3 Pengertian
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan
konsistensi padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel.
4 Anamnesis 1) Rasa penuh dan berat pada perut bagian bawah dan teraba
2) benjolan padat kenyal.
3) Gangguan haid: menoragia, metroragia,dan dismenorea.
4) Akibat penekanan: disuria, polakisuria, retensio urine, konstipasi,
edema tungkai, varises, nyeri dan rasa kemeng didaerah pelvis.
5) Riwayat Infertilitas dan kehamilan ektopik.
6) Tanda abdomen akut.
5 Pemeriksaan Fisik 1) Palpasi abdomen, terdapat masa padat, batas jelas, dapat
2) digerakkan, dan tanpa nyeri. Sensitifitas Pemeriksaan tergantung
Ukuran Myoma dan Letak myoma
3) Pemeriksaan dalam ditemukan tumor menyatu dengan uterus.
Massa yang teraba di perut ikut bergerak saat dilakukan maneuver
pemeriksaan dalam.
Tx : GnRH agonis diberikan 3-6 kali setiap bulan sekali yang dimulai
pada hari ke-3 sampai 5 mentruasi dengan dosis 375 mg intramuskuler
gluteal.
Operatif
Terapi operatif tergantung pada:
1) Adanya keluhan gangguan haid serta komplikasinya dan atau
keluhan pendesakan organ sekitar.
2) Infertilitas post terapi GnRH agonist
3) Nyeri pelvik kronis akibat pendesakan, perlekatan, dismenore,
dispareunia, hemorrhoid, disuria berulang, nyeri defekasi, dan
manipulasi.
Ketentuan:
- Umur penderita lebih dari 50 tahun adalah TAH-BSO atau SVH
tergantung kondisi serviks.
- Menginginkan anak dilakukan miomektomi
- atau enukleasi mioma baik post GnRH agonist maupun langsung..
- Pada kasus dengan gangguan haid dimana umur lebih dari 40 tahun
dilakukan D & C untuk pemeriksaan PA dan USG endometrium untuk
diagnosis kemungkinan keganasan.
- Pemerikasaan inspeksi asam asetat (IVA), sitologik Pap smear atau
kolposkopi serviks menentukan radikalitas operasi
- Pendekatan operatif adalah laparotomi dan atau laparoskopi
Mioma Uterus
Konservatif GnRHAgonis
Catatan:
Keluhan positif yaitu:
1. Infertilitas. Pada mioma uterus dengan keluhan infertilitas dilakukan histerosalfingografi
untuk mengetahui kavum uterus, patensi tuba, hidrosalfing, dan tanda-tanda infeksi kronis.
2. AUB-L berupa menorhagi, metrohagia, dan menometrohagia.
3. Komplikasi perdarahan seperti lemah, lesu, penyakit jantung anemia, mudah infeksi,
penuruanan kinerja dan konsentrasi.
4. Pendesakan ke organ pelviks yaitu gangguan berkemih dan defekasi, nyeri pelvic kronik
dan kemeng di region suprasimfisis.
5. GnRH agonis diberikan 3-6 kali setiap bulan sekali yang dimulai pada
hari ke-3 sampai 5 mentruasi dengan dosis 375 mg intramuskuler gluteal.
6. Operatif dapat berupa ligasi dan atau histeroskopi pada miom sub mukosa atau
geburt, miomektomi, histerektomi, dan embolisasi
5