Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

ELASTIS VERBAN

KEGUNAAN ELASTIS VERBAN

A.Jenis Pembalut/Perban
1.Perban segi tiga (Mitella)
2.Perban pita (Zwachtel)
3.Plester

B.Tujuan Membalut/Perban
1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.
2.Menopang yang cedera
3.Menahan dalam suatu sikap tertentu
4.Menekan
5.Menarik

C.Bahan Untuk Perban


Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka, plester,
bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak mudah menyerap
(kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas).

D.Jenis – jenis Pembalutan

1.Perban segi tiga (Mitella)


Perban segi tiga dibuat dari kain belacu atau kain muslin, perbannya dibuat
segitiga sama kaki yang puncaknya bersudut 900 . Panjang dasar segitiga kira-
kira 125 cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm. Buatlah terlebih dahulu
kain segi empat dengan sisi 90 cm lalu lipat dua atau digunting pada garis
diagnonalnya.

2.Balut segi tiga untuk kepala


Untuk luka kepala dapat dipakai perban segi tiga. Dasar segi tiga dilipat
selebar 5 cm 2 kali. Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas dahi. Bagian yang
mengandung lipatan diletakkan sebelah luar. Ujung puncak segi tiga ditarik ke
belakang kepala sehingga puncak kepala tertutup kain segi tiga. Kedua ujung
lipatan tadi dililitkan ke belakang kepala lalu kembali ke dahi dan dibuat simpul
di dahi.

i
3.Balut segi tiga untuk bahu
Guntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm.
Kedua ujung yang baru dibuat dililitkan secara longgar ke leher, lalu diikat ke
belakang. Dasar segi tiga ditarik sehingga bagian bahu yang cedera tertutup.
Lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan ke lengan dan diikat.

4.Balut segi tiga untuk dada


Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm. Ikatlah
kedua ujung puncak itu secara longgar dibelakang leher, sehingga dasar segi
tiga berada di depan dada. Lipatlah dasar segi tiga beberapa kali sesuai dengan
kebutuhan lalu ujung dasar tadi diikat di punggung.

5.Balut segi tiga untuk pantat


Gunting puncak segi tiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Ikatlah
kedua ujung puncak itu melingkari paha yang cedera. Buatlah beberapa lipatan
pada dasar segi tiga, lalu kedua ujungnya diikatkan melingkar di pinggang.

6.Balut segi tiga untuk tangan


Bila seluruh telapak tangan akan dibalut, dapat dipakai perban segi tiga.
Letakkan dasar segitiga pada telapak tangan. Ujung puncak segitiga di lilitkan
ke punggung tangan, sehingga seluruh jari – jari tertutup, lalu kedua ujung dasar
segi tiga dililitkan beberapa kali pada pergelangan tangan dan diikat. Bila segi
tiga terlalu besar, buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga.

E.Cara Membuka Pembalut/Perban


Buka simpul perban, bila sulit, gunting saja. Tangan kanan memegang ujung
perban. Bukalah gulungan dengan memindahkan perban itu ke kiri, lalu kembali
lagi ke kanan dan ke kiri lagi. Begitu seterusnya sampai seluruh pembalut
terlepas. Untuk membuka perban kotor pergunakan 2 buah pinset. Bila perban
itu telah kotor atau tidak ingin dipakai lagi, lebih baik digunting dengan
memakai gunting perban. Dengan demikian, perban lebih cepat terlepas.

F.Jenis – Jenis Perban Menurut Bahannya

i
1.Perban kasa :Dibuat dari benang yang dianyam jarang – jarang, sering dipakai
untuk membalut pada anggota badan.
2.Perban planel :Kain berbulu dipakai sebagai perban penekan pada pertolongan
pertama.
3.Perban kambrik:Terbuat dari benang kasar pemakaian-nya sama dengan kasa.
4.Perban trikot :Sering dipakai untuk membuat perban ransel.
5.Perban katun dan linen:Dipakai dalam keadaan darurat, sebagai pembalut,
penekan dan penarik
6.Perban elastis:Dipakai untuk balutan penekan pada keseleo atau salah urat
(luksasio dan sprain) atau untuk membalut anggota gerak yang telah diamputasi.
7.Perban cepat:Dipakai untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, dalam
peperangan pada luka tembak atau patah terbuka.
8.Perban gips

G.Cara – cara Membalut

1.Cara – cara khusus membalut perban kepala


a.Verban kepala fasela galenika
Cara memakainya adalah sebagai berikut :
Letakkan kain persegi itu diatas kepala dengan kedua ujung mengarah ke
masing – masing telinga.
Ikatkanlah dengan peniti atau plester pita tengah dibawah dagu. Pita depan
diikat ke belakang kepala, sedangkan pita belakang diikat ke dahi.
b.Perban pita untuk membalut kepala dengan cara mempersatukan (Fascia
Union).
Perban yang dipakai dapat yang berkepala satu maupun yang berkepala dua.
Dipakai untuk luka disamping kepala. Cara fascia union ini sangat merosot
sehingga sekarang tidak dipakai lagi.

c.Perban kepala cara Fascia sagitalis


Perban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau disebut
juga perban T. Perban ini dipakai untuk luka di kepala.
Mula – mula perban berkepala dua diletakkan pada dahi, lalu kedua ujung
dililitkan ke belakang kepala. Ujung tengah perban juga diletakkan ke belakang.
Setelah dihimpit dengan kedua ujung perban yang datang dari samping,
kembalikan lagi ujung perban tengah ke depan. Demikian pula kedua ujung
samping dililitkan kembali ke depan kepala sehingga mengimpit lagi ujung
perban tengah. Demikianlah seterusnya sampai semua perban terpakai.
d.Perban kepala dengan cara pita silang (Fascia nodosa)
Dengan memakai perban berkepala dua. Bila kedua ujung perban telah sampai
diatas salah satu telinga silangkanlah kedua perban itu lalu masing – masing
ujung membalut dahi dan belakang kepala. Setelah kedua ujung sampai diatas
telinga yang lain, dibuat pula silang, diatur menuju ke bawah dagu, bertemu

i
kembali di atas telinga pertama, dan seterusnya.
e.Perban penutup kepala (Fascia kapitalis atau mitra hippokrates)
Sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Dipakai sebagai perban penutup atau
pelindung luka kepala yang luas.
Satu orang berulang – ulang melingkarkan perban. Mulai dari dahi terus ke
belakang sambil menghimpit perban kedua yang diletakkan berulang – ulang di
atas kepala oleh orang kedua dari arah depan kepala ke belakang kepala.
Balutan digeser sedikit demi sedikit ke kiri dan ke kanan.

2.Cara – cara membalut mata


a.Membalut satu mata (Monokulus)
Dipakai untuk menutupi atau menekan luka pada mata dan sekitarnya. Buatlah
lingkaran perban di sekitar dahi dan belakang kepala beberapa kali. Lalu secara
berangsur-angsur dililitkan sedikit demi sedikit ke mata yang cedera dan
belakang kepala, sehingga seluruh mata tertutup.
Usahakan agar lapisan perban terbawah tidak menutup mata yang sehat
b.Membalut kedua mata (Binoukulus)
Cara ini dipakai untuk menutupi atau menekan mata, misalnya pada operasi
katarak. Caranya : Mulailah seperti membalut satu mata. Setelah melingkarkan
lapisan perban terakhir disekitar depan dan belakang kepala, teruskan dengan
melingkari mata yang lain dengan cara yang sama, tetapi dengan arah
sebaliknya. Ujung perban terakhir dilekatkan dengan sepotong plester.

3.Perban telinga cara koroner


Balutlah perban melingkar dahi dan belakang kepala beberapa kali, lalu
berangsur – angsur diarahkan ke arah telinga yang sakit. Lakukan balutan
perban itu terus sampai seluruh telinga tertutup. Usahakan lapisan perban
terakhir berada di lingkaran dahi lalu dilekatkan dengan plester.

4.Perban pada anggota gerak badan berbentuk bulat panjang


Untuk melakukan perban pada leher, lengan atas dan paha dapat dibalut dengan
2 cara yaitu :
a.Membalut biasa (Dolobra currens)
b.Membalut pucuk rebung (Dolobra reversa)
Setiap kali membalut harus diperhatikan agar :
a.Perban saling menutupi lapis demi lapis.
b.Gulungan perban tidak boleh bergeser, walaupun saling bekerja.
c.Lilitkan perban harus cukup kencang.
i
5.Membalut persendian
Untuk membalut persendian dipakai :
a.Cara balut silang (Spica)
b.Cara balut penyu (testudo)

Ad. 1 Cara balut silang pergelangan tangan


Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan, lalu
arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak tangan. Masukkan
lilitan diantara ibu jari dan jari telunjuk, miring pada punggung tangan menuju
pergelangan tangan. Lilitkan satu kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil
menggeser perban sedikit demi sedikit sehingga seluruh pergelangan tangan
terbalut.

Ad. 2 Membalut sendi siku cara penyu keluar (Testudo cubiti Reversa)
1.)Bengkokkan sedikit siku yang akan dibalut.
2.)Balutkan perban beberapa kali pada pertengahan siku.
3.)Arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal dan ke distal.
4.)Lanjutkan lilitan perban ke lengan atas dan ke lengan bawah berulang –
ulang sampai seluruh sendi siku terbalut.
5.)Ujung lilitan perban terakhir dilekatkan dengan plester.

6.Cara-cara Membalut kaki (Membalut seluruh kaki)


a.Misalkan kaki kiri ingin dibalut, mulailah perban dari bagian punggung kaki
menuju ke ujung jari – jari lalu ke telapak kaki. Peganglah dengan tangan kiri
ujung perban yang ada di punggung. Dengan tangan kanan lilitkan perban untuk
menutup jari – jari kaki dengan cara tadi. Bergantian ke lateral dan medial.
Geserlah sedikit demi sedikit ke arah tengah jari – jari sehingga seluruh jari
terbalut. Di telapak kaki, arah balutan melintang, sedangkan telapak kaki
arahnya miring.
b.Kemudian lilitkan perban melintang punggung dan telapak kaki sehingga
ujung – ujung perban tadi terhimpit. Buatlah lilitan perban sebanyak 3 lilitan
sambil menggeser ke arah pergelangan kaki.
c.Sewaktu lilitan ke empat berada di punggung kaki, perban diarahkan di
telapak kaki sekitar tumit. Kemudian dililitkan ke pergelangan kaki, terus ke
punggung kaki lagi.
d.Ulangi lagi balutan seperti tadi beberapa kali, sampai seluruh kaki terbalut.
Akhiri balutan pada pergelangan kaki.

H.Gips dan Pemasangannya.


Cara membuat gips spalk (Bidai gips)
Bila terjadi patah proximal, maka panjang gips spalk adalah dari pangkal jari
sampai ke lengan atas kira – kira 2 jari dibawah lipatan ketiak.
i
Lengan harus ditekuk sampai 90 0 dengan telapak tangan agak diputar ke dalam
(supinasi). Pergelangan tangan lurus dengan tulang lengan bawah.
Pada patah tulang tungkai bawah (Fraktur tibia dan fibula), gips spalk dan
sirkuler harus dipasang mulai ujung jari sampai 2 – 3 cm dibawah sendi paha.
Posisi kaki dan tungkai bawah dibuat sudut 900 sedangkan lutut agak ditekuk
membuat sudut kira – kira 1700.
Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkuler dipasang mulai dari ujung jari
sampai kira – kira 2 – 3 cm dibawah sendi lutut saja. Setelah diketahui
panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan letakkan dimeja
sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak atas, cukup dibuat 6
lapis, sedangkan untuk tungkai dibuat 8 – 10 lapis.
Setelah lapisan gips spalk selesai dibuat, basahkan lalu letakkan ke anggota
gerak yang akan di gips. Sebelum di gips anggota gerak harus di reposisi
dengan kain trikot atau kapas berlemak.
Setelah dipasang gips spalk, dibalut dengan perban kasa.
Gips sirkuler
Bila melakukan balutan secara gips sirkuler, setelah tulang yang patah
direposisi, dilapisi dengan kapas berlemaj dan dipasang gips spalk langsung
dibalut dengan perban gips dengan cara balut biasa. Gips yang telah dibalut itu
diratakan dengan kedua telapak tangan agar perban gips melekat betul. Jari –
jari tangan dan kaki bila tidak patah jangan di gips.
Bila dilakukan reposisi sanguinea, maka luka operasi ditutup dahulu dengan
kasa steril yang telah dioles dengan antiseptik. Kemudian dipasang gips
sirkuler. Luka operasi dibiarkan tertutup dengan gips, jahitan baru dilepas
setelah gips dibuka.
Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus, untuk lengan memerlukan
waktu 4 – 6 minggu, sedangkan untuk tungkai memerlukan 6 – 10 minggu.
Makin muda usia seseorang, makin cepat sembuhnya.

Ada beberapa hal penting yang harus Anda perhatikan dalam penerapan perban
pada luka, yakni pastikan ukuran perban telah sesuai dengan bagian tubuh atau
luka yang akan dibalut, tempelkan perban dengan tegas namun tidak terlalu
ketat untuk menjaga sirkulasi udara di sekitar bagian tubuh yang mengalami
cedera. Ikatlah ujung balutan terakhir dengan ikat simpul, serta gunakan klip
perban atau perekat untuk mengamankan balutan.

JENIS – JENIS VERBAN ELASTIS

Perban sendiri terdiri dari tiga jenis utama, yakni perban gulung, perban tubular
dan perban segitiga.

Perban Gulung. Perban gulung terbagi dalam tiga jenis, yakni:

i
 Perban yang terbuat dari bahan tenun halus dan berpori,  memungkinkan
aliran udara yang sangat baik, namun tidak memberikan tekanan yang
besar pada luka dan tidak dapat menyangga sendi.
 Perban elastis, perban gulung yang dapat menyesuaikan diri dengan
bentuk bagian tubuh. Umumnya digunakan untuk menutup luka dan
menyangga cedera jaringan seperti keseleo. Perban ini bersifat lentur,
namun dapat memberikan tekanan di sekitar luka untuk mengurangi rasa
sakit dan pembengkakan.
 Perban krep, jenis ini cocok digunakan untuk memberikan balutan kuat
pada cedera persendian.

Perban Tubular. Perban jenis ini merupakan perban berbentuk tabung dengan
lubang di tengahnya. Perban tubular digunakan untuk menahan balutan pada jari
tangan atau kaki dan menyangga persendian yang cedera. Perban ini terbuat dari
kain yang halus. Untuk sendi pada pergelangan kaki, Anda bisa menggunakan
perban tubular yang elastis. Sedangkan perban tubular dari kain kassa dapat
digunakan untuk jari tangan dan jari kaki. Perban jenis ini tidak memberikan
tekanan apa pun untuk menghentikan perdarahan. Sebelum menempatkan
perban tubular pada bagian yang cedera, Anda dapat memotongnya
menyesuaikan ukuran bagian tubuh yang cedera. Beberapa perban tubular
tersedia dengan perangkat khusus yang ditempatkan di atas bagian tubuh yang
terluka untuk membantu menerapkan perban.

Perban Segitiga. Perban segitiga secara umum juga dapat digunakan sebagai
gendongan untuk menyangga bagian tubuh tertentu seperti siku dan lengan
Anda. Perban ini juga dapat membantu untuk mempertahankan posisi perban
penutup luka. Penerapan perban segitiga bisa dimulai dengan meminta orang
tersebut untuk meletakkan lengan mereka di dadanya. Anda bisa mulai
menempatkan perban di bawah lengan dan balutkan ke belakang lehernya.
Letakkan separuh bagian perban lainnya melewati lengan, sehingga ujung
atasnya bertemu dengan sisi perban lainnya di bahu. Lalu, ikatkan dengan
membentuk simpul.  Anda bisa memasukkan ujung perban yang tersisa ke
bagian lengan atau pertahankan letaknya dengan menyematkan peniti atau
penjepit.

Untuk mempercepat penyembuhan, luka atau cedera di tangan, lutut, dan daerah
lain yang memungkinkan terkontaminasi kotoran, maka harus dibalut dengan
pita perekat dan kain kassa steril. Ganti perban setiap hari atau ketika sudah
terlalu basah dan kotor, untuk menjaga luka tetap kering dan bersih. Luka yang
dapat dengan aman dibiarkan tanpa perban akan lebih mungkin cepat kering dan
sembuh lebih cepat. Untuk luka dengan area cakupan yang luas, gunakan
perban oklusif atau semi oklusif untuk menjaga luka tetap lembap dan
mengurangi terjadinya bekas luka. Dan untuk penanganan luka yang lebih berat,

i
Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang
sesuai dengan luka Anda.

Cara Menggunakan Berbagai Jenis PerbanMenggunakan


PlesterMenggunakan Perban Gulung/ElastisMempelajari Metode Dasar
Membalut LukaMembalut Luka RinganMembalut Luka Parah

Apakah Anda mengalami luka atau cedera yang perlu diperban? Sebagian besar
kotak P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) dilengkapi kasa steril,
perban penyerap, selotip medis, perban gulung, perban segitiga, dan plester.
Pada situasi darurat, bahan apa pun yang bisa menyerap cairan dapat digunakan
sebagai perban. Metode penggunaan perban untuk membalut luka iris yang
dalam, luka tusuk parah, luka bakar, dan tulang patah sedikit berbeda-beda.
Pelajari metode penggunaan perban yang tepat sebelum mencoba membalut
luka.

Metode 1

Menggunakan Plester

1.

i
1

Ketahui kapan plester diperlukan. Plester tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran.
Plester paling cocok untuk membalut luka iris, lecet, dan luka ringan lain, khususnya
yang terjadi di jari dan/atau tangan, karena dapat menutupi luka kecil serta melekat
dengan baik pada bagian tubuh dengan sudut yang tidak biasa.[1]

i
2

Pilih plester dengan ukuran yang tepat. Plester tersedia dengan berbagai ukuran,
dalam kemasan tunggal maupun banyak. Belilah plester dengan bantalan kasa yang
berukuran lebih lebar daripada luka.

i
3

Buka kemasan plester. Sebagian besar plester, yang terbuat dari elastis atau kain
berlapis perekat dengan sepetak kasa di bagian tengah, tersedia dalam kemasan
tunggal. Buka kemasan dan lepas kertas lilin yang menutupi lapisan perekat plester
sebelum menempelkan plester pada luka.[2]

i
4

Posisikan kasa, yang ada di tengah plester, pada luka. Ada bantalan kasa di tengah
plester. Posisikan bantalan tersebut pada luka. Jangan sampai perekat plester
menempel pada luka karena dapat menyebabkan luka kembali terbuka saat plester
ditarik lepas.[3]

o Jika perlu, olesi bantalan kasa plester dengan sedikit salep antibakteri sebelum
ditempelkan pada luka.
o Usahakan untuk tidak menyentuh kain kasa dengan jari agar tidak terkena
kotoran atau kuman.

i
5

Tempelkan plester. Setelah posisi bantalan kasa sudah pas pada luka, rentangkan
tepi-tepi plester yang memiliki lapisan perekat dan tempelkan pada kulit di sekitar
luka. Pastikan tidak ada kerut atau celah pada bagian plester yang berperekat agar
plester tidak dapat bergeser.[4]

i
6

Ganti plester secara rutin. Lepas dan ganti plester yang lama dengan yang baru
secara rutin. Setiap kali mengganti plester, bersihkan dan keringkan luka dengan baik
sebelum menempelkan plester yang baru. Hati-hati, jangan sampai luka tertarik saat
Anda melepas plester lama.[5]

o Plester basah harus selalu diganti dengan yang baru. Selain itu, jika bantalan
kasa sudah basah akibat cairan yang merembes dari luka, gantilah plester
dengan yang baru sesegera mungkin.[6]

Metode 2

Menggunakan Perban Gulung/Elastis

1.

i
1

Ketahui kapan perban gulung/elastis diperlukan. Jika luka lebih lebar daripada
plester, balutlah dengan kasa dan perban gulung/elastis. Perban gulung/elastis paling
cocok untuk membalut luka lebar pada anggota badan seperti lengan atau kaki karena
dapat membebat bagian tubuh tersebut dengan baik.[7]

i
2

Gunakan kasa untuk menutup luka. Perban gulung/elastis bukan untuk menutup
luka. Tutuplah luka dengan kasa steril sebelum dibalut dengan perban gulung/elastis.
Kasa harus menutupi seluruh permukaan luka. Gunakan kasa yang berukuran sedikit
lebih lebar daripada luka.[8]

o Jika perlu, gunakan selotip medis untuk menempelkan kasa pada luka sampai
Anda dapat membalutnya dengan perban elastis.
o Salep antibakteri dapat dioleskan pada kasa untuk membantu mencegah
infeksi serta mempercepat penyembuhan luka.

i
3

Balutkan perban elastis. Setelah menempatkan kasa pada luka, balutlah dengan
perban elastis. Mulailah membalutkan perban dari bagian bawah luka. Balutkan
perban ke atas dengan menumpangi setidaknya separuh perban sebelumnya. Akhiri
saat balutan perban sudah melebihi luka.[9]

i
4

Rekatkan perban. Rekatkan perban gulung/elastis setelah dibalutkan pada bagian


tubuh yang terluka/cedera. Salah satu cara merekatkan ujung perban gulung/elastis
adalah dengan selotip medis atau klip. Pastikan balutan perban tidak terlalu erat
sebelum ujung perban direkatkan.[10]

i
5

Ganti balutan secara rutin. Agar luka mengering dan sembuh, gantilah balutan
secara rutin. Setiap mengganti balutan, bersihkan dan keringkan luka dengan baik.
Secara umum, balutan perlu diganti setidaknya satu kali per hari atau saat kasa basah
akibat cairan yang merembes dari luka.[11]

Metode 3

Mempelajari Metode Dasar Membalut Luka

1.

i
1

Pahami tujuan penggunaan perban. Perban sebenarnya digunakan untuk menahan


kasa pada luka meskipun banyak orang mengira fungsi perban adalah untuk
menghentikan pendarahan atau mencegah infeksi. Ada perban yang sudah dilengkapi
dengan sepetak kasa (misalnya, plester). Namun, Anda juga dapat menyediakan
perban dan kasa secara terpisah. Hal ini sangat penting karena luka yang langsung
dibalut perban, tanpa ditutupi kasa terlebih dahulu, akan terus berdarah dan dapat
mengalami infeksi. Ingat, luka tidak boleh langsung dibalut dengan perban; tutupi
terlebih dahulu dengan kasa.

i
2

Jangan membalut luka terlalu erat. Perban yang dibalutkan terlalu erat dapat
semakin merusak luka/tubuh serta menyebabkan nyeri.Perban memang harus
dibalutkan cukup erat sehingga kasa tidak lepas ataupun bergeser dari luka, tetapi
tidak boleh sampai menyebabkan aliran darah terhambat.[12]

i
3

Gunakan perban untuk membalut tulang patah ataupun dislokasi sendi. Perban
dapat digunakan untuk membalut tulang patah dan dislokasi sendi. Tidak semua
perban harus digunakan untuk membalut luka. Jika mengalami cedera seperti tulang
patah, dislokasi sendi lengan, cedera pada mata, atau cedera internal lain, perban
dapat digunakan untuk menopang dan menahan bagian tubuh yang cedera. Satu-
satunya perbedaan pembalutan luka internal dengan eksternal adalah kasa tidak perlu
digunakan. Perban jenis khusus (bukan plester atau perban biasa), misalnya perban
segitiga, perban berbentuk huruf “T”, dan perban perekat, diperlukan untuk membalut
dan menopang bagian tubuh yang mengalami cedera internal.[13]

o Semua bagian tubuh yang diduga mengalami patah tulang atau dislokasi dapat
dibalut dengan cara seperti ini hingga Anda mengunjungi dokter.
2.

i
4

Ketahui kapan pertolongan medis profesional diperlukan. Luka ringan dapat


dibalut sendiri. Namun, untuk luka parah, balutan yang dilakukan sendiri diperlukan
hanya sampai mendapatkan pertolongan medis profesional. Jika ragu apakah
luka/cedera yang Anda alami termasuk parah atau tidak, hubungi unit gawat darurat
untuk mendapatkan saran. Jika luka sudah dibalut, tetapi setelah 24 jam tidak juga
membaik atau terasa sangat menyakitkan, segera periksa ke dokter.[14]

o Jika luka yang dibalut tidak mulai membaik atau menyebabkan nyeri hebat
setelah 24 jam, Anda harus segera mengunjungi dokter untuk meminta
pertolongan.
o Jika ukuran luka lebih dari 3 cm, disertai pengelupasan kulit, dan/atau
melibatkan jaringan di bagian dalam, Anda sebaiknya mencari pertolongan
medis.
3.

i
5

Bersihkan dan obati luka sebelum dibalut. Jika tidak darurat ataupun terburu-buru,
luka harus dibersihkan dengan cermat sebelum dibalut. Gunakan air dan
sabun/disinfektan untuk membersihkan kotoran serta membunuh bakteri. Tepuk-tepuk
luka dengan handuk sampai kering. Oleskan krim antiseptik agar infeksi tidak terjadi,
lalu tutuplah dengan kasa dan balutlah dengan perban.[15]

o Sebelum membilas luka, usap kain kasa dengan gerakan berpola bintang untuk
menyingkirkan serpihan kotoran dari sekitarnya, jika ada. Langkah ini akan
membantu mencegah serpihan kotoran itu masuk ke dalam luka saat dibilas.

Metode 4

Membalut Luka Ringan

1.

i
Gunakan plester untuk membalut luka iris berukuran kecil. Salah satu jenis
perban yang paling umum adalah plester. Plester paling cocok untuk membalut lecet
dan luka iris kecil yang terjadi di bagian tubuh yang datar. Untuk menggunakan
plester, lepas kertas lilin yang menutupi lapisan perekat plester, lalu posisikan kasa,
yang ada di tengah plester, pada luka. Rentangkan tepi-tepi plester yang memiliki
lapisan perekat dan tempelkan pada kulit di sekitar luka. Jangan rentangkan tepi-tepi
plester dengan terlalu keras karena dapat menyebabkan plester terlepas.[16]

2.

i
2

Balut luka pada jari tangan/kaki dengan plester buku jari (knuckle bandage).
Plester buku jari merupakan plester khusus yang berbentuk seperti huruf “H”. Bentuk
tersebut mempermudah plester ditempelkan di sela jari tangan/kaki. Lepas kertas lilin
penutup lapisan perekat plester, lalu posisikan sayap-sayap plester di sela jari
tangan/kaki. Ingat, kasa, yang ada di tengah plester, harus berada tepat pada luka.
Bentuk plester buku jari yang menyerupai huruf “H” memastikan plester tidak mudah
bergeser saat digunakan pada sela jari tangan/kaki (bagian tubuh yang sering
bergerak).[17]

3.

i
3

Balut luka iris dengan plester berbentuk kupu-kupu (butterfly bandage). Plester
ini berupa dua sayap berperekat yang dihubungkan oleh pita tipis tidak berperekat.
Plester ini efektif untuk menjaga luka iris tetap tertutup; tidak digunakan untuk
menyerap darah ataupun mencegah infeksi. Jika luka iris dapat ‘tertarik terbuka’,
gunakan plester ini. Lepas kertas penutup lapisan perekat pada kedua sayap plester.
Posisikan kedua sayap plester sehingga mengapit luka. Rapatkan luka agak erat agar
tidak kembali terbuka. Bagian tengah plester, yaitu pita tipis tidak berperekat, harus
berada tepat pada luka.[18]

o Sehelai kain kasa steril dan plester sebaiknya dipasangkan di atas plester
kupu-kupu selama paling tidak 24 jam untuk membantu mencegah infeksi
selama pemulihan luka.
4.

i
4

Balut luka bakar dengan kasa dan perban perekat. Luka bakar ringan (dengan
gejala antara lain kemerahan, bengkak, nyeri ringan, dan berukuran tidak lebih dari
7,5 cm) dapat ditangani sendiri dengan balutan dasar. Tutupi luka bakar dengan
sepotong kasa steril, lalu balut dengan perban perekat. Perban perekat sama sekali
tidak boleh menyentuh luka bakar.[19]

5.

i
5

Balut kulit yang melepuh dengan plester moleskin. Plester moleskin merupakan
plester busa khusus yang ditempelkan pada lepuh agar tidak tergesek. Plester ini
biasanya berbentuk seperti donat (berlubang di tengah untuk tempat lepuh). Lepas
kertas penutup lapisan perekat plester moleskin. Posisikan plester sehingga lepuh
berada di dalam lubang yang ada di tengah plester. Plester ini mencegah gesekan serta
mengurangi tekanan pada lepuh. Jika lepuh pecah, tempelkan plester biasa
menumpangi plester moleskin guna mencegah infeksi.

o Anda bisa membuat perban moleskin sendiri dengan menumpuk lapisan kain
kasa hingga sedikit lebih tebal daripada kulit yang melepuh, kemudian
melubanginya sedikit lebih besar dari ukuran luka tersebut. Letakkan perban
ini di permukaan kulit, lapisi dengan kain kasa antilengket dan rekatkan.

Metode 5

i
Membalut Luka Parah

1.

Gunakan perban penekan. Balut luka iris dan lecet parah menggunakan perban
penekan. Perban penekan merupakan pita kasa tipis panjang dengan kasa tebal
berbantalan di dekat satu ujung. Bagian yang tebal tersebut diposisikan pada luka, lalu
dibalut dengan bagian yang tipis agar mendapatkan cukup tekanan serta tidak
bergeser. Perban ini paling efektif untuk mencegah pendarahan parah akibat lecet atau
luka lebar. Selotip medis dapat digunakan untuk merekatkan ujung perban.[20]

2.

i
Gunakan perban donat. Perban ini efektif untuk menangani luka tusuk. Jika ada
benda yang masih menancap pada luka, misalnya pecahan kaca, serpihan kayu, atau
potongan logam, gunakan perban donat. Perban ini merupakan perban tebal berbentuk
seperti huruf “O” yang dapat mengurangi tekanan pada luka tusuk yang dalam atau
benda yang masih menancap pada luka. Jangan berusaha mencabut sendiri benda
yang masih menancap pada luka. Tempelkan saja perban donat di sekitar benda
tersebut. Lalu, balut tepi-tepi perban donat dengan kasa atau perban perekat agar
perban donat tidak bergeser. Jangan membalut bagian tengah donat, tempat benda
yang menancap pada luka berada, dengan kasa ataupun perban.[21]

o Anda bisa membuat perban donat sendiri dengan menggulung perban segitiga
atau perban sling memanjang seperti ular, kemudian buat lingkaran yang
sesuai untuk melindungi bagian tubuh yang teriris (lingkarkan mengelilingi
jari, atau tangan sebagai penyangga). kemudian ambil ujung perban dan
talikan melalui lingkaran mengelilingi sisi luarnya dan kembali lagi. Selipkan

i
ujung perban ke dalam balutan yang menyerupai donat untuk
mempertahankan bentuknya. Dengan cara seperti ini, perban donat dapat
digunakan untuk melindungi beragam jenis luka.
3.

Gunakan perban segitiga. Perban segitiga efektif untuk membalut tulang patah atau
dislokasi sendi. Perban ini digunakan dengan dilipat menjadi kecil, tetapi sebenarnya
berbentuk segitiga besar. Setelah dilipat, perban ini digunakan untuk membalut tulang
patah atau dislokasi sendi. Lipat perban segitiga menjadi persegi panjang, lalu ikat
menjadi lingkaran untuk membentuk gendongan. Selain itu, perban segitiga juga
dapat digunakan untuk membalut bidai/tulang patah, sebagai penopang. Metode
penggunaan perban segitiga bervariasi, tergantung pada kondisi cedera. Jadi, untuk
menggunakan perban ini, pertimbangkan dengan baik.[22]

i
4

Gunakan kasa gulung. Kasa gulung efektif untuk membalut luka bakar derajat dua.
Gejala luka bakar derajat dua antara lain kulit yang melepuh, nyeri, bengkak,
berwarna merah, dan berukuran lebih dari 7,5 cm. Meskipun luka bakar derajat tiga
tidak boleh dibalut, luka bakar derajat dua sebaiknya dibalut longgar dengan kasa
steril yang direkatkan dengan selotip medis. Cara ini membantu melindungi luka dari
kotoran serta mencegah infeksi tanpa menghambat sirkulasi darah ataupun menekan
luka.[23]

i
5

Gunakan perban tensor. Perban tensor efektif membalut luka iris dalam atau
amputasi yang tidak disengaja. Perban ini terbuat dari elastik tebal yang dapat
memberikan tekanan cukup besar pada luka guna menghentikan pendarahan parah.
Jika mengalami luka iris dalam atau amputasi tidak disengaja, bersihkan darah
sebanyak mungkin, lalu tempelkan kasa steril tebal pada luka Selanjutnya, balut
dengan perban tensor guna menjaga kasa agar tidak bergeser serta memberikan
tekanan yang cukup untuk membantu menghentikan pendarahan.[24]

o Berusahalah memosisikan bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari jantung
sebelum membalutnya karena dapat mengurangi aliran darah dan risiko shock.
Posisi ini juga membuat perban tensor lebih mudah dipasangkan.

i
Tips
 Waspadai tanda-tanda infeksi. Jika cairan berwarna abu-abu atau kuning dan berbau
tidak enak keluar dari luka atau tubuh mengalami demam bersuhu lebih dari 38
derajat Celsius, segera dapatkan pertolongan medis profesional.
 Ambil kotoran yang ada di luka menggunakan pinset hanya jika pertolongan medis
profesional tidak dapat segera diperoleh. Jika pertolongan segera tiba, tunggulah saja;
biarkan tenaga medis profesional yang merawat luka Anda.
 Pelajari cara mengatasi renjatan. Luka parah dapat menimbulkan renjatan yang bisa
berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Baringkan pasien dengan posisi telentang.
Angkat kedua kaki pasien dengan posisi lutut ditekuk. Jika bisa, bungkus seluruh
tubuh, termasuk semua anggota badan, pasien dengan selimut. Dengan suara tenang,
ajaklah pasien mengobrol; tanyakan pertanyaan terbuka, misalnya “siapa nama
Anda?” atau “bagaimana Anda pertama kali bertemu dan berkenalan dengan kekasih
Anda?”, agar pasien terus berbicara. Segera hubungi unit gawat darurat. Pelajari
secara lebih mendetail dengan membaca artikel mengenai cara menangani renjatan.
 Sediakan selalu kotak P3K. Berbagai luka/cedera yang disebutkan di artikel ini dapat
ditangani secara efektif hanya dengan perban yang tersedia di dalam kotak P3K.
Ketahui lokasi kotak P3K di tempat kerja Anda. Selain itu, kotak P3K juga perlu
disediakan di rumah dan di mobil.
 Jika luka parah, menghentikan pendarahan merupakan prioritas pertama. Infeksi dapat
ditangani nanti.
 Jika mengalami luka ringan yang luas pada bagian tubuh yang susah diperban,
misalnya pada lutut atau siku, gunakan perban cair. Perban cair dapat dibeli di apotek.
 Kasa kemasan tunggal serta bantalan kasa pada plester merupakan kasa steril. Sebisa
mungkin, jangan menyentuh bagian kasa yang akan ditempelkan pada luka.

Peringatan
 Jangan membersihkan luka terbuka dengan produk pembersih tangan karena dapat
memperparah kondisi.
 Membalut luka parah hanya merupakan solusi sementara. Setelah pendarahan
terkendali, dapatkan pertolongan medis profesional sesegera mungkin.

i
MAKALAH FARMAKOLOGI KEPERAWATAN
ELASTIS VERBAN

DISUSUN OLEH:

BRIGITA SARBUNAN

NIM : E1714401006

Program Studi D-111 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris

MAKASSAR

2018

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I Pembahasan ........................................................................................................... 2

2.1 Kegunaan elastic verban .............................................................................. 2


2.2 fungsi elastis verban .…………………………...................................…… 3
2.3 ukurannya …………………………………………………….................... 4
2.4 jenis –jenis verban elastis ................................................................................ 5

BAB II Penutup ................................................................................................................. 6

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori
keperawatan menurut parah ahli dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Alfa bona handayani selaku Dosen mata kuliah
FARMAKOLOGI yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Keperawatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.

Makassar, 25 JUNY 2018

Penyusun
BRIGITA SARBUNAN

i
i

Anda mungkin juga menyukai