infeksi, paraneoplastik, dan autoimun tertentu. Dengan menggunakan
hasil ini, pengobatan dapat disesuaikan untuk menanggapi mekanisme cedera
dan prognosis visual. Percobaan pengobatan prospektif yang dirancang untuk
menyelidiki rejimen pengobatan agresif pada inflamasi akut neuritis optik
cenderung mendukung treatment rationales yang mempercepat pemulihan dan
mempertahankan fungsi penglihatan dan komponen struktural saraf optik.