001/SPO/BM-QP.02/1/2020 00 1 dari 5
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
Penderita neuritis optik juga merasakan nyeri pada mata, terutama ketika
digerakkan. Ketika bola mata digerakkan, penderita dapat melihat kilatan cahaya
kerlap-kerlip.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien untuk melihat dan
menyebutkan angka atau alfabet yang diletakkan pada jarak tertentu. Tes ini
bertujuan untuk mengukur ketajaman penglihatan pasien.
NEURITIS OPTICUS
001/SPO/BM-QP.02/1/2020 00 2 dari 5
Pada tes ini, dokter akan menyinari mata dengan senter untuk melihat respons
pupil terhadap cahaya yang terang. Pupil penderita neuritis optik tidak mengecil
sekecil pupil mata yang sehat jika disinari oleh cahaya terang.
Oftalmoskopi
001/SPO/BM-QP.02/1/2020 00 3 dari 5
Selain pemeriksaan di atas, ada beberapa tes lain yang dapat dilakukan untuk
mengetahui faktor risiko penyebab neuritis optik, antara lain:
001/SPO/BM-QP.02/1/2020 00 4 dari 5
Neuritis optik umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4-12
minggu, tanpa pengobatan tertentu. Namun tergantung kondisi penderita,
dokter mata dapat memberikan pengobatan tertentu untuk membantu
mempercepat penyembuhan, antara lain:
Obat kortikosteroid
Dokter dapat menyuntikkan obat kortikosteroid dosis tinggi ke penderita
untuk mengobati neuritis optik, sekaligus memperlambat dan
mengurangi risiko perkembangan multiple sclerosis. Methylprednisolon
dengan dosis 200 mg per 6 jam diberikan sebanyak 12 dosis.
Suntik imunoglobulin (IVIG)
Pengobatan lain untuk neuritis optik adalah dengan suntikan
imunoglobulin (IVIG). Pengobatan ini biasanya diberikan kepada
penderita neuritis optik yang sudah parah dan tidak bisa lagi diatasi oleh
Tatalaksana
kortikosteroid.
Vitamin B12
Penderita neuritis optik yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12
dapat diobati dengan suntikan vitamin B12.
Apabila neuritis optik dipicu oleh kondisi lain, misalnya diabetes, maka dokter
akan mengobati kondisi tersebut.
001/SPO/BM-QP.02/1/2020 00 5 dari 5
Edukasi -
Prognosis Dubia
1. Osborne BJ,VolpeNJ. Optic neuritis and risk of MS. Differential diagnosis and
management. Cleve Clin J Med 2009;76:181-90.
2. Beck RW, Cleary PA, Trobe JD, et al. The effect of corticosteroids for acute optic
neuritis on the subsequent development of multiple sclerosis. The
OpticNeuritis Study Group. N Engl J Med 1993;329:1764-9
3. Wray SH. Optic neuritis. In, Albert DM, Jakobiec FA (ed). Principles and
Practice of Ophthalmology, 1st edition.Philadelphia,PA, WB
Saunders,1994:2539-256.
4. Beck RW, Cleary PA,AndersonMM Jr, et al. A randomized, controlled trial of
Kepustakaan
corticosteroids in the treatment of acute optic neuritis. The Optic Neuritis
Study Group. N Engl J Med 1992;326:581-8.
5. Beck RW, Trobe JD, Moke PS, et al. High- and low-risk profiles for the
development of multiple sclerosis within 10 years after optic neuritis:
experience of the optic neuritis treatment trial. Arch Ophthalmol
2003;121:944-9.
6. Optic Neuritis Study Group. The clinical profile of optic neuritis: experience of
the Optic http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;