PENYAKIT SISTEMIK
Arterioles
Optic cup
Fovea
Optic disc
Vein
DIAGNOSIS PENYAKIT
RETINA
1. Anamnesis
2. Visus tajam penglihatan, lapang pandangn,
penglihatan warna, sensitivitas dengan kontras
cahaya
3. SLIT LAMP biomikroskopi
4. OPHTHALMOSCOPE direk & indirek
5. Fundal Fluorescein Angiography (FFA)
6. Ultrasonography (USG)
7. Optical Coherence Tomography (OCT)
8. E.R.G dan E.O.G.
VIII. DIABETIC
RETINOPATHY
Setelah menderita D.M 10 tahun
D.M 20 tahun 95% menderita Diabetic
Retinopathy (D.R.)
Diabetic Retinopathy terjadi saat gula darah
tinggi dan bersifat irreversible
Penyebab kebutaan permanen terbanyak
di dunia
Patogenesa
Eksposure hiperglikemia dlm waktu
lamaperubahan biokimia dan
fisiologikerusakan endotel pembuluh
darahmembran basal menebal
perlambatan sirkulasiiskemik
retinaretinopati
Peningkatan permeabilitas
pemb.darahkebocoran cairan kaya
proteinedema retina dan soft eksudatjk di
makulamakulopati
5
Klasifikasi Diabetic
retinopathy (D.R.)
I. Non proliferative D.R. (back ground D.R.)
microaneurysm, perdarahan retina, hard
exudates
II. Pre Proliferative D.R.
semua gejala diatas + daerah hypoxia pada
FFA atau soft exudates (funduskopi)
III. Proliferative D.R.
semua gejala diatas + new vessel (neovascular)
+fibroglial
Soft -Hard exudates
(Intra-retinal lipid exudates)
Hard eksudat
9
THERAPY D.R.
Perdarahan vitreus
Diabetik makulopati
Glaukoma neovaskular
Traksional retina detachment
11
III. Oklusi Arteri retina
Central
Emboli lemak , infeksi, atherosclerosis
Gejala: Visus mendadak kabur tanpa mata merah dan
tanpa sakit mata
Kadang disertai sakit kepala
Gambaran fundus okuli (funduskopi):
makula merah dan retina pucat cherry red spot
Therapy : 2 jam prognosis baik
paracentesis, massage bola mata, vasodilator O2
95%:5% CO2
IV. OKLUSI VENA RETINA
CENTRALIS
1. Central retinal vein occlusion (CRVO)
2. Branch retinal vein occlusion (BRVO)
Therapy:
1. penyebab oklusi (hipertensi, D.M., kelainan
vaskular yang lain
2. Laser argon photocoagulation (hypoxia area)
3. Injection intravitreal Anti VEGF
19
Hypertensive Retinopathy
Grade 2
Arteriovenous crossing
Hypertensive Retinopathy
Grade 3
Papilledema--hipertensi malignan
Hypertensive Retinopathy
26
Terapi
Piremetamin dws: 100-200 mg
anak-anak: 2mg/kg/bb kombinasi tx
4-6 mgg
Sulfadianin+trisulfa 50-75 mg/kgbb
Asam folat
27
28
PENYAKIT AUTO IMUN
VODT-KONYANAGI:
Uveitis bilateral
Alopecia -Tuli
Poliosis -Uveitis non granulomatusa
Vitiligo
Koroiditis eksudasi >> retinal detachment
vogt-koyanagi-harada syndrome
Terapi : steroid intra okuli
29
EALE's disease
-pria>wanita
-autoimun:RA, peny kolagen
lainnya
- periplebitis/radang pemb darah
vena
. perdarahan corpus vitreum
recurent
-fibroglial di vitreus dan
retina--.traksional RD
Short acting:
Betamethazone 4mg/cc
Dexamethazone 4mg/cc
Long acting:
Methyl prednisone acetat 40 mg/cc
Triamcinolone acetonide 40mg/cc
Retrobulbar <<
Sarcoidosis
TBC
38
SLE-Vaskulitis
39
Neuritis Optika
Batasan :
Peradangan pada saraf optik diikuti dgn penurunan
penglihatan
Etiologi:
Idiopatik
Multipel sklerosis
Infeksi granuloma (TB, sifilis, sarkoidosis)
Infeksi virus (herpes zoster, ensefalitis, measles)
Neuritis Optika
2 macam berdasar pemeriksaan fundus :
Neuritis retrobulber
Proses radang terletak di belakang bola mata
Kelainan fundus (-)
Pada 2/3 kasus
Papilitis
Proses radang :papil saraf optik
Pemeriksaaan fundus : edema papil
Papilitis
Gejala Subyektif
Penurunan tajam penglihatan mendadak
Usia 15 45 tahun
Predominan wanita
Biasanya unilateral, dpt bilateral
Kadang disertai demam atau terjadi setelah
demam (flu like syndrome)
Uhthoffs phenomenon : Penurunan tajam
penglihatan setelah olahraga atau mandi air panas
(peningkatan suhu tubuh)
Periorbital pain, terutama saat bola mata
digerakkan
Papilitis
Gejala Obyektif :
Tajam penglihatan menurun bervariasi
(6/6 no light perception)
Pemeriksaan Marcus Gunn (+), kecuali bilateral
Lapang pandangan sentral :
skotoma sentral, sekosentral, parasentral
Penurunan penglihatan warna
Papilitis
Gambar : Papilitis
Papil Edema
Batasan :
Keadaan edema tanpa peradangan dari papil saraf optik
Disebabkan peningkatan tekanan intra kranial
Patofisiologi :
Terjadinya papil edema :
24-48 jam
terjadi papil edema komplet setelah 1 minggu.
menghilang 6-8 minggu dgn terapi adekuat
Papil Edema
Etiologi:
Tumor intrakranial Malformasi arteri-
Pseudotumor serebri vena
Stenosis aquaduktus Abses otak
silvii Meningitis
Hemato subdural dan Encephalitis
epidural
Thrombosis sinus
Perdarahan
subarakhnoid sagitalis
Papil Edema
Gejala klinis :
Tajam penglihatan normal , stadium lanjut
Cefalgia, nausea, vomiting
Lapang pandangan pelebaran bintik buta
Penyebab TIK
biasanya bilateral, asimetris
Papil Edema
Gejala klinis :
Pemeriksaan funduskopi :
Papil saraf optik ukuran lebih besar, batas
kabur, elevasi + ( 3D = 1mm )
Edema lapisan serabut saraf peripapiler
Lipatan retina btk radial atau konsentrik di
peripapiler : Patons line
Ekskavasio mengecil sampai hilang
Papil Edema
Gejala klinis :
Pemeriksaan funduskopi :
Hiperemia papil saraf optik
Vena dilatasi dan berkelok-kelok
Perdarahan peripapiler (flamed shaped)
Eksudat di papil atau peripapiler
Papil Edema
Stadium lanjut (Khronik atrofi papil edema)
Elevasi papil saraf optik
Papil menjadi pucat dengan batas kabur
Pseudo drusen di permukaan papil
Pembuluh darah retina mengecil
Penurunan tajam penglihatan
Papil Edema
Diagnosa Banding
Pseudo papil edema
Neuritis optik / papilitis
Penyulit
Papil atrofi
Papil Edema
Penatalaksanaan :
Batasan :
Degenerasi saraf optik yang tampak sebagai papil saraf
optik dengan warna lebih pucat dari normal
Papil atrofi
Patofisiologi :
Vaskuler Toksik
Degeneratif Metabolik
Sekunder krn papil edema Traumatik
Sekunder krn papilitis Tumor
(neuritis optika)
intrakranial
Tekanan pada saraf optik
Papil atrofi primer
Akibat proses degenerasi di retina atau
retrobulber
Klinis :
Papil batas jelas, warna pucat, batas tegas
Pembuluh darah mengecil
Lamina kribosa di dasar ekskavasio tdk terlihat
Papil atrofi
Gejala Klinis :
Kemunduran tajam penglihatan perlahan-
lahan bisa sampai no light percepsion
Gangguan lapang pandangan :
Pelebaran bintik buta
Penatalaksanaan
Mencari penyebab
Visus karena papil atrofi permanen
Anterior Ischemic
Optic Neuropathy
Anterior Ischemic Optic
Neuropathy
Batasan :
Iskemia (sampai infark) dari saraf optik bagian
depan (prelaminar,laminar dan retrolaminar)
disebabkan oleh perfusi yang tidak adequat oleh
arteri ciliaris posterior brevis dan cabangnya
Anterior Ischemic Optic
Neuropathy
Tipe :
Arteritik
Trombus, emboli, radang pembuluh darah
Nonarteritik
Arteriosclerotic
Anterior Ischemic Optic
Neuropathy
Gambaran klinis :
Gejala subyektif