Anda di halaman 1dari 118

1

Kompetensi Dasar Indikator


3.2 Mengevaluasi jaringan nirkabel 3.2.1 Menentukan persyaratan jaringan nirkabel
4.2 Mengkonfigurasi jaringan nirkabel 3.2.2 Menentukan jenis jaringan nirkabel
3.2.3 Menganalisis kebutuhan perangkat jaringan
nirkabel
3.2.4 Menentukan spesifikasi peralatan jaringan
nirkabel
4.2.1 Membuat disain jaringan nirkabel
4.2.2 Memilih dan melakukan instalasi
perangkat jaringan nirkabel
4.2.3 Menguji instalasi perangkat jaringan
nirkabel

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menentukan persyaratan jaringan nirkabel


2. Siswa mampu menentukan jenis jaringan nirkabel
3. Siswa mampu menganalisis kebutuhan perangkat jaringan nirkabel
4. Siswa mampu menentukan spesifikasi peralatan jaringan nirkabel
5. Siswa mampu membuat disain jaringan nirkabel
6. Siswa mampu memilih dan melakukan instalasi perangkat jaringan nirkabel
7. Siswa mampu menguji instalasi perangkat jaringan nirkabel

2
MODUL 1 Dasar Jaringan Nirkabel dan Gelombang Radio

1. Jaringan Nirkabel

Jaringan nirkabel adalah teknologi yang menggunakan dua piranti untuk bertukar data tanpa
media kabel. Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti
teknologi infrared pada remote tv) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada ponsel dan
komputer) dengan frekuensi tertentu. Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu
sistem komputer dengan sistem yang lain dengan menggunakan beberapa macam media
transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya
infrared.

Gambar 1.1 Jaringan Nirkabel

Prinsip dasar sebuah jaringan nirkabel sebenarnya sama dengan jaringan berkartu
jaringan (Ethernet card). Fungsi access point, sering disingkat AP, pada sebuah jaringan
nirkabel mirip dengan hub pada jaringan komputer berbasis kabel. Jika tanpa access point,
komputer yang mempunyai adapter nirkabel dapat berkomunikasi langsung dengan
komputer lainnya, dan hal ini sama dengan hubungan komputer ke komputer (peer-to-peer)
dengan menggunakan kabel metode saling-silang (cross-over).

a. Keunggulan Jaringan Nirkabel


• Tingkat mobilitas tinggi
Penggunaan jaringan nirkabel memberikan kemudahan terhadap pengguna untuk
mengakses informasi dimana pun mereka berada selama dapat terjangkau jaringan
nirkabel tersebut. Seorang pengguna yang berada di lokasi mana saja di kantor atau di
ruang publik (hotspot) selalu dapat tersambung ke internet sehingga komunikasi serta
proses mendapatkan data atau informasi bisa dilakukan dengan lebih cepat.

• Proses instalasinya mudah dan cepat


Instalasi sebuah jaringan nirkabel termasuk mudah dan cepat tanpa harus menarik
kabel malalui dinding. Kabel hanya digunakan ketika menghubungkan sebuah access

3
point ke sebuah jaringan (hub/repeater/router), sementara koneksi ke komputer klien
dilakukan via gelombang radio dengan medium udara. Berbeda ketika
menggunakan jaringan berbasis kabel, tiap komputer yang akan tersambung ke
jaringan LAN perlu menarik kabel satu per satu ke hub.

• Lebih fleksibel
Penggunaan jaringan nirkabel memungkinan kita membangun sebuah jaringan
komputer pada tempat-tempat yang tidak mungkin atau sulit dijangkau oleh kabel.
Seperti di kota-kota besar, infrastruktur untuk tempat kabel sudah sangat sulit dan tidak
mempunyai tempat yang cukup memadai sehingga penggunaan jaringan nirkabel
menjadi salah satu alternatif solusi yang tepat.

• Meningkatkan produktivitas
Karena dapat selalu tersambung ke jaringan intranet atau internet, dimana pun
pengguna berada selama dalam jangkauan jaringan, respon pengguna akan lebih cepat.
Seperti dalam sebuah perusahaan, ketika karyawan dapat mengakses informasi di lokasi
mana pun, mereka dapat dengan cepat merespons kebutuhan atau keluhan dari
pelanggan sehingga proses pengambilan keputusan dapat segera dilakukan.

b. Kerugian Jaringan Nirkabel


Selain berbagai keuntungan di atas, penggunaan jaringan nirkabel juga mempunyai
beberapa kelemahan jika ditinjau dari beberapa faktor, yaitu:

• Keamanan
Karena jaringan nirkabel bekerja dengan medium udara, sebenarnya transmisi data
dapat ditangkap dan disadap oleh siapa saja sehingga banyak sekali jenis serangan yang
terjadi pada jaringan nirkabel. Namun, ada beberapa teknik dan tip optimalisasi
jaringan.

• Faktor kecepatan
Jaringan nirkabel dapat menyediakan transmisi data 11 Mbps hingga 54 Mbps.
Kecepatan data dipengaruhi oleh lingkungan sehingga laju data yang didapat menjadi
11 Mbps hingga 24 Mbps. Faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap kualitas sinyal,
mengingat bahwa sistem transmisi yang digunakan adalah medium gelombang radio di
udara, sehingga bisa memberikan penundaan kepada pengguna.

• Faktor biaya (cost)


Harga komponen untuk membuat jaringan nirkabel saat ini masih tergolong mahal
sehingga implementasinya membutuhkan perencanaan yang tepat. Walaupun biaya
awalnya sangat tinggi, biaya perawatannya masih lebih murah dibandingkan jaringan
kabel. Selain itu, jaringan nirkabel sangat cocok untuk lingkungan yang dinamis,
maksudnya sering mengalami perpindahan atau rotasi lingkungan kerja.

Terlepas dari keuntungan dan kerugian jaringan nirkabel, saat ini pemanfaatan
teknologi nirkabel telah banyak digunakan baik di dalam perusahaan (private) maupun

4
di lokasi publik (hotspot). Semakin maraknya penggunaan jaringan nirkabel
menunjukkan bahwa keuntungan nirkabel lebih besar dibandingkan dengan
kerugiannya.

2. Gelombang Radio

Setelah mengetahui dasar pada jaringan nirkabel, selanjutnya akan membahas gelombang
radio yang berperan sebagai media transmisi pada jaringan nirkabel.

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan


cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara).

Gelombang radio adalah satu bentuk


dari radiasi elektromagnetik, dan
terbentuk ketika objek bermuatan
listrik dimodulasi (dinaikkan
frekuensinya) pada frekuensi yang
terdapat dalam frekuensi gelombang
radio (RF) dalam suatu spektrum
elektromagnetik dan radiasi
elektromagnetiknya bergerak dengan
cara osilasi elektrik maupun
magnetik.

Gelombang radio di kelompokkan


menurut panjang gelombang atau
frekuensinya. Jika panjang gelombang
tinggi, maka pasti frekuensinya rendah
atau sebaliknya. Frekuensi gelombang
radio mulaai dari 30 kHz keatas dan di
kelompokkan berdasarkan lebar
frekuensinya.

Gambar 1.1 Alur sistem gelombang radio

5
Tabel 1.1 Pengelompokan gelombang radio

Lebar Frekuensi Panjang gelombang tertentu Beberapa penggunaan

Low (LF) 30 kHz Long wave, 1500 meter Radio gelombang panjang dan
– 300 kHz komunikasi melalui jarak jauh
Medium (MF) 300 Medium wave, 300 meter Gelombang medium lokal dan
kHz – 3 MHz radio jarak jauh
High (HF) 3 MHz Short wave, 30 meter Radio gelombang pendek dan
– 30 MHz komunikasi, radio amatir, dan CB
Very High (VHF) Very short wave, 3 meter Radio FM, polisi, dan pelayanan
30 MHz – 300 MHz darurat
Ultrahigh (UHF) Ultra short wave 30 cm TV
300 MHz – 3 GHz
Super High (SHF) Microwaves, 3 cm Radar, komunikasi
Di atas 3 GHz satelit, telepon, dan saluran TV

1. Frekuensi dan Panjang Gelombang

a. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.
Untuk mencapai suatu jarak tertentu, semakin panjang gelombang, semakin rendah
frekuensinya. Sebaliknya, semakin pendek gelombang, semakin tinggi frekuensi yang
diperlukan.

Gambar 1.2 Gelombang sinusoida dengan beberapa macam frekuensi

Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah


kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Frekuensi
sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.

6
dengan f adalah frekuensi (hertz) dan T periode (sekon atau detik). Selain itu frekuensi juga
berhubungan dengan jumlah getaran dengan rumusan:

dengan n adalah jumlah getaran dan t adalah waktu.

Untuk mencari frekuensi ketika diketahui panjang gelombang, bagilah kecepatan dengan
panjang gelombang.

Diketahui
bahwa, f =
frekuensi
(Hz)

c = cepat rambat cahaya yaitu 3.000.000.000


m/detik

λ = panjang gelombang yaitu jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu
kali getar.

Contoh Soal:

Diketahui sebuah panjang gelombang sebesar 10.000 meter, berapakah


alokasi frekuensi sebuah radio amatir jika diketahui kecepatan cahaya
300.000.000 meter/detik?

Jawaban

f= c/ λ

= 300.000.000/10.000

= 3000 meter

7
b. Panjang gelombang (λ)

Panjang gelombang adalah jarak di antara unit berulang dari gelombang, yang diukur dari
satu titik pada gelombang ke titik yang sesuai di unit berikutnya. Sebagai contoh, jarak dari
atas – disebut puncak – satu unit gelombang ke puncak berikutnya adalah satu panjang
gelombang. Panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi gelombang. Dengan
kata lain, semakin pendek panjang gelombang, akan memiliki frekuensi yang besar.

Gambar 1.3 Panjang Gelombang

Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah
kecepatan cahaya c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di
udara. Hubungannya adalah:

λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang elektromagnetik

c = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 km/d ~ 300,000 km/d = 300,000,000 m/d
atau

c = kecepatan suara dalam udara = 344 m/d pada 20 °C (68 °F)

f = frekuensi gelombang
Contoh Soal:

Carilah panjang gelombang dari gelombang yang bergerak


dengan kecepatan 20 m/s pada frekuensi 5 Hz?
Jawaban

λ = c/f
λ = (20 m/s)/5 Hz
λ = 4m

8
1. Modulasi AM

a. Pengertian Modulasi AM
Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal
informasi menuju sinyal pembawa (carrier) sehingga amplitudo gelombang pembawa
berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada saat sebuah
gelombang pembawa dimodulasi oleh gelombang sinyal secara modulasi AM, maka
amplitudo gelombang pembawa itu akan berubah sesuai dengan perubahan simpangan
(tegangan) gelombang sinyal.

b. Cara Kerja
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah amplitudo
sinyal pembawa. Frekuensi sinyal pembawa biasanya jauh lebih tinggi daripada
frekuensi sinyal pemodulasi. Frekuensi sinyal pemodulasi biasanya merupakan sinyal pada
rentang antara 20 Hz sampai denan 20 kHz. Sedangkan frekuensi sinyal pembawa biasanya
berupa sinyal radio pada rentang frekuensi tengah yaitu antara 300 kHz sampai dengan
3 Mhz. Gambar 1.4 memperlihatkan sinyal informasi (pemodulasi), sinyal pembawa,
dan sinyal termodulasi AM.

Gambar 1.4 Sinyal pemodulasi, Sinyal pembawa, Sinyal termodulasi AM

9
2. Modulasi FM

a. Pengertian Modulasi FM

Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah frekuensi
sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan
amplitudo sinyal pemodulasi. Gambar 1.5 mengilustrasikan modulasi frekuensi sinyal
pembawa sinusoidal dengan menggunakan sinyal pemodulasi yang juga berbentuk sinyal
sinusoidal.

Gambar 1.5 Sinyal pembawa, sinyal pemodulasi, sinyal termodulasi FM

b. Cara Kerja Frequency Modulation ( FM )

Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah
seiring perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif
tetap. Setelah dilakukan penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang yang
telah tercampur tadi dipancarkan melalui antena.

3. Modulasi PM

a. Pengertian PM

Phase Modulation (PM) adalah proses modulasi yang mengubah fasa sinyal pembawa
sesuai dengan sinyal pemodulasi atau sinyal pemodulasinya. Sehingga dalam modulasi PM
amplitudo dan frekuensi yang dimiliki sinyal pembawa tetap, tetapi fasa sinyal pembawa
berubah sesuai dengan informasi.

10
Gambar 1.6 Gelombang sinyal, gelombang pembawa dan gelombang termodulasi PM

PM merupakan bentuk modulasi yang merepresentasikan informasi sebagai variasi fase dari
sinyal pembawa. Hampir mirip dengan FM, frekuensi pembawa juga bervariasi karena
variasi fase dan tidak merubah amplitudo pembawa. PM perubahan dari sinyal modulasi
akan merubah fasa dari gelombang pembawa. PM (phase modulation) jarang digunakan
karena memerlukan perangkat keras penerima yang lebih kompleks. Dapat menimbulkan
ambigu dalam menentukan apakah sinyal mempunyai fase 0o atau 180o.

b. Cara Kerja PM
PM menggunakan perbedaan sudut fasa dari sinyal analog untuk membedakan kedua
keadaan sinyal digital. Pada cara modulasi ini amplitudo dan frekuensinya tetap, sedang
fasanya yang berubah-ubah. Cara modulasi ini yang paling baik tetapi juga paling sukar.
Biasanya dipergunakan untuk pengiriman data dalam jumlah yang banyak dan dalam
kecepatan yang tinggi.

Dari pengertian modulasi AM, FM dan PM yang


sudah dijelaskan, apakah yang dimaksud dengan
modulasi itu sendiri?

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal
pembawa. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat
gelombang sinyal pembawa sehingga bentuk hasilnya (sinyal pembawa modulasi) memiliki
ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1). Berarti dengan mengamati sinyal pembawanya, kita bisa
mengetahui urutan bitnya.

11
Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima
dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik)
atau non fisik (gelombang-gelombang radio).

1. ASK (Amplitude Shift Keying)

Modulasi digital Amplitude Shift Keying (ASK) adalah pengiriman sinyal digital
berdasarkan pergeseran amplitudo. Sistem modulasi ini merupakan sistem modulasi yang
menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dan sinyal digital 0 sebagai suatu
nilai tegangan yang bernilai 0 volt. Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Amplitude
Shift Keying (ASK) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.7 Sinyal termodulasi ASK

Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih
besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya,
yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi
oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh sebab itu metode ASK hanya menguntungkan bila
dipakai untuk hubungan jarak dekat saja. Dalam hal ini faktor noise atau gangguan juga
harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi AM.

2. FSK (Frequency Shift Keying)

FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Frequency Shift Keying (FSK)
merupakan sejenis Frequency Modulation (FM), dimana sinyal pemodulasinya (sinyal
digital) menggeser outputnya antara dua frekuensi yang telah ditentukan sebelumnya, yang
biasa diistilahkan frekuensi mark dan space. Modulasi digital dengan FSK juga menggeser
frekuensi carrier menjadi beberapa frekuensi yang berbeda didalam band- nya sesuai
dengan keadaan digit yang dilewatkannya. Jenis modulasi ini tidak mengubah amplitudo
dari signal carrier yang berubah hanya frekuensi.

Dalam modulasi FM, frekuensi carrier diubah-ubah harganya mengikuti harga sinyal
pemodulasinya (analog) dengan amplitudo pembawa yang tetap. Jika sinyal yang

12
memodulasi tersebut hanya mempunyai dua harga tegangan 0 dan 1 (biner/digital), maka
proses modulasi tersebut dapat diartikan sebagai proses penguncian frekuensi sinyal. Hasil
gelombang FM yang dimodulasi oleh data biner ini kita sebut dengan Frekuensi Shift
Keying (FSK). Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK)
adalah sebagai berikut:

Gambar 1.9 Sinyal termodulasi FS

3. PSK (Phase Shift Keying)

Modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) merupakan modulasi yang menyatakan
pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran fasa. Biner 0 diwakilkan dengan mengirim
suatu sinyal dengan fasa yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan biner 1
diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa berlawanan dengan sinyal dengan
sinyal yang dikirim sebelumnya. Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi
gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital.
Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) adalah sebagai
berikut:

Gambar 1.10 Sinyal termodulasi PSK

13
Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal digital melalui pergeseran fasa. Metode ini
merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa
gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan
perubahan status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada
pemancar dan penerima guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas. Dalam keadaan
seperti ini, fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui. PSK
memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit
yang telah ditetapkan sebelumnya.

14
Jaringan nirkabel atau wireless network adalah salah satu jenis jaringan komputer yang
menggunakan gelombang radio, gelombang mikro dan cahaya inframerah untuk media transmisi.
Jenis jaringan ini sering dipakai untuk jaringan komputer berjarak dekat maupun berjarak jauh.

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi
dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).

Gelombang radio di hasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat- kawat
penghantar. Muatan-muatan ini di bangkitkan oleh rangkaian elektronika yang di sebut osilator.

A. Frekuensi dan panjang gelombang

1. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.
Misalkan untuk mencapai suatu jarak tertentu, semakin panjang gelombang, semakin
rendah frekuensinya.

2. Panjang gelombang

Panjang gelombang adalah jarak di antara unit berulang dari gelombang, yang diukur dari
satu titik pada gelombang ke titik yang sesuai di unit berikutnya. Panjang gelombang
berbanding terbalik dengan frekuensi gelombang. Dengan kata lain, semakin pendek
panjang gelombang, akan memiliki frekuensi yang besar.

B. Modulasi analog

1. AM

AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan
sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan
perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi

2. FM

Modulasi frekuensi didefinisikan sebagai deviasi frekuensi sesaat sinyal pembawa (dari
frekuensi tak termodulasinya) sesuai dengan amplitudo sesaat sinyal pemodulasi.

3. PM

PM adalah proses modulasi yang mengubah fasa sinyal pembawa sesuai dengan sinyal
pemodulasi atau sinyal pemodulasinya. Sehingga dalam modulasi PM amplitudo dan

15
frekuensi yang dimiliki sinyal pembawa tetap, tetapi fasa sinyal pembawa berubah sesuai
dengan informasi.

C. Modulasi digital

1. ASK

(ASK) adalah pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitudo. Sistem modulasi
ini merupakan sistem modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan
dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan yang bernilai 0 volt.

2. FSK

FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Modulasi digital Frequency Shift
Keying (FSK) merupakan sejenis Frequency Modulation (FM), dimana sinyal
pemodulasinya (sinyal digital) menggeser outputnya antara dua frekuensi yang telah
ditentukan sebelumnya, yang biasa diistilahkan frekuensi mark dan space.

3. PSK

(PSK) merupakan modulasi yang menyatakan pengiriman sinyal digital berdasarkan


pergeseran fasa. Biner 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa yang sama
terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan biner 1 diwakilkan dengan mengirim suatu
sinyal dengan fasa berlawanan dengan sinyal dengan sinyal yang dikirim sebelumnya.

16
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat menyajikan konsep Jenis-jenis

Teknologi Jaringan Nirkabel. Maka dari itu patut diperhatikan saran-saran berikut :

1. Dalam memahami modul ini, pahami konsep jenis-jenis teknologi jaringan nirkabel.
2. Setelah itu, pahamilah karakteristik teknologi jaringan nirkabel dan pahamilah
kelebihan dan kekurangan tiap-tiap macam teknologi jaringan nirkabel.
3. Kemudian, pahamilah arsitektur dari jenis-jenis teknologi jaringan nirkabel.
4. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur, untuk
itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan- latihan
dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat hasilnya,
silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan mengetahui sendiri
tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.
5. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah yang
ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, karakteristik dan ragam jenis-jenis
teknologi jaringan nirkabel.

Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang konsep,
karakteristik, cara kerja, dan jenis jaringan nirkabel dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan
terhadap modul ini akan tercapai.

Dalam materi ini kita sebagai pengembang jaringan dapat mengetahui tentang jenis-jenis jaringan
nirkabel dan mengetahui proses yang terjadi pada saat peralatan yang dapat mengakses informasi
secara nirkabel bekerja. Kita juga dapat mengetahui bagaimana sistem kerja dari perusahaan-
perusahaan seluler yang biasa kita gunakan jasanya untuk mengirim sms, telepon, dll dalam
kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan ukuran fisik area yang dapat dicakup, jaringan nirkabel terbagi menjadi beberapa
kategori. Beberapa jenis jaringan nirkabel secara umum mempunyai karakteristik yang hampir sama
dengan jaringan kabel tradisional. Beberapa di antaranya akan dibahas pada bab ini adalah:

1. Nirkabel Personal Area Network (PAN)


2. Nirkabel Local Area Network (LAN)
3. Nirkabel Wide Area Network (WAN)

17
Secara logika, jaringan ini sama dengan jaringan kabel tradisional, yang membedakan adalah
media yang digunakan. Secara konsep dasar, layering nirkabel sama dengan wired networking,
hanya cara komunikasi serta mediasinya yang berlainan.

1. Pengertian WPAN

Jaringan personal adalah jaringan nirkabel yang mempunyai cakupan area yang sangat sempit,
yaitu sekitar 20 m. Jaringan ini hanya dapat digunakan sebagai jaringan personal dalam ruangan
kecil karena jaraknya yang sedemikian kecil. Performa jaringan wireless PAN termasuk dalam
kategori sedang, dimana data rate-nya mencapai 2 Mbps.

Pemanfaatan jaringan personal wireless telah cukup luas, terutama pada peralatan- peralatan
mobile seperti PDA, laptop, dan telepon selular. Beberapa bentuk pemanfaatan jaringan area
kecil yang paling umum adalah aktivitas sinkronisasi antar peralatan gadget dengan PC atau
laptop. Bahkan beberapa perangkat mobile tersebut dapat melakukan koneksi ke printer atau
peralatan multimedia yang lain, sehingga praktis dapat menggantikan komunikasi kabel
tradisional.

Beberapa peralatan mobile yang dapat memanfaatkan komunikasi area kecil hanya
mengkonsumsi daya cukup rendah. Konsumsi daya yang rendah mengakibatkan peralatan
tersebut dapat mempunyai kemampuan operasional yang relatif panjang tanpa harus
kehilangan daya baterai.

Implementasi wireless PAN banyak diterapkan pada peralatan gadget, seperti telepon selular,
PDA, atau PDA Phone, audio headset, dan masih banyak lagi. Dengan audio headset contohnya,
pengguna gadget akan dengan mudah melakukan pembicaraan dan mendengatkan musik
tanpa terbebani kabel yang membelit peralatannya.

Gambar 2.1 Berbagai perangkat yang menggunakan WPAN

2. Teknologi Wireless PAN

18
a. 802.15

Teknologi yang digunakan pada wireless PAN mencakup teknologi pemanfaatan inframerah
dan radio frekuensi Bluetooth. Standar IEEE 802.15 telah memfokuskan pada
pengembangan jaringan wireless personal dengan koordinasi standar yang lain, seperti
standar 802.11 pada jaringan yang lebih luas. Beberapa standar tersebut antara lain.

802.15.1, Task grup 1 telah mengeluarkan standar wireless PAN pada spesifikasi bluetooth
versi 1.1 dengan menggunakan frekuensi hopping spread spectrum (FHSS) dan beroperasi
hingga 1 Mbps. Standar ini dikeluarkan bulan Juni 2002 untuk memfasilitasi para
pengembang yang mendukung bluetooth.

802.15.2, Task grup 2 ini telah mendefinisikan rekomendasi terhadap 802.15 yang
berdampingan dengan standar 502.11 serta beroperasi pada frekuensi yang sama, yaitu 2,4
GHz. Dengan adanya koordinasi dari dua standar ini diharapkan dapat menghilangkan
interferensi yang terjadi pada keduanya dan meminimalisir interferensi antar peralatan yang
mendukung standar ini.

802.15.3, Task grup 3 ini telah mengeluarkan draft standar untuk meningkatkan rate pada
wireless PAN mejadi lebih tinggi. Data rate yang ditingkatkan adalah 11, 22, 33,

44, dan 55 Mbps. Kombinasi dan data rate ini sangat dibutuhkan untuk aplikasi
multimedia, yaitu untuk meningkatkan Quality of Service (QoS).

802.15.4, Task grup 4 ini telah mendefinisikan standar low data rate yang sangat ekstrim,
sehingga menghasilkan peralatan yang mempunyai konsumsi daya sangat rendah.
Peralatan yang menerapkan standar ini berupa peralatan dengan bentuk yang kecil dan
mempunyai daya tahan baterai yang sangat panjang dari range bulanan hingga tahunan.
Contoh penerapannya adalah sistem peralatan otomatisasi rumah, dan lain-lain.

b. Bluetooth

Bluetooth merupakan spesifikasi industri untuk jaringan wilayah pribadi nirkabel (wpan).
Bluetooth menfasilitasi koneksi dan pertukaran informasi diantara alat-alat seperti PDA,
ponsel, computer laptop, printer, dan kamera digital melalui frekuensi radio jarak dekat.

Gambar 2.2 Logo Bluetooth

19
Nama bluetooth sendiri diambil dari nama seorang raja di Denmark yang bertakhta ada abad
ke 10, yakni Raja Harald Bluetooth. Pada masa hidupnya, raja tersebut aktif berdiplomasi
memfasilitasi perundingan-perundingan untuk mendamaikan pihak- pihak yang
bersengketa. Para penemu teknologi bluetooth menganggap nama belakang raja tersebut
sesuai dengan sifat teknologi nirkabel itu.

3. ARSITEKTUR WPAN

Gambar arsitektur perangkat WPAN terlihat


pada gambar disamping. Arsitektur WPAN
terdiri dari penerima frekuensi radio yang
merupakan pengontrol level bawah yang berada
pada lapisan fisik, kemudian diatasnya ada
lapisan data link (data link layer) yang di
dalamnya terdapat sub lapisan MAC yang selain
berfungsi untuk menghubungkan dengan
lapisan fisik juga berfungsi untuk
mengkonfigurasi jaringan. Lapisan diatas
lapisan data link adalah lapisan network yang
berfungsi mencari jalan untuk pengiriman
data (message routing). Lapisan paling atas
dalam arsitektur WPAN adalah lapisan aplikasi
yang berfungsi untuk perangkat antar muka
antara pemakai dan perangkat.

Gambar 2.3 Arsitektur WPAN

Dari penjelasan tentang WPAN diatas, sebutkan


contoh penerapan aplikasi WPAN dalam aktivitas kita
sehari-hari.

20
Wireless Local Area Network (Wireless LAN) adalah jaringan kompter yang memungkinkan user
untuk terkoneksi tanpa menggunakan kabel jaringan. Laptop atau gadget yang dilengkapi dengan
kartu wireless LAN bisa bergerak di sekitar gedung sambil membawa komputer dan tetap
terhubung ke jaringan mereka tanpa perlu mencolok kabel.

Jaringan wireless LAN sangat efektif digunakan dalam sebuah kawasan atau gedung. Dengan
performa dan keamanan yang dapat dihandalkan, pengembangan jaringan wireless LAN
menjadi trend baru pengembangan jaringan menggantikan jaringan wired atau jaringan
penuh kabel.

Karena wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio, wireless LAN diatur oleh jenis
hukum yang sama dan digunakan untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal
Communications Commission (FCC) mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam
pemasaran wireless LAN sekarang, menerima beberapa standard operasional dan syarat dalam
Amerika Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic Engineers
(IEEE).

1. Standar wireless LAN :


IEEE (Institute Of Electrical Engineers) merupakan organisasi non-profit yang
mendedikasikan kerja kerasnya demi kemajuan teknologi. Pada tahun 1980, IEEE
membuat sebuah bagian yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN (Metropolitan Area
Network). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802. Angka 80 menunjukan tahun dan
angka 2 menunjukan bulan dibentuknya kelompok kerja ini. (sto, 2007). Adapun
standarisasi tersebut adalah sebagai berikut:

• IEEE 802.11 – Standar asli wireless LAN menetapkan tingkat perpindahan data yang
paling lambat dalam teknologi transmisi light-based dan RF.
• IEEE 802.11b – Menggambarkan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat dan
lebih bersifat terbatas dalam lingkup teknologi transmisi. IEEE 802.11a – gambaran
tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE
802.11b, dan menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII.
• IEEE 802.11g – Syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standar yang
menguraikan transfer data sama dengan cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai
dengan 802.11b yang memungkinkan untuk lebih murah.

2. Komponen Wireless LAN


Ada 4 komponen utama dalam Wireless LAN:

21
1. Access Point

Merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau
dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah
perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF)
menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke
perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

Gambar 2.4 Access Point

2. Wireless LAN Interface


Merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang
dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer
Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB
(Universal Serial Bus).

Gambar 2.5 LAN Card

3. Mobile Desktop/PC

Merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah


terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter
melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).

22
Gambar 2.6 PC/Desktop

3. Teknologi LAN Nirkabel

a. Wi-Fi
Wi-Fi, adalah singkatan dari wireless fidelity, merupakan pengembangan dari istilah
Hi-Fi, sebuah teknologi jaringan nirkabel yang digunakan di seluruh dunia. Wi-Fi
mengacu pada sistem yang menggunakan standar 802.11, yang dikembangkan oleh
Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dan dirilis pada tahun 1997.

Gambar 2.7 Logo Wifi

Dalam jaringan Wi-Fi, komputer dengan kartu jaringan wifi terhubung tanpa kabel ke
router nirkabel. Router tersambung ke Internet melalui modem, biasanya kabel atau
modem DSL. Setiap pengguna dalam jarak 200 kaki atau lebih (sekitar 61 meter) dari
titik akses kemudian dapat terhubung ke Internet, meskipun untuk kecepatan transfer
yang baik, jarak 100 kaki (30,5 meter) atau kurang lebih baik. Pengecer juga menjual
penguat sinyal wireless yang memperpanjang jangkauan jaringan nirkabel.

Wifi jaringan dapat menjadi “open”, sehingga siapapun dapat menggunakannya, atau
“closed”, dalam hal ini dibutuhkan password. Area yang diselimuti akses nirkabel ini
sering disebut area hotspot nirkabel. Wifi adalah teknologi yang dirancang untuk
memenuhi sistem komputasi ringan masa depan dengan mengkonsumsi daya
minimal. PDA, laptop, dan berbagai aksesoris dirancang untuk wifi-kompatibel.
Bahkan ada ponsel dalam pengembangan yang akan beralih mulus dari jaringan selular
ke jaringan wifi tanpa mengabaikan panggilan masuk.

23
Gambar 2.8 Ilustrasi Wifi

b. Hotspot
Hotspot adalah definisi untuk daerah yang dilayani oleh satu Access Point Wireless LAN
standart 802.11a/b/g, dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam Access Point
secara bebas dan mobile menggunakan perangkat sejenis notebook, PDA atau lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah kawasan wireless area adalah
konfigurasi serta persyaratan apa yang harus dipenuhi serta untuk siapa wireless area
diperuntukkan. Beberapa hal tersebut adalah ukuran lokasi cakupan, jumlah perkiraan
user yang simultan, dan tipe pengguna wireless sasaran.

1. Ukuran lokasi cakupan: Ukuran ini menjadi pertimbangan awal yang sangat
menentukan dalam membangun area wireless hotspot. Dengan menentukan area
cakupan, akan dapat dipilih peralatan access point (AP) mana yang dapat
melayani. Beberapa AP diperlukan untuk menyediakan area cakupan yang lebih
luas.
2. Jumlah pengguna: Dalam melakukan layout hotspot, jumlah user dapat
digunakan untuk menentukan serta memperkirakan kepadatan pengguna pada
kawasan tersebut. Kepadatan ini dapat diukur dari jumlah pengguna per kawasan.
Disamping jumlah pengguna, hal yang lebih penting adalah pola pengguna sasaran
yang dituju, sehingga akan dapat ditentukan pula target minimum bandwith per
user yang aktif.
3. Model Penggunaan: Faktor ketiga adalah tipe aplikasi apa yang digunakan oleh user
yang akan tersambung di hotspot tersebut. Model pada aplikasi kampus akan
berbeda aplikasinya dibanding dengan di hotel, atau di kafe-kafe yang
menyediakan hotspot. Kebutuhan apa yang dapat digunakan sebagai standar
minimal bandwith yang dibutuhkan untuk menyediakan ketersediaan resource
bandwith, adalah faktor utama dalam menentukan kapasitas minimal bandwith
Internet yang akan digunakan.

24
1. Pengertian

Wireless Wide Area Network adalah jaringan yang menjangkau area yang lebih luas
dibandingkan dengan wireless LAN. Jangkauan umumnya mencakup nasional dengan
infrastruktur jaringan wireless yang disediakan oleh wireless service carrier (untuk biaya
pemakaian bulanan, mirip dengan langganan ponsel). Jika wireless LAN digunakan supaya
user jaringan bisa bergerak dalam area yang kecil, maka wireless WAN digunakan untuk
menyediakan koneksi internet bergerak dengan area jangkauan yang lebih luas untuk
pelaku perjalanan bisnis atau teknisi lapangan.

Wireless WAN memungkinkan user untuk mengakses internet, e-mail, serta aplikasi serta
informasi perusahaan meskipun mereka jauh dari kantor. Wireless WAN menggunakan
jaringan selular untuk transmisi data. Contoh sistem selular yang digunakan adalah CDMA,
GSM, GPRS, EDGE, 3G, dan HSDPA. Komputer portabel dengan modem wireless WAN
terhubung ke base station pada jaringan wireless ke gelombang radio. Tower radio
kemudian membawa sinyal ke Mobile Switching Center, dimana data dilewatkan ke
jaringan yang sesuai. Koneksi ke internet dilakukan dengan menggunakan koneksi service
provider.

Wireless WAN menggunakan jaringan selular eksisting sehingga bisa melakukan panggilan
suara melalui wireless WAN. Baik telepon selular dan kartu wireless WAN bisa melakukan
panggilan suara dan juga melewatkan data pada jaringan wireless WAN.

2. Bentuk Komunikasi WWAN


Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel melalui
jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah yang
sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau juga
sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi. Bentuk
komunikasi jaringan WAN antara lain point to point, sirkuit switching, dan paket switching.

a. Point to point, disebut juga jaringan leased line, dimana jaringan ini secara privat
berhubungan satu sama lain. Link ini mengakomodasi dua tipe transmisi, transmisi
datagram dan transmisi datastream. Contoh metode ini adalah sistem telepon.

b. Sirkuit Switching, merupakan metode switching dengan keberadaan sirkuit secara fisik
yang terdedikasi. Metode ini digunakan oleh teknologi Integrated Servise Digital
Network atau ISDN.

c. Paket Switching, merupakan metode switching pada peralatan jaringan yang


melakukan share link point to point untuk transportasi paket dari sumber data ke
25
tujuan melintasi jaringan. Contoh metode ini adalah Asycnchronous Transfer Mode
(ATM), Frame Relay, Switched Multimegabit Data Service (SMDS), dan X.25

3. Teknologi Selular WWAN

Secara umum, sebuah sistem selular terdiri dari tower sel, konsentrator, switches voices
dan data gateway. Sistem selular menggunakan sistem penggambaran heksagonal untuk
menggambarkan cakupan area secara geografis. Area inilah yang disebut dengan Cell.
Setiap sel mempunyai ukuran diameter kurang lebih 26-32 Km² dengan radius jangkauan
1 hingga 50 Km, dan setiap sel tersebut akan membentuk grid-grid heksagonal seperti
sarang lebah yang mempunyai ukuran sel yang lebih kecil yaitu 6 Km.

Setiap cell site sebuah base station mempunyai daya pancar 800-1900 MHz dengan
dilengkapi antena untuk mengatur cakupan wilayahnya. Frekuensi untuk setiap base
station harus dipilih dengan hati-hati untuk mengurangi interferensi dengan sel tetangga.
Layanan pancaran akan sangat tergantung dari keadaan topografi, kepadatan populasi dan
kepadatan lalu lintas data. Berikut adalah perkembangan generasi layanan selular.

a. Selular Generasi Pertama (1G)

Komunikasi mobile phone wireless pertama kali dikembangkan dengan menggunakan


sinyal analaog. Sinyal suara akan dikirimkan dengan menggunakan gelombang
frekuensi modulasi (FM). Sistem selular generasi pertama ini digunakan hanya untuk
voice dan tidak mencukupi untuk memenuhi layanan transfer data komputer. Sistem
1G ini mempunyai kapasitas yang terbatas untuk melakukan mekanisme autentifikasi
dan enkripsi.

Teknologi seluar generasi pertama ini dipelopori oleh AMPS (Advanced Mobile Phone
Service) yang dikenalkan pada taun 1978. Jaringan ini menggunakan sirkuit terintegrasi
yang sangat besar dan terdiri dari komputer dedicated serta sistem switch dan mobile
telepon khusus beserta antenanya yang menjamin sistem selular tersebut bekerja
dengan baik.

Gambar 2.9 Ponsel Generasi Pertama


26
b. Selular Generasi Kedua (2G)

Perkembangan teknologi wireless selular yang sangat ambisius memicu munculnya


selular dengan sistem digital, tidak lama setelah perkembangan 1G. Sistem ini
mempunyai modulasi yang efisien karena menggunakan sinyal digital untuk channel
voice.

Sistem selular digital mengandalkan Frecuency Shift Keying (FSK) untuk mengirim data
keluar masuk melalui AMPS. FSK menggunakan dua buah frekuensi, satu untuk digit 1
dan yang lain untuk 0. Tukar menukar terjadi secara cepat antara pengiriman informasi
digital pada tower selular dengan telepon. Modulasi dengan skema enkode yang
baik sangat dibutuhkan untuk mengkonversi dari informasi analog ke digital, kemudian
melakukan kompresi serta menerjemahkan kembali data tersebut.

Pengembangan versi sistem 2G (sering disebut 2,5 G) memasukkan sistem modulasi


yang lebih baik dengan meningkatkan data rate dan efisiensi spektrum. Perkembangan
teknologi pemaketan data berkembang pesat dengan munculnya GPRS (General
Packet Radio Service) yang memungkinkan data rate yang cepat melalui sistem GSM.
Data rate maksimum yang melalui GPRS adalah 172,2 Kbps dan hanya digunakan pada
peralatan yang telah didesain untuk mendukung GPRS.

Perkembangan selanjutnya dari GPRS adalah EDGE (Enhanced Data Rate for Global

Evolution) yang menghasilkan data rate hingga 474 Kbps.

Gambar 2.10 Ponsel generasi kedua

GSM pada awalnya adalah singkatan dari Grupe Speciale Mobile, setelah menjadi
standar internasional akhirnya disebut Global System for Mobile Communications.
Pengembangan GSM dimulai pada tahun 1982 dengan 26 perusahaan nasional telepon
Eropa. Pada tahun tersebut, Conference of European Postal and Telecommunications
Administrations (CEPT) mencoba menyeragamkan sistem selular Eropa ke dalam
frekuensi 900 MHz.

27
c. Selular Generasi Ketiga (3G)

Perkembangan teknologi komunikasi mobile berkembang dengan pesatnya. Setelah


2G, generasi selular berikutnya yaitu 3G. Teknologi ini telah merambah ke layanan
internet secara wireless. Teknologi ini juga dapat mengakses secara permanen ke web,
video interaktif, dengan kualitas suara yang sangat baik seerti kualitas CD audio plater
hingga ke teknologi kamera video yang diintegrasikan dalam telepon selular atau
gadget kita.

Pembatasan terminologi 3G tidak begitu jelas, namun definisi 3G mempunyai


standar yang berlainan dengan teknologi-teknologi pendahulunya, seperti GPRS dan
IS-95b yang belum optimal. Sistem 3G telah menyediakan kecepatan tinggi seperti
pada saluran ISDN (Integrated Service Digital Network) untuk semua pengguna tanpa
terkecuali.

Negara-negara Eropa telah mendefinisikannya sebagai sebuah teknologi tipe CDMA


yang dapat bekerja sama dengan sistem GSM, akan tetapi tidak kompatibel dengan
sistem yang digunakan di negara Jepang. Sementara itu, di tempat cdmaOne
telah mendukung beberapa tipe yang secara kolektif disebut cdma2000 yang bukan
merupakan standar Eropa maupun Jepang.

Gambar 2.11 Ponsel generasi ketiga

Di Amerika, operator D-AMPS dan GSM menggunakan TDMA, sehingga dapat


terjadi global roaming dan hanya dapat dilakukan pada telepon yang mempunyai
multimode yang khusus. Tren layanan yang ditawarkan pada sistem 3G ke depan
adalah mengombinasikan layanan Internet, telepon, dan media broadcast ke dalam
sebuah alat. Oleh karena itu, layanan 3G telah mengembangkan enam kelas mulai dari
layanan telepon sederhana hingga jaringan komputer, yaitu:

28
1. Voice, adalah layanan standar dengan kualitas yang lebih baik dari jaringan
telepon biasa.
2. Messaging, tidak seperti pada sistem 2G, di mana layanan pesan hanya berupa
teks, akan tetapi pada sistem 3G telah menyertakan attachment e- mail.
3. Swithced Data, layanan ini meliputi fax dan akses dial-up ke jaringan
4. intranet maupun internet.
5. Medium Multimedia, layanan ini populer di teknologi 3G dengan kecepatan
downstream yang sangat ideal untuk web surfing.
6. High Multimedia, layanan ini digunakan untuk akses Internet high-speed dengan
kualitas multimedia yang sangat baik.
7. Interactive High Multimedia, layanan ini menghasilkan kualitas multimedia yang
sangat baik, sehingga mampi melakukan video conference atau video call dan
telepresence.
d. HSDPA
Merupakan teknologi yang disempurnakan dari teknologi sebelumnya yang juga dapat
disebut 3.5G, 3G+ atau Turbo 3G yang memungkinkan jaringan berbasis Universal
Mobile Telecommunication System (UMTS) memiliki kecepatan dan kapasitas transfer
data yang lebih tinggi. Penggunaan HSDPA saat ini menyokong kecepatan penelusuran
dari 1.8, 3.6, 7.2 hingga 14 Mpbs.

Oleh karena itulah jaringan HSDPA ini sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai
modem internet pada computer ataupun notebook. Pemasaran HSDPA dalam bentuk
modem yang digunakan sebagai koneksi mobile broadband baru diperkenalkan pada
tahun 2007. Pada Agustus tahun 2009, 250 jaringan HSDPA secara komersial telah
meluncurkan layanan mobile broadband di 109 negara.

Pada dasarnya layanan HSDPA tidak beda jauh dengan layanan yang diberikan oleh
generasi sebleumnya yaitu: GPRS, CDMA, EDGE dan 3G. Teknologi tersebut memiliki
kesamaan bahwa sama-sama menggunakan layanan lewat jalur IP (internet protokol).
HSDPA diperkenalkan oleh Third Generation Partnership Project (3GPP) release standar.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan standar througput melalui konsep multiple
input multple output (MIMO) atau dengan teknik antena array. Proses kerja cell
menggunakan alokasi asymetrics spectrum frekuensi dalam multi carries cell. Efisiensi
dari sistem menjadi dua kali lipat, yang artinya juga meningkatkan persepsi pelanggan
terhadap kualitas layanan.

29
Gambar 2.12 Ponsel generasi keempat

Jaringan HSDPA secara fisik memiliki 3 kanal, yakni High Speed Data Physich Downlink
Shared Channel (HS-PDSC), High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH) dan High
Speed Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH). HS-PDSCH mengadopsi
adaptive modulation QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) atau algoritma fase
modulasi yang sudah ada, dan 16 QAM (Quadrative Amplitude Modulation) yakni
empat aplitude dan empat fase yang memungkinkan pengunaan data rate tinggi
dobawah kondisi jaringan radio yang bermacam-macam.

4. Teknologi WWAN

Teknologi wireless LAN mempunyai fokus pada modulasi suara dan data. Modulasi akan
mengkonversi sinyal digital, sehingga dapat merepresentasikan informasi di komputer
melalui sinyal digital melalui radio frequency (RF) atau sinyal cahaya. Wireless WAN secara
ekslusif menggunakan sinyal RF yang didesain untuk mengakomodasi beberapa pengguna
sekaligus. Setiap user akan mempunyai channel terdedikasi. Hal inilah yang membedakan
dengan wireless LAN, di mana setiap user akan melakukan share pada satu channel.
Interferensi antara pengguna wireless WAN dengan base station dapat dikurangi.
Beberapa teknik modulasi pada teknologi wireless WAN adalah:

• Frequency Division Multiple Access (FDMA)


FDMA adalah awal bagaimana ponsel analog bekerja. FDMA berarti banyak orang
menggunakan sistem ponsel sekaligus dengan mengirimkan panggilan mereka dengan
gelombang radio frekuensi yang sedikit berbeda. FDMA adalah seperti versi radio dari
sistem telepon darat biasa dan masih menggunakan sistem analog. FDMA ponsel
yang kadang-kadang disebut generasi pertama (1G) ponsel.

30
Gambar 2.13 skema FDMA

FDMA adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang pelanggan pada
sebuah kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band) komunikasi. Jika satu pita
frekuensi dianggap sebagai satu jalan, maka FDMA merupakan teknik "satu
pelanggan, satu jalan". Pada saat pelanggan A sedang menggunakan jalan itu, maka
pelanggan lain tidak dapat menggunakan sebelum pelanggan A selesai. Jadi, kalau
dalam waktu yang bersamaan ada 100 pelanggan yang ingin berkomunikasi dengan
rekannya, maka sudah tentu diperlukan 100 pita frekuensi. Kalau setiap pita
memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan frekuensi yang digunakan berawal dari

890 Mega Hertz (MHz), maka:

Pita frekuensi kanal 1 mulai dari 890 MHz hingga 890,030 Mhz.

Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz.

Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz dan
seterusnya.

Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:

100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3MHz.

Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka
batas atasnya adalah 893 MHz. Akan tetapi, frekuensi yang tersedia untuk komunikasi
bergerak dibatasi oleh peraturan yang ada karena frekuensi-frekuensi lain pasti
digunakan untuk jatah keperluan yang lain pula. Sementara jatah frekuensi yang ada
pun harus dibagi antar penyelenggara telepon seluler. Karena itu, untuk

31
memperbanyak kapasitas dengan jumlah kanal yang terbatas digunakan trik-trik
tertentu sesuai dengan strategi si penyedia layanan.

• Time Division Multiple Access (TDMA)

Time Division Multiple Access (TDMA) diperkenalkan oleh Asosiasi Industri


Telekomunikasi (Telecommunications Industry Association, TIA) adalah teknologi
transmisi digital yang mengalokasikan slot waktu yang unik untuk setiap pengguna
pada masing-masing saluran, dan menjadi salah satu cara yang digunakan oleh
jaringan digital telepon seluler untuk menghubungkan panggilan telepon. Sinyal
digital dari jaringan digital dihubungkan ke pengguna tertentu untuk berhubungan
dengan sebuah kanal frekuensi digital tersendiri tanpa memutuskannya dengan
mengalokasikan waktu.

Pada TDMA, setiap pengguna menggunakan pita frekuensi yang sama, tetapi domain
waktu dibagi menjadi beberapa slot untuk setiap pengguna. Pengguna 1 dapat
mengirimkan data pada slot waktu untuk pengguna 1, pengguna 2 dapat
mengirimkan berupa data pada slot waktu untuk pengguna 2, dan seterusnya.
Keuntungannya adalah tidak berbagi dengan sistem TDMA dimana semua pemancar
dan penerima harus memiliki akses pada waktu yang sama.

Gambar 2.14 Sistem Kerja TDMA

• Code Division Multiple Access (CDMA)

CDMA merupakan akses yang menggunakan prinsip komunikasi spektrum tersebar.


Metode ini dapat dianalogikan dengan cara berkomunikasi dalam satu ruangan yang
besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama tetapi dengan
bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan pasangan satu bisa dianggap seperti
suara kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Pada saat
banyak yang berkomunikasi maka ruangan menjadi bising. Kondisi ini membuat

32
ruangan menjadi tidak kondusif lagi untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, jumlah
yang berkomunikasi harus dibatasi.

Dalam CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu
bersamaan tetapi menggunakan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini
membedakan antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah
pengguna yang besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal
dari pengguna sehingga interferensi akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan
unjuk-kerja sistem. Ini berarti, kapasitas dan kualitas sistem dibatasi

oleh daya interferensi yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan.

Gambar 2.15 Sistem kerja CDMA

33
Beberapa tipe jaringan wireless secara umum mempunyai karakteristik yang hampir sama
dengan jaringan kabel tradisional, yaitu WPAN, WLAN, WWAN.

WPAN, Jaringan personal mempunyai cakupan area yang sangat sempit, yaitu sekitar

20 m. Performa jaringan wireless PAN termasuk dalam kategori sedang, dimana data rate-
nya mencapai 2 Mbps.

Bluetooth menfasilitasi koneksi dan pertukaran informasi diantara alat-alat seperti pda,
ponsel, computer laptop, printer, dan kamera digital melalui frekuensi radio jarak dekat.
Bluetooth memiliki empat layer utama, yaitu L2CAP,

layer LMP, layer 3 yaitu LCP, layer RF.

WLAN, Wireless Local Area Network (Wireless LAN) adalah jaringan kompter yang
memungkinkan user untuk terkoneksi tanpa menggunakan kabel jaringan. Laptop atau gadget
yang dilengkapi dengan kartu wireless LAN bisa bergerak di sekitar gedung sambil membawa
komputer dan tetap terhubung ke jaringan mereka tanpa perlu “mencolok” kabel.

Ada 4 komponen utama dalam Wireless LAN: Access Point, Wireless LAN Interface, Mobile
Desktop/PC, Antena external.

Aplikasi Wireless LAN yang biasa digunakan adalah perluasan jaringan, menghubungkan
beberapa gedung, mobilitas, mobile Offices.

WWAN, Wireless WAN memungkinkan user untuk mengakses internet, e-mail, serta aplikasi
serta informasi perusahaan meskipun mereka jauh dari kantor. Wireless WAN menggunakan
jaringan selular untuk transmisi data.

Bentuk komunikasi teknologi WAN mempunyai kesamaan dengan teknologi PAN dan LAN,
akan tetapi WAN mempunyai cakupan skala jaringan yang berbeda. Bentuk komunikasi
jaringan WAN antara lain point to point, sirkuit switching, dan paket switching.

Jaringan selular berkembang dengan sangat pesat karena semakin meningkatnya kebutuhan
akan jaringan data. Jaringan selular tersebut dimulai dengan munculnya teknologi 1G, 2G, 3G,
HSDPA, dll.

Teknologi WWAN terbagi menjadi 3 bagian besar dalam implementasinya di lapangan.

34
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat menyajikan konsep Jenis-jenis
Teknologi Jaringan Nirkabel. Maka dari itu patut diperhatikan saran-saran berikut :

1. Dalam memahami modul ini, pahami konsep karakteristik perangkat jaringan nirkabel.

2. Setelah itu, pahamilah karakteristik teknologi jaringan nirkabel dan pahamilah kelebihan
dan kekurangan tiap-tiap karakteristik jaringan nirkabel.

3. Kemudian, pahamilah arsitektur dari jenis-jenis jaringan nirkabel.

4. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur, untuk
itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-latihan dengan
tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat hasilnya, silahkan
meminta kunci jawaban tes formatif daru guru. Kalian akan mengetahui sendiri tingkat
penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.

5. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah

yang ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, karakteristik dan ragam jenis-
jenis teknologi jaringan nirkabel.

Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang


konsep, karakteristik, jenis, dan desain perangkat jaringan nirkabel dengan mudah dan
cepat, sehingga penguasaan terhadap modul ini akan tercapai.

Pernahkah kalian mengamati antenna yang terpasang di atas rumah? Atau antenna diatas
stasiun radio? Pernahkah kalian mencari tahu mengapa pada saat anda sedang telepon
seseorang tiba-tiba panggilan terputus? Pada bab ini akan dibahas perangkat apa saja yang
membuat koneksi suatu koneksi jaringan nirkabel dapat terhubung.

35
Gambar 3.1 Perangkat-perangkat jaringan nirkabel

Pada gambar 3.1 terdapat alur kerja dari perangkat-perangkat yang berperan dalam operasi
sebuah jaringan nirkabel, bisakah kalian menjelaskan ilustrasi gambar diatas? Jika belum, mari
kita bahas perangkat-perangkat tersebut.

1. Nirkabel Access Point

Pengertian Wireless Access Point yaitu perangkat keras yang memungkinkan perangkat
wireless lain (laptop, ponsel) untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi,
bluetooh atau perangkat standar lainnya. Wireless Access Point umumnya dihubungkan ke
router melalui jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan dapat
digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless (laptop, printer yang
memiliki wifi) dan perangkat kabel pada jaringan.

a. Fungsi Access Point

Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan
banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Sebagai Hub/Switch yang
bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel.

36
Access point dapat memancarkan atau mengirim koneksi data/internet melalui
gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang
akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau
mW) semakin luas jangkauannya.

Gambar 3.1 Access Point

b. Penerapan Nirkabel Acces Point

Hotspot merupakan salah satu penerapan Wireless Acces Point yang paling umum,
dimana klien nirkabel dapat terhubung ke internet tanpa memperhatikan jaringan
tertentu yang telah mereka sambungkan saat itu. Di kota-kota besar atau di daerah
tertentu hotspot umumnya disediakan dalam rumah makan, perpustakaan, stasiun,
atau daerah publik lainnya yang memungkinkan banyak orang untuk dapat terus
tersambung ke jaringan internet.

2. Nirkabel Router

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses
routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack
protokol tujuh lapis OSI.

Router memiliki fasilitas DHCP (Dynamic Host Configuration Procotol), dengan men-
setting DHCP, maka kita dapat membagi IP Address, fasilitas lain dari Router adalah adanya
NAT (Network Address Translator) yang dapat memungkinkan suatu IP Address atau
koneksi internet disharing ke IP Address lain.

37
Gambar 3.2 Router

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan
yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan
besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga
mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua
buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless
yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan
radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda
arsitektur jaringan, seperti halnya dari ethernet ke token ring.

a. Fungsi - Fungsi Router

• Fungsi utama router yaitu menghubungkan beberapa jaringan untuk


menyampaikan data dari suatu jaringan ke jaringan yang lain. Namun router berbeda
dengan switch, karena switch hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa
komputer dan membentuk LAN (local area network). Sedangkan router digunakan
untuk menghubungkan antar satu LAN dengan LAN yang lainnya.
• Router juga berfungsi untuk menstran misikan informasi dari satu jaringan ke
jaringan lain yang sistem kerjanya seperti bridge.
• Router juga berfungsi untuk menhubungkan jaringan lokal kesebuah koneksi DSL
biasa juga disebut DSL router. Router ini umumnya memilki fungsi firewal untuk
melakukan penapisan paket berdasarkan sumber serta alamat tujuan paket tersebut,
namun tidak semua router memiliki fungsi yang sama.

b. Cara Kerja Router

Fungsi utama router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah router memiliki
kemampuan routing, artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute
perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang
satu network ataukah berada di network yang berbeda. Jika paket-paket ditujukan untuk
host pada network lain maka router akan meneruskannya ke network tersebut.
Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu network maka router akan
menghalangi paket-paket keluar.

3. Antenna Pengarah

Antena ini termasuk jenis antena directional. Antena pengarah bekerja dengan menambah
gain pada arah tertentu, sehingga kekuatan radiasinya hanya kuat pada arah tertentu saja.
Antena pengarah ini cocok untuk memancarkan radiasi televisi dan radio. Antena dengan
bentuk seperti ini memang mengandung resiko yaitu pancaran ke arah lain diluar dari arah
yang dituju menjadi kecil. Namun antena pengarah akan sangat membantu ketika
melakukan komunikasi jarak jauh, sehingga tidak diperlukan stasiun relay di berbagai arah.

38
a. Antena Yagi

Antena ini ditemukan oleh Dr. H. Yagi dari Tokyo Univesity pada tahun 1926. Antena Yagi
atau antena Yagi-Uda RF digunakan secara luas dan merupakan salah satu antena desain
paling sukses atau banyak digunakan untuk aplikasi RF (Radio Frekuensi) direktif. Antena
Yagi digunakan untuk menerima atau mengirim sinyal radio. Antena ini dulu banyak
digunakan pada Perang Dunia ke 2 karena antena ini amat mudah dibuat dan tidak
terlalu rumit.

Antena Yagi adalah antena directional, artinya dia hanya dapat mengambil atau
menerima sinyal pada satu arah (yaitu depan), oleh karena itu antena ini berbeda dengan
antena dipole standar yang dapat mengambil sinyal sama baiknya dalam setiap arah.
Antena Yagi biasanya memiliki Gain sekitar 3 – 20 dBd.

Gambar 3.3 Antenna Yagi

b. Antena Grid

Antena Grid adalah alat yang dipakai untuk mengirim, menerima, memperkuat signal
wireless untuk melakukan koneksi point to point, atau point to multipoint dalam bentuk
antena. Antenna Grid ditujukan untuk hostspot diluar ruangan (outdoor). Antenna Grid
terbagi menjadi 2 macam dengan frekuensi yang berbeda yaitu:

• Grid Antena 2,4 GHz


• Grid Antena 5,8 GHz

Antenna Grid memiliki jarak tembak sinyal yang cukup jauh, yakni sekitar 15 KM.
Jangkauan sinyalnya sekitar 15-25 KM jika tidak ada hambatan. Antena Grid merupakan
salah satu antena wifi yg paling populer. Sudut pola pancaran antena ini lebih fokus pada
titik tertentu sesuai pemasangannya. Fungsinya adalah dimana antena ini adalah
menerima dan mengirim signal data dengan sistem gelombang radio 2,4 Mhz. Dimana
data tersebut bisa dalam bentuk intranet atau internet.

39
Gambar 3.4 Antenna Grid

c. Antena Parabolic

Antena parabolic adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk
komunikasi radio, televisi dan data dan juga untuk radiolocation (RADAR), pada bagian
UHF and SHF dari spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang energi
(radio) elektromagnetik yang relatif pendek pada frekuensi- frekuensi ini menyebabkan
ukuran yang digunakan untuk antena parabola masih dalam ukuran yang masuk akal
dalam rangka tingginya unjuk kerja response yang diinginkan baik untuk menerima atau
pun memancarkan sinyal.

Antena parabola berbentuk seperti piringan. Antena parabola dapat digunakan untuk
mentransmisikan berbagai data, seperti sinyal telepon, sinyal radio dan sinyal televisi,
serta beragam data lain yang dapat ditransmisikan melalui gelombang. Fungsi
antena parabola yang umum diketahui oleh masyarakat di Indonesia adalah sebagai
alat untuk menerima siaran televisi.

Gambar 3.5 Antenna Parabolic

4. Antenna Omnidirectional
Biasanya antena jenis ini digunakan pada access point (AP). Antena jenis ini mempunyai
pola radiasi 360 derajat. Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide
beamwidth) yaitu 3600. Dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat
melayani area yang luas. Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya

40
yang terlalu luas sehingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan
menyebabkan interferensi. Antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio
dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau
hotspot. Sering digunakan untuk sambungan point to multi point dan mempunyai
penguatan sangat rendah yaitu 3 - 10 dBi.

Gambar 3.6 Antenna Omnidirectional

Antenna omni-directional digunakan ketika melingkupi semua arah sekitar poros


horizontal dari antenna dibutuhkan. Antenna omni-directional sangat efektif dimana
jangkauan besar dibutuhkan disekitar titik pusat. Sebagai contohnya, menempatkan
antenna omni-directional di tengan-tengah sebuah ruanga terbuka dan besar akan
melengkapi lingkupan yang bagus. Antenna omni-directional umumnya digunakan untuk
design point-to-multipoint dengan bentuk bintang. Penggunaan diluar ruangan, antenna
omni-directional harus diletakkan di atas dari struktur (misalnya bangunan) pada
pertengahan lingkup area. Contohnya, pada sebuah kampus, antenna bisa saja
ditempatkan di pusat kampus untuk lingkup area yang terbesar. Ketika digunakan di dalam
ruangan, antenna harus ditempatkan di tengah bangunan atau lingkup area yang
diinginkan, dekat dengan langit-langit, untuk jangkauan yang optimum. Antenna
omnidirectional memancarkan jangkauan area yang besar pada pola lingkaran dan
cocok untuk warehouse atau tradeshows dimana lingkupnya biasanya dari satu sudut
bangunan ke sudut bangunan lain.

Access point dan Router memiliki fungsi yang

hampir sama. Bisakah kamu menemukan dimana

perbedaannya?

41
Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) adalah pembuat kunci yang baku untuk
kebanyakan berbagai hal berhubungan dengan teknologi informasi di Amerika Serikat. IEEE
menciptakan standard nya di dalam hukum yang diciptakan oleh FCC. Berikut adalah empat
standard IEEE yang utama untuk LAN wireless yang adalah salah satu digunakan atau di
format draft.

1. IEEE 802.11a

Standar 802.11a dipublikasikan pada tahun 1999 yang digunakan untuk mendefiniskan
jaringan Wireless dengan frekuensi 5 GHz Unlicensed National Information Infrastrusture
(UNII). Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari standar 802.11 dan standar 802.11b pada
kecepatan transfer sampai 54 Mbps. Kecepatan ini dapat lebih cepat lagi jika
menggunakan teknologi yang tepat. Untuk menggunakan standar 802.11a, perangkat-
perangkat komputer (devices) hanya memerlukan dukungan kecepatan komunikasi 6
Mbps, 12 Mbps, dan 24 Mbps.

Kelebihan dari standar 802.11a adalah karena beroperasi pada frekuensi radio 5 GHz
sehingga tidak perlu bersaing dengan perangkat komunikasi tanpa kabel (cordless)
lainnya seperti telepon tanpa kabel (cordless phone) yang umumnya menggunakan
frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11a merupakan pilihan yang amat mahal ketika di
implementasikan. Hal ini disebabkan karena standar ini memerlukan lebih banyak
access point untuk mencapai kecepatan komunikasi yang tertinggi. Penyebabnya adalah
karena pada kenyataannya bahwa gelombang frekuensi 5 GHz memiliki kelemahan pada
jangkauan.

2. IEEE 802.11b

Bersama dengan 802.11a, IEEE mengesahkan 802.11b, yang merupakan ekstensi


kecepatan tinggi, ke standar direct sequence awal pada pita 2.4 GHz dengan kecepatan
data sampai dengan 11 Mbps. Access point 802.11b dan radio NIC telah tersedia sejak
tahun 1999, sehingga sebagian LAN nirkabel yang dipasang saat ini adalah 802.11b yang
selalu mengalah.

42
Keuntungan yang biasa didapat dari 802.11b adalah kelengkapan long range-nya.

802.11b memungkinkan anda mampu mencapai jarak 300 kaki pada sebagian besar
fasilitas indoor. Kelemahan dari 802.11b adalah anda dibatasi sampai tiga Channel non-
overlapping pada pita 2.4 GHz. Standar 802.11 menetapkan 14 Channel (hanya Channel 1
sampai 11 yang tersedia di Amerika Serikat) untuk mengonfigurasi access point.

Walaupun demikian, masing-masing channel menempati kira-kira sepertiga dari


keseluruhan pita 2.4GHz saat mengirim sebuah sinyal. Sebagian besar perusahaan hanya
menggunakan channel 1, 6, dan 11 untuk memastikan access point tidak berinteferensi
satu sama lain. Hal tersebut membatasi kapasitas 802.11b sehingga menjadikannya paling
sesuai untuk mendukung aplikasi performa medium, seperti e- mail dan surfing.

3. IEEE 802.11g

Standar 802.11g pada dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu menyediakan jalur
komunikasi kecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Namun, frekuensi yang digunakan pada
standar ini sama dengan frekuensi yang digunakan standar 802.11b yaitu frekuensi
gelombang 2,4 GHz dan juga dapat kompatibel dengan standar 802.11b. Hal ini tidak
dimiliki oleh standar 802.11a.

Tidak seperti perangkat-perangkat pada standar 802.11a, perangkat-perangkat pada


standar 802.11g dapat secara otomatis berganti ke quadrature phase shift keying
(QPSK) untuk berkomunikasi dengan perangkat-perangkat pada jaringan Wireless yang
menggunakan standar 802.11b. Dibandingkan dengan 802.11a, ternyata 802.11g memiliki
kelebihan dalam hal kompatibilitas dengan jaringan standar 802.11b.

Kelebihan dari 802.11g adalah bahwa standar tersebut merupakan kompatibel terbalik
dari 802.11b. Perusahan dengan keberadaan jaringan 802.11b biasanya dapat meng-
upgrade access point-nya menjadi 802.11g melalui peng- upgradean firmware
sederhana.

Hal tersebut menyediakan jalur perpindahan yang efektif untuk LAN nirkabel. Kelemahan
802.11g, seperti kemungkinan interferensi RF dan keterbatasan tiga Channel non-
overlapping, masih berlaku pada 802.11g dikarenakan pengerjaan di pita

43
2.4 GHz. Sebagai hasilnya, jaringan 802.11g memiliki pembatas kapasitas sebanding
dengan 802.11a.

4. IEEE 801.11n

IEEE 802.11n merupakan salah satu keluarga besar standart dari IEEE 802.11. Sebelumnya
ada 802.11a, 802.11b dan 802.11g. Masing-masing standart mempunyai teknik modulasi,
kecepatan serta sistem keamanan yang berbeda-beda. 802.11n adalah amandemen baru
yang meningkatkan atas standar 802,11 sebelumnya dengan menambahkan multiple-
input multiple-output (MIMO) dan banyak fitur-fitur baru

lainnya.

IEEE 802.11n dikeluarkan pada


tahun 2009 dan baru diproduksi
perangkat maupun device nya baru-
baru ini. Standart ini secara teori
mampu mentrasferkan kecepatan
data hingga 600 Mbps tetapi ketika
di uji coba oleh WiFi Alliance yaitu
badan yang menguji standart ini
kecepatannya hanya

450Mbps. Gambar 3.7 Infografik kecepatan 802.11n

Pada tabel dibawah ini merupakan perbandingan antar standart IEEE 802.11 yang sudah
ditetapkan dari IEEE 802.11a hingga 802.11n

Tabel 3.1 Perbandingan spesifikasi IEEE 802.11

44
1. Jaringan Nirkabel Ad Hoc

Definisi ad hoc network adalah desentraliasi dari jaringan nirkabel. Disebut ad hoc
network karena tidak bergantung pada infrastruktur yang sudah ada, seperti router
dalam jaringan kabel ataupun access point pada jaringan nirkabel. Dalam ad hoc
network, setiap node bertugas dalam me-routing data kepada node lain, jadi penentuan
node mana yang mengirimkan data dibuat secara dinamis berdasarkan konektivitas dari
jaringan itu sendiri.

Dalam jaringan ad hoc, tidak ada base station, dan tidak ada pengawas yang memantau
kinerja jaringan secara keseluruhan. Sensor yang digunakan di jaringan ad hoc akan aktif
dan mencoba untuk menentukan berapa banyak sensor aktif lainnya yang berada dalam
jangkauan komunikasi. Bersama-sama, sensor kemudian mengumpulkan informasi
apapun yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas kolektif mereka.

Gambar 3.8 Ilustrasi cara kerja Ad-Hoc

Karena perangkat genggam seperti smartphone ataupun tablet pc menjadi lebih canggih
dan diminati orang, prospek bahwa mereka dapat mengatur diri mereka sendiri ke dalam
ad hoc network juga menjadi lebih menarik.

Jaringan ad hoc dilihat dari sisi topologi jaringan merupakan kumpulan dari beberapa
node jaringan wireless multihop yang dinamis. Setiap node-nya mempunyai interface
wireless untuk berkomunikasi dengan node lainnya. Jaringan ad hoc mempunyai
infrastruktur node jaringan yang tidak permanen. Jaringan ini terdiri atas beberapa node
yang bersifat mobile dengan satu atau lebih interface pada setiap node-nya.

45
Gambar 3.9 Topologi Jaringan Ad-Hoc

a. Membuat jaringan Ad-Hoc


Konfigurasi ad-hoc dengan menggunakan operating system windows 7 dapat
dilakukan sebagai berikut:

1. Bukalah jendela Network and Sharing Center di Control Panel. Klik “Setup

a New Connection or Network”, maka akan ditampilkan jendela sebagai


berikut.

Gambar 3.10 Set Up a Connection or Network

2. Klik pada “Set up a wireless ad hoc (computer-to-computer) network”,


kemudian klik “Next”. Jendela “Set up an Ad hoc Network” akan tampil. Aturlah
network name, security type dan security key sesuai dengan yang diinginkan. Beri
tanda centang pada “Save this network”, kemudian klik “Next”. Klik “Close”.

46
Gambar 3.10 Set Up Ad-Hoc Network

3. Konfigurasi Ad-hoc selesai.

Note:

• Laptop yang telah diatur menjadi ad-hoc mode akan mem-broadcast jaringan
ad-hoc yang sudah dibuat dan akan menunggu laptop lain untuk koneksi ke ad-
hocter sebut, seperti pada tampilan di bawah ini.

Gambar 3.11 Broadcast SSID adhoc_me

• Pada laptop user yang ingin koneksi ke jaringan ad-hoc, user memilih
SSID adhoc_me dan memilih “connect”. User diminta untuk memasukkan
security key yang telah diatur pada saat konfigurasi adhoc_me.

47
Gambar 3.12 Koneksi user ke jaringan Ad-hoc

b. Keuntungan :

• Tidak memerlukan dukungan backbone infrastruktur sehingga mudah


diimplementasikan dan sangat berguna ketika infrastruktur tidak ada
ataupun tidak berfungsi lagi.
• Mobile node yang selalu bergerak (mobility) dapat mengakses informasi
secara real time ketika berhubungan dengan mobile node lain, sehingga
pertukaran data dan pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan.
• Fleksibel terhadap suatu keperluan tertentu karena jaringan ini memang
bersifat sementara.
• Dapat direkonfigurasi dalam beragam topologi baik untuk jumlah user
kecil hingga banyak sesuai dengan aplikasi dan instalasi (scalability).

c. Kerugian (Permasalahan) :

• Packet loss (kehilangan paket) akan terjadi bila transmisi mengalami


kesalahan
• (error).
• Seringkali terjadi disconnection, karena tidak selalu berada dalam
area cakupan.
• Bandwidth komunikasi yang terbatas, sehingga untuk dapat
menghasilkan koneksi yang optimal diperlukan bandwidth komunikasi yang
tinggi.
• Lifetime baterai yang singkat. Karena area ad-hoc yang digunakan tidak
selalu berada dalam jangkauan terminal listrik sehingga perangkat yang
terhubung hanya menggunakan daya baterai pada saat beroperasi.
48
• Kapasitas kemampuan jangkauan mobile node yang terbatas dan
bervariasi.
• Perbedaan spesifikasi peralatan yang terhubung menyebabkan perbedaan
juga dalam penerimaan paket data.

2. Infrastuktur

Pada topologi ini semua komputer yang saling terhubung akan dikontrol ke dalam access
point. Access point itu sendiri akan terhubung langsung kepada sebuah komputer yang
berfungsi sebagai pusat pengendali. Metode akses ini sama halnya dengan client server
pada jaringan kabel.

Gambar 3.10 Mode infrastruktur

Jika komputer pada jaringan nirkabel ingin mengakses jaringan nirkabel atau
berbagi printer misalnya, maka jaringan tersebut harus menggunakan mode
infrastruktur gambar 3.11. Pada gambar tersebut access point berfungsi untuk
melayani komunikasi utama pada jaringan nirkabel. Access point mentransmisikan
data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan
pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

49
Gambar 3.11 Ilustrasi cara kerja mode Infrastruktur

a. Karakteristik Jaringan Infrastruktur

Untuk penggunaan jaringan WLAN yang bekerja pada mode infrastruktur


dibutuhkan peralatan tambahan berupa Wireless Access Point (WAP) atau
dikenal dengan istilah lain Access Point (AP). Access point bekerja seperti hub atau
switch pada jaringan kabel, sehingga access point menjadi pusat dari jaringan
WLAN.

b. Kelebihan Jaringan Infrastruktur

• Dengan jaringan infrastruktur dapat berbagi koneksi internet dengan setiap


• client, layanan ini yang paling banyak dan umum digunakan saat ini.
• Komputer pada jaringan LAN dan nirkabel dapat terhubung satu sama lain,
sehingga dapat digunakan untuk memperluas jaringan LAN, khususnya untuk
client yang nomaden atau berpindah-pindah.
• Jika jangkauan sinyal nirkabel tidak cukup untuk menjangkau seluruh area
kantor misalnya, maka bisa diperluas menggunakan access point untuk
memperluas coverage area jaringan nirkabel sehingga tidak perlu membuat
jaringan baru.
• Pada infrastrutktur jaringan dapat di set up seperti pada jaringan LAN, siapa
saja user yang dapat mengakses dan bagaimana autentifikasi keamanan yang
diberikan.

c. Kekurangan Jaringan Infrastruktur

• Dengan menggunakan wireless infrastructure, data rate akan lebih rendah


jika dibandingkan dengan ad-hoc maupun LAN, karena infrastructure mode
tidak point to point sebagaimana pada ad-hoc. Sedangkan jika dibandingkan
dengan LAN, media yang digunakan nirkabel adalah gelombang radio atau

50
udara sedangkan LAN menggunakan media kabel yang lebih cepat data rate-
nya.
• Untuk menyetel/setup jaringan nirkabel diperlukan pengetahuan dan
kemampuan routing serta manajemen server terutama jika terkoneksi dengan
sambungan internet. Karena untuk menyetel jaringan wireless infrastructure
tidak semudah menyetel jaringan ad-hoc. Bahkan jika untuk yang advance
dibutuhkan analisis jaringan wireless seperti pemiilhan channel yang
digunakan jika disekitar area tersebut ada jaringan wireless lainnya untuk
memaksimalkan sinyal dan juga transfer data wireless.
• Membangun wireless infrastructure membutuhkan perangkat access point
untuk menghubungkan dan manajemen client. Jika dibandingkan dengan ad-
hoc mode tentu jauh lebih mahal karena harus membeli perangkat access
point.

Pemahaman tentang channel sangat penting sebab hal ini berkaitan dengan kapasitas
secara keseluruhan dari WLAN. Channel merupakan sebuah bagian pada pita atau band
frekuensi radio. Ada sejumlah kecil bandwidth yang membawa data saat modulasi
frekuensi radio berada di band sebuah frekuensi. Bagian ini sangat penting agar setiap
frekuensi tidak saling bertumpuk (overlap), sehingga jaringan akan tersusun dalam urutan
data paket tertentu saat dikirimkan. Infrastruktur Wi-Fi IEEE 802.11b pada dasarnya
mempunyai jumlah channel yang sangat terbatas sekali. Pada jaringan yang sangat padat,
tidak semua channel dapat digunakan sekaligus untuk mengurangi interferensi di
infrastruktur. Berikut adalah channel pada frekuensi 2,4 MHz.

Tabel 2.1 Channel frekuensi 2,4 GHz

Channel Frekuensi (GHz)


1 2,412
2 2,417
3 2,422
4 2,427
5 2,432
6 2,437
7 2,442
8 2,447
9 2,452
51
10 2,457
11 2,462
12 2,467
13 2,472
14 2,484

Tidak semua channel dapat digunakan di semua Negara. Di Amerika Utara Amerika Serikat
dan Kanada hanya dapat menggunakan channel 1-11 saja. Di Eropa dapat menggunakan
channel 1-13. Jepang hanya menggunakan channel 14. Oleh karenanya sangat tergantung
pada peraturan masing-masing negara. Untuk Wi-Fi yang berbasis IEEE 802.11b yang
menggunakan modulasi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), kita akan melihat lebar
spektrum yang digunakan 22 MHz untuk setiap stasiun yang memancar.

52
A. Jenis-Jenis Perangkat Jaringan Nirkabel

1. Nirkabel Router

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
Internet menuju tujuannya. Fungsi utama Router adalah merutekan paket (informasi).
Router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan informasi (paket)
akan dilewatkan.

2. Nirkabel Access Point

Perangkat keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop, ponsel)
untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh atau perangkat
standar lainnya. Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga
memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Hotspot
merupakan salah satu penerapan Wireless Acces Point yang paling umum

3. Antena Pengarah

Antena ini termasuk jenis antena directional. Antena pengarah bekerja dengan
menambah gain pada arah tertentu, sehingga kekuatan radiasinya hanya kuat pada
arah tertentu saja. Antena pengarah ini cocok untuk memancarkan radiasi televisi dan
radio.

B. Standarisasi IEEE

1. 802.11a

Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari standar 802.11 dan standar 802.11b pada
kecepatan transfer sampai 54 Mbps. Kecepatan ini dapat lebih cepat lagi jika
menggunakan teknologi yang tepat.

2. 802.11b

Keuntungan yang biasa didapat dari 802.11b adalah kelengkapan long rangenya.
802.11b memungkinkan anda mampu mencapai jarak 300 kaki pada sebagian besar
fasilitas indoor.

3. 802.11g

Standar 802.11g pada dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu menyediakan
jalur komunikasi kecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Namun, frekuensi yang digunakan

53
pada standar ini sama dengan frekuensi yang digunakan standar 802.11b yaitu
frekuensi gelombang 2,4 GHz dan juga dapat kompatibel dengan standar 802.11b.

4. 802.11n

Standart ini secara teori mampu mentrasferkan kecepatan data hingga 600 Mbps
tetapi ketika di uji coba oleh WiFi Alliance yaitu badan yang menguji dengan
menggunakan beberapa AP, misalnya pada topologi EBSS.

C. Bentuk Jaringan Nirkabel

1. Ad Hoc

Definisi ad hoc network adalah desentraliasi dari jaringan wireless, disebut ad hoc
network karena tidak bergantung pada infrastruktur yang sudah ada, seperti router
dalam jaringan kabel ataupun Access Point pada jaringan nirkabel.

Node-node pada jaringan Ad Hoc tidak hanya berperan sebagai pengirim dan
penerima data, namun dapat berperan sebagai penunjang node yang lainnya,
misalnya mempunyai kemampuan layaknya router.

2. Infrastruktur

Pada topologi ini semua komputer yang saling terhubung akan dikontrol ke dalam
Access Point.

Untuk penggunaan jaringan WLAN yang bekerja pada mode infrastruktur dibutuhkan
peralatan tambahan berupa Wireless Access Point (WAP) atau dikenal dengan istilah
lain Access Point (AP).

D. Nirkabel Channel

Channel merupakan sebuah bagian pada pita frekuensi radio. Ada sejumlah kecil
bandwidth yang membawa data saat modulasi frekuensi radio berada di band sebuah
frekuensi. Bagian ini sangat penting agar setiap frekuensi tidak saling bertumpuk
(overlap), sehingga jaringan akan tersusun dalam urutan data paket tertentu saat
dikirimkan.

54
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat menyajikan konsep dan urutan
langkah dalam melalukan perancangan jaringan nirkabel. Maka dari itu patut diperhatikan
saran-saran berikut :

1. Dalam memahami modul ini, pahami urutan langkah dalam melakukan site survey.

2. Setelah itu, pahamilah macam-macam topologi jaringan nirkabel dan kondisi channel dan
pahamilah cara-cara dalam mengatasi interferensi.

3. Kemudian, pahamilah kondisi channel dalam frekuensi gelombang radio.

4. Terakhir, pahamilah cara dalam mengatasi interferensi.

5. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur,
untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-
latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan mengetahui
sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.

6. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah
yang ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, urutan langkah dalam
melakukan perancangan jaringan nirkabel secara terstruktur.

Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang


konsep, jenis topologi, urutan langkah, dan solusi dalam perancangan jaringan nirkabel
dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap modul ini akan tercapai.

Bila jawaban “Tidak”


Indikator Ya Tidak
No Pelajari Materi
1 Dapatkah anda menjelaskan Site Survey? Pelajari sub Bab A
2 Dapatkah anda menjelaskan Pelajari sub Bab B
topologi
jaringan nirkabel?
55
3 Dapatkah anda menjelaskan konsep Pelajari sub Bab C
kondisi
4 channel jaringan
Dapatkah nirkabel? interferensi?
anda menjelaskan Pelajari sub Bab D

Pada saat anda sedang mengakses internet dan melihat di dekat anda terpasang sebuah access
point, apa yang anda pikirkan? Mengapa access point tersebut bisa terpasang disitu? Hanya asal
saja, atau memang sudah direncanakan demikian? Tentunya dalam merancang koneksi nirkabel,
kita tidak bisa asal dalam memasang titik-titik yang akan kita berikan access point. Oleh karena
itu, kita perlu rencana dalam merancang sebuah koneksi nirkabel. Hal ini bukan tanpa sebab.
Jika kita asal dalam merancang koneksi nirkabel, akan terjadi banyak gangguan seperti
interferensi/gangguan, sinyal hilang, dan sebagainya pada saat kita mengggunakan jaringan
tersebut.

Gambar 4.1 Contoh rancangan jaringan nirkabel

56
Survey lapangan dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat (sites) dan melakukan observasi
bahwa lintasan radio yang akan dibangun bebas dari rintangan (line of sight, LOS) Gangguan
potensial terhadap interupsi lintasan radio di masa yang akan datang seperti pepohonan,
perencanaan bangunan atau perumahan perlu juga dipertimbangkan.

Tujuan dari survey lapangan adalah memetakan lokasi tertentu dengan menentukan
penempatan peralatan nirkabel yang disesuaikan dengan sifat, interferensi, serta jangkauan
frekuensi radio agar dapat mengimplementasikan jaringan nirkabel dengan baik. Site survey
merupakan langkah yang sangat penting dalam mengimplementasikan jaringan nirkabel.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan kegiatan site survey antara lain:

1. Menentukan koordinat Access Point

Cara mudah memulai kegiatan site survey adalah mengambil koordinat area tertentu
yang memerlukan jangkauan access point. Pilih bagian sudut ruangan, lalu pasangkan
sebuah access point. Survey jangkauannya hingga titik terjauh dari access point,
kemudian tandai titik tersebut. Kemudian, pindahkan access point yang semula disimpan
di sudut ruangan ke titik yang telah kita beri tanda sebelumnya. Kegiatan ini mungkin
perlu memindahkan access point beberapa kali supaya dapat menetapkan lokasi terbaik.
Setiap memutuskan lokasi terbaik access point, coba berpindah ke sudut yang berbeda
dan mengulangi proses seperti diatas. Di dalam sebuah ruang yang sederhana, dapat
mengulangi kegiatan di atas hingga empat kali. Jika ingin pengguna tidak kehilangan
sinyal ketika berpindah dari satu sel ke sel lainnya, maka kita perlu merancang agar antar
sel dapat saling membentuk irisan (overlap).

Gambar 4.2 Menentukan titik koordinat access point


57
2. Menentukan Pemilihan Channel

Ada 3 channel yang digunakan dalam overlapping. Perbedaan channel ini dimaksudkan
agar tidak terjadi suatu bentuk interferensi yang mungkin terjadi akibat perpaduan
frekuensi yang sama pada suatu wilayah tertentu. Supaya menghasilkan data rate yang
maksimal, kita dapat menggunakan ketiga channel tersebut. Dengan menggunakan
channel yang non-overlapping, maka access point tidak akan saling berinterferensi satu
dengan lainnya.

3. Menentukan Data Rate

Sebaiknya, kita mengetahui data rate minimum yang akan digunakan. Data rate yang
ditetapkan akan mempengaruhi hasil site survey yang kita lakukan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan site survey antara lain:

• Proses dilakukan dengan metode trial and error.


• Umumnya, pengalaman akan sangat berperan.
• Koordinasi antar sesama engineer sangat diperlukan.
• Umumnya, solusi site survey lebih dari satu.
4. Memperkirakan Noise

Telepon, pemancar video, bluetooth, alat monitor bayi, dan bahkan microwave ovens
bersaing dengan jaringan data nirkabel untuk penggunaan sangat terbatas 2,4 GHz band.
Sinyal tersebut, serta jaringan nirkabel lokal lainnya, dapat menimbulkan masalah
besar terutama untuk sambungan nirkabel link jarak jauh. Berikut ini adalah beberapa
langkah yang dapat anda gunakan untuk mengurangi penerimaan sinyal yang tidak
diinginkan.

a. Meningkatkan penguatan antena pada kedua sisi dari sambungan point-to-


point. Antena tidak hanya untuk menambah penguatan sambungan, tetapi
mereka cenderung meningkat arah penangkapan sinyal dan menolak noise yang ada
sekitar sambungan. Dua parabola dengan penguatan tinggi yang diarahkan satu sama
lain akan menolak noise dari arah yang berada di luar jalur sambungan.

b. Gunakan beberapa antenna sektoral jangan menggunakan omnidirectional.

Dengan menggunakan beberapa antenna sektoral, anda dapat mengurangi noise yang
diterima di titik distribusi. Dengan membedakan kanal yang digunakan pada setiap
sektoral, anda juga dapat meningkatkan bandwidth yang tersedia untuk klien anda.

58
Gambar 4.3 Omnidirectional vs Antena Sektoral

c. Gunakan channel terbaik yang ada. Ingat bahwa kanal 802.11b/g lebarnya 22

MHz, tetapi hanya dipisahkan oleh 5MHz. Lakukan site survey, dan pilih saluran yang
sedikit sekali gangguannya. Ingat bahwa penggunaan frekuensi nirkabel dapat
berubah sewaktu-waktu karena orang menambahkan perangkat baru (cordless
telepon, jaringan lain, dll). Jika sambungan anda tiba-tiba kesulitan mengirimkan
paket, anda mungkin perlu melakukan sebuah site survey lagi dan memilih kanal yang
lain.

Setelah memahami beberapa item dalam membangun sistem nirkabel, hal yang penting lainnya
adalah masalah topologi jaringan nirkabel yang optimal. Jaringan nirkabel mempunyai sedikit
perbedaan pada tipe topologinya. Langkah selanjutnya adalah memilih topologi yang akan
digunakan pada jaringan nirkabel yang akan dibuat. Pada jaringan nirkabel terdapat 3 macam
topologi yaitu IBSS, BSS, dan ESS.

1. Independent Basic Service Sets (IBSS)

IBSS atau Ad-hoc adalah topologi WLAN yang menghubungkan antara beberapa klien dari
nirkabel tanpa menggunakan access point. Beberapa klien nirkabel yang berkomunikasi
dengan model IBSS memiliki beberapa kelemahan. Jika semakin banyak kliennya maka
prosesnya akan menjadi lambat yang disebabkan oleh keterbatasaan dari perangkat
nirkabel client.

59
Gambar 4.4 topologi IBSS

Topologi IBSS mirip dengan model point to point dan juga point to multipoint pada
jaringan kabel LAN namun bedanya tidak adanya sebuah terminal (access point)
seperti halnya switch pada LAN yang berfungsi untuk membuat perangkat-perangkat
nirkabel klien saling terhubung. Kelemahan lain adalah karena tidak adanya access point
maka nirkabel client tidak bisa mengatur prioritas dari perangkat mana yang harus
didahulukan. Hal ini menyebabkan tabrakan atau collusion yang tentu dapat membuat
komunikasi jadi lambat.

2. Basic Service Sets (BSS)

BSS adalah kumpulan dari perangkat nirkabel yang terhubung satu sama lain dengan
perantaraan sebuah perangkat access point. Perangkat access point berfungsi sebagai
terminal pusat, semua klien nirkabel harus terhubung dahulu dengan access point
sebelum berkomunikasi dengan klien yang lain. Pada klien WLAN harus beroperasi
menggunakan mode Infrastructure Basic Service Set, jika tidak maka tidak bisa
berkomunikasi dengan access point. BSS lebih bagus dari topologi IBSS.

Gambar 4.5 topologi BSS


60
3. Extended Service Sets (ESS)

Extended Service Sets (ESS) adalah kumpulan dari beberapa topologi BSS. Pada topologi
ESS terdapat lebih dari satu access point (AP), access point - access point dalam topologi
ESS terhubung satu sama lain melalui port uplink. Alasan utama dipakainya model
topologi ini adalah untuk memperluas daya jangkau AP dan juga karena meningkatnya
beban yang mesti dilayani oleh satu AP.

Gambar 4.6 topologi ESS

User dapat melakukan roaming ke sel yang lain dengan cukup mudah tanpa kehilangan
sinyal. Extended service set (ESS) memperkenalkan kemungkinan melakukan forwarding
dari sebuah sel radio ke sel yang lain melalui jaringan kabel. Kombinasi access point
dengan jaringan kabel akan membentuk Distribution System (DS).

Dari penjelasan topologi nirkabel diatas, bisakah kamu

memberikan contoh dimana penerapan topologi

nirkabel dalam kehidupan kita sehari-hari?

61
Pada sub bab ini akan dibahas frekuensi 2,4 GHz yang merupakan frekuensi yang paling banyak
digunakan oleh perangkat-perangat nirkabel saat ini. Sebenarnya frekuensi 2,4 GHz masih
dibagi lagi menjadi beberapa frekuensi yang lebih spesifik. Frekuensi 2,4 GHz dibagi lagi menjadi
beberapa channel, yang menentukan satuan terkecil dari frekuensi 2,4 GHz tadi.

Jika diperhatikan, antara satu channel dengan channel lainnya terpisah 0,005 GHz, kecuali
antara channel 13 dan channel 14 yang terpisah 0,014 GHz. Setiap channel memiliki rentang
channel sebesar 22 MHz atau 0,022 GHz. Ini mengakibatkan sinyal dari sebuah channel masih
akan dirasakan oleh channel lain yang bertetangga. Misalnya sinyal pada channel 1 masih akan
terasa di channel 2, 3, 4 dan 5. Karena rentang frekuensi yang saling overlapping (menutupi)
maka penggunaan channel yang berdekatan akan mengakibatkan gangguan interferensi. Hal ini
mirip yang terjadi pada pemancar Radio FM, suatu frekuensi station radio tidak boleh
berdekatan dengan frekuensi station radio lain, karena siaran radio mereka akan saling
mengganggu jika frekuensi yang mereka gunakan berdekatan. Secara lengkap gambaran
interferensi yang akan terjadi antar channel dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.7 Interferensi pada Tiap Channel

Berdasarkan gambar di atas, kita bisa melihat bahwa interferensi channel akan terhindar jika kita
menggunakan aturan +5 atau -5 dengan frekuensi yang sudah digunakan. Sebagai contoh,
channel 6 tidak akan overlapping dengan channel 1 atau channel 11.

Contoh penerapan aturan +5 atau -5 ini misalnya pada saat kita akan mengkonfigurasikan
sebuah access point, ternyata disekitar kita sudah ada access point milik orang lain. Sebelum
menentukan channel yang akan kita gunakan di access point kita, cari tahu terlebih dahulu
channel yang digunakan oleh access point tetangga kita. Pengguna bisa menggunakan
aplikasi netstumbler untuk mesin Windows ataupun Airodumping untuk mesin Linux. Jika
ternyata tetangga kita menggunakan channel 8 pada access point-nya, maka channel yang
dapat digunakan pada access point adalah channel 3 atau channel 13.
62
Media yang digunakan dalam pertukaran data pada jaringan nirkabel berbeda dengan yang ada
pada jaringan kabel. Pada jaringan nirkabel media yang digunakan adalah gelombang radio
dengan menggunakan frekuensi radio tertentu, dengan media pertukaran data yang berupa
gelombang radio ini tentu kita tidak dapat sepenuhnya mengontrol sebagaimana pada kabel.
Interferensi atau gangguan yang ada pada nirkabel lebih banyak karena menggunakan media
publik yang dapat digunakan oleh siapa saja.

1. Teknik Mengatasi Interferensi

Pada operasional infrastruktur WI-Fi di outdoor, salah satu tantangan yang cepat atau
lambat tapi pasti akan kita hadapi access point bersama adalah berkurangnya throughput,
karena tingginya interferensi dan noise. Sinyal yang kuat tidak cukup menjamin reliabilitas
pada sebuah penerima wireless broadband. Sinyal level harus secara konsisten jauh lebih
besar dari pada noise yang diterima di penerima. Dengan kata lain, perbandingan antara
sinyal kepada noise, Signal To Noise Ratio (SNR) harus setinggi mungkin. Untuk memperoleh
SNR yang tinggi, ada dua kondisi yang harus penuhi sekaligus yaitu:

a. Sinyal yang diterima oleh pesawat penerima harus lebih tinggi dari sensifitas
penerima.

b. Level noise di input penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk. Noise

didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang bukan sinyal yang kita inginkan”.

Gambar 4.8 Ilustrasi interferensi sinyal

63
2. Memaksimalkan Level Sinyal yang Diterima

Kita sebenarnya mempunyai kemampuan mengontrol secara langsung proses untuk


memaksimalkan sinyal yang diterima. Beberapa prosedur standar yang biasa digunakan
adalah :

a. Link Budget - daya pancar yang cukup, sensifitas penerima, dan penguatan antena yang
cukup untuk mengatasi loss di kabel coax dan free space.

b. Line Of Sight - jalur LOS harus tanpa hambatan/penghalang dari ujung ke ujung.

c. Fresnel Zone - harus cukup daerah yang bebas tidak ada halangan.

d. Installation - pastikan antena dipasang dengan aman dan benar, arah yang benar,
konektor yang diisolasi tahan air, menggunakan konektor dan coax yang baik

3. Meminimalisasi Interferensi Dan Noise

Kita biasanya tidak punya kemampuan mengatur/mengontrol sumber noise atau


interferensi. Beberapa sumber noise adalah :

a. Natural noise – noise dari atmosfir dan galaksi.

b. Manmade noise – sinyal RF yang diambil dari antena. Termasuk oven microwave,
telepon cordless dan indoor WI-FI serta beberapa peralatan medical/kedokteran.

c. Receiver noise – noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima.

d. Interferensi jaringan lain – interferensi yang disebabkan oleh jaringan nirkabel lain
yang bekerja pada band yang sama.

e. Interferensi jaringan kita sendiri – terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama
lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup
jarak/spasi antar channel atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar.

f. Interferensi dari sinyal out of band – disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar
frekuensi band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager.

64
1. Site Survey

Site Survey RF merupakan proses yang dilakukan oleh surveyor. Tujuannya adalah
memetakan lokasi tertentu dengan menentukan penempatan peralatan nirkabel yang
disesuaikan dengan sifat, interferensi, serta jangkauan (coverage) frekuensi radio agar
dapat mengimplementasikan jaringan nirkabel dengan baik.

2. Topologi Jaringan Nirkabel

Pada jaringan nirkabel terdapat 3 macam topologi yaitu:

1. Independent Basic Service Sets (IBSS)

2. Basic Service Sets (BSS)

3. Extended Service Sets (ESS)

3. Kondisi Channel

Perangkat WLAN bekerja dengan gelombang elektromagnetik, sehingga perangkat ini


akan beroperasi pada frekuensi tertentu. Karena akan digunakan oleh pengguna secara
luas, maka frekuensi yang dipilih adalah frekuensi yang sudah digratiskan yaitu
frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz.

4. Interferensi

Untuk mengatasi interferensi pada frekuensi ada beberapa cara yang dapat dilakukan
yaitu:

1. Memaksimalkan Level Sinyal yang Diterima

2. Meminimalisasi Interferensi Dan Noise

3. Strategi Mengalahkan Interferensi

65
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat menyajikan apa saja perangkat
yang dibutuhkan dalam melalukan pemasangan jaringan nirkabel. Maka dari itu patut
diperhatikan saran-saran berikut :

1. Dalam memahami modul ini, pahami urutan bab.

2. Setelah itu, pahamilah macam-macam jenis antena.

3. Kemudian, pahamilah sistem pengkabelan antena.

4. Sebelum mempelajari konektor antena, sebutkan jenis-jenis kabel yang kalian


ketahui yang ada di lingkungan sekitar kepada guru kalian.

5. Kemudian, pelajari macam-macam jenis konektor.

6. Terakhir, pahamilah cara dalam pointing antena.

7. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan
jujur, untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan
latihan-latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk
melihat hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan
mengetahui sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah
dipelajari.

8. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan

perintah yang ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, urutan
langkah dalam melakukan perancangan jaringan nirkabel secara terstruktur.

Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang


konsep, sistem pengkabelan, jenis konektor, dan pengarahan antena dalam pemasangan
perangkat jaringan nirkabel dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap
modul ini akan tercapai.

66
No Bila jawaban
“Tidak”
1 Dapatkah anda menjelaskan jenis-jenis
Indikator antena Y Tidak subPelajari
bab A Materi
2 ?
Dapatkah anda mennjelaskan konsep antena ? a sub bab B
3 Dapatkah anda menjelaskan pointing antena Pelajari sub Bab C

Dikehidupan sehari-hari kita tentunya sering melihat antena yang terpasang di atap rumah dan
kabel yang menghubungkan perangkat elektronik kita. Pernahkah kita mencari tahu sistem kerja
bagaimana antena bisa menangkap sinyal? Apa saja yang mencakup pemasangan antenna?
Bagaimana cara pemasangan atau fungsi kabel yang menghubungkan agar suatu informasi
dapat tersampaikan? Pada bab ini kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan diatas tentang
pemasangan perangkat jaringan nirkabel.

Gambar 5.1 Ilustrasi pemasangan perangkat jaringan nirkabel

67
Antena merupakan suatu alat yang digunakan untuk merubah sinyal frekuensi yang tinggi dalam
suatu saluran transmisi (kabel atau waveguide) ke dalam gelombang propagasi di udara. Berikut
ini adalah kategori umum dari antena :

1. Omni-directional
2. Semi-directional
3. Highly-directional

1. Antena omni-directional (Dipole)

Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang
sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional
harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan
pola pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah-
tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat
melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada
pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi

Gambar 5.2 Antena Dipole

Radiasi dari antena dipole sama-sama dalam semua arah di setiap sumbu axis-nya, tetapi
radiasinya tidak terlalu panjang dari kawatnya sendiri. Gambar bagian samping dari
radiator antena dipole seperti gelombang radiasi pada gambar 5.2. Gambar ini

68
juga mengilustrasikan bentuk antena dipole ”gambar 5.3” dalam bentuk-bentuk
radiasinya jika digambarkan dari samping seperti antena yang tegak lurus.

Gambar 5.3 Gambar Samping Antena Dipole

Gambar 5.4 Cakupan area dengan penguatan terbesar antena omni-directional

Antena omni-directional umumnya digunakan untuk desain point-to-multipoint


dengan menggunakan topologi star (Lihat gambar 5.5).

Gambar 5.5 Hubungan Point-to-multipoint

69
2. Antena semi-directional

Antena Semi Directional terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenis. Beberapa tipe
antena Semi Directional yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah antena
Patch, Panel dan Yagi. Pada Gambar 2.6 menunjukkan contoh antena Semi Directional.

Gambar 5.6 Contoh antena Semi-Directional

Antena Semi directional sering memancarkan dalam bentuk hemispherical atau pola
lingkup silinder seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.7.

Gambar 5.7 Pola radiasi antena Semi Directional

Selanjutnya pada Gambar 5.8 menggambarkan hubungan antara dua bangunan yang
menggunakan antena semi directional.

Gambar 5.8 Hubungan point-to-point menggunakan antena semi-directional

70
3. Antena Highly-directional

Antena highly directional memiliki daerah pancaran sinyal yang terbatas dari tipe antena
apapun dan mempunyai gain yang besar dari ketiga group antena tetapi antena jenis ini
mempunyai beamwidth yang sangat terbatas dan harus ditujukan secara akurat satu
sama lain. Pada Gambar 5.8 menunjukkan bentuk pola radiasi antena highly directional.

Gambar 5.9 Pola radiasi antena Highly Directional

Antena highly directional secara khusus berbentuk cekung atau berbentuk piringan
satelit. Contoh dari antena highly directional, yakni antena parabolic dan antena grid,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9. Antena jenis ini cocok untuk jarak jauh dan
untuk hubungan wireless point-to-point dan memancarkan pada jarak hingga 25 mil
(42km).

Gambar 5.10 Contoh Antena Highly Directional

Dalam menghubungkan jaringan disebuah instansi yang

terdapat banyak gedung, antena apakah yang efektif digunakan

untuk menangkap sinyal wireless LAN antar gedung?

Jelaskan alasannya

71
1. Untuk dapat menentukan antena yang cocok, kita harus memahami konsep yang terkait
dengan antena.

a. Polarisasi

Polarisasi atau Peng-kutuban adalah orientasi fisik dari antena pada posisi horizontal
dan vertical. Bagian electric paralle dengan element pancaran elemen antena
merupakan bagian logam dari antena yang melakukan pekerjaan memancar. Jadi,
bila antena-nya vertical, maka kutubnya vertical.

• Kutub horizontal – bagian electric parallel dengan tanah


• Kutub vertical – bagian electric vertical dengan tanah.

Untuk mentransfer daya maksimum antara antena pemancar dan antena penerima,
kedua antena harus mempunyai orientasi ruang yang sama, pengertian polarisasi
yang sama, maupun rasio aksial yang sama. Kalau antena tidak diluruskan atau tidak
mempunyai polarisasi sama, akan ada penurunan di pemindahan energi antara
kedua antena. Penurunan dalam pemindahan energi ini akan mengurangi efisiensi
sistem dan kinerja keseluruhan. Ketika antena pemancar dan penerima secara linear
terpolarisasi, ketidak cocokkan fisik antena akan menghasilkan kehilangan
ketidakseimbangan polarisasi.

Gambar 5.11 Ilustrasi Polarisasi

72
Gambar 5.12 Polarisasi Horizontal Gambar 5.13 Polarisasi Vertical

b. Gain

Antena merupakan sebuah perangkat pasif. Dengan bentuk fisik yang sesuai,
antena dapat mempengaruhi faktor penguatan. Penguatan antena dihasilkan dari
pemusatan pancaran sinyal radio frekuensi. Antena gain ditetapkan dalam satuan
dBi, yang berarti decibel direferensi ke sebuah radiator isotropic. Radiator isotropic
merupakan sebuah lingkaran yang memancarkan kekuatan yang sama ke semua arah
secara simultan. Antena tidak bersifat menguatkan, tetapi bertugas membentuk
daerah radiasi untuk memperpanjang atau memperpendek jarak penyebaran
gelombang yang berjalan. Penguatan antena yang lebih tinggi akan menyebabkan
gelombang dapat disebarkan lebih jauh.

c. Beamwidth

Beamwidth antena biasanya dipahami sebagai lebar beam saat daya setengah.
Puncak intensitas radiasi ditemukan dan lalu ujung kedua puncak yang
melambangkan setengah daya intensitas puncak ditemukan. Jarak bersiku di antara
ke dua ujung daya setengah di definisikan sebagai beamwidth. Setengah daya yang
diekspresikan dalam decible adalah -3dB, sehingga beamwidth setengah daya
kadang-kadang dirujuk sebagai beamwidth 3dB. Beamwidth horisontal maupun
vertikal biasanya dipertimbangkan. Dengan asumsi bahwa sebagian besar daya
yang dipancarkan tidak dibagi-bagi ke dalam sidelobe, gain kedepan akan berbanding
terbalik dengan beamwidth. Pada saat beamwidth berkurang, gain ke depan
bertambah.

73
Tabel 5.14 Beamwidth di tiap tipe antena

d. Propagasi

Propagasi gelombang radio dapat diartikan sebagai proses perambatan gelombang


radio dari pemancar ke penerima. Transmisi sinyal dengan media non- kawat
memerlukan antena untuk meradiasikan sinyal radio ke udara bebas dalam bentuk
gelombang elektromagnetik (em). Gelombang ini akan merambat melalui udara
bebas menuju antena penerima dengan mengalami peredaman sepanjang
lintasannya, sehingga ketika sampai di antena penerima, energi sinyal sudah sangat
lemah.

Gelombang (em) dalam perambatannya menuju antena penerima dapat melalui


berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang diambil tergantung dari frekuensi
sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi. Ada 3 jenis lintasan dasar yang dapat
dilalui, yakni melalui permukaan tanah (gelombang tanah), melalui pantulan dari
lapisan ionosfir di langit (gelombang langit), dan perambatan langsung dari antena
pemancar ke antena penerima tanpa ada pemantulan (gelombang langsung).

1. Propagasi gelombang tanah

Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti lengkungan


bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon. Perambatan melalui
lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 kHz – 3 MHz. Di atas frekuensi
tersebut permukaan bumi akan meredam sinyal radio, karena benda-benda di
bumi menjadi satu ukuran dengan panjang gelombang sinyal.

74
Gambar 5.15 Propagasi Gelombang Tanah

2. Propagasi gelombang udara

Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti lengkungan


bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon. Perambatan melalui
lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 kHz – 3 MHz. Di atas frekuensi
tersebut permukaan bumi akan meredam sinyal radio, karena benda-benda di
bumi menjadi satu ukuran dengan panjang gelombang sinyal.

Gambar 5.16 Propagasi Gelombang udara

3. Line of Sight

Komunikasi LOS paling banyak digunakan pada transmisi sinyal radio di atas 30
MHz yakni pada daerah VHF, UHF, dan microwave. Pemancar FM dan TV,
menggunakan propagasi ini. Untuk mengatasi jarak jangkau yang pendek,
digunakan repeater, yang terdiri dari receiver dengan sensitivitas tinggi,
transmitter dengan daya tinggi, dan antena yang diletakkan di lokasi yang tinggi

75
Gambar 5.17 Gambar Propagasi Line of Sight

2. Aksesori Antena

a. RF Connector

RF konektor adalah spesifikasi tipe dari device koneksi yang digunakan untuk
mengkoneksikan kabel ke evice atau device ke device. Secara umum konektor N, F,
SMA, BNC, & TNC (atau derivatives) digunakan untuk RF konektor dalam wireless
LAN. Ada beberapa tipe konektor yang digunakan untuk instalasi WLAN, yaitu:

1. N-Female biasanya digunakan pada sisi antena atau anti petir.

Gambar 5.18 Konektor N-Female

2. N-male sambungan di kabel coax yang akan menghubungkan ke antena

Gambar 5.19 Konektor N-Male


76
3. Konektor SMA male right hand polarization biasanya dihubungkan ke kabel
coax kecil (pig tail) untuk dihubungkan ke konektor pada card WLAN.

Gambar 5.20 Konektor SMA-Male

4. Konektor SMA-female right hand polarization biasanya terpasang pada card

WLAN.

Gambar 5.21 Konektor SMA Female

5. Untuk menyambungkan card WLAN yang terpasang konektor SMA untuk coax
kecil, ke kabel coax LMR atau Heliax yang diameter-nya lebih besar. Biasanya
dibuatkan kabel penghubung dengan konektor yang berbeda (N & SMA). Kabel
ini di kenal sebagai pig tail.

Gambar 5.22 Kabel Pig Tail

77
b. RF Cable

Dibawah ini ada beberapa kriteria yang harus di pertimbangkan dalam memilih
kabel yang cocok untuk jaringan wireless anda.

1. Panjang pendek kabel yang dibutuhkan.


2. Rencanakan untuk membeli kabel yang pre-cut length dengan konektor pre-
installed. Meminimalkan kemungkinan terburuk antara konektor dan kabel.
3. Carilah kabel lowest loss yang tersedia pada keterangan range harga. Tabel 5.2
mengilustrasikan loss yang dikenali dengan menambahkan kabel pada wireless
LAN.
4. Belilah kabel yang mempunyai impedansi yang sama dengan semua
komponen wireless LAN anda.
5. Respon frekuensi dari kabel, seharusnya di pertimbangkan sebagai factor
pengambilan keputusan yang sangat utama dalam pembelian. Dengan 2.4
GHz wireless LAN, kabel yang dihitung setidaknya 2.5 GHz. Dengan 5 GHz
wireless LAN, kabel yang dihitung setidaknya 6 GHz.

Tabel 5.2 Rating peredam kabel coaxial

c. RF Amplifier

Sebuah RF Amplifier akan digunakan untuk amplify atau menaikkan amplitude dari
sebuah sinyal RF. Sebuah amplifier akan digunakan ketika mengganti kerugian untuk
loss yang terjadi oleh sinyal RF, meskipun kaitan jarak antara antena atau panjang
dari kabel dari peralatan infrastruktur wireless ke antena itu sendiri.

RF amplifier dibagi menjadi 2 tipe yaitu unidirectional dan bi-directional.


Unidirectional amplifier compensate untuk sinyal loss incurred over long kabel RF
78
dengan menaikkan level dari sinyal sebelum akan di-inject ke dalam antena
transmitting. Amplifier bidirectional menaikkan sensitifitas secara efektif dari
receiving antena dengan mengeraskan sinyal yang diterima sebelum diberikan ke
access point, bridge, atau client device. Amplifier bidirectional seharusnya diletakkan
sedekat mungkin dengan antena sehingga akan memungkinkan penggantian
kerugian secara efektif untuk kabel yang loss antara antena dan receiver (access-pint
atau bridge) untuk penerimaan sinyal. Kebanyakan amplifier digunakan dengan
wireless LAN yang bi-directional.

Gambar 5.23 RF Amplifier

d. RF Attenuator (Peredam RF)

RF Attenuator adalah peralatan yang menyebabkan loss (dalam dB) dapat diukur
secara teliti dalam sebuah sinyal RF. Sementara sebuah amplifier akan menaikkan
sinyal RF, maka sebuah attenuator akan mengurangi hal itu. RF attenuator tersedia
untuk fixed-loss atau variabel loss. Seperti variabel amplifier, variabel attenuator
mengijinkan administrator untuk mengkonfigurasi banyaknya loss yang disebabkan
dalam sinyal RF dengan tepat. Gambar 5.24 menampilkan sebuah contoh dari fixed-
loss RF attenuator dengan konektor BNC (kiri) dan konektor SMA (kanan).
Gambar 5.24 menampilkan contoh dari RF step attenuator.

79
Gambar 5.24 fixed-loss RF attenuator Gambar 5.25 RF Step Attenuator

e. Lighting Protector (Penangkal petir)

Sebuah lighting arrestor digunakan untuk melangsir arus transient ke dalam tanah
yang disebabkan karena petir. Lighting arrestor digunakan untuk melindungi
hardware wireless-LAN anda seperti access-point, bridges, dan kelompok dari bridge
yang tercantum ke line transmisi Lighting arrestor dapat melangsir gelombang
secara tidak langsung dari 5000 Amperes hingga 50 volts. Fungsi dari lighting
arrestor (tergantung tipenya) adalah sebagai berikut :

1. Petir menyambar object yang dekat.


2. Arus transient yang di induksikan ke dalam antena atau Line transmisi coaxial.
3. Lighting arrestor mengenali arus ini dan secara cepat mengurai udara secara
internal untuk menyebabkan hubungan pendek secara langsung ke tanah.

Gambar 5.26 menunjukkan beberapa tipe dari lighting arrestor. Pertama pada
sebelah kanan, melangsir arus transient ke tanah dengan karakteristik fisik dari
lighting arrestor itu sendiri selama mengijinkan sinyal RF yang cocok untuk
melewatkannya.

Gambar 5.26 Lighting Arrestor f. RF Splitter

80
RF Splitter adalah peralatan yang mempunyai konektor single input dan konektor
multiple output. RF splitter digunakan untuk tujuan membagi sinyal single menjadi
sinyal RF multiple independen. Splitter dapat digunakan untuk menyimpan track dari
power output dalam link wireless-LAN. Dengan menyertakan power meter ke salah
satu output dari splitter dan RF antena pada salah satu sisinya, maka seorang
administrator dapat memonitor secara aktif output setiap saat.

Gambar 5.27 Splitter

Pointing adalah proses pengarahan antena stasiun bumi menuju posisi satelit sehingga didapat
sinyal yang maksimum. Untuk dapat melakukan pointing maka perlu adanya pengaturan sudut
azimuth dan elevasi, sudut azimuth adalah sudut yang menghasilkan dengan memutar sebuah
sumbu yang tegak lurus dengan bidang horizontal searah putaran jarum jam , dengan titik utara
sejati sebagai titik referensi (nol perhitungan). Sedangkan sudut elevasi sudut yang dihasilkan
dengan memutar sebuah sumbu sejajar dengan bidang

horizontal, dengan bidang horizontal sebagai titik fererensi (nol perhitungan).

Gambar 5.28 Sudut azimuth Gambar 5.29 Sudut Elevasi


81
Diperlukan kecermatan pada saat melakukan pengarahan antena (pointing). Para teknisi
pointing pada umumnya memiliki bakat berupa insting yang tajam untuk menentukan arah
antena. Alat bantu seperti kompas dan GPS atau software RMW, hanya berfungsi sebagai
petunjuk awal. Berikut adalah urutan langkah dalam proses pointing antena.

1. Untuk keperluan pointing umumnya antena dipasang dengan polarisasi


horizontal.
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS (kompas secara umum
lebih akurat – GPS lebih banyak digunakan untuk menentukan koordinat lokasi untuk
dipetakan di dalam perhitungan link budget di software RMW), arah ini kita anggap titik
tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per
satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width
antena untuk setiap sisi. Misalnya antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12
derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6
derajat.
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik
dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik. Parameter utama yang harus
diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas link yang bisa dicek misalnya
dengan continuous ping dengan beban packet tertentu.

Gambar 5.30 Proses pointing antenna

5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless AP/CPE tidak memiliki utility grafis untuk
merepresentasikan signal strenght, noise dsb. (kecuali statistik dan PER) melalui console
maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b/g yang
memiliki utility grafis (saat ini sudah jarang karena pada umumnya interface yang
tersedia berbasis web, kecuali Mikrotik)

82
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter
sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan
bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi serta hasil pemetaan pada
perhitungan link budget di software RMW

7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila
diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical
untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua
titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi
antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi
vertical).

83
A. Macam-macam Antena

1. Omni-directional

Antena omni-directional umumnya digunakan untuk desain point-to-multipoint dengan


menggunakan topologi star. Sinyal dari suatu antena omni-directional radiasinya 360
derajat. Penguatan tertinggi, terlihat saat tekanan berada di puncak bagian donat.

2. Semi-directional

Antena semi directional terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenis. Beberapa tipe
antena semi directional yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah antena patch,
panel. Antena semi directional sering memancarkan dalam bentuk hemispherical atau pola
lingkup silinder.

3. Highly-directional

Antena highly directional memiliki daerah pancaran sinyal yang terbatas dari tipe antena
apapun dan mempunyai gain yang besar dari ketiga group antena tetapi antena jenis ini
mempunyai beamwidth yang sangat terbatas dan harus ditujukan secara akurat satu sama
lain.

B. Konektor dan Konsep Antena

1. Konsep Antena

Untuk dapat menentukan antena yang cocok, kita harus memahami konsep yang terkait
dengan antena. Ada beberapa konsep yang terkait dengan antena antara lain: Polarisasi,
Gain, Beamwidth, dan Propagasi

2. Aksesori antena

Pada antena terdapat aksesori yang merupakan komponen yang menyusunnya. Aksesori
tersebut antara lain: RF Connector, RF Cable, RF Attenuator, RF Amplifier, Lighting
Protector, RF Splitter.

C. Pointing Antena

Pointing adalah proses pengarahan antena stasiun bumi menuju posisi satelit sehingga
didapat sinyal yang maksimum. Untuk dapat melakukan pointing maka perlu adanya
pengaturan sudut azimuth dan elevasi.

84
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat mengkonfigurasi klien dan access
point pada jaringan nirkabel. Maka dari itu patut diperhatikan saran-saran berikut :

1. Dalam memahami modul ini, pahami urutan langkah dalam mengkonfigurasi klien
pada jaringan nirkabel.

2. Setelah itu, pahamilah urutan langkah dalam konfigurasi access point.

3. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur,
untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-
latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan
mengetahui sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.

4. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah
yang ada disitu diharapkan kelian dapat memahami konsep, urutan langkah dalam
melakukan perancangan jaringan nirkabel secara terstruktur.

Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang


konsep, sistem pengkabelan, jenis konektor, dan pengarahan antena dalam pemasangan
perangkat jaringan nirkabel dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap
modul ini akan tercapai.

No Tidak Bila jawaban “Tidak”


Indikator Ya
Pelajari Materi
1 Dapatkah anda melakukan konfigurasi sub bab A
pada klien?
2 Dapatkah anda melakukan konfigurasi sub bab B.1
pada acccess point?

85
Pada saat mengoperasikan pc kita dan ingin terkoneksi pada suatu jaringan wifi ada langkah-
langkah yang harus kita ketahui pada saat mengatur setting dari properties jaringan tersebut.
Untuk mengatur access point kita juga perlu memperhatikan dengan cermat langkah-langkah
dalam mengatur setting access point. Jika kita salah mengatur setting access point, atau ada
poin yang terlewat maka konfigurasi juga akan gagal, sehingga access point tidak dapat
terkoneksi dengan klien. Pada bab ini kita akan mempelajari tiap langkah dalam
mengkonfigurasi jaringan nirkabel pada klien dan accest point.

Langkah konfigurasi Klien pada jaringan nirkabel adalah:

1. Pastikan perangkat wireless adapter telah dikenali oleh sistem Windows.

2. Klik pada ikon Network Wireless Connection pada taskbar, akan ditampilkan nama
jaringan yang tersedia. Pilih WIFI klik tombol connect.

Gambar 6.1 Jaringan yang tersedia

86
3. Menampilkan proses menghubungkan dengan jaringan Wifi, tunggu proses beberapa
saat sampai selesai.

Gambar 6.2 Proses menghubungkan koneksi

4. Apabila proses telah selesai akan ditampilkan PC klien telah terhubung dengan
jaringan Wifi.

Gambar 6.3 Terhubung dengan Wifi

5. Agar dapat terhubung dengan jaringan Wi-Fi, atur alamat IP pada pada pc klien. Klik
kanan pada jaringan pilih status.

87
Gambar 6.4 Menampilkan status pada jaringan.

6. Menampilkan kotak dialog Wireless Network Connection Status, klik tombol

Properties.

Gambar 6.5 Kotak dialog Wireless Network Connection Status.

88
7. Menampilkan kotak dialog Wireless Network Connection Properties > pilih IP v4.

Gambar 6.6 Kotak Dialog Wireless Connection

8. Apabila pada access point mengaktifkan DHCP server maka pilih obtain an IP address
automatically. Pilihan ini akan menggunakan alamat IP yang disediakan dari DHCP server
dari access point. Klik OK untuk menyetujui pengaturan alamat IP.

Gambar 6.7 Kotak Dialog IP4 Properties

9. Sedangkan apabila pada access point tidak mengaktifkan DHCP server, maka harus
memberikan alamat IP statik dengan memilih use the following IP address. Masukkan
alamat IP yang satu kelas dengan alamat IP AP. Klik Ok untuk menyetujui pengalamatan
IP.

89
Gambar 6.8 Mengisi alamat dan Subnet Mask

10. Apabila pada access point mengaktifkan DHCP server maka akan dapat melihat IP yang
diberikan oleh access point pada klien dengan cara klik kanan pada jaringan coba pilih
status, pada kotak dialog Wireless Network Connection Status, klik tombol details.

11. Pada kotak dialog Network Connection Details akan ditampilakan alamat IP yang
diberikan oleh DHCP server dari access point.

Gambar 6.9 Detail connections

12. Untuk memastikan bahwa antara PC klien telah terhubung dengan jaringan Wifi,
lakukan cek koneksi antara PC klien dengan access point. Untuk melakukan cek koneksi
pada PC klien, buke jendela Command Prompt. Ketik ping alamat IP access point, jika
pesan yang ditampilkan Reply from 192.168.43.230 maka telah terhubung. Tetapi jika

90
pesan yang ditampilkan Reply from 192.168.43.230 Destination Host Unreachable maka
belum terhubung.

Gambar 6.10 Cek koneksi dengan ping

13. Apabila antara access point dengan PC klien belum terhubung, maka harus
mengaktifkan terlebih dahulu Network Discovery dan File Sharing yang ada pada PC
klien. Untuk mengaktifkan Network Discovery dan File Sharing adalah klik kanan pada
ikon jaringan dan pilih Open Network and Sharing Center.

Gambar 6.11 Open Network dan Sharing Center

14. Selanjutnya akan ditampilkan jendela Network and Sharing Center. Klik pada bagian

Change advance sharing settings.

91
Gambar 6.12 Jendela Network dan Sharing Center

15. Pada bagian Network discovery, pilih Turn on network discovery dan pada bagian File
Sharing, pilih Turn on File and printer sharing dan kemudian klik Save Changes untuk
menyimpan perubahan yang sudah dilakukan.

Gambar 6.13 Jendela Advanced Sharing Setting

16. Apabila PC klien telah terhubung dengan jaringan Wifi, maka PC dapat berkomunikasi
dan bertukar data dengan semua PC yang juga terhubung dengan jaringan Wifi.

92
Untuk melakukan konfigurasi jaringan nirkabel mode infrastruktur, semua PC yang akan
dihubungkan dengan jaringan nirkabel harus memiliki wireless adapter atau untuk laptop sudah
dilengkapi dengan wireless adapter dan diperlukan juga perangkat access point. Access point
berfungsi seperti hub atau switch pada jaringan kabel, sehingga access point akan menjadi pusat
dari jaringan nirkabel. Alat dan bahan yang diperlukan dalam konfigurasi access point antara lain:

1. Access Point TP-LINK TL-WA701ND


2. 1 unit laptop atau PC
3. Kabel UTP dengan konfigurasi straight

Untuk memulai konfigurasi access point ini, lakukan langkah-langkah berikut secara sistematis:

1. Pasang antena pada access point, pastikan pemasangan benar dan terpasang dengan
sempurna.

2. Hubungkan perangkat access point dengan LAN card yang terpasang pada PC dengan
menggunakan kabel UTP dengan konektor RJ45.

3. Hubungkan perangkat access point dengan adaptor sebagai sumber tegangan.

Gambar 6.14 Access Point TPLINK TL-WA701ND

93
4. Tombol reset untuk mengembalikan pengaturan access point menjadi default.

5. Tombol power.

6. Sama seperti mengkonfigurasikan access point lainnya, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah menyamakan address antara access point dengan sebuah laptop
sehingga alamatnya berada pada satu network. Pada access point yang digunakan tertera
IP 192.168.0.254 dan netmask 255.255.255.0.

Setelah itu nyalakan access point. Perhatikan adaptor yang digunakan, apakah voltage-
nya sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada label access point atau tidak. Jika
tidak, maka sebaiknya jangan menyalakan access point tersebut dengan adaptor yang
tidak sesuai. Setelah itu koneksikan access point dengan laptop dengan menggunakan
kabel straight. Buka sebuah web browser pada laptop, kemudian ketikkan alamat IP
default dari access point tersebut yaitu 192.1680.254 lalu tekan enter pada keyboard.
Setelah itu akan muncul sebuah kotak dialog Authentication Required. Isikan username
dengan admin dan isikan password dengan admin. Kemudian Klik OK.

Gambar 6.15 Dialog Authentication

7. Kemudian akan muncul sebuah halaman web pertama sebagai berikut

Gambar 6.16 Halaman awal pengaturan

94
8. Setelah muncul seperti tampilan diatas, klik next. Lalu akan muncul pilihan apa yang
akan di atur, pada langkah ini pilih access point. Klik Next.

Gambar 6.17 Pilihan konfigurasi

9. Setelah itu menuju ke tab wireless setting, dimana nama dari jaringan menggunakan
nama default dari access point yaitu TP-LINK_57335F. Klik Next.

Gambar 6.18 Setting awal

10. Setelah tab wireless setting selesai, lalu ke network setting. Disini mengatur jaringan
seperti menentukan IP, pada pengaturan ini menggunakan IP default dari access point
yaitu 192.168.0.254 dan subnet mask 255.255.255.0.

Gambar 6.19 Pengaturan Network


95
11. Konfigurasi diatas merupakan pengaturan cepat pada access point. Untuk
menentukan IP yang bisa digunakan pada jaringan adalah caranya sebagai berikut.
Dengan memilih setting DHCP.

• Start IP Address: Merupakan alamat IP awal DHCP server.


• End IP Address: Merupakan alamat IP akhir DHCP server.
• Address Lease Time: Merupakan jumlah waktu perangkat terhubung dengan
jaringan menggunakan IP DHCP server. Jumlah waktu dalam hitungan menit.
• Default Gateway: Merupakan alamat IP gateway.
• Default Domain: Merupakan nama domain dalam jaringan.
• Primary DNS: Merupakan alamat IP DNS primer, alamat IP DNS disediakan oleh
ISP.
• Secondary DNS: merupakan alamat IP dari server DNS lain apabila ISP
• menyediakan dua server DNS.

DHCP Server: Apabila di pilih Disable maka DHCP server akan dinonaktifkan. Semua PC
klien yang terhubung dengan jaringan melalui access point harus menggunakan alamat
IP Static. Sedangkan apabila di pilih Enable maka DHCP server akan diaktifkan. Semua PC
klien yang terhubung dengan jaringan melalui access point dapat menggunakan alamat
IP otomatis yang telah disediakan oleh DHCP server.

Untuk login tidak perlu diubah.

Gambar 6.20 DHCP Settings

12. Setelah selesai akan muncul halaman dari pengaturan yang sudah dilakukan. Apabila
tidak ada perubahan lagi pada pengaturan, klik System Tools > Reboot.

96
Gambar 6.21 Konfigurasi yang sudah dipilih

13. Sistem access point akan restart dalam beberapa saat yang diindikasikan oleh
persentasi seperti gambar berikut.

Gambar 6.22 Proses restart

IP yang bisa digunakan adalah mulai dari 192.168.0.100 hingga 192.168.0.199 lalu klik
save. Untuk menguji apakah jaringan nirkabel bisa digunakan, maka perlu laptop lain
untuk terhubung dengan jaringan tersebut. Pilih jaringan TP-LINK_3F56B7. Setelah itu
tunggu hingga tersambung.

Gambar 6.23 Menghubungkan ke jaringan yang sudah dibuat

Karena pada jaringan tersebut menggunakan mode keamanan WPA2-PSK maka akan
muncul kotak dialog untuk memasukkan password, lalu ketikkan di password aditya07.
Tunggu prosesnya.

97
Gambar 6.24 Memasukkan password

Untuk melihat apakah tersambung dengan jaringan maka lihat properties pada
jaringan tersebut.

Gambar 6.25 Detail jaringan

98
• Pada pengaturan klien untuk jaringan nirkabel perlu diperhatikan apakah AP
mengaktifkan DHCP. Jika access point tersebut mengaktifkan DHCP maka klien perlu
memasukkan alamat IP yang bisa digunakan.
• Terdapat beberapa metode keamanan untuk AP yaitu MAC filtering, WEP, WPA, dan EAP.

99
7

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian dapat mengetahui konsep wireless
distribution system, dan metode apa yang umumnya digunakan pada implementasinya. Di akhir
pembelajaran kita akan dapat menjelaskan apa itu wireless distribution system dan
penerapannya dalam kehidupan nyata. Maka dari itu patut diperhatikan saran-saran berikut :

1. Dalam memahami modul ini, pahami lagi betuk jaringan nirkabel yang telah di pelajari
pada bab 3.

2. Setelah itu, pahamilah konsep wireless distribution system.

3. Dan terakhir, pahamilah mode bridge dan repeater.

4. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur,
untuk itu setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan latihan-
latihan dengan tes formatif yang terdapat disetiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silahkan meminta kunci jawaban tes formatif dari guru. Kalian akan mengetahui
sendiri tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah dipelajari.

5. Lebih lanjut dari itu, kerjakanlah ayo pecahkan masalah. Dengan mengerjakan perintah
yang ada disitu diharapkan kelian dapat menganalisis dalam implementasi wireless
distribution system dan menggunakan metode apakah yang paling efektif dan efisien.

Dengan petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang


wireless distribution system dengan mudah dan cepat, sehingga penguasaan terhadap modul
ini akan tercapai.

100
Bila jawaban “Tidak”
No Indikator Pelajari Materi
Ya Tidak
1 Dapatkah anda menjelaskan WDS? Pelajari sub Bab A
2 Dapatkah anda menjelaskan Repeater ? Pelajari sub Bab B
3 Dapatkah anda menjelaskan Bridge ? Pelajari sub Bab C

Wireless Distribution System, atau WDS, adalah sebuah sistem murah dan mudah untuk
memperluas jangkauan jaringan wireless anda. Disebut murah, karena anda tidak perlu
menggunakan kabel untuk menghubungkan setiap access point. Anda hanya perlu
menggunakan WDS, dan setiap AP akan berkomunikasi melewati jalur wireless.

Intinya adalah, radio wireless bisa kita jadikan sebagai station (menerima) dan sekaligus bisa kita
jadikan sebagai acess point (mengirim). Memang dalam teori seperti ini, kita anggap sepele,
namun pada prakteknya dilapangan, hal ini sangatlah bermanfaat besar.

Gambar 8.1 Ilustrasi WDS

101
1. Pengertian WDS

Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem perluasan jaringan nirkabel,
dimana dengan WDS memungkinkan kita bisa membangun infrastruktur wireless
tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge.
WDS bisa mendistribusikan data dengan Wi-Fi lain. Mudahnya saja, WDS bekerja seperti
repeater, tetapi cara koneksinya menggunakan MAC address dan masing- masing router
bisa mempunyai SSID yang berbeda. Pada WDS, MAC address dipakai sebagai pengenal
untuk “berbicara dalam dua arah” dengan sesama router. Masing- masing router
anggota WDS juga tetap memancarkan SSID dan dapat dikoneksi oleh Wi-Fi lain (client).

Gambar 8.2 Alur proses WDS

2. Syarat-syarat dalam membangun Wireless Distribution System (WDS) :

a. Perangkat jaringan nirkabel terutama pada nirkabel router maupun access point
utama maupun access point repeater harus memiliki atau mendukukung fitur WDS.
Pastikan untuk router fungsi WDS sudah di aktifkan.

b. IP Address masing-masing perangkat jaringan nirkabel tidak boleh sama.

c. Metode enkripsi/authentication (tanpa enkripsi, WEP atau WAP). Sebagian besar


authentication access point yang didukung dalam WDS adalah WEP 64/128 bit. Dan

102
semua access point yang terlibat dalam 1 koneksi harus menggunakan metode
enkripsi/ authentication yang sama persis.

d. Service Set Identifiers (SSID) yang berbeda sebagai identitas masing-masing perangkat
wireless.

e. Channel Radio yang digunakan harus sama. Misal: Channel 11.

3. Keuntungan dan Kelemahan WDS Keuntungan

a. Hemat biaya. Tidak diperlukan biaya tambahan dalam kaitan dengan

menambahkan link wireless kepada sebuah AP yang telah dipasang. Menambahkan


suatu link WDS tidak memerlukan konfigurasi ulang dari AP, tanpa menambah biaya
untuk penambahan kartu PC

b. Fleksibel. Pengembangan suatu jaringan infrastruktur yang ada dilengkapi dengan


menambahkan cakupan area yang lebih luas untuk ruangan kantor yang tidak
berdampingan dengan kantor yang ada sehingga dapat dengan mudah dicapai,
menyediakan fleksibilitas yang besar.

Kelemahan WDS

a. Enkripsi. Tidaklah mungkin untuk menggunakan enkripsi dengan penugasan yang


dinamis dan kunci-kunci yang berputar, di dalam link WDS. Hanya WEP yang
ditugaskan telah ditetapkan, dapat digunakan untuk menyediakan enkripsi.

b. Kinerja. Seperti aliran lalu lintas menunjukkan frame mengalami pergi terus menerus
ke udara tiga kali, karena menggunakan teknologi CSMA/CA dan kenyataan
bahwa suatu kartu PC (dan suatu saluran) digunakan, keluaran end to end akan
mencapai maksimum sekitar sepertiga nilai yang dapat dicapai.

4. Konfigurasi WDS

a. Masuk ke halaman manajemen TP-LINK wireless router. Jika anda tidak yakin
tentang bagaimana melakukan ini, silakan klik di sini.

b. Masuk ke Wireless -> Wireless Setting. Periksa Aktifkan WDS (Aktifkan WDS

bridging). Maka halaman akan menampilkan seperti dibawah ini.

103
Gambar 8.3 Mengaktifkan WDS Bridging

c. SSID di atas halaman adalah nama jaringan nirkabel lokal router ini. Anda dapat
memberikan nama apapun yang anda suka.

Gambar 8.3 Memasukkan SSID

d. Klik Search/Survey. Pada jendela pop-up, menemukan SSID dan saluran AP root
anda, dan tekan Connect.

Gambar 8.4 List saluran AP

104
e. SSID dan BSSID (MAC Address) akan diisi secara otomatis. Kemudian silahkan
masukan pengaturan keamanan nirkabel sesuaikan dengan key type AC yang dituju,
pada kolom password isikan dengan password AP tujuan.

Gambar 8.5 Pengaturan Keamanan

f. Pergi ke halaman Wireless Security untuk mengamankan jaringan nirkabel lokal


dari router itu sendiri. Pengaturan enkripsi sini bisa berbeda dengan router root.

Gambar 8.6 Menu pengaturan keamanan


g. Klik DHCP-> Halaman DHCP Settings. Pilih Nonaktifkan DHCP Server, dan klik
tombol Save. Dengan tujuan DHCP akan terpusat ke router utama.

Gambar 8.7 DHCP Settings

105
h. untuk merubah IP Accespoint silahkan pilih Network-> LAN->

Catatan: Disarankan untuk mengubah router IP Address berada di jaringan yang


sama dari root network. Contoh, jika router IP Address adalah 192.168.1.254,
IP Range 192.168.1.1 ~ 192.168.1.100, sedangkan router standar LAN IP Address
adalah 192.168.0.1, kita perlu mengubah router menjadi Address ke 192.168.1.X.

Gambar 8.8 Mengubah LAN IP Address

i. Kemudian restart AP, silahkan pilih menu Sistem Tools -> Halaman Reboot untuk
reboot unit.

Gambar 8.9 Reboot AP

106
Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-
sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula,
guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal mengalami
pelemahan dan perubahan bentuk selama transmisi.

Repeater merupakan alat yang dapat menerima sinyal digital dan memperkuatnya untuk
diteruskan kembali. Repeater juga dapat memperjauh jarak transmisi data. disamping itu,
repeater dapat memperkecil noise pada sinyal transmisi yang datang.

Repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan wireless clients
atau Station (STA). Wireless repeater, sebuah device yang mengirim dan menerima sinyal
untuk memperluas area jangkauan. Kekurangan repeater adalah bisa mengurangi performansi
LAN nirkabel. Repeater harus menerima dan mengirim setiap frame pada kanal radio yang sama,
mengakibatkan terjadinya penggandaan jumlah traffic pada jaringan. Hal ini terjadi jika
digunakan banyak repeater.

Gambar 8.10 Mode Repeat

Konfigurasi Antena Grid Nano Bridge M5


Peralatan pendukung :

1. PC, sebagai alat untuk mengonfigurasi.


2. Kabel LAN

107
Langkah-langkah konfigurasi Station Air Grid:

1. Sambungkan PC dengan Antena Air Grid menggunakan kabel LAN. Konfigurasi IP PC agar
terkoneksi dengan Antena Air Gridnya.

> Beri IP PC anda, misal 192.168.1.12 (satu subnet dengan IP default Antena Air Grid).

> Subnet Mask 255.255.255.0

> Gateway 192.168.1.20 (IP Default Antena Air Grid).

2. Akses lewat web browser dengan memasukkan IP default Antena Air Grid di Address Bar,
lalu enter. Akan muncul tampilan serti gambar di bawah.

108
Masukkan Username ubnt dan password juga ubnt. Pilih Country, disini saya memilih
Australia karena mamiliki Channel yang lebih banyak. Dan pilih Language (Bahasa) yang
Anda mengerti. Dan jangan lupa centang "I agree to ...", lali klik "Login".

3. Jika sudah login, masuk di menu SYSTEM, lalu cari Reset Factory di menu tersebut.
Kemudian klik "Reset" untuk mereset antena air grid.

Tunggu beberapa saat.

109
4. Masuk kembali ke Antena Air Grid via browser, ketik username ubnt & password ubnt dan
juga pilih Country dan Language. Centang "I agree to ...", lalu klik "Login".

5. Masuk lagi di menu SYSTEM, konfigurasi Device dan Date, dan jika perlu ganti password
administrator. Jika sudah klik Change dibagian bawah halaman dan jangan
lupa Apply setelahnya.

110
6. Sekarang masuk di menu MAIN, untuk melihat keadaan/status antena air grid. Gambar di
bawah merupakan antena air grid yang belum konek dengan Access Point manapun.

7. Kemudian masuk di menu WIRELESS, dan setting :

Wireless Mode = Station

111
Untuk SSID jangan diisi manual, langsung saja klik "Select". Dan akan muncul tampilan
seperti gambar di bawah.

Centang SSID yang ingin dikonekkan. Lalu klik "Lock to AP". Jika sudah, keluar.

112
Jika sudah kembali lagi ke WIRELESS, lalu centang pada Frequency Scan List, MHz. Lalu
akan muncul seperti pada gambar di bawah.

Klik "Edit" untuk memilih Frequency.

113
Pastikan frequency Station sama dengan frequency Access Point (pada praktik ini frequency
AP adalah 5500MHz, yang telah di atur pada tutrial sebelumnya).

Kemudian masuk lagi di menu WIRELESS. Setting Wireless Security, pada Security pilih
"WPA2-AES", lalu WPA Authentication "PSK", dan WPA Preshared Key(Password)
samakan dengan password yang dibuat Access Point. Jika sudah klik "Change" lalu jangan
lupa "Apply".

8. Lalu masuk di menu NETWORK. Pada menu ini atur IP saja masukkan IP Address yang
satu subnet dengan IP Access Point, sesuaikan Netmask dan Gteway-nya. IP gateway = IP
Access Point(192.168.1.1).

114
9. Jika sudah connect, lihat di menu MAIN, maka ada indikasi bahwa antara Antena Air Grid
Access Point dan Station sudah connect.

Bridge, komunikasi dua arah antara access point Wireless Distribution System satu dengan
access point lainnya (antar access point) akan tetapi tidak membolehkan wireless clients atau
Station (STA) untuk mengaksesnya. Pada bridge terdapat 2 mode yaitu:
115
1. Bridge Point to point

Dalam mode ini, anda dapat menggunakan router broadband ini sebagai bridge jaringan
nirkabel dan mengijinkan semua komputer yang terhubung ke port LAN kedua Access
Point router nirkabel tersebut untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Mode ini
hanya mendukung satu titik access point nirkabel, artinya komunikasi tersebut hanya
terjadi antara dua unit router nirkabel sebagai bridge (jembatan).

Gambar 8.11 Birdge Point to Point

2. Bridge Point to Multi Point

Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point Access Point 1, Access Point 2, dan Access
Point 3 dapat terhubung satu sama lain. Pada mode Bridge Point to Multi Point yang kita
lakukan ini access point 1 akan bertindak sebagai setral dari ketiga access point. Untuk
ilustrasi gambaran dari bridge point to multi point adalah seperti berikut:

Gambar 8.12 Bridge Point to Multipoint

116
Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem perluasan jaringan nirkabel, dimana
dengan Wireless Distribution System memungkinkan kita bisa membangun infrastruktur wireless
tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Dalam WDS
terdapat 2 mode yang dapat digunakan yaitu:

1. Repeater
Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui
sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang
semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh.

2. Bridge
Bridge, komunikasi dua arah antara access point Wireless Distribution System satu
dengan access point lainnya (antar access point) akan tetapi tidak membolehkan
wireless clients atau Station (STA) untuk mengaksesnya. Pada bridge terdapat 2 mode
yaitu:

a. Bridge Point to Point


Dalam mode ini, anda dapat menggunakan router broadband ini sebagai bridge
jaringan nirkabel dan mengijinkan semua komputer yang terhubung ke port LAN
kedua Access Point router nirkabel tersebut untuk berkomunikasi dengan satu sama
lain.

b. Bridge Point to Multipoint


Pada wireless mode Bridge Point to Multi Point Access Point 1, Access Point 2, dan
Access Point 3 dapat terhubung satu sama lain. Pada mode Bridge Point to Multi Point
yang kita lakukan ini Access Point 1 akan bertindak sebagai setral dari ketiga Access
Point.

117
DAFTAR PUSTAKA

1. Sri Iswanti, Dkk. 2017.“Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN) Untuk SMK/MAK Kelas XI”.
Surakarta : PUTRA NUGRAHA
2. https://www.tp-link.com/
3. http://dennyblctelkom.blogspot.com
4. http://kb.netgear.com
5. http://elib.unikom.ac.id/
6. http://www.wikipedia.org/
7. http://elektro.undip.ac.id/

118

Anda mungkin juga menyukai