Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN LITHIUM PADA PASIEN GANGGUAN BIPOLAR


(Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang)

Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai
dengan episisode mania, hipomania, campuran, dan depresi. Prevalensi gangguan
bipolar I (satu atau lebih episode mania atau campuran) adalah 0,2% sampai 4%
dan untuk bipolar II (episode depresi berulang besar dengan episode hipomania)
adalah 0,3% sampai 4,8%. Untuk jumlah penderita gangguan kejiwaan berat
seperti gangguan bipolar, schizopherenia, dan schizoaffective disorder di
Indonesia diperkirakan mencapai satu juta jiwa lebih atau sekitar 0,46%.
Penatalakasaan terapi pertama pada gangguan bipolar yang mengalami episode
mania yang berat atau episode campuran adalah diterapi awal dengan lithium
ditambah antipsikotik atau valproat dikombinasi antipsikotik. Lithium adalah agen
lini pertama untuk mania akut, depresi bipolar akut, dan perawatan Pengobatan
gangguan bipolar I dan II. . Hasil dari suatu penelitian menunjukan pengguaan
monoterapi lithium pada pasien bipolar terjadi peningkatan fenomenis kefasihan
dan penelitian lain menyatakan penggunaan lithium tidak memiliki dampak
penyembuhan yang signifikan pada pasien gangguan bipolar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat lithium pada
pasien gangguan bipolar meliputi jenis, dosis, interval, frekuensi dan rute
pemberian pada pasien gangguan bipolar.
Penelitian ini dilakukan dengan metode retrospektif dan bersifat observasional,
yaitu dengan pencatatan dan tidak memberikan perlakuan kepada sampel.
Rancangan penelitian ini dilakukan secara deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan
mengenai pola penggunaan obat lithium pada pasien gangguan bipolar meliputi
dosis, jenis, efek samping, serta hal-hal terakit data klinik dan Rekam Medik
Kesehatan periode 1 Februari 2017 – 30 November 2017 di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Hasil dari penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 29 data RMK yang
memenuhi kriteria inklusi dari total populasi sebanyak 219 pasien. Dari data
tersebut. Dari data tersebut 28 pasien mengalami rawat jalan dan 6 pasien
mangalami rawat inap. Hasilnya didapatkan bahawa Monoterapi lithium tidak
digunakan pada pasien rawat jalan dan rawat inap. Terapi kombinasi tiga tertinggi
digunakan pada rawat jalan sebanyak 22 pasien (46%) dengan kombinasi
golongan dan dosis terbanyak yaitu golongan mood stabilizer (lithium 2x200mg)
ditambah dua antipsikotik (clozapin 2x25mg dan risperidon 2x3mg ) dengan rute
per-oral sebanyak 2 pasien (9%). Pada rawat inap terapi kombinasi 2 dan
kombinasi 4 adalah yang tertinggi masing-masing sebanyak 5 pasien (31%)
dengan penggunaan dosis lithium terbanyak 2x200mg per-oral. Pola pemggunaan
switch pada rawat jalan sebanyak 18 pasien dan rawat inap sebanyak 5 pasien

Anda mungkin juga menyukai