Anda di halaman 1dari 5

Robot Biru

Mungkin orang akan menggira bahwa sinetron “lup ajaib” itu adalah bohong belaka. Ya,
tidak mungkin lah zaman logika ini ada lup ajaib yang bisa pergi kemana saja bahkan
kemasa lalu apabila kita meletakan kaca lup itu kesebuah gambar yang dibuku atau
digambar – gambar lainnya. Tapi kali ini aku menemukan sesuatu yang cukup aneh,
sebuah lup bertangkai hitam dengan corak – corak yang cukup menarik. Ah tidak mungkin
itu lup ajaib seperti sinetron yang ada di televisi. Aku menemukan lup itu di gudang
sekolah, mungkin lup itu digunakan untuk praktek kimia atau fisika.

Perkenalkan namaku Roni, aku sekarang duduk dikelas XI SMA. Aku pengagum film –
film atau sinetron tentang dunia fantasi. Bagiku semua kisah fantasi mungkin saja terjadi
didunia nyata, walaupun secara logika hal itu sangat tidak mungkin terjadi.

“ Ron, ambilkan buku bewarna biru ruang kerja ayah” ucap ibuku sambil berteriak.” Iya
bu” jawabku dengan lantang. Aku mulai berjalan menuju ruang kerja ayah. Aku mulai
memilah – milah buku yang dipinta ibu. “ mana nih bukunya? Perasaan buku warna biru
ada banyak. Ah mungkin yang ini” ucapku dalam hati sambil menggambil buku bewarna
biru pekat dengan judul ‘bayangan masa depan’. Aku mulai membuka buku itu, siapa tahu
saja aku salah ambil namun, dibuku itu aku melihat sebuah gambar kecil berbentuk orang
seperti dilayani oleh robot. Gambar itu nampak tidak jelas ,sehingga aku mengambil lup
dari kamarku dan menggunakannya itu memperbesar gambar itu. Teryata tanpa sadar lup
itu memancarkan cahaya putih dikacanya yang bening. Tiba – tiba aku seperti dilorong
waktu dan benar saja ketika aku lihat disekelilingku, aku bukan lagi berada dirumahku
melaiinkan seperti diplanet lain. Sangat berbeda dengan kehidupan dimasa yang pernah
aku jalani. Disana orang – orang menggunakan mobil terbang sebagai alat transportasi.
Hutan – hutanpun nampak tak terlihat sepanjang mata memandang. Gedung – gedungpun
nampak seperti berubah – ubah setiap saat namun, aku tidak melihat manusia sekalipun.
Hanya robot – robot saja yang beraktivitas disana.

“ woii minggir” ucap robot yang dibelakangku sambil menghentikann laju mobil
canggihnya itu. aku hanya bisa berbalik dan terdiam dengan lup ajaibku yang masih dalam
genggaman. “ hey kamu bukan robot! Untuk apa kamu kesini? Tempatmu di selatan bukan
di utara” ucap robot itu sambil turun dari mobil dan mendekatiku. “ apa maksudmu?
Dimana sekarang aku? Dimana semua manusia? “Tanya ku dengan agak kebinggungan. “
hahaha kamu jangan bercanda, mana mungkin kamu tidak tahu dunia ini. Ini adalah tahun
3012” jawab robot itu dengan nada yang cukup meledek. “ ha! Apa! Aku dari masa lalu, aku
berada disini karena lup ini” ucapku dengan begitu kaget sambil memperlihatkan lup itu
kepadanya. “ hey manusia, rupanya kau terjebak. Selamat datang dimasa depan. Lup itu
adalah milik kami yang tidak sengaja terlempar kemasa kalian” bicara robot itu dengan
nada yang lebih sopan. “ jadi semua ini memang ada? Lup ajaib yang bisa kemana saja dan
masa depan” ucapkan seraya kaget. “ tidak usah kaget manusia, akan aku antarkan kamu
ke selatan untuk bertemu manusia lain dan biarkanlah kamu beristiraht disini untuk hari
ini” bicaranya sambil mengajakku masuk kemobil canggihnya itu. Aku hanya bisa
menggikutinya. Aku benar – benar tak habis pikir yang aku alami ini adalah nyata.

Terlihat manusia tampak hanya duduk – duduk sambil memainkan alat ya mungkin
sejenis handpone dimasa depan. Bentuknya cukup aneh , seperti chip yang dipasang dijari
jempol dan kelingking mereka sehingga mereka bisa mengaksesnya kapan saja. Beberapa
orang terlihat santai dan tidak sama sekali menjalankan aktivitas seperti diduniaku. Hanya
duduk dan bermain barang elektronik. “ ini adalah tempatmu, aku masih banyak kerjaan
jadi aku turunkan kamu disini. Apabila kamu membutuhkan bantuanku silahkan cabut
rumput hijau yang kamu injak sebanyak tiga buah” bicara robot itu dengan
menurunkanku di depan rumah seseorang yang cukup megah. Robot itu langsung pergi
sebelum aku berbicara. Aku sangat bingung disana, namun aku mulai tenangkan pikiranku
dan mulai mencari seseorang untuk aku tanyakan mengenai hal ini. Aku lihat seorang yang
cukup sudah lanjut usia nampak duduk, namun bangku atau benda apapun tidak ada
sebagai alat besandar duduknya. Aku mulai dekatin kakek tua itu, nampak jengotnya yang
bewarna putih dan rambutnya yang hitam. Sungguh aneh. “ maaf kek, saya dari masa lalu
dan saja terjebak kesini karena lup ini. Apa yang sebenarnya terjadi?’ Tanya k seraya
menunjukan lup itu. “ anak muda lup itu memang ajaib, itu merupakan buatan robotm
193847 yang telah kabur kemasa lalu. Entah sekaran dimana keberadaannya. Aku takut ia
akan berbuat ulah dimasamu” jawab kakek tua itu. Aku langsung terkejut mendengarnya. “
lalu apa yang saya bisa lakukan agar robot itu tidak menganggu dunia dimasa kami” Tanya
ku dengan penuh rasa keseriusan. “ kamu harus kembali kemasamu dan menemukan
robot itu dan membawanya kemari” jawab kakek itu. “ lalu dimana aku dapat
menemukaan robot itu?” tanyaku lagi.

“ bila lup itu menunjukan warna hijau maka kamu hanya berjarak 10 meter darinya”
jawab sang kakek dan langsung menghilang. Tiba – tiba lup itu menyala dan aku kembali
ke masaku lagi. Rasanya begitu luar biasa sehingga aku seperti digulung oleh gulungan
yang begitu besar.
***

Suara berisik anak – anak sekolah di siang bolong mengawali pencarianku. Aku mulai
melakukan pencarian disekitar gudang. Berharap robot itu akan terjebak disana namun,
tidak ada tanda – tanda lampu hijau akan menyala dari lup ajaib itu. Aku terus mencari
dan mencari tapi hasilnya tidak ada. Akhirnya aku putuskan untuk pulang saat itu karena
hari pun sudah sore dan anak – anak sudah pulang. “Ron, apa yang kamu lakukan
digudang?” ucap temanku yang bernama Rizal yang belum pulang dan suara itu membuat
aku sangat kaget. “ ah kamu ini buat kaget saja” ucapku dengan menggelus dada. Aku
berfikir untuk mencerikan kejadian yang aku alami kepadanya. Aku yakin ia bisa
membantuku. “Ris ,aku ingin menceritakan suatu hal kepadamu” lanjutku berbicara
padanya. Akhirnya aku ceritakan peristiwa aku selama kemarin sambil memprlihatkan lup
itu kepadanya, “ aku sungguh tak percaya Ron, apa bisa kamu membuktikannya
kepadaku?” Tanya Roni yang nampak masih ragu dengan ceritaku. “ tentu saja bisa, ayo
kita kerumahku. Akan aku ambilkan buku untuk kemasa depan” jawabku dengan lantang
sembari mengajaknya kerumah.

Jalan yang begitu berisik dengan suara kendaraan yang padat menemani hariku
bersama Rizal untuk pulang kerumahku. Ya, aku hanya berjalan kaki untuk menuju
rumahku karena rumahku hanya kurang lebih satu kilometer dari sekolah ,jadi pikirku
untuk apa naik kendaraan. Lebih sehat jugakan jalan kaki. “ hey Ron kenapa lup mu
menyala bewarna hijau” sahut Rizal yang begitu terkejut melihat lup yang aku genggam. “
oiya,lupnya menyala. Berarti robot itu ada disekitar sini” ucapku dengan tiba – tiba
berhenti dan langsung memperhatikan sekelilingku. “ hah itu dia robot yang masa
depannya. Kita harus menangkapnya dan membawanya kemasa depan” ucapku selagi
menunjuk robot itu. “ bagaimana caranya, bukunya ada dirumahmu” bicara Rizal lagi.
Seketika akalku lagi membrontak apa yang harus aku lakukan dengan tenang aku mulai
berfikir. Akhirnya aku putuskan pada saat itu untuk menyuruh Rizal mengikutinya dan
akau pulang untuk menggambil buku itu. Robot itu terlihat aneh dengan warna biru
ditubuhnya sedangkan wajahnya seperti robot sinetron animasi jepang “ GunDam”, ia
nampak seperti patung yang hanya bisa diam saja. Tapi aku takut itu hanya sebuah triknya
agar ia tidak dicurigai orang banyak.

Aku kembali tepat sepuluh menit setelah aku pergi. Aku lihat Rizal masih saja
mengamati robot itu dan robot itu hanya diam saja. Aku dan Rizal mulau mendekatinya.
Nampak tiada yang istimewa dari robot itu. seperti mainan anak – anak yang tingginya
sekitar 175 cm. nampak begitu tinggi. Aku mulai memegangnya dan teryata robot itu
bereaksi. “ mau apa kalian kesini membawa lup itu? kalian hanya manusia tolol. Pergi dari
hadapanku sebelum tanganku ini menghabisi nyawa kalian” ucap robot itu. tentu saja hal
itu membuatku dan Rizal langsung kaget dan takut. Aku hanya bisa terdiam didepan robot
itu. Tapi, aku harus bisa menahan diri agar tidak takut. Dengan cepat aku langsung
memegang robot itu dan menyuruh Rizal memegangku. Tak ayal aku arahkan kaca lup itu
ke gambar dibuku masa depan. Tiba – tiba cahaya putih keluar dan dengan sekejap aku
langsung berada didunia masa depan. “ apa yang kalian lakukan telah membuat aku
marah. Terimahlah tembakan ku” ucap robot itu seraya mengarahkan tangannya yang
langsung berubah menjadi senajata dengan kapasitas ledakan seperti roket tempur. Aku
tak bisa berbuat apa – apa saat itu namun, tiba – tiba aku mengarahkan lup itu dan tepat
didepan sejatanya. Dan teryata lup itu menahan tembakan yang robot itu berikan. Tapi,
lup itu hancur seketika namun, tiba – tiba datanglah robot seperti berkstum polisi dan
sangat besar. Jumlahnya pun banyak. “ hey apa yang kalian lakukan? kita sama – sama
robot. Kedua anak ini adalah penyusup jadi merekalah yang harus dihancurkan” ucap
robot itu sambil menunjuk kami berdua. “ tidak, mereka yang membawa kamu kesini
penjahat biru, kamu telah mecoba untuk menghancuran masa lalu tapi kedua anak ini
berhasil membawa kamu kembali” sahut robot robot yang tiba – tiba muncul
dibelakangku. Teryata robot itu adalah robot yang pertama kali aku jumpai saat pertama
kali aku kesini. “ cepat tangkap dan hancurkan dia” lanjut robot itu seraya mendekati kami
dan menunjuk robot biru itu. Tiba – tiba robot polisi langsung menangkapnya dan
membawanya kesuatu tempat untuk dihancurka.

“ terima kasih manusia telah membantu kami para robot” bicara robot itu kepada kami. “
lalu bagaimana agar kami bisa kembali? Lup ajaib itu telah hancur.” Ucap Rizal yang begitu
nampak kebinguggan dengan kedua tangannya memegang kepalanya sendiri. “ tenang,
kami akan bawa kalian kemasa kalian seperti biasa” jawab robot itu dengan nada yang
begitu santai. Robot itu member kami sebuah kotak bewarna hijau.” Untuk apa ini?” Tanya
ku pada robot itu. “ ini hadiah dari kami karena jasamu robot itu bisa kembali. Kotak ini
akan memberi apa yang kamu mau, seperti makanan, uang, mobil bahkan keiinginan yang
kamu inginkan sekali” jawabnya. Aku hanya terkesima mendengar manfaat kotak itu.
Rizalpun diberi kotak itu pun juga. “ tapi ingat kotak itu hanya berlaku selama seratus hari
jadi manfaatkanlah” lanjut robot itu. “ pegang tanganku dan aku akan membawa kalian
berdua kemasa kalian” lanjutnya lagi dan langsung menjulurkan tangannya. Kami pun
menuruti maunya dan memegang tangannya. Tiba – tiba aku dan Rizal seperti orang yang
terbang melintasi waktu.

SEKIAN

BIODATA

Junaidi Barcelonitas,bigitulah nama pena yang


tertulis di jejaring sosial yang dimilikinya. Bercita
– cita ingin menjadi seorang arsitektur tetapi malah
tertarik dengan sastra bahasa. Keinginannya
menulis didasari pada sosok guru yang telah
mengajarinya sastra bahasa. Siswa yang masih
menempuh pendidikan dikelas XI IPA MAN
Babulu, kabupaten Penajam Paser Utara
,Kalimantan Timur mencoba peruntungan dengan
mengirimkan karya tulisnya. Baginya bukan
kemenangan yang dicari namun harapan agar seseorang bisa menikmati setiap kata yang
teruntai yang dibuatnya. Goresan penanya pernah terbit dibuku antologi puisi “selayang
mimpi”.

Anda mungkin juga menyukai