Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PKL STUDI KASUS BRONKONNEUMONIA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan

Klinik Gizi di RSUD Kota Bandung


Dosen pengampu : Uji Mujiati, SP, MKM

DISUSUN OLEH

NAMA : AVRILIA PERMATASARI


NIM : P17331118005
3 D3 GIZI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “ Laporan Studi
Kasus Asuhan Gizi Klinik Praktek Kerja Lapangan RSUD Kota Bandung ”.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima


kasih kepada:

1. Bapak Dr. Judiono, MPS selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes


Kemenkes Bandung.
2. Ibu Yenny Moviana, MND selaku dosen pembimbing Praktik Kerja
Lapangan di RSUD Kota Bandung.
3. Ibu Mira Mutiyani, S.Gz, M,Sc selaku dosen pembimbing Praktik
Kerja Lapangan di RSUD Kota Bandung.
4. Ibu Uji Mujiati, SP, MKM selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Kota
Bandung serta pembimbing Praktek Kerja Lapangan di RSUD Kota
Bandung.
5. Ibu Elin Fitri, SP selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan di
RSUD Kota Bandung.
6. Ibu Aidha Sofyani K, AMG selaku pembimbing Praktek Kerja
Lapangan di RSUD Kota Bandung.
7. Ibu Marina Natalia, AMG selaku pembimbing Praktek Kerja
Lapangan di RSUD Kota Bandung.
8. Kedua orang tua dan keluarga yang memberi doa juga semangat.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan dengan segala kekuranganya. Untuk itu penulis
dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk melengkapi dan menambah
wawasan mengenai laporan. Dengan demikian, semoga laporan
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

i
Bandung, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN PKL STUDI KASUS BRONKONNEUMONIA.......................................................1


KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Studi Kasus.........................................................................................................4
1.2 Patofisiologi Penyakit...............................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................6
HASIL SKRINING GIZI..........................................................................................................6
2.1 Alat skrining yang digunakan....................................................................................6
2.2 Simpulan Skrining.....................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................7
ASUHAN GIZI DENGAN PAGT.............................................................................................7
3.1 ASESMEN GIZI..........................................................................................................7
3.2 PENYUSUNAN DIAGNOSIS GIZI...............................................................................10
3.3 PERENCANAAN INTERVENSI GIZI............................................................................12
3.5 MONITORING DAN EVALUASI GIZI.........................................................................16
TABEL EVALUASI...........................................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Studi Kasus

Seorang anak laki - laki IS berusia 11 tahun 9 bulan dengan berat badan
22 kg dan tinggi badan 147 cm. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dan
berstatus sebagai seorang pelajar SD. Masuk IGD RSUD Kota Bandung dengan
keluhan utama panas, lemas dan batuk. Kurang lebih 3 minggu SMRS anak
panas naik turun disertai batuk dan sesak, nafsu makan menurun, dan berat
badan mengalami penurunan 2 bulan terakhir, berat badan 2 bulan yang lalu 24
kg. Anak tidak ada riwayat kontak dengan pasien positif covid – 19. Orang tua
tidak mengetahui apakah anak mempunyai riwayat kontak dengan keluarga yang
memiliki TB. Pekerjaan orang tua, ibu seorang ibu rumah tangga, dan ayah
seorang buruh pabrik.

Hasil anamnesa gizi pola makan SMRS, sehari 2 kali makan dengan nasi
1 centong, telur ayam 1 butir 3-4x/minggu, ayam 1 potong 2x/minggu, tahu
hanya 2x/minggu, anak tidak menyukai sayuran dan buah. Sebelum sakit anak
mengkonsumsi mie instan 3x/minggu, anak menyukai makanan jajanan pedas
seperti seblak, basreng (baso goreng) dengan taburan cabe kering,
mengkonsumsi minuman teh kemasan hampir setiap hari 1 cup/hari. Ketika di RS
asupan makan bubur hanya 5 sdm, telur rebus ½ butir, sayur tahu ½ porsi,
pisang ½ buah persetiap kali makan, mual (+), dan nyeri di bagian perut.

Hasil Diagnosa dokter yaitu Bronkopneumonia + TB Paru + Demam Tifoid


+ KEP III + Anemia ec Defisiensi Gizi dd Defisiensi Fe, hasil pemeriksaan
laboratorium : Hb 8,8 g/dl, leukosit 15.000/µl, trombosit 104.000/µl, Ig G covid
non reaktif, Ig M covid non reaktif, Anti s Typhi – H 1/320, Anti s Typhi – O 1/80.
Pemeriksaan Fisik suhu 38°C, nadi 92x/menit, respirasi 28x/menit, , hasil
pemeriksaan Ro Thorax yaitu susp bronkopneumonia dan hasil test mantoux 10
mm.

1.2 Patofisiologi Penyakit

 Bronkupneumonia

Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang


disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing (Hidayat, 2008).
Suhu tubuh meningkat sampai 39-40oC dan dapat disertai kejang karena
demam yang sangat tinggi. Anak yang mengalami bronkopneumonia sangat
gelisah, dipsnea, pernafasan cepat, dan dangkal disertai pernapasan cuping
hidung, serta sianosis disekitar hidung dan mulut, merintih dan sianosis
(Riyadi & Sukarmin, 2009). Bakteri yang masuk ke paru-paru menuju ke
bronkioli dan alveoli melalui saluran napas yang menimbulkan reaksi
peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein dalam

4
alveoli dan jaringan interstitial (Riyadi & Sukarmin, 2009). Alveoli dan septa
menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit dan fibrin serta
relative sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar. Apabila
proses konsolidasi tidak dapat berlangsung dengan baik maka setelah
edema dan terdapatnya eksudat pada alveolus maka membran dari alveolus
akan mengalami kerusakan. Perubahan tersebut akan berdampak pada pada
penurunan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah. Sehingga berakibat pada
hipoksia dan kerja jantung meningkat akibat saturasi oksigen yang menurun
dan hiperkapnia. Penurunan itu yang secara klinis menyebabkan penderita
mengalami pucat sampai sianosis.

 TB Paru
Individu terinfeksi melalui droplet nuclei dari pasien TB paru ketika pasien
batuk, bersin, tertawa. Droplet nuclei ini mengandung basil TB dan ukurannya
kurang dari 5 mikron dan akan melayang-layang di udara. Droplet nuclei ini
mengandung basil TB.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka
dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular.
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TB paru ini akan
berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh
sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di
sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TB paru akan menjadi dormant
(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai
tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit
(neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri; limpospesifik-tubercolosis
melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini
mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli, menyebabkan
bronkopneumonia dan infeksi awal terjadi dalam 2-10 minggu setelah
pemajanan.
Massa jaringan paru yang disebut granulomas merupakan gumpalan basil
yang masih hidup. Granulomas diubah menjadi massa jaringan jaringan
fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut tuberkel ghon dan
menajdi nekrotik membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami
klasifikasi, membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa
perkembangan penyakit aktif. Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu
dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon yang
inadekuat dari respon system imun. Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi
ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini, tuberkel ghon memecah
melepaskan bahan seperti keju dalam bronki. Bakteri kemudian menjadi
tersebar di udara, mengakibatkan penyebaran penyakit lebih jauh. Tuberkel
yang menyerah menyembuh membentuk jaringan parut. Paru yang terinfeksi
menjadi lebih membengkak, menyebabkan terjadinya bronkopneumonia lebih
lanjut (Darliana, Tanpa Tahun)

5
BAB II
HASIL SKRINING GIZI

2.1 Alat skrining yang digunakan

SKRINING GIZI AWAL DENGAN STRONGKIDS

No Parameter Skor
1 Apakah pasien tampak kurus?
a. Tidak 0
b. Ya 1

2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama


satu bulan terakhir?(berdasarkan penilaian
objektif data BB bila ada/penilaian subjektif dari
orang tua atau untuk bayi < 1 tahun BB tidak
naik selama 3 bulan terakhir? 0
a. Tidak 1
b. Ya

3 Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?


- Diare (≥ 5 kali/hari) dan atau muntah (>3
kali/hari)
- Asupan makan berkurang selama 1 minggu 0
terakhir 1
a. Tidak
b. Ya

4 Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang


mengakibatkan pasien berisiko mengalami
malnutrisi? 0
a. Tidak 2
b. Ya

Bila total skor 5 (Risiko Tinggi) 5

2.2 Simpulan Skrining


Beradasarkan hasil skrining didapatkan bahwa pasien beresiko tinggi mengalami
malnutrisi.

6
BAB III
ASUHAN GIZI DENGAN PAGT

3.1 ASESMEN GIZI


Tabel 3.1 Asesmen Gizi

Comparative
Assesment Interpretasi
Standard
1. Client History (CH)
CH.1.1. Data Personal
CH.1.1.1 Umur: 11 tahun 9 bulan Kriteria usia
menurut WHO, Usia : Anak - anak
2017:
- 0-17 tahun :
CH.1.1.2 Jenis Kelamin: laki-laki Anak –anak

CH.1.1.9 Peran dalam keluarga: anak


pertama dari 3 bersaudara
CH.2. Riwayat medis / kesehatan Pasien/ klien/ keluarga
CH.2.1.1 Keluhan pasien :
 Diagnosa Medis :
Bronkopneumonia + TB Paru +
Demam Tifoid + KEP III +
Anemia ec Defisiensi Gizi dd
Defisiensi Fe

 Keluhan Pasien : keluhan


utama panas, lemas dan batuk.
Kurang lebih 3 minggu SMRS
anak panas naik turun disertai
batuk dan sesak, serta nafsu
makan menurun

 Anak tidak ada riwayat kontak


dengan pasien positif covid-19.

 Orang tua tidak mengetahui


apakah anak mempunyai
riwayat kontak dengan keluarga
yang memiliki TB

7
CH.3. Riwayat social
CH.3.1.6 Pekerjaan/kesibukan : Status ekonomi :
menengah
 pelajar SD mempunyai Ibu seorang
kebawah
ibu rumah tangga, dan ayah
seorang buruh pabrik
2. Riwayat terkait gizi dan makanan (Riwayat Gizi) (FH)
FH.1.1 Asupan Energi Total : 502,3 Estimasi Asupan energi
kkal kebutuhan sehari
mencapai 32,3%
E : 1554 kkal

FH.1.2.2.3 Pola makan/Snack :


 Pola makan SMRS, sehari 2 kali
makan dengan nasi 1 centong,
telur ayam 1 butir 3-4x/minggu,
ayam 1 potong 2x/minggu, tahu
hanya 2x/minggu,
 Sebelum sakit anak
mengkonsumsi mie instan
3x/minggu.
 Ketika di RS asupan makan bubur
hanya 5 sdm, telur rebus ½ butir,
sayur tahu ½ porsi, pisang ½ buah
persetiap kali makan.

FH.1.5.1 Asupan lemak : 27,8 g Kebutuhan Lemak Asupan lemak


= 51,8 g mencapai 51,8%
FH.1.5.3 Asupan Protein : 31,7 g Kebutuhan Protein Asupan protein
= 58,2 g mencapai 54,4%
FH.1.5.5 Asupan Karbohdirat : 55,9 g Kebutuhan KH = Asupan karbohidrat
213,7 g mencapai 26%

FH.4.Pengetahuan/Kepercayaan/ Sikap

FH.4.2.12 Kesukaan makanan : Pemilihan masih


 Anak menyukai makanan jajanan kurang baik karna
pedas seperti seblak, basreng pemilihan makanan
(baso goreng) dengan taburan cabe pedas.
kering, mengkonsumsi minuman teh
kemasan hampir setiap hari 1
cup/hari..
 Anak tidak menyukai sayuran dan
buah
3. Antropometri (AD)

8
AD.1.1.1 Tinggi Badan : 147 cm Kategori IMT/U
AD.1.1.2 Berat Badan : 22 kg anak usia 5-18  Penurunan BB
AD.1.1.4 Penurunan BB : berat badan tahun (PMK sebanyak 2 kg
2 bulan yang lalu 24 kg Tahun 2020) (8,3%) dalam 2
AD.1.1.5 IMT : 10,18 - Gizi Buruk : <- bulan terakhir
3SD  Status Gizi :
Nilai Z Score
- Gizi Kurang : Gizi Buruk
IMT/U = -4,25 SD -3SD sd <-2SD
- Gizi Baik :
-2SD sd +1SD
- Gizi Lebih :
+1SD sd +2SD

Obesitas >+2SD
4. Data biokinia, tes medis dan prosedur (BD)
BD.1.10. Profil Anemia Gizi
Hb 8,8 g/dl Hb Normal Laki- Hb Rendah
laki:
(Anemia)
13,2 - 17,3 g/dl
Leukosit 15.000/µl Leukosit Normal:
3.800 – 10.600/µl Leukosit Tinggi
Trombosit 104.000/µl Trombosit Normal :
150.000 - 440.000/ Trombosit Rendah
mm³
Ig G covid non reaktif,
Ig M covid non reaktif
Anti s Typhi – H 1/320

Anti s Typhi – O 1/80

Hasil pemeriksaan Ro Thorax : susp


bronkopneumonia
Hasil test mantoux 10 mm. Diameter ≥10 mm Positif TB Paru
= Positif
5. Nutrition Focused Physical Findings (PD)
PD 1.1.1. Penampilan Keselurahan :
 Mual (+), dan nyeri di bagian
perut.
PD.1.1.12. Tanda-tanda vital Suhu Tubuh
 Suhu 38°C normal: Tinggi (Demam)
 Nadi 92x/menit 36’C- 37,5’C Normal
 Respirasi 28x/menit Nadi normal: 60- Cepat (Takipnea)

9
100x/ menit
Respirasi normal:
16-20x/menit

COMPARATIVE STANDAR
CS. Estimasi kebutuhan energi Rumus schofiled
1
REE = (17,5 x BB (kg)) + 651
= (71,5 x 22) + 651
= 1035
TEE = REE X IF (aktivitas faktor )
1035 x 1,5
=1554 kkal

CS. 1. Estimasi kebutuhan


2 lemak Lemak =30% 1554/ 9 = 51,8 gr

2. Estimasi kebutuhan
protein Protein = 15% x 1554/4 = 58,2 gr

3. Estimasi kebutuhan Karbohidrat = 55% x 1554/4 = 213,7


karbohidrat gr

3.2 PENYUSUNAN DIAGNOSIS GIZI


Tabel 2. Penelusuran Diagnosis Gizi

PROBLEM ETOLOGI SIGN/SYMPTOMPS


DOMAIN INTAKE (NI)
NI.2.1. Penurunan kemampuan untuk Asupan energi mencapai 32,3%
Asupan lemak mencapai 51,8%
Asupan oral mengonsumsi makanan dalam
Asupan protein mencapai
inadekuat jumlah yang cukup karena 54,4% Asupan karbohidrat
mencapai 26%
keadaan fisiologis yang
menyebabkan peningkatan
kebutuhan gizi (TB Paru dan
KEP III)
DOMAIN KLINIS (NC)
NC.4.1. Kurang asupan energi protein, Status Gizi Buruk (IMT <-3SD)
Malnutrisi serta adanya penyakit infeksi dan Penurunan BB yang tidak
kronis diharapkan sebanyak 2 kg
(8,3%) dalam 2 bulan terakhir

10
DOMAIN BEHAVIOUR (NB)
NB.1.7 Kurang terpapar informasi Senang mengkonsumsi
Pemilihan yang akurat terkait gizi makanan kemasan (mie instan)
makan yang sebelumnya. 3x/minggu, jajanan dengan
salah bumbu pedas, minuman teh
kemasaan 1 cup/hari.

b. Pernyataan Diagnosis GIZI “PES Statement”

Diagnosis gizi dituliskan dengan menggunakaan


Pernyataan PES (PES Statement):
Domain Asupan(NI) :
NI.2.1. Asupan oral inadekuat berkaitan dengan Penurunan
kemampuan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup
karena keadaan fisiologis yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan gizi (TB Paru dan KEP III) ditandai dengan Asupan energi
32,3%, Asupan lemak mencapai 51,8% Asupan protein mencapai
54,4% Asupan karbohidrat mencapai 26%

Domain Klinis(NC) :

NC.4.1. Malnutrisi berkaitan dengan Kurang asupan energi protein,


serta adanya penyakit infeksi kronis ditandai dengan Status Gizi
Buruk (IMT <-3SD) dan Penurunan BB yang tidak diharapkan
sebanyak 2 kg (8,3%) dalam 2 bulan terakhir

Domain Behaviour
NB.1.7 Pemilihan makan yang salah berkaitan dengan Kurang
terpapar informasi yang akurat terkait gizi sebelumnya.yang ditandai
dengan Senang mengkonsumsi makanan kemasan (mie instan)
3x/minggu, jajanan dengan bumbu pedas, minuman teh kemasaan 1
cup/hari.

3.3 PERENCANAAN INTERVENSI GIZI

1) Penyediaan Makanan dan atau Zat Gizi (ND), terdiri dari


Rekomendasi pemberian
Tujuan Intervensi Preskripsi diet
makanan dan zat gizi
 Jenis diet: Diet TKTP 1. Energi=1554 kkal

11
1. Memenuhi kebutuhan  Pemberian makan dan zat 2. Protein = 58,2 gr
energi dan protein gizi: 3. Lemak = 51,8 gr
yang meningkat untuk 1. Energi tinggi diperoleh 4. Karbohidrat =
mencegah dan berdasarkan dengan BB, 213,7 gr
TB, usia dan aktivitas fisik
mengurangi kerusakan 2. Karbohidrat 50-60% dari 5. Vitamin dan
jaringan tubuh. TE (KH kompleks, cukup mineral diberikan
serat)
2. Mencapai status gizi 3. Protein tinggi atau 10 -15% cukup sesuai AKG
yang optimal. dari TE (diutamakan nilai 6. Serat = 28 gram
biologi tinggi)
3. Membantu mencapai 4. Lemak cukup 25-30% dari 7. Air = 1850 ml
berat badan normal TE, PUFA (dianjurkan 8. Bentuk makanan :
Poliunsaturated Fatty Acid /
secara bertahap Asam Lemak tidak jenuh Lunak
4. Meningkatkan ganda) 9. Frekuensi makan :
5. Mikronutrien yang perlu
pengetahuan terkait diperhatikan yaitu vitamin C 5 kali pemberian (3
makanan dan gizi. harus lebih tinggi dari akg, kali makanan
vitamin A, vitamin D,
vitamin B6, zinc, besi, dan utama, 2 kali
selenium. snack) + makanan
6. Makanan mudah cerna,
porsi kecil padat zat gizi enteral
tapi sering 10. Rute pemberian :
7. Cairan cukup minimal 1850
ml perhari (Anak laki-laki Oral
usia 11 tahun, AKG 2019)
8. Hindari memberikan
makanan yang bergas
seperti kubis, durian,
nanas, Nangka, lobak dll.
9. Hindari memberikan
makanan berlemak apabila
ada mual/muntah
10. Dan perhatikan jadwal
pemberian obat agar tidak
terjadi interaksi obat dan
makanan yang dapat
merugikan.
11. Asupan serat perlu dibatasi
dikarenakan adanya tifus

Mikronutrien:

Vitamin A : 600 RE Zn : 8 mg
Vitamin B1 : 1,1 mg Fe : 8 mg
Vitamin B2 : 1,3 mg Ca : 1200 mg
Vitamin B3 : 12 mg Se : 22 mcg

12
Vitamin C : 50 mg Fosfor : 1250 mg
Vitamin D : 15 mcg K : 3900 mg

 STANDAR MAKAN SEHARI

Karbohidrat Protein Lemak


Bahan Makanan Penukar Penukar Kalori
(gram) (gram) (gram)

I Sumber Karbohidrat 4 160 16 0 700


II Sumber Protein Hewani 5 0 35 25 375

III Sumber Protein Nabati 1 1/2 10.5 7.5 4.5 112.5

IV  Sayuran 2 10 2 0 50

V Buah-buahan 3 36 0 0 150
VI Susu
 VII Minyak 4 0 0 20 200
  Lemak Jenuh   0 0 0 0
VII
  - - - -
I Makanan Tanpa Kalori
TOTAL 216.5 60.5 49.5 1587.5
KEBUTUHAN 213.7 58.2 51.8 1554
PERSENTASE 101.31% 103.95% 95.56% 102.16%

13
 Menu makan sehari (3 har yaitu menu hari 1-3i) RSUD Kota Bandung
PAGI SNACK SIANG SNACK SORE
NB / NT / BB / BS bakpau ayam NB / NT / BB/ BS bolu gulung coklat NB / NT / BB/ BS
TELUR CEPLOK BB KECAP GADON DAGING SAPI ( NB / NT / BB/ BS ) KRECEK AYAM
OPOR TAHU TEMPE BB KUNING ( NB / NT / BB) GADON AYAM ( BS )
HARI KE 1 TUMUS BUNCIS + SOUN PEPES TAHU ( BS ) TAHU LAPIS PANIR
SUP SAYURAN OPOR TAHU ( BS )
BISTIK IKAN daging masak pandan
APEL MERAH SAYUR MANIS
PIR KUNING

PAGI SNACK SIANG SNACK SORE


NB / NT / BB/ BS bolu gulung NB / NT / BB/ BS - NB / NT / BB/ BS
Bistik telur Acar ikan Fuyunghai
Tahu pepes Bistik telur ( BS ) Pepes telur
HARI KE 2
Sayur wortel + tauge Tempe lapis tepung Mie shotel
Tahu pepes ( BS ) stup sayuran
kacang panjang wortel
pisang ambon

PAGI SNACK SIANG SNACK SORE


NB / BB / NT / BS cake marmer NB / NT / BB/ BS - NB / NT / BB/ BS
Rolade daging Ayam gr tepung Pindang telur
HARI KE 3 Bacem tempe Gadon ayam ( BS ) Perkedel kentang
Tumis labu siam + wortel Terik tahu Pepes tahu ( BS )
Sup jabutel Cap cay
pepaya

14
2) Edukasi Gizi (E) dan konseling Gizi (tanggal, tempat,
sasaran, tujuan, materi dll)
1) Hari dan tanggal : Senin, 10 Februari 2021
2) Tempat : Ruang Sakura (ruang anak)
kamar 313 bed 1
3) Waktu : 10 menit
4) Sasaran konseling : Pasien dan keluarga pasien
5) Tujuan : Pasien dan keluarga pasien
dapat memberikan diet yang sesuai dengan kondisi
pasien
6) Diet yang diberikan : Diet tinggi energi dan tinggi
protein (TETP)
7) Media konseling : Leaflet dan daftar penukar
makanan untuk informasi jenis makanan dan besar porsi
makanan.
8) Materi :

 Memberikan pengetahuan tentang penyakit yang diderita


pasien serta pemahaman mengenai bronkonneumonia, TB
paru dan KEP pada pasien dan keluarga.
 Memberikan pengetahuan makanan yang bergizi seimbang
kepada pasien sesuai diet yang tengah dijalani.
 Memberikan pengetahuan tentang prinsip dan tujuan diet
tinggi energi dan tinggi protein kepada pasien dan keluarga
 Memberikan motivasi dan informasi mengenai kesehatan
pasien dan keluarga.
 Memberikan pengetahuan makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan bagi pasien kepada keluarga dan pasien
Bahan makanan yang tidak dianjurkan
Bahan makanan yang mengandung gas seperti lobak, nanas,
durian, Nangka, kubis dan lain-lainnya.

15
3) Koordinasi Asuhan Gizi (RC)
Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memantau
perkembangan kondisi pasien dan bisa diberikan asuhan gizi yang tepat
dalam pemulihan penyakit bronkonnoeumoniaTB paru serta membantu
mencapai status gizi yang optimal

3.5 MONITORING DAN EVALUASI GIZI

Monitoring asupan makan


 Asupan makan pasien pada diet hari ke-1 : Kh ½ , protein hewani ½ ,
protein nabati ¾ , sayur ½ dan buah ¾

Daya terima Karbohidrat = ½ x 4 = 2 penukar


Daya terima Protein hewani = ½ x 5 = 2 ½ penukar
Daya terima Protein nabati = ½ x 1 ½ = ¾ penukar
Daya terima sayur = ¼ x 2 = ½ penukar
Buah-buahan = ¾ x 3 = 2 ¼ penukar
Minyak = ½ x 3 = 3 penukar
Didapatkan :
Karbohidra Protei
Penuka Lemak
Bahan Makanan Penukar t n Kalori
r
(gram) (gram) (gram)

I Sumber Karbohidrat 2 80 8 0 350


Sumber Protein
2 1/4 0 15.75 11.25 168.75
  Hewani
Sumber Protein
3/4 5.25 3.75 2.25 56.25
III Nabati
IV Sayuran 1/2 2.5 0.5 0 12.5

V Buah-buahan 2 1/4 27 0 0 112.5

VI Susu   0 0 0 0
VII Minyak 3 0 0 15 150
VII
  - - - -
I Makanan Tanpa Kalori
TOTAL 114.75 28 28.5 850
KEBUTUHAN 213.7 58.2 51.8 1554
48.11 55.02 54.70
PERSENTASE 53.70% % % %

 Asupan makan pasien pada diet hari ke-2 : Kh ¼ , protein hewani ¼ ,


protein nabati ¾ , sayur ¼ dan buah ¾

16
Daya terima Karbohidrat = ¼ x 4 = 1 penukar
Daya terima Protein hewani = ¼ x 5 = 1 ¼ penukar
Daya terima Protein nabati = ¼ x 1 ½ = 3/8 penukar
Daya terima sayur = ¼ x 2 = ½ penukar
Buah-buahan = ¾ x 3 = 2 ¼ penukar
Minyak = ¾ x 4 = 3 penukar
Didapatkan :

Protei
Penuka Karbohidrat Lemak
Bahan Makanan Penukar n Kalori
r
(gram) (gram) (gram)

I Sumber Karbohidrat 1 40 4 0 175


Sumber Protein
1 1/4 0 8.75 6.25 93.75
  Hewani
Sumber Protein
3/8 2.625 1.875 1.125 28.125
III Nabati
IV Sayuran 1/2 2.5 0.5 0 12.5

V Buah-buahan 2 1/4 27 0 0 112.5

VI Susu   0 0 0 0
VII Minyak 1 0 0 5 50
VII Makanan Tanpa
  - - - -
I Kalori
15.12 12.37 471.87
72.125
TOTAL 5 5 5
KEBUTUHAN 213.7 58.2 51.8 1554
25.99 23.89
PERSENTASE 33.75% % % 30.37%

 Asupan makan pasien pada diet hari ke-3 : Kh ¼, protein hewani ¾ ,


protein nabati ¾, sayur ½ , dan buah 1 (habis)

Daya terima Karbohidrat = ¾ x 4 = 3 penukar


Daya terima Protein hewani = ¾ x 5 = 3 ¾ penukar
Daya terima Protein nabati = ¾ x 1.5= 1 1/8 penukar
Daya terima sayur = ½ x 2 = 1 penukar
Buah-buahan = 1 x 4 = 4 penukar
Minyak = ¾ x 4 = 3 penukar
Didapatkan :

Karbohidra
Protein Lemak
Bahan Makanan Penukar Penukar t Kalori
(gram) (gram) (gram)

I Sumber Karbohidrat 3 120 12 0 525


  Sumber Protein Hewani 3 3/4 0 26.25 18.75 281.25

III Sumber Protein Nabati 1 1/8 7.875 5.625 3.375 84.375

17
IV Sayuran 1 5 1 0 25

V Buah-buahan 3 36 0 0 150

VI Susu   0 0 0 0
VII Minyak 3 0 0 15 150
VII
  - - - -
I Makanan Tanpa Kalori
TOTAL 168.875 44.875 37.125 1215.625
KEBUTUHAN 213.7 58.2 51.8 1554
71.67
PERSENTASE 79.02% 77.10% % 78.23%

ASUPAN MAKAN PASIEN


90.00%

80.00%

70.00%

60.00%
DAYA TERIMA

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
KH PROTEIN LEMAK ENERGI

18
TABEL EVALUASI
Tabel 3. Dokumentasi Rencana Monev
Evalua Pelaks H H H
Indikator anaan Target a a a
si
(waktu E= r 521.875r Energi =r
818,75 (78,23%
gr (30,37% )
Setiap
Metode Mencapai 80% dari (54,70% )
Asupan Oral kali
Comstock kebutuhan )
makan

- - -
Berat badan
mencapai status
gizi normal
PenimbanSetiap
Antropometri Kurang lebih 14 kg
gan bb hari
dalam waktu 7
bulan untuk
mencapai 36 kg.

- - -
Pengetahuan
terkait Detiap Orang tua pasien
makanan dan Konseling dilakukan dapat menyebutkan
zat gizi dan daya konseling Kembali jenis
jawab (re- makanan yang
(orangtua
edukasi) dianjurkan dan tdk.
dan pasien)

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Membahas hasil kegiatan asuhan gizi pada kasus, dari implementasi


asuhan gizi sampai dengan hasil monitoring dan evaluasi gizi.
Pembahasan menggunakan/refensi kepustaan

Seorang anak laki - laki IS berusia 11 tahun 9 bulan dengan


diagnosis Bronkopneumonia + TB Paru + Demam Tifoid + KEP III +
Anemia ec Defisiensi Gizi dd Defisiensi F, mengalami panas, lemas dan
batuk. Kurang lebih 3 minggu SMRS anak panas naik turun disertai batuk
dan sesak, nafsu makan menurun, dan berat badan mengalami
penurunan 2 bulan terakhir, berat badan 2 bulan yang lalu 24 kg.

Terapi diet yang diberikan adalah diet tinggi energi tinggi protein
(TETP). Tujuan diet ini adalah untuk mengatasi masalah dan risiko
malnutrisi pada pasien akibat kekurangan energi dan protein karena
kebutuhan yang meningkat sebagai dampak dari peningkatan stress
metabolik, penurunan daya tahan tubuh, faktor penyakit, inflamasi, gagal
tumbuh pada anak, dan sebagainya. Perhitungan kebutuhan pasien
menggunakan rumus schofield didapatkan kebutuhan energi pasien
sebesar 1.554 kkal, protein 58,2 gr, lemak 51,8 gr, dan karbohidrat 213,7
gr.

Perencanaan pemeberian makan pada hari ke-1 sampai hari ke-3


diberikan makanan dalam bentuk mudah cerna (makanan lunak)
sebanyak 3x makan utama dan 2x snack dengan jumlah kalori 80% dari
kebutuhan pasien. Pemberikan makan dalam bentuk makanan lunak ini
dikarenakan adanya peningkatan suhu tubuh pasien dan jumlah kalori
yang diberikan 80% dikarenakan tidak nafsu makan, hasil recall pasien
menunjukan bahwa pasien belum bisa menghabiskan makanan yang
telah diberikan di RS.

Memberikan edukasi dan melakukan konseling gizi kepada pasien


dan keluarga dengan memberikan pemahaman terkait penyakit yang
diderita pasien yaitu mengenai bronkonneumonia, TB paru dan KEP. Dan
menjelaskan tujuan dari prinsip pemberian diet tinggi energi tinggi protein
serta menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Memberikan edukasi dan konseling gizi pada pasien dan keluarga
merupakan hal yang harus dilakukan agar dapat merubah
perilaku/kebiasaan makan menjadi lebih baiik

20
Selanjutnya dilakukan monitoring evaluasi daya terima makanan
pada pasien yang dilakukan selama 3 hari, berdasarkan metode
Comstock didapatkan rata-rata makanan yang dikonsumsi pada hari ke-1
yaitu Kh ½ , protein hewani ½ , protein nabati ¾ , sayur ½ dan buah ¾.
Namaun pada hari ke-2 terjadi penurunan daya terima asupan dimana
rata-ratanya yaitu Kh ¼ , protein hewani ¼ , protein nabati ¾ , sayur ¼
dan buah ¾. Maka dari itu untuk meningkatkan daya terima/asupan
makan pasien di hari ke 3 dilakukan dengan memodifikasi pemberian
makan dalam porsi kecil dan frekuensi sering dengan penambahan
makanan enteral dan didapatkan rata-rata asupan hari ke-3 yaitu Kh ¼,
protein hewani ¾ , protein nabati ¾, sayur ½ , dan buah 1 (habis) dan
makanan enteral habis (100%). Makanan enteral disini berupa F125 1cc=
1 kalori yang diberikan 3 x 150cc sehari.

Monitoring pengetahuan terkait gizi pasien dan keluarga pasien


yaitu dengan menanyakan Kembali atau meminta pasien/ keluarga
menyebutkan Kembali tentang s makanan apa saja yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan sesaui dengan prinsip diet tinggi energi tinggi protein dan
bagaimana makanan yang bergizi seimbang untuk pasien. sebelum
pasien pulang dilakukan edukasi dan konseling dengan menggunakan
lealflet yang memuat informasi seputar kebutuhan energi pasien, dan
daftar bahan penukar untuk pasien agar pasien dan keluarga tetap dapat
menerapakan diet saat dirumah atau ahli gizi rumah sakit memberikan
surat rujukan untuk diberikan kepada ahli gizi puskesmas yang berada di
wilayah tempat tinggal pasien agar keadaan pasien tetap dapat terkontol
oleh ahli gizi.

21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Seorang anak laki - laki IS berusia 11 tahun 9 bulan dengan
diagnosis Bronkopneumonia + TB Paru + Demam Tifoid + KEP III
+ Anemia ec Defisiensi Gizi dd Defisiensi F, mengalami panas,
lemas dan batuk. Kurang lebih 3 minggu SMRS anak panas naik
turun disertai batuk dan sesak, nafsu makan menurun, dan berat
badan mengalami penurunan 2 bulan terakhir, berat badan 2
bulan yang lalu 24 kg. Dari hasil pengkajian Riwayat makanan
dengan recall 1x24 jam E : 502,3 kkal (32,3%) , protein: 31,7 g
(54,4%), lemak : 27,8 g (51,8%), karbohidrat= 55,9 g (26%).
2. Perencanaan intervensi dilakukan 3 hari diberikan makanan
dalam bentuk mudah cerna (makanan lunak) sebanyak 3x makan
utama dan 2x snack. Bentuk makanan lunak ini diberikan karena
kondisi pasien yang demam dengan suhu tubuh 38ºC.dan pada
hari ke-2 terjadi penurunan daya terima pasien maka pada hari
ke-3 dilakukan dengan memodifikasi pemberian makan dalam
porsi kecil dengan frekuensi sering dengan penambahan
makanan enteral.
3. Hasil intervensi yang dilakukan selama 3 hari , asupan
makan pasien semakin meningkat.
B. Saran
Diharapkan pada orang tua pasien dapat memperhatikan dalam hal
pemilihan makanan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh
anaknya agar kebutuhan zat gizi anaknya dapat terpenuhi dengan
baik seperti menetapkan perilaku makan makanan bergizi seimbang
serta mengurangi jajan makanan/snack diluar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Ashra dan Rina, 2017. Perbandingan Penilaian Status Nutrisi


Menggunakan MST (Malnutrition Screening Tool) dan SGA
(SubjectiveGlobal Assessment) Dalam Menilai Status Nutrisi
Terhadap Kejadian Luka Tekan Pada Pasien Di Ruang Intensive
Care Unit (ICU) RSUD Achmad Mochtar. Jurnal Kesehatan Prima
Nusantara, 8(2).

Fitri dkk, 2015. Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Bahan Makanan


Berdasarkan Status Gizi Pada Pasien Rawat Jalan. JSIKA, 4(1),
pp. 24-30.
Kemenkes RI, 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
Nuraini dkk, 2017. Dietetika Penyakit Infeksi. Kemenkes RI.
Suratman Abdillah Fajar, A., 2019. Handbook Cagi Azura. III ed.
Suryani, dkk, 2018. Dietetika Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan RI.

23

Anda mungkin juga menyukai