Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farrah Fatati

Nim : 1130017076
Kelas : 6B

Resume Praktikum Bebat Bidai

A. Bidai Membidai Part 1 :


Mitela dilipat sebanyak 3 kali atau jadi 8 bagian.
1. Luka di dahi :
a. Lipatan tadi dibagi menjadi 2 bagian sama panjang.
b. Bagian tengah ditempelkan di dahi yang luka
c. Tarik kebelakang, silang dan diplintir
d. Diikat di atas luka dengan simpul 8.
e. Sebelum melakukan tindakan jangan lupa cuci tangan, dan mengisi inform
concent
2. Luka di temporal :
a. Tempel di atas luka bagian tengah, tarik ke bawah dagu sampai di atas telinga
b. Disilang, dan satu sisi ke depan, satu sisi lainnya ke belakang.
c. Diikat di atas luka.
3. Luka di mata
a. Di posisikan miring, lalu tarik ke belakang dan diplintir.
b. Lalu tarik ke depan dalam posisi horizontal
c. Diikat tidak boleh di atas mata.
4. Luka di dagu.
a. Bagian tengah di dagu, tarik ke belakang.
b. Ikat pada salah satu bagian kanan atau kiri.
c. Yang pendek ke atas
d. Yang panjang ke bawah.
e. Dan ikat di atas kepala.
5. Luka di siku
a. Tangan di tekuk.
b. Letakkan bagian tengah mitela di siku
c. Satu sisi ke bawah.
d. Satu sisi ke atas.
e. Disilang di ujung siku.
f. Dan diikat di bagian depan

B. Bidai Membidai Part 3


Fraktur dimanapun yang harus dibidai meliputi 2 sendi kalau di tibia fibula difiksasi
dari lutut sampai mata kaki dan dibidai dari kaki sampai paha menggunakan kayu,
begitupun juga di femur namun hanya di daerah femur yang difiksasi, dan dibidai dari
dari ujung kaki hingga ketiak, satunya lagi hanya sampai selangkangan. Kalau terdapat
luka terbuka harus bilang asepsis, antisepsis dan kedap pendarahan.
Sebelum mulai, untuk bidai sampai ketiak harus memakai bantalan dan harus kasih
lihat berapa mitela lipat 8 yang dibutuhkan, prinsipnya yaitu mengikat harus di atas luka
dulu baru dibawah luka.
Cara membuat bantalan : Pertama Taruh mitela lipat 8 yang keatas kayu bidai, jangan
terlalu panjang cukup kira-kira 8 cm, kemudian di tahan, di balik lagi kemudian bagian
bawah di arahkan kedepan dengan posisi silang kemudian di ikat kearah belakang seperti
mengikat kayu bidai tersebut.
Kalau untuk dipasang di ketiak, simpul harus di sebelah luar tubuh. Lalu ambil 4
mitela lipat 8 untuk fiksasi, dengan cara memasukkan mitela menggunakan bantuan kayu
bidai yang lebih pendek, seperti membungkus kayu bidai, kemudian arahkan kebawah
paha pasien, jika sudah cukup tarik mitela tersebut dan lepaskan kayu bidai dari mitela,
begitu seterusnya.
Cara mengikatnya yaitu tarik ujung kedua mitela sampai luar kayu bidai, sisipkan ke
tengah mitela dengan cara silang, kemudian tarik lagi dan di ikat simpul tidak boleh
terlalu kuat dan renggang.
Untuk bagian sendi diikat simpul dibagian bawah kaki. Bagian pinggul menggunakan
lipat 4, caranya sama seperti memfiksasi kaki yang luka hanya saja yang membedakan
yaitu ditarik hanya 1 ujung saja dan diikat simpul. Dadapun demikian.

C. Bidai Membidai Part 3


Patah di bagian Klavikula :
1. Dipasang ransel verban.
2. Bagian yang patah diberi alas lebih dahulu.
3. Pembalut dipasang dari pundak kiri disilangkan melalui punggung ke ketiak
kanan.
4. Dari ketiak kanan ke depan dan atas pundak kanan, dari pundak kanan
disilangkan ke ketiak kiri, lalu ke pundak kanan,akhirnya diberi peniti atau diikat.
5. Kemudian bawa korban ke rumah sakit.
Dengan pembalut di bagia Lengan
1. Meminta pasien memilih posisi senyaman mungkin, dengan bagian yang akan
dibebat ditopang pada posisi segaris dengan sendi sedikit flexi, kecuali bila hal
ini merupakan kontraindikasi.
2. Melakukan pembebatan berhadapan dengan bagian tubuh yang akan dibebat
(kecuali pada pembebatan kepala dilakukan dari belakang pasien).
3. Memegang rol bebat dengan rol menghadap ke atas di satu tangan, ujung bebat
dipegang tangan yang lain.
4. Mulai melakukan pembebatan dari bagian distal menuju proximal, dari bagian
dengan diameter terkecil menuju diameter yang lebih besar dan dari medial
menuju lateral dari bagian tubuh yang terluka.
5. Jangan mulai membebat di daerah yang terluka.
6. Untuk memperkuat posisi bebat, supaya bebat tidak mudah terlepas/ bergeser,
lakukan penguncian ujung bebat sebelum mulai memutar bebat.
7. Bila memungkinkan, pembebatan dilakukan searah dengan pengembalian darah
vena untuk mencegah pengumpulan darah.
8. Memutar bebat saling tumpang tindih dengan 2/3 lebar bebat, pasang bebat
dengan lembut meskipun sambil menekan.
9. Menjaga ketegangan dari bebat, hal ini dibantu dengan memastikan bagian bebat
yang bukan rol tetap dekat dengan permukaaan tubuh.
10. Memastikan bebat yang saling tumpang tindih tidak menekuk atau berkerut.
11. Memastikan bahwa bebat terpasang dengan baik dibagian atas dan bawah daerah
yang terluka, namun jari atau ibu jari jangan dibebat supaya dapat mengobservasi
neurovaskuler daerah tersebut.
12. Memotong bebat bila terlalu panjang sisanya; jangan memutar berlebih di akhir
pembebatan.
13. Mengunci atau menutup bagian akhir bebat, dan memastikan pasien tidak akan
melukai dirinya. Mengunci bagian akhir bebat bisa dilakukan dengan yang
pertama melakukan beberapa kali putaran sirkuler kemudian dijepit dengan pin
atau diplester, kemudian menggunakan simpul (gambar di bawah)
Bidai Pembalut Pada Jari :
1. Tutup jari menggunakan bebat dari ujung ke pamgkal. Bolak balik kurang lebih 5
lapis, kemudian bebat serong dengan pola memutar.
2. Bebat memutar keatas sampai menutupi tangan.
3. Kemudian kunci.
4. Coba tarik bebat di ujung jari jika brodol keluar maka teknik bidai keliru
Bidai patah tulang tungkai bawah
1. Pasang bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah, kadang
juga bisa ditambahkan pada sisi posterior dari tungkai.
2. Di antara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas.
3. Bidai dipasang mulai dari sisi proximal sendi lutut hingga distal dari pergelangan
kaki.

Anda mungkin juga menyukai