Anda di halaman 1dari 45

PENYAKIT SARAF OPTIK

Sistem Sensorik Visual

Dari  proses fotokimia di retina (lapisan batang


dan kerucut)  yaitu rangsangan sinar  menjadi
rangsangan saraf  melalui saraf optik hingga ke
korteks otak.
Sistem Sensorik Visual terdiri dari:
- Retina
- Saraf optik
- Kiasma optik
- Traktus optik
- Nukleus genikulatum lateral
- Radiatio optik / Radiatio genikulo-kalkarina
- Korteks kalkarina
• Saraf kranial yang berhubungan dalam
proses sensorik visual  saraf kranial II-III-
IV-V-VI-VII-VIII.
Saraf Optik

Secara anatomi  pada diskus optik


Secara fisiologi & fungsi  sepanjang lapisan
sel ganglion retina
Terdiri dari 1–1,2 juta akson sel ganglion.
Akson saraf optik  tergantung dari produksi
metabolik sepanjang sel ganglion retina.
Saraf optik  bagian dari sistem saraf sentral.
Gangguan terhadap sistem saraf sentral 
berpengaruh terhadap sistem sensorik visual.
Struktur Saraf Optik
Klinis optik neuropati

• Penurunan tajam penglihatan


• Gangguan lapangan pandang
• Diskromatopsia
• RAPD (Relative Afferent Pupillary Defect) +
• Diskus optik normal, edema, atau atrofi

Kelainan pada retina (retinopati) seringkali didiagnosis


sebagai optik neuropati.
Gangguan pada saraf optik

• Gangguan pre-Kiasma:
- AION (Anterior Ischemic Optic Neuropathy)
 AAION (Arteritic Anterior Ischemic Optic
Neuropathy) dan NAION (Non arteritic
Anterior Ischemic Optic Neuropathy)
- Edema papil
- Atrofi saraf optik
- Neuritis optik
- Neuritis retrobulbar
Gangguan pada saraf optik

• Gangguan Kiasma (persilangan kedua


saraf optik di daerah sela tursika):
- Tumor kelenjar hipofise
- Aneurisma pembuluh darah 
penekanan kiasma
- Peradangan  meningitis,
arachnoiditis
- Hidrosefalus
Gangguan pada saraf optik

• Gangguan post-Kiasma:
- Lesi mulai dari traktus optik hingga
korteks kalkarina
- Gangguan fungsi dari korteks otak
Gangguan Pre-Kiasma
AION (Anterior Ischemic Optic
Neuropathy)

• Penyebab paling sering optik neuropati akut pada


pasien dengan usia > 50 tahun
• Klinis:
- Painless monocular vision loss
- Gangguan lapangan pandang
- Amaurosis fugaks
- RAPD +
- Edema papil saraf optik
• Dibedakan menjadi:
1. Arteritic (AAION)  berhubungan dengan vaskulitis
terutama giant cell arteritis (GCA)
2. Nonarteritic (NAION)
AAION (Arteritic Anterior Ischemic Optic
Neuropathy)

• Jarang terjadi (5-10% dari AION)


• Penyebab: inflamasi dan trombosis oklusi
dari arteri ciliaris posterior brevis
• Berhubungan dengan Giant Cell Arteritis
(GCA), dengan gejala: Jaw claudication,
scalp tenderness, nyeri kepala, malaise,
anoreksia, penurunan berat badan, demam
• Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
(ESR) tanpa gejala sistemik atau normal ESR
dengan gejala sistemik
AAION
• Klinis:
- Penurunan tajam penglihatan (visual acuity
<20/200 pada >60% pasien)
- Funduskopi: chalky white optic disc edema,
normal atau large cup pada fellow eye

• Penatalaksanaan:
- Tujuan: mencegah kontralateral vision loss
- Kortikosteroid high dose  Methylprednisolone
intravena  dilanjutkan dengan Prednisone oral
- Biopsi arteri temporalis  ditunda 7-10 hari
NAAION (Non Arteritic Anterior Ischemic
Optic Neuropathy)

• 90%-95% dari kasus AAION


• Berhubungan dengan mikrosirkulasi diskus optik dengan
struktur crowding disk
• Klinis:
- Tidak ada gejala sistemik yang berhubungan dengan NAAION
- Tajam penglihatan >20/200 pada >60% kasus
- Funduskopi: Edema diskus optik. Diskus optik pada fellow eye
lebih kecil.
NAAION

• Berhubungan dengan: hipertensi,


diabetes mellitus, dan hiperlipidemia.
• Pengobatan ditujukan terhadap faktor
dasar dan faktor pencetus
• Tidak ada terapi yang spesifik untuk
NAAION
- Prednisone oral (unproven)
Neuritis Optik

• Mengenai satu mata, usia muda


• Peradangan saraf optik
• Anak  pasca infeksi virus, seperti:
morbili, varisela, ISPA, atau demam.
• Penyebaran dari radang disekitar
perjalanan saraf optik  sinusitis,
meningitis
• Kelainan sistemik  sifilis, penyakit
kelainan darah, diabetes mellitus,
keganasan.
Neuritis Optik

• Dua bentuk klinis:


1. Neuritis Optik Retrobulbar:
- Peradangan pada saraf optik dibelakang bola
mata
- Tidak tampak kelainan pada papil saraf optik

2. Papillitis:
- Peradangan pada saraf optik didalam bola
mata (papil saraf optik)
- Edema papil kemerahan
Papillitis
• 1/3 kasus neuritis optik  inflamasi
mengenai bagian anterior dan diskus
optik edema  Papillitis
• Edema, hiperemi dan difus diskus optik
• Peripapillary flame shaped hemorrhages
• Sering terjadi pada neuritis postviral
dan infeksi daripada demyelinating
neuritis
Neuritis Optik Retrobulbar

• Sering pada usia muda (±30 tahun), perempuan


(77%)
• Klinis:
- Subakut monokular vision loss
- Nyeri periorbita, dengan nyeri pergerakan bola
mata (92%)
- RAPD +
- Diskromatopsia  khususnya merah
- Funduskopi: diskus optik dalam batas normal
- Berhubungan dengan kelainan demyelinating
Neuritis Optik Retrobulbar

• Neuritis optik retrobulbar  MRI Kepala 


untuk diagnosis Multiple Sclerosis  evaluasi
lesi periventrikular white matter

• Penatalaksanaan:
- Kortikosteroid  Methylprednisolone
intravena, dilanjutkan dengan prednisone
oral
- Terapi Immunomodulator  pada kasus
Multiple Sclerosis
Edema Papil

• Suatu kongesti tanpa peradangan pada papil saraf


optik  peningkatan tekanan intrakranial
• Obstruksi aliran vena retina sentral setelah keluar
dari saraf optik  melalui rongga sub araknoid
dan sub dural
• Penyebab:
1. Kelainan intraokular  hipotoni, glaukoma akut
2. Kelainan intraorbital  tumor saraf optik,
oftalmopati tiroid
3. Kelainan sistemik  hipertensi maligna,
hipovolemi, kelainan darah (anemia)
Edema Papil

• Edema papil  tekanan intrakranial tinggi 


disebut juga Papil Edema.
Penyebab: Tumor atau Pseudotumor cerebri, Abses
cerebri, Perdarahan subdural atau subarachnoid,
Hidrosefalus, Kraniostenosis.

Dibedakan:
- Akut: tajam penglihatan normal, warna normal,
lapang pandang normal, pembesaran bintik buta
- Kronis: atrofi saraf optik  tajam penglihatan
menurun, gangguan lapang pandang, warna
Akut Papil Edema

• Hiperemi diskus optik, dilatasi


permukaan diskus, telengiektasia,
pembuluh darah peripapil
• Pasien dengan peningkatan TIK 
pusing, mual muntah
• Amaurosis fugaks
Akut Papil Edema
Kronis Papil Edema

• Peningkatan TIK lama (bulan sampai


dengan tahun) dan long-standing papil
edema.
• Diskus optik tidak hiperemi, tetapi
berwarna pucat  kehilangan akson
serabut saraf optik
• Pengobatan:
Tergantung penyakit dasarnya
Kronis Papil Edema
Atrofi Saraf Optik

• Nekrosis serabut saraf optik


• Papil berwarna pucat  menghilangnya pembuluh
darah kapiler serta akson dan selubung mielin saraf
• Klinis:
Tajam penglihatan menurun, gangguan lapang
pandang, diskromatopsia
• Dibedakan menjadi:
1. Atrofi Papil Primer
2. Atrofi Papil Sekunder
Atrofi Papil Primer

• Fundus: papil berwarna pucat, batas


tegas, ekskavasi papil lebih luas tapi
dangkal, lamina cribrosa tampak jelas
pada dasar ekskavasi
• Penekanan terhadap saraf optik (tumor,
fraktur, arachnoiditis) atau radang saraf
optik di belakang bola mata (neuritis
optik retrobulbar)
• Kelainan retina  chorioretinitis, retinitis
pigmentosa, oklusi arteri retina sentral
Atrofi Papil Sekunder

• Fundus: papil berwarna pucat, batas


kabur, ekskavasi mengecil atau
menghilang, lamina cribrosa tidak tampak
• Penyebab:
proses pada papil: radang (papillitis),
AAION, edema papil akibat peningkatan
tekanan intrakranial

Pengobatan dan prognosis atrofi papil


tergantung dari penyebabnya.
Gangguan Kiasma
Gangguan Kiasma Optik
• Kiasma optik  semua akson aferen dari saraf optik
kanan dan kiri yang bersilang.
• Lesi terhadap kiasma optik  dari arah depan,
belakang, lateral kanan dan kiri, atas, bawah.
• Dari berbagai arah lesi  Skotoma
• Gangguan lapangan pandang yang sering terjadi 
Bitemporal hemianopsia
• Pengobatan dan prognosis tergantung dari
penyebab lesinya
Etiologi

1. Lesi Ekstrinsik
Penyebab: adenoma pituitari (paling
sering), meningioma parasellar,
craniopharyngioma dan aneurisma
arteri carotid interna parasellar.
2. Lesi Intrinsik
Penyebab: infeksi (tuberculosis, Lyme
disease) dan inflamasi (sarcoidosis,
multiple sclerosis)
Gangguan Post Kiasma
Gangguan Post Kiasma

• Post Kiasma saraf optik  traktus optik


yang keluar dari kiasma optik ke nukleus
genikulatum lateral  radiatio
optik/genikulokalkarina  korteks
kalkarina.
• Gangguan post kiasma  defek lapang
pandang selalu homonim
• Makin ke posterior  defek lapang
pandang homonim makin sebangun
(congruous)
Gangguan Post Kiasma

• Gangguan traktus optik  Homonim


hemianopsia  tidak sama besar dan
bentuknya
• Gangguan korpus genikulatum lateralis 
disertai gejala hemianestesia
• Gangguan radiatio optik  cari gejala
neurologik lain
• Stroke  penyebab paling sering homonim
hemianopsia, diikuti dengan traumatic
brain injury dan tumor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai