Anda di halaman 1dari 15

SALINAN

PROVINSI JAWA TIMUR


PERATURAN WALIKOTA BATU
NOMOR 75 TAHUN 2020

TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS


DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN
PADA DINAS PERTANIAN KOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Bab II point A


Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 03/KPTS/
SM.200/I/05/2019 tentang Pengelolaan Balai Penyuluhan
pertanian, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Balai Penyuluhan Pertanian pada
Dinas Pertanian Kota Batu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang


Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4118);
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4660);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
10. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
11. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/02/MENPAN/2/2008 tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya;
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 16/Permentan/
OT.140/2/2013 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Informasi Penyuluhan Pertanian di Lingkungan
Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 350);
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 131/Permentan/
OT/12/2014 tentang Tata Hubungan Kerja Antar

Halaman 2 dari 14 hlm…


Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan, dan
Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Peningkatan
Produksi Beras Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1903);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/
OT.010/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas,
dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan
Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 47/
Permentan/SM.010/9/2016 tentang Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1477);
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 67/
Permentan/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan
Kelembagaan Petani (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2038);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017
tentang pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang
Dinas dan UPTD (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 451);
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 03/
PERMENTAN/SM.200/1/2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Penyuluh Pertanian (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 124);
21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 03/KPTS/
SM.200/I/05/2019 tentang Pengelolaan Balai
Penyuluhan Pertanian;
22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN,


SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI,
SERTA TATA KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN
PADA DINAS PERTANIAN KOTA BATU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Halaman 3 dari 14 hlm…


Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Batu.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu.
3. Walikota adalah Walikota Batu.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu.
5. Dinas adalah Dinas Pertanian Kota Batu.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian Kota Batu.
7. Pertanian yang mencakup tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan yang
selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan
meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
pemasaran dan jasa penunjang pengelolaan sumber
daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal,
tenaga kerja dan manajemen untuk mendapatkan
manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat.
8. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluh
pertanian adalah perangkat daerah yang merupakan
unsur pelaksana urusan pemerintahan yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian dalam
hal ini adalah Dinas Pertanian Kota Batu.
9. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai
Perangkat Daerah Kota Batu.
10. Balai Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat
dengan BPP adalah lembaga Penyuluhan Pertanian
pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi
penyuluhan pertanian pada tingkat kecamatan serta
merupakan unit kerja nonstruktural dengan wilayah
kerja satu atau beberapa kecamatan di bawah Dinas
Pertanian Kota Batu.
11. Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disebut Penyuluh Pertanian PNS adalah
pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian
untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian.
12. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Penyuluh
Pertanian yang selanjutnya disebut PPPK Penyuluh
Pertanian adalah penyuluh pertanian yang memenuhi
persyaratan tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
13. Tenaga Harian lepas atau Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian yang selanjutnya disebut THL-TB Penyuluh
Pertanian adalah tenaga bantu penyuluh pertanian
yang direkrut oleh Kementrian Pertanian selama kurun

Halaman 4 dari 14 hlm…


waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya
dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
14. Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama
yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat
lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan
mampu menjadi penyuluh.
15. Penyuluh Pertanian Swasta adalah penyuluh yang
berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang
mempunyai kompetensi dalam penyuluhan pertanian.
16. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang
ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani
guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani, mencakup kelompok tani, gabungan kelompok
tani, asosiasi komoditas pertanian, dan dewan
komoditas pertanian nasional.
17. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan
komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
18. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut
Gapoktan adalah kumpulan beberapa Poktan yang
bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usaha.
19. Kelembagaan Ekonomi Petani yang selanjutnya disebut
KEP adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan
usaha tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani,
guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha
tani, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.
20. Pelaku Utama adalah warga negara Indonesia
perseorangan/atau beserta keluarganya yang
melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan.
21. Pelaku Usaha adalah setiap orang yang melakukan
usaha sarana produksi pertanian, pengolahan, dan
pemasaran hasil pertanian, serta jasa penunjang
pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum
Republik Indonesia.
22. Kelembagaan Penyuluhan adalah lembaga pemerintah
dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan
fungsi menyelenggarakan penyuluhan.
23. Program Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan yang selanjutnya disebut Programa
Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan

Halaman 5 dari 14 hlm…


Penyuluhan.
24. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku
utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan
sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup.
25. Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya
disingkat WKPP adalah Wilayah Kerja Penyuluh
Pertanian di satu Kecamatan.

BAB II
KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) BPP berkedudukan di kecamatan dan merupakan unit


kerja nonstruktural bersifat fungsional dan unit
layanan yang bekerja secara profesional yang memiliki
wilayah kerja di satu kecamatan.
(2) BPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas melalui Kepala Bidang yang
membidangi Penyuluhan.
(3) BPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi
sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku
utama dan pelaku usaha.
(4) BPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
wilayah kerja dan tempat kedudukan sebagai berikut:
a. BPP Kecamatan Bumiaji berkedudukan di Desa
Pandanrejo untuk wilayah kerja Kecamatan Bumiaji;
b. BPP Kecamatan Batu berkedudukan di Kelurahan
Sisir untuk wilayah kerja Kecamatan Batu; dan
c. BPP Kecamatan Junrejo berkedudukan di
Kelurahan Dadaprejo untuk wilayah kerja
Kecamatan Junrejo.

BAB III
PERAN BPP

Pasal 3

Peran BPP sebagai lembaga penyuluhan pertanian di


tingkat kecamatan adalah:
a. Pusat koordinasi dan sinkronisasi pembangunan
pertanian:
BPP digunakan sebagai wadah koordinasi sinkronisasi

Halaman 6 dari 14 hlm…


setiap pelaksanaan pembangunan pertanian di
kecamatan yang dilaksanakan oleh kelompok jabatan
fungsional bidang pertanian, penyuluh pertanian
swadaya, penyuluh pertanian swasta, widyaiswara,
akademisi, peneliti, tenaga teknis bidang pertanian,
camat, dan kepala desa/lurah di wilayah kerja BPP
dengan koordinasi Dinas;
b. Pusat pembelajaran pertanian:
BPP berperan dalam proses pembelajaran dalam bentuk
antara lain sekolah lapang, demplot, demfarm, demarea,
atau kaji terap bagi pelaku utama, pelaku usaha,
widyaiswara, akademisi, peneliti dalam mendukung
pengembangan penangkar/produsen benih,
pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan), regenerasi
petani, serta pengembangan usaha tani berorientasi
ekonomi, dan/atau spesifik lokalita di lahan BPP atau
lahan pelaku utama;
c. Pusat konsultasi agribisnis:
BPP berperan sebagai tempat konsultasi agribisnis dan
manajemen usaha tani pelaku utama dan pelaku usaha
dengan melibatkan instansi/lembaga lain, praktisi dan
valunteer pembangunan pertanian sebagai narasumber;
d. Pusat pengembangan kemitraan usaha pertanian:
BPP berperan sebagai pusat pengembangan kemitraan
usaha antara pelaku utama dan pelaku usaha secara
regular dan/atau pada pelaksanaan Farm Field Day
(FFD) dengan melibatkan sumber permodalan
(bank,asuransi), Badan Urusan Logistik (Bulog), Dinas
Koperasi, UMKM, Industri dan Perdagangan
(Diskumindag) Kota Batu, eksportir, Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja
(DPMPTSP) Kota Batu dan instansi lainnya; dan
e. Pusat data dan informasi:
BPP berperan dalam pengumpulan, pengolahan,
penyajian data dan informasi potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya sosial dan ekonomi
di wilayahnya.
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

(1) Pimpinan BPP merupakan pejabat fungsional penyuluh


pertanian yang diberi tugas tambahan sebagai
koordinator dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
melalui Kepala Bidang yang membidangi Penyuluhan.
(2) Kelompok jabatan fungsional penyuluh pertanian
diberikan tugas tambahan oleh pimpinan BPP untuk

Halaman 7 dari 14 hlm…


menangani urusan Programa, urusan ketatausahaan dan
urusan supervisi.
(3) BPP terdiri dari unsur:
a. 1 (satu) orang Koordinator BPP;
b. 1 (satu) orang urusan ketatausahaan;
c. 1 (satu) orang Penyuluh Urusan Programa;
d. 1 (satu) orang Penyuluh Urusan Supervisi; dan
e. Penyuluh Pertanian Lapangan di wilayah kerja
penyuluh.

BAB V
TUGAS DAN FUNGSI BPP

Pasal 5

BPP merupakan unit kerja nonstruktural Dinas yang


menyelenggarakan fungsi penyuluhan kota mempunyai
tugas:
a. menyusun programa penyuluhan pertanian kecamatan
berdasarkan programa penyuluhan pertanian kota;
b. melaksanakan penyuluhan pertanian berdasarkan
programa penyuluhan pertanian;
c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi,
sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;
d. pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku
utama dan pelaku usaha;
e. peningkatan kapasitas penyuluh pertanian PNS, PPPK
penyuluh pertanian, THL-TB penyuluh pertanian,
penyuluh pertanian swadaya, dan penyuluh pertanian
swasta melalui proses pembelajaran secara
berkelanjutan;
f. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan,
pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan
pelaku usaha;
g. penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
penyuluhan pertanian swadaya di desa/kelurahan
(Posluhdes); dan
h. pengembangan metode penyuluhan pertanian sesuai
dengan kebutuhan, kondisi pelaku utama, dan pelaku
usaha.

Pasal 6

BPP berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh


pertanian, pelaku utama, pelaku usaha, dan sebagai pos

Halaman 8 dari 14 hlm…


simpul koordinasi pembangunan pertanian berbasis
kawasan.

Bagian Kesatu
Pimpinan BPP

Pasal 7

Pimpinan BPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat


(1) merupakan Pejabat fungsional yang diberi tugas
tambahan sebagai koordinator BPP mempunyai tugas:
a. mengoordinasikan dan menyusun programa penyuluhan
pertanian di tingkat kecamatan yang selaras dengan
programa penyuluh pertanian kota, provinsi dan
nasional;
b. melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa BPP;
c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi,
sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;
d. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan
kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha pada tingkat
Kecamatan/Gabungan Kelompok Tani;
e. memfasilitasi peningkatan kapasitas Penyuluh Pertanian
PNS, THL, PPPK penyuluh pertanian, penyuluh
swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses
pembelajaran secara berkelanjutan;
f. melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
metode penyuluhan pertanian;
g. melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi, dan
pelaporan program penyuluhan pertanian;
h. melaksanakan kunjungan dan supervisi
penyelenggaraan penyuluhan pertanian terhadap
Penyuluh Pertanian di wilayah kerjanya;
i. melaksanakan pertemuan di BPP 1 (satu) kali 2 (dua)
minggu/training;
j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas;
k. memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan
pelaku usaha;
l. mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan
pelaku usaha ke sumber informasi teknologi dan
sumber daya lainnya untuk mengembangkan usahanya;
m. meningkatkan kemampuan kepemimpinan manajerial;
dan
n. membantu menganalisis dan memecahkan masalah
serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi

Halaman 9 dari 14 hlm…


pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola
usahanya.

Bagian Kedua
Penyuluh Pertanian Urusan Ketatausahaan dan
Sumberdaya

Pasal 8

Uraian tugas urusan ketatausahaan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b adalah sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan tata usaha berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan agar
pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan dengan
baik;
b. menyiapkan dan mengendalikan administrasi
persuratan, kearsipan, keprotokolan, kehumasan,
kepustakaan, penyaluran, penggunaan dan pengawasan
inventaris kantor;
c. melaksanakan kegiatan penunjang operasional BPP
berdasarkan prosedur dan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
d. melaporkan hasil pelaksanaan pengendalian administrasi
persuratan, penyiapan bahan administrasi dan kegiatan
penunjang operasional kantor melalui Koordinator BPP.

Bagian Ketiga
Penyuluh Pertanian Urusan Programa

Pasal 9

Uraian tugas Penyuluh Urusan Programa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c adalah sebagai
berikut:
a. menyusun programa penyuluhan pada tingkat
kecamatan selaras dengan programa penyuluhan tingkat
Daerah, tingkat Provinsi dan dan Tingkat Nasional;
b. melaksanakan fungsi Sistim Informasi Penyuluh
Pertanian;
c. meyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya melalui
Koordinator BPP; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai
bidang tugas dan permasalahannya.

Bagian Keempat
Penyuluh Pertanian Urusan Supervisi

Pasal 10

Halaman 10 dari 14 hlm…


Uraian tugas Penyuluh Urusan Supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d adalah sebagai
berikut:
a. melaksanakan kegiatan supervisi penyuluhan di
kecamatan pada Penyuluh Pertanian di wilayah binaan;
b. merekapitulasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
sesuai jadwal kunjungan pada masing-masing Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian;
c. menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya melalui
Koordinator BPP; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai
bidang tugas dan permasalahannya.

Bagian Kelima
Penyuluh Pertanian lapangan

Pasal 11

Uraian tugas Penyuluh Pertanian Lapangan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf e adalah sebagai
berikut:
a. menyusun perencanaan penyuluhan pertanian di
kecamatan pada wilayah kerjanya yang terintegrasi
dengan programa penyuluhan di BPP;
b. menyelenggarakan penyuluhan pertanian ke kelompok
tani melalui sistem kerja latihan dan kunjungan di
WKPP;
c. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan
dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama
dan pelaku usaha;
d. menginventarisasi permasalahan usaha tani dan upaya
pemecahannya;
e. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu
lapang, dan metode penyuluhan lain bagi pelaku utama
dan pelaku usaha;
f. memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan,
serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
g. mengikuti pertemuan 2 (dua) mingguan di BPP;
h. membuat laporan pelaksanaan kunjungan terhadap
Kelompok Tani ke Koordinator Penyuluh di BPP; dan
i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh
Koordinator Penyuluh.

BAB VI
MEKANISME DAN TATA HUBUNGAN KERJA

Pasal 12

Halaman 11 dari 14 hlm…


Mekanisme Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian sebagai
berikut:
a. Mekanisme pelaksanaan penyuluhan pertanian di BPP
diarahkan untuk meningkatkan sinergitas program dan
kegiatan secara berjenjang antara Dinas, Dinas
Ketahanan Pangan Kota Batu, Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, dan Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian (BPPSDMP) serta instansi terkait lainnya; dan
b. Mekanisme kerja pelaksanaan penyuluh pertanian di
BPP dilakukan melalui pertemuan teknis dilaksanakan
oleh BPP paling banyak 2 (kali) dalam 1 (satu) bulan,
Pertemuan koordinatif dilaksanakan oleh BPP sesuai
kebutuhan yang dipimpin oleh camat, Pertemuan
konsultatif dengan dinas terkait sesuai dengan
kebutuhan dilakukan oleh pimpinan BPP.

Pasal 13

Tata Hubungan Kerja Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian


sebagai berikut:
a. Tata Hubungan kerja BPP dengan Dinas Pertanian Kota
Batu merupakan hubungan konsultatif fungsional
pelaksanaan penyuluhan pertanian;
b. Hubungan Kerja dengan unit pelaksana teknis daerah
lingkup pertanian merupakan hubungan koordinatif
fungsional dalam rangka pelaksanaan tugas BPP; dan
c. Hubungan kerja BPP dengan Posluhdes dan
kelembagaan petani merupakan hubungan yang bersifat
pembinaan, pendampingan, dan pengawalan
pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Pasal 14

Koordinator Penyuluh, bertanggung jawab untuk


mengoordinasikan, memberi petunjuk, dan arahan kepada
Penyuluh Pertanian WKPP dalam melaksanakan tugas.

BAB VII
PELAPORAN

Pasal 15

(1) Koordinator Penyuluh menyampaikan laporan kepada


Kepala Dinas melalui Kepala Bidang yang menangani
urusan penyuluhan secara berkala atau sesuai dengan
kebutuhan.

Halaman 12 dari 14 hlm…


(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditembuskan kepada Perangkat Daerah terkait yang
secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

BAB VIII
PEMBIAYAAN

Pasal 16

Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan tugas BPP


bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Batu, subsidi, dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN), serta bantuan dari lembaga lain
yang sah dan sifatnya tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 17

Pembiayaan penyuluh pertanian di BPP terdiri atas:


1. Biaya operasional, Biaya operasional BPP digunakan
untuk membuat display data sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya sosial ekonomi, menyusun
programa penyuluhan pertanian, melakukan pertemuan
teknis, melakukan rembug pelaku utama dan pelaku
usaha, meningkatkan kapasita penyuluh pertanian,
menumbuhkan dan mengembangan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha, membuat demplot/kaji
terap/sekolah lapang pengembangan model usaha tani
dan menyusun laporan.
2. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian, biaya operasional
penyuluh pertanian digunakan untuk kegiatan
pendampingan dan bimbingan kepada pelaku utama dan
pelaku usaha serta penyusunan laporan.
3. Pengadaan dan Pemeliharaaan Prasarana dan Sarana,
meliputi pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan
gedung/kantor BPP, peralatan kantor, audio visual aid
(ava) dan meubelair, alat bantu penyuluhan, kendaraan
dinas operasional, dan unit kaji terap/percontohan dan
perlengkapan penunjang.

BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 18

(1) Pembinaan dan pengawasan penyuluhan pertanian di


BPP dilakukan oleh Dinas yang mencakup aspek:
a. Kelembagaan, yaitu terkait organisasi, tata kerja,

Halaman 13 dari 14 hlm…


hubungan kerja dengan lembaga lain;
b. Ketenagaan, yaitu terkait dengan kebutuhan tenaga,
formasi ketenagaan, dan kompetensi tenaga
fungsional;
c. Penyelenggaraan, yaitu pelaksanaan tugas dan fungsi
hasil pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan
d. Pembiyaan yaitu terkait dengan pengelolaan anggaran,
laporan akuntabilitas penggunaan anggaran.
(2) Hasil pembinaan dan pengawasan BPP dilaporkan awal
tahun paling kurang 1 (satu) tahun sekali oleh Kepala
Dinas kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian dan ditembuskan kepada
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu.

Ditetapkan di Batu
pada tanggal 4 Agustus 2020

WALIKOTA BATU,

ttd

DEWANTI RUMPOKO

Diundangkan di Batu
pada tanggal 4 Agustus 2020
SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU,

ttd

ZADIM EFFISIENSI

BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2020 NOMOR 75/E

Halaman 14 dari 14 hlm…


Halaman 15 dari 14 hlm…

Anda mungkin juga menyukai