Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

SMF ILMU KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN


RSUD SIDOARJO, SIDOARJO
2012 - 2014
LEIOMIOMA UTERI
1. Pengertian (Definisi) Suatu tumor jinak lapisan miometrium rahim, dengan sifat :
1. Konsistensi padat kenyal
2. Berbatas jelas dan memiliki pseudokapsul
3. Bias soliter atau multiple dengan ukuran mulai dari
mikroskopis sampai >50 kg

2. Anamnesis Anamnesis tentang keluhan dan riwayat penyakit

3. Pemeriksaan Fisik 1. Palpasi abdomen : didapatkan tumor di daerah atas pubis


atau abdomen bagian bawah dengan konsistensi padat
kenyal, berdungkul, tidak nyeri, berbatas jelas, mobil bila
tidak ada perlekatan
2. Pemeriksaan bimanual : tumor tersebut menyatu atau
berhubungan dengan rahim

4. Kriteria Diagnosis 1. Bisa tanpa gejala;


2. Atau timbul gejala berupa:
Rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah sampai
teraba benjolan yangpadat kenyal
3. Gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus (30%)
a. Menoragi
b. Metroragi
c. dismenore
4. gangguan akibat penekanan tumor :
a. disuria / polakisuria
b. retensi urine
c. “Overflow incontinence”
d. Konstipasi
e. Varises
f. Edena tungkai

5. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan :


a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan USG pada kasus terpilih
d. Kuret pemeriksaan PA pada kasus perdarahan
e. Pemeriksaan PA bahan operasi

6. Diagnosis Banding 1. Tumor solid ovarium


2. Adenomiosos
3. Kelainan bawaan rahim
4. Tumor solid rongga pelvis non ginekologis
5. Kehamilan
6. Miosarkoma

7. Pemeriksaan Penunjang a. USG


b. PA
c. Pap Smear
d. IVP
e. Kuret
8. Terapi Penatalaksanaan tergantung pada :
1. Ukuran tumor
2. Keluhan atau komplikasi
3. Umur danparitas penderita

I. Ukuran mioma kurang dari -12 minggu


1. Tanpa keluhan / komplikasi.
Tidak tergantung umur dan paritas, hanya dilakukan
pengawasan dengan pemeriksaan berkala setiap 3 – 6
bulan sekali. Apabila terjadi pembesaran atau timbul
komplikasi dipertimbangkan operasi.
2. Dengan keluhan . komplikasi perdarahan dilakukan :
a. Koreksi anemi dengan transfuse bila Hb<8gr%
b. Kuret, dikerjakan bila Hb>8gr%, kecuali pada
perdarahan profus.
c. Tujuan kuret :
- Menghentikan perdarahan
- Pemeriksaan PA menyingkirkan kemungkinan
keganasan atau penyakit lain. Bila tidak
didapatkan keganasan, tindakan selanjutnya
tergantung pada umur paritas penderita
d. Umur < 35 tahun dan masih menginginkan anak
dilakukan terapi konservatif, bila gagal
dipertimbangkan operasi
e. Umur > 35 tahun dengan jumlah anak > 2
dilakukan tindakan operasi.

II. Ukuran mioma lebih 12 minggu


Dengan taupun tanpa keluhan / komplikasi, dilakukan
tindakan operasi. Bila ada perdarahan dilakukan kuret dulu
untuk menghentikan perdarahan dan pemeriksaan
patologui anatomi (PA) setelah anemianya dikoreksi. Bila
ada infeksi diberi antibiotik.

III. Pengobatan konservatif


1. Bila anemi beri tablet zat besi tiap 8 jam / hari
2. Pemberian kombinasi vitamin vitamin sehari 1 kali
3. Makanan Tingkat Kalori Tinggi protein (TKTP)
4. Pengawasan lanjutan secara berkala setiap 3-6 bulan
untuk melihat besar tumor dan keluhan
5. Dapat dipertimbangkan pemberian obat-obat bertujuan
mengurangi kadar estrogen dan progesterone dalam
darah (min : GnRH agonist)

IV. Tindakan operasi


1. Pada yang masih menginginkan naak,, bila mungkin
dikerjakan miomektomi:
a. Selama pengawasan tumor membesar lebih dari 8
cm dengan USG
b. Keluhan perdarahan dan nyeri tidak teratasi dengan
obat-obat
2. Pada usia 35-45 tahun dikerjakan histerektomi +
unilateral salpingooforektomi.
3. Pada usia >45 tahun dikerjakan histerektomi + bilateral
salpingooforektomi

9. Edukasi Tirah baring (bed rest) saat perdarahan untuk mengurangi


intensitas dan durasi perdarahan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Penelaah Kritis 1. dr. Heru Dwiantoro Wahyudi, SpOG(K)
2. dr. Yunnanto Yosediputra, SpOG
3. dr. R. Prijono Wibowo, SpOG
4. dr. Wahyu Widoyoko, SpOG
5. dr. Setya Budi Pamungkas, SpOG
6. dr. Wasis Nupikso, SpOG
7. dr. Nanang Rudianto, SpOG
8. dr. Pramudyo Dwiputro, SpOG(K)
9. dr. Tjuput Purwastono, SpOG
10. dr. Andoharman Damanik, SpOG

14. Indikator Medis Tumor jinak

15. Kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan tahun 2011

Sidoarjo, 10 Januari 2013

Ketua Komite Medik Ketua SMF Ilmu Kebidanan dan


Penyakit Kandungan

dr. M. Tauhid Rafii, SpM dr. Heru Dwiantoro Wahyudi, SpOG (K)
NIP. 19580505 198610 1 005 NIP. 19620223 198803 1 006

Direktur RSUD Sidoarjo

dr. Eddy Koestantono M., MM


NIP. 19551008 198801 1 001

Anda mungkin juga menyukai