Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Fitria Magfiroh 1810711055
Nurul Septianti 1810711060
Angel Sri Y 1810711062
Afdila 1810711063
Zahra Amanda Nurhaliza 1810711092
Annisa Nabilla 1810711098
Karina Oktaviyadi 1810711101
Niken Dwi Permata Sari 1810711104
Nur Sari Dewi 1810711105
2. Tujuan pengrekutan
Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan
orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja
secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Meskipun
tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks,
memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka peluang
untuk melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat.Kesalahan dalam
memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi.
Hal tersebut bukan saja karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita
waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu
jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja
pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya.
Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki beberapa tujuan,
antara lain sebagai berikut:
Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap
calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
Tujuan pascapengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang
merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan
perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang gagal
mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi atau perusahaan.
3. Pengrekrutan keperawatan
Sebagai langkah awal yang sangat menentukan bagi tersedianya staf
keperawatan yang berkualitas adalah dilakukannya proses rekrutmen dan seleksi bagi
perawat.
Tidaklah mudah mendapatkan tenaga keperawatan yang profesional bagi
rumah sakit. Untuk melakukan proses rekrutmen dan seleksi ini diperlukan,
kecermatan, agar tenaga keperawatan yang diterima dapat memenuhi kualifikasi
perawat standar yang ditetapkan agar dapat melakukan tugas sesuai standar rumah
sakit.
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik perawat
untuk dipekerjakan. Rekrutmen bertujuaan untuk mendapat persediaan calon perawat
sehingga rumah sakit mempunyai kesempatan lebih besar untuk melakukan pilihan
terhadap calon perawat yang dianggap memenuhi standar kualifikasi.
Oleh karena itulah, rekrutmen sebagai salah satu kegiatan manajemen
sumber daya manusia tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan deskripsi dan
spesifikasi pekerjaan atau jabataan sebagai hasiil analisis pekerjaan atau jabatan
yang memberikan gambaran tentang tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan.
Sebelum melakukan rekrutmen, perlu dilakukan sistem perencanaan sumber
daya manusia yang meliputi perkiraan, permintaan, dan suplay tenaga kerja.
Kegiatan perencanaan sumber daya manusia terdiri atas empat kegiatan, yaitu ;
a) Inventarisasi persediaan sumber daya manusia, dengan cara menelaah dan
menilai sumber daya manusia yang ada atau yang tersedia saat ini (jumlah,
kemampuan, keterampilan, dan potensi pengembangaan) serta menganalisis
penggunaan sember daya manusia.
b) Perkiraan sumber daya manusia dengan cara melakukaan prediksi atau taksiran
kebutuhan (permintaan) dan tawaran (suplay) sumber daya manusia dalam waktu
akan datang, baik kuantitas maupun kualitasnya
c) Penyusunan rencana sumber daya manusia dengan cara memadukan kebutuhan
(permintaan) dengan penawaran (suplay) sumber daya manusia melalui
rekrutmen (penarikan, seleksi, pelatihan, penempatan, pemindahan, promosi, dan
pengembangan
d) Monitoring dan evaluasi , untuk memberikaan umpan balik terhadap pencapaian
tujuan sasaran perencanaan sumber daya manusia perlu disusun rencana
monitoring dan evaluasi serta indikatornya.
Adapun proses rekrutmen dan seleksi di rumah sakit dimulai dari masuknyaa
lamaran kemudian dilakukan seleksi administrasi, yaitu dilihat kelengkapan berkas-
berkas dan dipilih sesuai kriteria yang diinginkan oleh pihak rumah sakit.
Uji tulis terdiri dari uji psikotes, dimana pada uji ini diberi soal tulisan yang
harus dijawab oleh pelamar yang akan menjawab mengenai kepribadian dan karakter
individu pelamar, dan uji profesi, dimana uji ini terdapat soal mengenai pengetahuan
umum dan akan menjawab tingkatan kemampuan pelamar sesuai dengan profesi
mereka masing-masing misalnya perawat atau bidan.
Tahapan akhir adalah tahapan uji praktek dimana pelamar akan diuji
keterampilan dasar yang dihadapkaan langsung pada pasien yang akan diuji pada
profesi masing-masing.
Setelah semua tahapan uji tersebut dilalui maka pihak rumah sakit akan
mengumumkan siapa saja yang lulus, akan melakukan tes kesehatan. Yang telah
dipilih akan dipekerjakan dan akan melalui tahapan awal seperti pembinaan yang
memaparkan visi, misi, gambaran profil rumah sakit.
4. Strategi Perekrutan
Strategi rekrutmen yang tepat dibutuhkan dalam pengelolaan sumber daya
manusia dalam rangka untuk mendapatkan sumber daya manusia yang sesuai dan
berkualitas. Kekeliruan dalam penentuan strategi perekrutan menimbulkan dampak
negatif yang berimbas pada aktifitas fungsi sumber daya manusia. Prinsip the right
man on the right job menjadi basis dalam penempatan sumber daya manusia.
Rekrutmen bisa berasal dari dalam (internal) ataupun luar (eksternal), antara lain :
a. Rekrutmen Internal
Mengisi posisi yang lowong dengan calon dari dalam memiliki banyak
keuntungan. Pertama, sebenarnya tidak ada penggantian untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan seorang calon. Karenanya seringkali lebih aman untuk
mempromosikan karyawan dari dalam. Calon dari jalan juga mungkin lebih
berkomitmen kepada perusahaan kandidat dari dalam juga membutuhkan lebih
sedikit prientasi dan pelatihan dari pada kandidat dari luar (Dessler,2003:111).
Sumber-sumber internal meliputi karyawan yang ada sekarang yang dapat
dicalonkan untuk dipromosikan, dipindah tugaskan atau diretasi tugasnya,serta
mantan karyawan yang bisa dikaryakan dipanggil kembali (Schuer & jackson,
1996:232)
Untuk melakukan rekrutmen internal kegiatan yang populer dan banyak
digunakan diantaranya adalah :
1) Rencana Suksesi
Rekrutmen ini merupakan kegiatan yang difokuskan pada usaha
mempersiapkan pekerja untuk mengisi posisi-posisi eksekutif.program yang
sangat strategis bagi sebuah organisasi/perusahaan, ini pada umumnya
diselenggarakan secara in- formal. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi para
pekerja untuk mendapatkan yang memiliki potensi tinggi dalam bidang
bisnis.Pekerja itu diberi kesempatan memperoleh kesempatan setingkat
eksekutif, baik sebagai pelatihan atau me- lalui pengalaman langsung yang
berdampak untuk pengembangan karier,maupun untuk menguji
kemampuannya sebelum menempati posisi penting di lingkungan
organisasi/perusahaan.
2) Penawaran terbuka untuk satu jabatan
Rekrutmen terbuka ini merupakan sistem mencari pekerja yang
berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong,dengan memberikan
kesempatan pada semua pekerja yang berminat.Semua pekerja yang berminat
untuk mengisi jabatan untuk menyampaikan permohonan untuk mengikut
iseleksi intrnal. Cara ini baik untuk mengisi kekosongan eksekutif tingkat
bawah, guna menghindari penempatan yang bersifat subyektif.
3) Perbantuan pekerja
Rekrutmen internal dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk
suatu jabatan dari unit kerja lain (pekerja yang ada). Kemudian setelah selang
be- berapa waktu lamanya apabila pekerja yang diperbantukan merupakan
calon yang cocok/tepat dan sukses, maka dapat diangkat untuk mengisi
jabatan yang kosong tersebut. Perbantuan pekerja ini merupakan sumber
tenaga kerja yang penting untuk semua tingkatan jabatan, karena merupakan
pekerja yang sudah mengenal organisasi/perusahaan tempatnya bekerja. Untuk
itu pembayaran upah harus sesuai dengan jabatan baru serta insentif-insentif
lainnya, agar motivasi untuk bekerja secara efektif dan efisien cukup tinggi.
4) Kelompok pekerja sementara
Kelompok pekerja sementara (temporer) adalah sejumlah tenaga kerja
yang di pekerjakan dan diupah menurut keperluan, dengan memperhitungkan
jumlah jam atau hari kerja. Salah satu diantaranya adalah dengan sistem
kontrak yang akan diakhiri jika masa kontrak selesai.
5) Promosi dan pemindahan
Rekrutmen yang paling banyak dilakukan adalah promosi untuk mengisi
bersifat horizontal. Kekosongan pada jabatan yang lebih tinggi yang diambil
dari pekerja yang jabatanya lebih rendah. Disamping itu terdapat pula
kegiatannya dalam bentuk memindahkan pekerja dari satu jabatan ke jabatan
yang lain yang sama jenjangnya. dengan kata lain promosi bersifat vertikal.
( Nawawi, 2000:175)
b. Rekrutmen Eksternal
Perusahaan tidak selalu bisa mendapatkan semua karyawan yang mereka
butuh- kan dari staf yang ada sekarang, dan terkadang mereka juga tidak
ingin.Rekrutmen ekstenal adalah proses mendapatkan tenaga kerja dari pasar
tenag kerja di luar organisasi atau perusahaan. Sumber rekrutmen eksternal
meliputi individu-individu yang saat ini bukan merupakan anggota organisasi.
Manfaat ter-besar rekrutmen eksternal adalah bahwa jumlah pelamar lebih
banyak yang dapat direkrut. Hal ini tentunya mengarah kepada kelompok
pelamar yang lebih besar dan kompeten daripada yang normalnya dapat direkrut
secara internal.pelamar dari luar tentu membawa ide, teknik kerja, metode
produksi, atau pe-latihan yang baru kedalam organisasi yang nantinya akan
menghasilkan wawasan baru ke dalam profitabilitas. Setiap organisasi atau
perusahaan secara periodik memerlukan tenaga kerja dari pasar tenaga kerja
diluar organisasi atau perusahaan. Pasar tenaga kerja merupakan sumber tenaga
kerja yang sangat bervariasi, beberapa bentuknya adalah.
1) Hubungan dengan universitas
Universitas atau perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang
bertugas mengahasilkan tenaga kerja sesuai dengan lapangan kerja yang ada di
masyarakat Dengan demikian berarti universitas merupakan sumber tenaga
kerja yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi atau perusahaan, untuk
mengisi jabatan dibidang bisnis/produk maupun jasa.
2) Eksekutif mencari perusahaan
Sering terjadi sebuah perusahaan memerlukan eksekutif senior untuk me -
ngisi jabatan penting, dengan menawarkan upah/gaji yang kompetetif
bandingkan dengan perusahaan sejenis sebagai pesaingnya. Rekrutmen ter-
sebut jika sulit dipenuhi, sekurang-kurangnya perusahaan dapat mengangkat
konsultan ahli, yang dapat diperoleh diberbagai lembaga, khususnya
perguruan tinggi.
3) Agen tenaga kerja
Rekrutmen lainnya dapat dilakukan melalui agen tenaga kerja, yang
memilih calon dengan berbagai kualifikasi dan kualitasnya. untuk itu
organisasi atau perusahaan hanya menyampaikan karakteristik calon yang
diinginkan organisasi/perusahaan membayar agen apabila ternyata calon yang
ajukan disetujui dan diangkat sebagai eksekutif. (Nawawi, 2000:178).
B. METODE PENGREKRUTAN
Metode rekrutmen/penarikan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran
yang masuk ke dalam perusahaan. menurut (hasibuan, 2010) Metode rekrutmen/penarikan
calon karyawan baru ada 2 yaitu:
1. Metode tertutup
Metode tertutup adalah ketika penarikan hanya diinformasikan kepada para
karyawaan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya, lamaran yang masuk relative
sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik sulit.
Dengan menggunakan metode tertutup pada umumnya hanya di informasikan
kepada pegawai perusahaan tersebut atau kepada beberapa orang yang dipercaya.
Sehingga pelamar yang memasukkan lamarannya ke perusahaan relatif sedikit. Dengan
metode semacam ini, maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
calon pegawai yang baik sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi perusahaan. Metode
semacam ini pada umumnya dilakukan oleh perusahaan ketika perusahaan tersebut
sedang mengalami penurunan. Sehingga perusahaan menekan biaya yang dialokasikan
untuk proses rekrutmen tersebut
2. Metode terbuka
Metode rekrutmen terbuka adalah rekrutmen yang dilakukan oleh perusahaan
dengan cara menginformasikan lowongan pekerjaan tersebut. Publikasi yang dapat
digunakan oleh perusahaan juga beragam, mulai dari media cetak seperti koran sampai
media elektronik seperti situs-situs penyedia lowongan kerja. Dengan menggunaan
metode tersebut, diharapkan perusahaan mendapatkan banyak pelamar, sehingga 68
kesempatan untuk mendapatkan calon pegawai yang memenuhi kualifikasi perusahaan
juga akan lebih besar.
Metode terbuka adalah ketika penarikan diinformasikan secara luas dengan
memasang iklan pada media massa, cetak maupun elektronik agar luas ke masyarakat.
Dengan metode terbuka diharapkan lamaran banyak masuk sehingga kesempatan untuk
mendapatkan karyawan qualified lebih besar.
C. WAWANCARA
1. Pengertian
Menurut Sugiono (2009:317) :
“Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide.
Melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak
mungkin bisa ditemukan melalui observasi”.
Definisi wawancara menurut Moleong (2009, halaman 186), wawancara adalah
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
Menurut Djuharie (2012) Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan atau
perekrutan karyawan/ anggota yang mempunyai berbagai tujuan. Sedangkan menurut
Setyadin (2013) Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik . Kebanyakan orang menganggap bahwa wawancara adalah
panggilan kerja, wawancara seleksi masuk perguruan tinggi, dan wawancara tokoh yang
sering dilihat di televisi maupun di internet (Herdiansyah 2015).
Komunikasi yang baik dalam berwawancara adalah interaksi yang terrencana,
dan wawancara harus ditujukan untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan
untuk mecapai tujuan (Alwasilah, 2003, halaman 191). Sebagai penginterviewe
(pewawancara) hendaknya berupaya agar kata-kata responden tidak berhamburan (tidak
karuan bicaranya) atau making words fly.
Proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka secara fisik
untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan motivasi seseorang terhadap suatu obyek.
Wawancara dapat digunakan untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia
kehidupannya. Menangkap aksi reaksi orang dalam bentuk ekspresi sewaktu .tanya
jawab. Wawancara dapat pula dipakai sebagai cara pengumpul data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandask
2. Keterbatasan Wawancara
a. Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
b. Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
c. Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
d. Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer
e. Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil
wawancara
f. Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara
3. Jenis Wawancara
a. Wawancara Terpimpin
Ini adalah jenis wawancara dimana pewawancara sudah memiliki daftar per tanyaan
yang lengkap dan terinci untuk diajukan kepada narasumber
b. Wawancara Bebas Terpimpin
Ini adalah jenis wawancara dimana pewawancara melakukan kombinasi antara
wawancara terpimpin dengan wawancara bebas, dimana pelaksanaan-nya sesuai
dengan pedoman mengenai topik yang dibahas.
c. Wawancara Bebas
Wawancara bebas adalah jenis wawancara dimana pewawancara bebas memberikan
pertanyaan kepada responden, namun harus tetap memperhatikan kaitan antara
pertanyaan dengan data yang diperlukan. Pada wawancara bebas terkadang
pertanyaan menjadi tak terkendali jika tidak berhati-hati.
c) Wawancara kelompok
Disamping tiga tipe di atas, wawancara juga dibedakan menjadi
wawancara individual dan wawancara kelompok. Wawancara individual adalah
wawancara yang dilakukan dengan memberikan sederatan pertanyaan sistematis
kepada individu responden. Sedangkan wawancara kelompok adalah wawancara
dengan sederetan pertanyaan sistematis kepada beberapa individu atau kelompok
secara serentak, baik dalam setting formal maupun informal.
D. SELEKSI
1. Pengertian
Menurut Simamora (2004), seleksi merupakan proses pemilihan dari
sekelompok pelamar yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia
di dalam perusahaan. Sedangkan menurut Teguh (2009) menjelaskan bahwa seleksi
adalah proses yang terdiri dari berbagai langkah yang spesifik dari kelompok pelamar
yang paling cocok dan memenuhi syarat untuk jabatan tertentu.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas menurut beberapa para ahli maka
dapat dipahami bahwa seleksi merupakan suatu kegiatan pemilihan dan penentuan
pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini
didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan-perusahaan yang
bersangkutan. Proses seleksi dimulai dari masuknya surat lamaran dan diakhiri dengan
keputusan untuk menarik karyawan baru.
E. PENEMPATAN
1. Pengertian
Placement atau penempatan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena
merupakan faktor penting yang dapat menghasilkan pendayagunaan sumber daya
manusia (SDM) yang optimal bagi perusahaan sehingga dapat tercapainya tujuan
perusahaan.
Adapun pengertian penempatan menurut para ahli antara lain :
a. Menurut Mathis & Jackson
Penempatan SDM adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaaan yang
tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan
mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan
b. Menurut Melayu S.P Hasibuan
Penempatan SDM/ penempatan karyawan adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu
menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan / pekerjaan yang
dibutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan kepada orang tersebut.
c. Menurut Sastrohadiwiryo
Penempatan SDM adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan
yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan,
serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung
jawab.
Berdasarkan definisi yg dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat di
simpulkan bahwa penempatan SDM adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk
menentukan posisi/jabatan seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya agar
dapat melaksanakan pekerjaannya dalam suatu jabatan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan
Memperkenalkan tenaga kerja dengan ruang lingkup perusahaan beserta
kegiatannya.
Memberi kesempatan kepada tenaga kerja baru menanyakan kesulitan tentang tugas
dan tanggung jawab mereka.
Memberi informasi yang dipandang penting tentang peraturan, kebijaksanaan, dan
ketentuan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Menghemat waktu dan tenaga bagi tenaga kerja baru dengan memberitahukan
kepada mereka kemana harus minta keterangan atau mendapat batuan dalam
menyelesaikan kesulitan yang mungkin mereka hadapi.
Menghindari kemungkinan timbulnya kekacauan yang dihdapi tenaga kerja baru
atas tugas dan pekerjaan baru yang diserahkan kepadanya.
G. PENJADWALAN DINAS
Penjadwalan adalah penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu
bangsal / unit tertentu. Di dalam penjadwalan pimpinan mempertimbangkan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap,
supervisor/penyelia atau kepala ruangan
3. Hari apa penjadwalan dimulai
4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti tahunan
6. Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf
7. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan
9. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
Untuk mengurangi waktu menyusun jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus,
yaitu jadwal dinas dan shift yang disusun berdasarkan ramalan dan pola ulang dengan
jumlah yang sama. Kombinasi tenaga dan kelompok yang sama.
Pengembangan karier
a. Staf mempunyai hak atas pengembangan karirnya sesuai dengan sistem yang berlaku.
Pimpinan harus mampu merencanakan, melaksanakan dan menilai pengembangan
masing- masing stafnya serta melihat semua itu sebagai upaya memotivasi, menstimulasi
dan memberikan penghargaan untuk peningkatan prestasi kerja
1. Studi banding
Unit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat kompetitif. Oleh sebab itu bukan
tidak mungkin unit kerja lain mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan unit kerja
sendiri. Rencana untuk tukar pengalaman dan institusi atau unit kerja lain perlu
diprogramkan dalam rangka membangun motivasi, pengembangan dan peningkatan
prestasi kerja. Bentuk lain yang sekarang sedang menjadi tren aalah melalui kegiatan
study branch marking
2. Penilaian kinerja
Seluruh staf diberikan penilaian atas kinerjanya melalui sistem penilaian yang
berlaku. Cakupannya antara lain tanggung jawab, loyalitas, kerajinan, kedisiplinan,
kepemimpinan dan kejujuran
3. Pendidikan dan pelatihan
Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap staf
melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dengan target waktu tertentu
(waktu, materi, ketrampilan). Pelaksanaan dan program ini adalah melalui
kepanitiaan atau lembaga institusi tertentu yang berkompeten
4. Magang di rumah sakit yang lebih maju
Harus diakui bahwa rumah sakit lain yang memiliki nilai lebih harus menjadi target
untuk mencari serta menambah ilmu. Program ini dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan kedua belah pihak yang terlibat.
5. Kelompok kerja keperawatan
Program ini perlu dilaksanakan selaras dengan keperawatan sebagai profesi yang
telah, tengah dan terus dikembangkan. Produk kelompok kerja ini adalah hasil diskusi
pengembangan keperawatan, karya tulis dan prosedur tetap, materi buku ajar, temu
ilmiah, penelitian keperawatan, pengembangan sistem pendidikan keperawatan dan
masukan untuk organisasi profesi
6. Pengembangan kerja tim di ruangan
Konsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam pelaksanaanya, namun semua
komponen dalam tim tersebut perlu mengidentifikasi semua masalah di lapangan
yang dilakukan oleh semua profesi kesehatan yang terlibat. Staf keperawatan dengan
otonomi dan kemandiriannya harus lebih proaktif dalam membangun pelaksanaan
kerja tim dalam memeberikan asuhan keperawatan secara paripurna.
I. JENJANG KARIR
Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme
perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi. Dalam pengembangan
jenjang karier profesional bagi perawat dapat dibedakan antara pekerjaan dan karir.
Pekerjaan diartikan sebagai suatu posisi atau jabatan yang diberikan/ditugaskan, serta ada
keterikatan hubungan antara atasan dan bawahan.
Karir diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi
kepuasan kerja perawat dan mengarah kepada keberhasilan pekerjaan (kinerja) sehingga pada
akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya. Pemilihan
karir secara bertahap akan menjamin individu dalam mempraktikkan bidang profesinya,
karena karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan/imbalan
jasa. Komitmen terhadap karir dapat dilihat dari sikap perawat terhadap profesinya serta
motivasi untuk bekerja sesuai karir yang dipilihnya.
Dalam sistem jenjang karir profesional terdapat tiga aspek yang saling berhubungan,
yaitu kinerja, orientasi profesional dan kepribadian perawat, serta kompetensi yang
menghasilkan kinerja profesional. Perawat profesional diharapkan mampu berpikir rasional,
mengakomodasi kondisi lingkungan, mengenal diri sendiri, belajar dari pengalaman dan
mempunyai aktualisasi diri sehingga dapat meningkatkan jenjang karir profesinya. Jenjang
karir perawat dapat dicapai melalui pendidikan formal dan pendidikan berkelanjutan berbasis
kompetensi serta pengalaman kerja di sarana kesehatan.
Secara umum, penjenjangan karir professional perawat terdiri dari 4 bidang, meliputi:
1. Perawat Klinik (PK) ; perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung kepada
pasien/ klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Perawat Peneliti/ riset (PR) ; perawat yang bekerja dibidang penelitian keperawatan/
kesehatan. Salah satu persyaratan pengembangan jenjang karir profesional baik sebagai
perawat manager, perawat pendidik maupun perawat klinik adalah mempunyai kualifikasi
sebagai perawat klinik.
Saat ini kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D.III Keperawatan sampai dengan
tahun 2010. Tahun 2010 kualifikasi tenaga perawat profesional dimulai dari S 1 Keperawatan
2. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi pemberian asuhan keperawatan.
3. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karirnya
sampai jenjang yang paling atas.
4. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel terhadap tugas
serta terkait dengan sistem penghargaan.
Perawat Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis.
a. Perawat Klinik I
b. Perawat Klinik II
d. Perawat Klinik IV
e. Perawat Klinik V
A. Prinsip pengembangan
1. Kualifikasi, Kualifikasi perawat dimulai dari lulusan D III, S1 Kep + Ners sampai S2 Kep +
Spesialis. Mengingat perawat yang ada saat ini sebagaian besar lulusan D III Keperawatan
maka perlu dilakukan penanganan khusus dengan memperhatikan penghargaan terhadap
pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap profesi, uji kompetensi dan sertfikasi.
5. Standar Profesi, Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan.
6. Komitmen pimpinan, Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan pasien/klien serta
kepuasan perawat dalam pelayanan keperawatan.Panduan Jenjang Karir Perawat Rumah
Sakit Eka Mengacu SK Direktur No. 205/SK/DIR/BSD/VIII/2012 6 Pemberlakuan jenjang
karir profesional perawat dilakukan secara bertahap berdasarkan persyaratan tingkat
pendidikan, pengalaman kerja klinik perawatan serta kompetensi klinik yang ditentukan
dengan memperhatikan kelangsungan asuhan keperawatan serta kebijakan/sistem yang
selama ini sudah ada. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan pada masa transisi
sebagai berikut :
1) Pemetaan ketenagaan
2) Penyesuaian kualifikasi :
a. Pendidikan
c. Kompetensi tambahan/sertifikasi
a. Kompeten
4) Jika tidak lulus, level tetap pada level terakhir dan akan diberi kesempatan mengulang 1
kali periode
5) Pendidikan formal bagi yang mau dan mampu sesuai dengan persiapan jenjang karir
yang lebih tinggi
Mekanisme kenaikan jenjang karir perawat dirumah sakit
Uji kompetensi jenjang karir SDM Keperawatan dilakukan pada saat rekruitmen dan
pengembangan SDM Keperawatan yang sedang bekerja di RS . Pada tahap awal, uji kompetensi
difokuskan untuk perawat klinik. Proses pelaksanaannya dibagi dalam empat tahap, sebagai
berikut :
1. Tahap Pendaftaran
Setiap perawat yang mengikuti proses jenjang karir harus mendaftar pada pusat
pengembangan SDM Keperawatan RS. Persyaratan pendaftaran :
Perawat lulusan D III Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa
orientasi 1 tahun. Setelah 4 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang
ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan. Setelah 4 tahun sebagai
PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan dapat naik menjadi PK III.
Selanjutnya untuk naik ke PK IV tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi
juga harus memenuhi
c. Rekomendasi
Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus mendapatkan
rekomendasi dari :
Atasan langsung, Penilaian kinerja yang memenuhi syarat untuk uji kenaikan jenjang
karir minimal
Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus memenuhi sejumlah
SKP (Satuan Kredit Partisipan) yang ditetapkan dalam PKB. PKB akan dirancang oleh
Departemen Keperawatan bekerja sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari
PPNI.
3. Uji kompetensi
DAFTAR PUSTAKA
Fitrianto, Ridwan Juli. 2010. Rekrutmen (online). Diakses pada tanggal 22 Februari 2016.
(http://ridwanjuli.blogspot.co.id/2010/11/rekrutmen.html)
Gomes, Faustino Cardoso. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi
http://psikolomen.blogspot.com/2017/05/5-definisi-burnout-menurut-para-ahli.html
http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengertian-turnover-menurut-para-ahli.html
https://www.kompasiana.com/lilinurindahsari/550eda02813311be2cbc6787/lima-alasan-utama-
yang-melandasi-pentingnya-profesionalitas-manajemen-keperawatan-di-rumah-sakit-
untuk-meningkatkan-mutu-layanan-kesehatan
Marihot Tua Effendi Hariadja, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Raja Grafindo.
R.A. et.al. 2008. Fundamentals of Human Resource Management, 3rd edition. New York:
Mc.Graw Hill
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.