Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
a. Kondisi Geografis
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis merupakan puskesmas yang ada
didalam pemerintahan Kecamatan Tanjung Senang yang terletak di
kelurahan Perumnas Way Kandis dengan luas wilayah kerja + 9,73 km²
dengan membawahi 5 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Tanjung Senang
2. Kelurahan Way Kandis
3. Kelurahan Perumnas Way Kandis
4. Kelurahan Labuhan Dalam
5. Kelurahan Pematang Wangi
Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis merupakan dataran
rendah dan bergelombang , ketinggian rata-rata 500 meter diatas ketinggian
permukaan laut dengan suhu 24 – 30 derajat celcius. Tanah di wilayah
kecamatan Tanjung Senang telah banyak beralih fungsi yang sebelumnya
merupakan tanah pertanian dan persawahan kini menjadi daerah pemukiman
penduduk. Penduduk kecamatan Tanjung Senang mayoritas bekerja sebagai
petani dan buruh, jarak tempuh Puskesmas Rawat Inap Way Kandis dari
pusat kota Bandar Lampung berjarak ± 7 km.
Tabel 5.
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis
No Kelurahan Luas Wilayah (km²)
1 Tanjung Senang 3,2 km²
2 Way Kandis 1,61 km²
3 Perumnas Way Kandis 0,75 km²
4 Labuhan Dalam 3,5 km²
5 Pematang Wangi 0,67 km²
Jumlah 9,73 km²

45
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelurahan yang paling luas
wilayahnya adalah kelurahan Labuhan Dalam dan kelurahan yang paling
rendah luas wilayahnya kelurahan Pematang Wangi.
b. Kondisi Demografis
Penduduk Kecamatan Tanjung Senang terdiri dari dua kelompok yaitu
penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk pendatang berasal dari
pulau Jawa dan pulau Sumatera. Penduduk Kecamatan Tanjung Senang
tahun 2018 berjumlah 48.333 yang terdiri dari laki laki 24.148 dan
perempuan 24.185 dengan jumlah kepala keluarga 9.780.

Tabel 6.
Jumlah Penduduk Kecamatan Tanjung Senang Tahun 2018
No Kelurahan Penduduk KK
lk Pr Total
1 Tanjung Senang 5.681 6.597 13.278 2555
2 Way Kandis 4.672 4.630 9.302 2248
3 Perumnas Way Kandis 4.158 4.428 8.586 1727
4 Labuhan Dalam 4.850 4.704 9.554 1616
5 Pematang Wangi 3.787 3.428 7.613 1634
Jumlah 24.148 24.185 48.333 9780

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk diwilayah


Kecamatan Tanjung Senang tidak merata, kelurahan yang memiliki kepadatan
penduduk cukup tinggi yaitu kelurahan Tanjung Senang dan kepadatan
penduduk yang paling rendah adalah kelurahan Pematang Wangi.

2. Analisis Variabel Penelitian


a. Kejadian Anemia
Kadar Hb didapatkan pada saat ibu hamil kunjungan pemeriksaan
kehamilan kemudian melakukan cek laboratorium yang ditangani oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis. Setiap ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis harus
melakukan pemeriksaan laboratorium yang salah satunya adalah melihat kadar
hemoglobin ibu hamil tersebut. Kemudian hasil laboratorium yang diapat
langsung dimasukkan ke dalam buku data hasil pemeriksaan (KIA) di wilayah
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis dan peneliti menjadikan ibu hamil tersebut
Poltekkes Tanjungkarang
sebagai responden penelitian. Status anemia diklasifikasikan dalam 2 kategori
yaitu anemia (kadar Hb ˂11 gr/dl) dan tidak anemia ≥11 gr/dl). Distribusi
frekuensi kejadian anemia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Way Kandis Tahun 2021

Kejadian Anemia Jumlah Persentase (%)


Anemia 31 40,8
Tidak Anemia 45 59,2
Total 76 100,0

Hasil pada tabel 7 dapat diketah0ui bahwa ibu hamil yang anemia yaitu
sebesar 40,8%. Sedangkam ibu hamil yang tidak anemia yaitu sebesar 59,2%

b. Kepatuhan
Tingkat kepatuhan ibu hamil dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan kuesioner dengan 20 pertanyaan. Tingkat kepatuhan
diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu patuh (skor ≥mean) dan tidak patuh (skor
˂mean). Distribusi frekuensi kepatuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis
Tahun 2021

Kepatuhan Jumlah Persentase (%)


Patuh 36 47,4
Tidak Patuh 40 52,6
Total 76 100

Pada tabel 8 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi
tablet tambah darah yaitu sebesar 47,4%. Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu sebesar 52,6%

c. Pengetahuan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang konsumsi
tablet tambah darah dapat diukur dengan skor berdasarkan jawaban responden
terhadap kuesioner dalam 20 pertanyaan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu baik,

Poltekkes Tanjungkarang
cukup dan kurang. Distribusi frekuensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Rawat Inap Way
Kandis Tahun 2021

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 12 15,8
Cukup 39 51,3
Kurang 25 32,9
Total 76 100

Pada tabel 9 dapat diketahui bahwa proporsi pengetahuan baik (skor 76%-
100%) adalah sebesar 15,8%, pengetahuan cukup (skor 56%-75%) adalah sebesar
51,3% dan pengetahuan kurang (skor ˂56%) adalah sebesar 32,9%. Ibu hamil
paling tinggi memiliki memiliki tingkat pengetahuan yang cukup.

d. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 3
kategori yaitu pendidikan dasar (responden tamat SD atau SMP), pendidikan
menengah (lulusan SMA atau sederajat) dan pendidikan tinggi (perguruan
tinggi, S1, S2, dst). Distribusi frekuensi tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Way Kandis Tahun 2021

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


Pendidikan Dasar 13 17,1
Pendidikan Menengah 44 57,9
Pendidikan Tinggi 19 25
Total 76 100

Hasil pada tabel 10 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki
pendidikan dasar adalah sebesar 17,1%, ibu hamil yang memiliki pendidikan
menengah adalah sebesar 57,9% dan ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi
adalah sebesar 25%. Ibu hamil yang paling tinggi adalah memiliki pendidikan
menengah.

Poltekkes Tanjungkarang
e. Sikap
Sikap ibu hamil dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 2 kategori
yaitu sikap positif (skor ≥mean) dan sikap negatif (skor ˂mean). Distribusi
frekuensi sikap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Way Kandis

Sikap Jumlah Persentase (%)


Positif 30 39,5
Negatif 46 60,5
Total 76 100

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki


sikap positif adalah sebesar 39,5% dan ibu hamil yang memiliki sikap negatif
adalah sebesar 60,5%.

B. Pembahasan
1. Kejadian Anemia
Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin (Hb) sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa jaringan. Anemia dalam kehamilan dapat
diartikan ibu hamil yang mengalami defisiensi zat besi dalam darah. Selain itu
anemia dalam kehamilan dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% (Astutik dan Ertiana, 2018).
Berdasarkan hasil pemeriksaan Hb yang dilakukan pada 76 responden ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Way
Kandis tahun 2021 menunjukkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil yaitu
sebesar 40,8% dan ibu hamil yang tidak anemia yaitu sebesar 59,2%. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu hamil sebagian besar tidak mengalami anemia. Kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis lebih
rendah dibandingkan dengan angka kejadian anemia kehamilan di Indonesia
berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 yaitu sebesar 48,9%. Menurut peneliti,
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Rawat Inap Way Kandis

Poltekkes Tanjungkarang
perlu diperhatikan. Karena anemia memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan
janin.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sitti, dkk (2016) di wilayah Puskesmas Ranomut kota Manado penelitian ini
menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil yang memiliki kadar
hemoglobinnya (Hb) < 11 gr/dL dan dikategorikan sebagai anemia berjumlah
60.5% dan kadar (Hb) > 11 gr/dL sebanyak berjumlah 39,5%. Dan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Larasajeng di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta tahun 2020
menunjukkan hasil bahwa ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 63,7 %
responden dan yang mengalami anemia sebanyak 36,3% responden.
Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan besi
(anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya masukan unsur besi dalam
makanan, gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaaan atau karena terlampau
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan (Wiknjosostro, 2006
dalam Astutik dan Ertiana, 2018).
Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan anemia gizi
besi. Kebutuhan ibu hamil terhadap zat gizi mikro terutama zat besi (Fe)
meningkat selama kehamilan sebesar 200-300% yang digunakan untuk
pembentukan plasenta dan sel darah merah. Banyaknya jumlah yang dibutuhkan
tidak mungkin tercukui hanya melalui diet, sehingga suplementasi zat besi (Fe)
sangat diperlukan bahkan pada wanita dengan status gizi baik (Arisman, 2010).
Tablet besi (Fe) atau tablet tambah darah (TTD) merupakan suplemen
yang mengandung zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mencegah anemia gizi besi selama masa kehamilan yang berfungsi sebagai
pembentuk hemoglobin (Hb) dalam darah (Kemeterian Kesehatan,2013).
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis pada tahun 2021 tidak
mengalami anemia.

2. Kepatuhan
Didapatkan hasil dari penelitian tentang kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumi tablet tambah darah yaitu sebanyak 47,4% responden patuh
mengkonsumsi tablet tambah darah dan 52,6% responden tidak patuh
Poltekkes Tanjungkarang
mengkonsumsi tablet tambah darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.
Hal tersebut disebabkan karena kurangnya informasi tentang tablet tambah
darah yang diberikan oleh petugas kesehatan dan dukungan keluarga yang kurang
mendukung. Banyaknya ibu hamil yang tidak patuh tersebut dapat dipengaruhi
oleh efek samping yang kurang nyaman dirasakan oleh ibu hamil ketika
mengkonsumsi tablet tambah darah. Dari kenyataan di lapangan, pada saat
mengkonsumsi tablet tambah darah ibu hamil mengalami mual, muntah, kram
perut dan pusing saat bangun tidur. Pada saat melakukan wawancara, masih ada
ibu hamil yang meminum tablet tambah darah dengan air teh. Menurut ibu hamil
teh dapat mengurangi aroma amis yang dirasakan ibu hamil saat mengkonsumsi
tablet tambah darah. Padahal air teh dapat menghambat penyerapan zat besi dan
menjadi salah satu alasan bahwa ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah.
Menurut Notoatmodjo, 2012 kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah merupakan sebuah perilaku. Salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap terwujudnya perilaku adalah enabling factors (faktor
pendukung). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Silvia Mona dan Maharawati pada tahun 2018 di Kecamatan Tebing
Kabupaten Karimun yang menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden tidak
patuh konsumsi tablet tambah darah selama kehamilan yaitu sebanyak 54
responden (64,3%).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Sitti,dkk 2016 di wilayah Puskesmas Ranomut kota Manado menunjukkan
bahwa masih banyaknya ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah berjumlah 23 orang (60,5%) sedangkan yang patuh berjumlah 15
orang (39,5%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan bu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado.
Tingkat kepatuhan yang didapatkan rendah yaitu sebesar 47,4%. Hal ini
sesuai dengan masih banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia.
Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dapat diatasi

Poltekkes Tanjungkarang
dengan mendampingi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dengan
cara kader atau petugas kesehatan memantau konsumsi tablet tambah darah pada
saat ibu hamil melakukan cek kesehatan dan memberi pengetahuan kepada
keluarga ibu hamil agar mengetahui manfaat tablet tambah darah dan dampaknya
bagi ibu hamil jika ibu hamil mengalami anemia, sehingga keluarga ibu hamil
dapat lebih waspada sehingga ibu hamil dapat lebih rutin mengkonsumsi tablet
tambah darah dan menghilangkan rasa mual saat meminum tablet tambah darah
dengan cara mengkonsumsi tablet tambah darah pada malam hari sebelum tidur.

3. Pengetahuan
Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan didapatkan hasil bahwa
responden yang mengkonsumsi tablet tambah darah yang memiliki pengetahuan
baik adalah sebesar 15,8%, pengetahuan cukup adalah sebesar 51,3% dan
pengetahuan kurang adalah sebesar 32,9%. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rawat
Inap Way Kandis memiliki pengetahuan yang cukup tentang tablet tambah darah.
Tingkat pengetahuan seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku
dalam memilih makanan yang mengandung zat besi. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan sangat penting peranannya dalam menentukan kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah. Dengan adanya pengetahuan tentang tablet
tambah darah, ibu hamil akan tahu bagaimana cara mengkonsumsi tablet tambah
darah, manfaat tablet tambah darah dan dampak yang ditimbulkan jika tidak
mengkonsumsi tablet tambah darah.
Pengetahuan ibu hamil yang rendah disebabkan oleh pendidikan yang
rendah dari analisa kuesioner pengetahuan banyak ibu hamil yang tidak
mengetahui tujuan dan manfaat konsumsi tablet tambah darah. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Reni Meta pada tahun 2017
yang dilakukan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilan. Dari 25 responden yang
anemia paling banyak memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori cukup
sebanyak 12 responden (48%).

Poltekkes Tanjungkarang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rieta Ariesta pada tahun 2015 di Puskesmas Kalanganyar menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi
tablet tambah darah. Ibu hamil yang pengetahuan cukup proporsinya lebih besar
yaitu 72,3%, dibandingkan dengan ibu hamil yang pengetahuan baik yaitu 28,9%.
Menurut Notoadmojo (2012), pengetahuan merupakan salah satu domain
dari perilaku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari faktor internal
seperti jasmani dan rohani serta faktor eksternal seperti jenis kelamin, umur,
pekerjaan, paritas, pendidikan, pengalaman ekonomi, hubungan sosial dan
informasi. Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan juga rasa ingin tahu seseorang. Karena semakin tinggi pendidikan
ibu dan rasa ingin tahu maka akan semakin banyak informasi yang diterima oleh
ibu.

4. Tingkat Pendidikan
Pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang penting dalam
kesehatan ibu dan anak khususnya pada ibu hamil karena dengan pendidikan yang
baik maka seseorang dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang
cara menjaga kehamilan dan bagaimana menjaga kesehatannya.
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi tingkat pendidikan didapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan dasar yaitu sebanyak 17,1%,
responden yang memiliki tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 57,9%,
Responden yang memiliki pendidikan tinggi (DIII,S1 dan S2) yaitu sebesar 25.
Artinya di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis sebagian besar ibu
hamil yang berpendidikan SMA.
Menurut Notoatmodjo (2012) bahwa tingkat pendidikan seseorang akan
berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu sehingga perbedaan tingkat
pendidikan mengakibatkan perbedaan pengetahuan yang diperoleh responden
tentang konsumsi tablet tambah darah.
Menurut penelitian Julina (2014) bahwa ada hubungan antara pendidikan
dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, karena
dengan pendidikan yang tinggi makan akan membuat responden tahu manfaat
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dan kerugian jika tidak mengkonsumsi
Poltekkes Tanjungkarang
tablet tambah darah. Dengan demikian responden akan sadar betapa pentingnya
mengkonsumsi tablet tambah darah dan pada akhirnya responden akan patuh
mengkonsumsi tablet tambah darah.
Hasil penelitian Noviawati dkk (2017) di Puskesmas Godean 1 didapatkan
hasil responden yang memiliki pendidikan rendah yaitu sebanyak 47,9% dari 48
responden. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi proses belajar makin tinggi
pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi,
dengan pendidikan tinggi maka seseorang cenderung akan mendapatkan informasi
baik dari orang lain maupun media masa. Sebaliknya tingkat pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan dan sikap terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa tingkat
pendidikan juga mempengaruhi kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah. Tingkat pendidikan sangat berkaitan dengan pengetahuan
seseorang yang akan berpengaruh pada perilaku terutama kesehatan. Ibu hamil
yang berpendidikan tinggi cenderung banyak mengetahui informasi tentang
kesehatan baik ibu dan janin, sedangkan ibu hamil yang berpendidikan rendah
cenderung tidak peduli terhadap kesehatan terutama kesehatan janin. Konsumsi
tablet tambah darah dapat menimbulkan efek yang mengganggu sehingga orang
cenderung untuk tidak mau mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan.
Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa
selama kehamilan mereka membutuhkan tambahan zat besi.
Untuk di wilayah Puskesmas Rawat Inap Way Kandis sebagian besar ibu
hamil memiliki tingkat pendidikan menengah sehingga tingkat pengetahuannya
yaitu cukup. Disarankan kepada ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang
untuk memperluas pengetahuan dengan cara membaca ataupun menonton tentang
kesehatan dan gizi walaupun ibu berpendidikan terakhir SD dan SMP.

5. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo,2012).
Poltekkes Tanjungkarang
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sikap ibu hamil tentang tablet
tambah darah termasuk dalam kategori kurang. Berdasarkan tabel 11
menunjukkan bahwa dari 76 responden didapatkan 39,5% ibu hamil yang
memiliki sikap positif dan 60,5% responden yang memiliki sikap yang negatif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Silvia Mona dan Maharawati pada tahun 2018 di Kecamatan Tebing Kabupaten
Karimun bahwa ada hubungan antara sikap responden dengan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilan. Karena
berdasarkan hasil analisis terhadap 84 responden, diketahui bahwa dari 57
responden yang sikapnya negative dan 27 responden yang sikapnya positif dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Muti dan Devy pada tahun 2018 di kecamatan Meral Barat kabupaten
Karimun pada tahun 2016 terhadap 43 responden, diketahui bahwa dari 29
responden yang sikapnya negatif dan 14 responden yang sikapnya positif
sebanyak 2 responden (14,3%) tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet fe selama
kehamilan dan 12 responden (85,7%) patuh dalam mengkonsumsi tablet fe selama
kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap responden
dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah selama
kehamilan.
Sikap terdiri atas 3 komponen penting yang saling berhubungan satu
sama lain. Komponen pembentuk struktur sikap yaitu komponen kognitif
(komponen perceptual) yang berisi dengan kepercayaan, keyakinan,
pengetahuan, dan pengalaman pribadi seseorang, komponen afektif
(emosional) yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
menilai suatu objek, dan komponen konatif (komponen perilaku) yang
berkaitan dengan kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo,2012).
Sikap merupakan suatu predisposisi untuk terbentuknya suatu
tindakan. Ibu hamil yang memiliki sikap positif akan cenderung bertindak
patuh dalam mengkonsumsi tablet besi, sebaliknya ibu hamil yang memiliki sikap
negatif akan cenderung bertindak tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah selama kehamilan. Hasil penelitian didapatkan lebih dari

Poltekkes Tanjungkarang
setengah responden masih bersikap negatif dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah. Sikap yang negatif dapat menciptakan tindakan yang tidak
patuh sehingga kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di
wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis masih tergolong rendah.
Akibatnya, efektifitas program pemerintah dalam menanggulangi anemia
kehamilan akan sulit dicapai di wilayah ini.

Poltekkes Tanjungkarang
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis pada tahun 2021 mengenai kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dapat disimpulkan bahwa:
1. Kejadian anemia ibu hamil yang mengalami anemia yaitu sebesar 40,8%.
Sedangkan ibu hamil yang tidak anemia yaitu sebesar 59,2%.
2. Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dapat
diketahui bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet tambah darah
yaitu sebesar 47,4% dan yang tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah
yaitu sebesar 52,6%
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan
baik adalah sebesar 15,8%, pengetahuan cukup adalah sebesar 51,3% dan
pengetahuan kurang adalah sebesar 32,9%.
4. Tingkat pendidikan ibu hamil yang memiliki pendidikan dasar adalah sebesar
17,1%, ibu hamil yang memiliki pendidikan menengah adalah sebesar 57,9%
dan ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi adalah sebesar 25%.
5. Sikap ibu hamil yang memiliki sikap positif adalah sebesar 39,5% dan ibu
hamil yang memiliki sikap negatif adalah sebesar 60,5%.

B. Saran
Melihat dari hasil penelitian di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Tahun
2021, masih terdapat ibu hamil yang mengalami anemia. Berdasarkan hal tersebut
saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
1. Bagi ibu hamil yang mengalami anemia diharapkan ibu hamil patuh
mengkonsumsi tablet tambah darah, melihat pentingnya tablet tambah darah
selama kehamilan serta akibat yang dapat ditimbulkan bila tidak dikonsumsi
secara tepat. Ibu hamil hendaknya lebih memperhatikan makanan yang

Poltekkes Tanjungkarang
dikonsumsi dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi dan mengkonsumsi
tablet tambah darah sesuai dengan ketentuan selama kehamilannya.
2. Bagi petugas kesehatan (Puskesmas Rawat Inap Way Kandis) melakukan
pemberian konseling untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil seperti
memberi informasi mengenai dampak anemia pada ibu maupun pada janin
seperti membantu ibu hamil dalam menangani masalah efek samping yang
timbul akibat mengkonsumsi tablet tambah darah. Serta pemberian motivasi
dalam upaya meningkatkan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet
tambah darah guna mengurangi kejadian anemia.

Poltekkes Tanjungkarang
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat.


Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Ahmad, S., Asih, S., Endang, L., Fatmah., Khusharisupi., Ratu, A. D., Fikawati
dan Diah, M. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja
Grafindo Jakarta.

Aisyarag, S. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa tahun
2012.Skripsi.Depok. Universitas Indonesia.

Almatsier, S. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Ambar T. Sulistiyani dn Rosidah. 2013.Manajemen Sumber Daya Manusia.


Cetakan. Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Arisman. (2013) Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Astutik dan Ertiana. 2018. Anemia Dalam Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Abadi.

Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azzam, U. (2012). Doa Dan Dzikir Mustajab Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui.
Jakarta Selatan: Qultum Media.

Citrakesumasari, 2012. Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya.


Yogyakarta:Kalika.

Departemen Kesehata.(2012). Profil Kesehatan Indonesia. Tahun 2012

DeLoughery, M.D., & Thomas, G. (2014). Microcytic Anemia. The New England
Journal Of Medicine., 371,1324-1331.

Fathonah. 2016.Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fatmah. 2012. Dalam Departemen Gizi (ed).Gizi dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: Departemen Gizi FKM UI.

Gibney MJ. 2012. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC


Poltekkes Tanjungkarang
Hardinsyah dan Supariasa. 2016. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: ECG.

Hidayah. Wiwit. dan Anasari, T. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil


Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Desa Pageragi
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Diakses pada tanggal 26
Agustus 2015.

Husin Farid, 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC.

Istiarti, Minuk (2012) Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Persindo.

Kartikasari, N.D.(2010).Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang


AnemiaDengan Keteraturan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Di
BPSSri Lumintu Surakarta. Tesis Derajat Magister, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.

Keisnawati., Desi Ari Madi Yanti., Apri Sulistianingsih. (2015). Faktor-fakto


Terjadinya Anemia Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja
PuskesmasTahun 2015. STIKES PeringsewuLampung.

Kementerian Kesehatan RI.2016.Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 88 Tahun 2014.

Kemenkes RI, dirjen bina gizi. Pedoman gizi seimbang. Kemenkes RI.2014

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun


2016.Jakarta: Kemeneks RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan


Kementrian Kesehatan.Jakarta. RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Profil Kesehatan Indonesia


2019.

Lemeshow. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Lynch SR.2011. Why Nutritional Iron Deficiency Persist As a Worldwide


Problem. J Nutr 141:763S-768S.

Megasari, M., Triana, A., Andiyani, R., Ardhiyanti, Y., Damayanti, I.P. (2015).
Panduan Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.
Manuaba. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Edisi 2.Jakarta : EGC.

Misaroh, Siti I & Proveawati, A. 2010.Nutrisi Janin & Ibu Hamil. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Poltekkes Tanjungkarang
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Profil
Kesehatan Lampung 2017

Proverawati, Asfuah, T. (2013) Anemia Dan Anemia Kehamilan.Yogyakarta:


NuhaMedika.

Simbolon, Jumiyati & Rahmadi. 2018. Pencegahan dan PenanggulanganKurang


Energi Kronis (KEK) dan Anemia Ibu Hamil. Penerbit Deepublish.

Subaris, H. 2016. Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Dan Modal


Sosial. Nuha Medika.

Sulistyawati, (2011) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta: EGC.

Machfoedz, Eko Suryani. (2009). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi


Kesehatan. Yogyakarta: Firamaya.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi.4. Jakarta: Salemba Medika.

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rahima.

WHO.2014. Anemia Policy Brief. World Health Organization.

WHO.2015. The Global Prevalence of Anaemia in2011. Geneva: World Health


Organization.

WHO.2016.Strategis to Prevent Anemia: Recommendation From An Expert


Group Consultation

Wulandari, IN (2010). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Sumber Zat Besi,


Enhancer, Dan Inhibitor, Serta Mengonsumsi Tablet Tambah Darah
Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III. Skripsi.
Jember.Universitas Jember.

Poltekkes Tanjungkarang
LAMPIRAN

Poltekkes Tanjungkarang
Lampiran 1

Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dari:

Nama Peneliti : Miay Sisca Sianturi

Institusi : Jurusan DIII Gizi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Dengan judul Gambaran Kepatuhan Ibu Hamil Konsumsi Tablet Tambah


Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap way Kandis Bandar Lampung

Demikian surat pernryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan


tanpa paksaan.

Bandar Lampung, 2021

Peneliti Menyetujui Responden,

(May Sisca Sianturi) (…………………….)

Poltekkes Tanjungkarang
Lampiran 2

KUISIONER PENELITIAN

Gambaran Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah


Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar
Lampung Tahun 2021
A. Identitas

No.Responden :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan : 1. SD 4. D3
2. SMP 5. S1
3. SMA/SMK 6. S2
Jumlah sisa tablet TTD :

B. Kepatuhan
Petunjuk
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang menggambarkan keadaan diri
anda. Berikan tanda ( √ ) pada kotak yang disediakan.

No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin?
2. Apakah ibu mendapatkan tablet tambah darah?
3. Apakah tablet tambah darah perlu dikonsumsi ibu hamil
selama kehamilan?
4. Apakah tablet tambah darah bisa mencegah anemia pada
ibu hamil yang dapat menyebabkan kematian pada ibu?
5. Apakah tablet tambah darah merupakan vitamin penting
untuk ibu hamil untuk mencegah kecacatan pada bayi?
6. Apakah tablet tambah darah dapat mengurangi rasa lemas
pada ibu?
7. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah secara
rutin?
8. Apakah ibumengkonsumsi tablet tambah darah dengan air
jeruk?
9. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah dengan
air teh?
10. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darahdengan
susu?
Poltekkes Tanjungkarang
11. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai
anjuran bidan?
12. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah pada saat
malam menjelang tidur?
13. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah sebelum
makan?
14. Apakah setelah mengkonsumsi tablet tambah darah ibu
merasa mual?
15. Apakah ibu muntah setelah mengkonsumsi tablet tambah
darah ?
16. Apakah ibu nyeri ulu hati setelah mengkonsumsi tablet
tambah darah?
17. Apakah ibu kram perut setelah mengkonsumsi tablet
tambah darah?
18. Apakah setelah mengkonsumsi tablet tambah darah ibu
menjadi susah buang air besar?
19. Apakah tinja ibu berwarna hitam setelah mengkonsumsi
tablet tambah darah?
20. Jika tidak ada keluhan apakah ibu akan tetap
mengkonsumsi tablet tambah darah?

B. Kuisioner Pengetahuan Tentang Tablet Fe


Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan Tablet Fe?
a. Zat besi yang berbentuk tablet untuk ibu hamil
b. Kalsium bagi ibu hamil
c. Zat gizi bagi ibu hamil

Poltekkes Tanjungkarang
d. Vitamin bagi ibu hamil
e. Pereda mual bagi ibu hamil
2. Apabila ibu hamil kekurangan zat besi, maka dapat mengakibatkan?
a. Anemia atau kurang darah
b. Darah tinggi
c. Darah rendah
d. Stroke
e. Kolesterol
3. Efek samping meminum tablet Fe adalah sebagai berikut, kecuali?
a. Mual, muntah
b. Feses atau kotoran kehitaman
c. Nafsu makan meningkat
d. Cepat lelah
e. Mudah pusing
4. Meminum tablet Fe sebaiknya pada saat?
a. Malam hari
b. Siang hari
c. Sore hari
d. Subuh
e. Kalau mau saja
3. Meminum tablet besi sebaiknya dengan … karena akan mempercepat
penyerapannya
a. Vitamin C
b. Kopi
c. Teh
d. Susu
e. Air putih

6. Dosis meminum tablet Fe adalah..


a. 1x1 per hari
b. 2x1 per hari
c. 3x1 per hari
d. 4x1 per hari
e. 5x1 per hari
Poltekkes Tanjungkarang
7. Kebutuhan tablet besi pada ibu hamil selama kehamilannya adalah sebanyak..
a. 90 butir
b. 50 butir
c. 20 butir
d. 40 butir
e. 30 butir
8. Zat besi yang banyak terdapat pada makanan seperti..
a. Daging, ikan, sayuran hijau, biji-bijian, buah-buahan
b. Tempe dan tahu
c. Susu
d. Mie
e. Roti
9. Apabila ibu hamil kekurangan zat besi pada waktu kehamilan muda, maka
dapat mengakibatkan…
a. Keguguran
b. Darah tinggi
c. Darah rendah
d. Stroke
e. Kolesterol
10. Tablet Fe (zat besi) sangat diperlukan bagi ibu hamil karena berperan dalam
pembentukan….
a. Sel darah merah
b. Sel darah putih
c. Pembentukan jaringan
d. Penyerapan kalsium
e. Memperbaiki gizi
11. Apa yang ibu ketahui tentang tablet Fe?
a. Tablet tambah darah yang berwarna merah
b. Tablet untuk kekebalan tubuh
c. Tablet penambah nafsu makan
d. Tablet untuk menjaga stamina tubuh
e. Tablet untuk menghilangkan rasa mual

Poltekkes Tanjungkarang
12. Siapa saja yang perlu mendapatkan suplementasi zat besi?
a. Anak-anak
b. Remaja
c. Dewasa
d. Anak usia sekolah, ibu hamil/menyusui, remaja putri
e. Lansia
13. Apa yang ditimbulkan akibat apabila tidak mengkonsumsi tablet Fe?
a. Daya tahan tubuh menurun
b. Anemia
c. Sakit kronik
d. Letih
e. Lesu
14. Pengobatan yang diberikan pada wanita hamil dengan kurang darah (anemia)
adalah…
a. Pemberian suplemen tablet besi 200 mg saja
b. Pemberian suplemen besi + vitamin C
c. Pemberian vitamin C
d. Pemberian vitamin A
e. Pemberian vitamin D
15. Anemia pada kehamilan adalah..
a. Kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 12g%
b. Kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11 g%
c. Kadar hemoglobin (Hb) lebih dari 12g%
d. Kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 13%
e. Kadar hemoglobin (Hb) 12g%

16. Pada ibu yang hamil muda anemia bisa menyebabkan..


a. Persalinan lama
b. Kecelakaan
c. Keguguran
d. Kekurangan energi kronis
e. Berat badan bertambah

Poltekkes Tanjungkarang
17. Dampak anemia bagi ibu yang melahirkan adalah..
a. Bayi prematur
b. Persalinan Lancar
c. Persalinan susah
d. Ancaman penyakit jantung
e. Menghambat aliran darah
18. Kapan sebaiknya ibu hamil meminum tablet besi…
a. Sebelum tidur malam
b. Setelah bangun tidur
c. Pagi hari sebelum sarapan
d. Sebelum makan siang
e. Setelah makan siang
19. Kenapa tablet tambah darah tidak boleh diminum dengan teh…
a. Menghambat penyerapan zat besi
b. Menambah rasa mual
c. Menghambat aliran darah
d. Menambah rasa pusing
e. Menjadi lapar
20. Tanda-tanda anemia bisa dilihat dari..
a. Bagian dalam kelopak mata, bibir, dan muka tampak pucat
b. Badan tampak kurus
c. Kaki bengkak
d. Terdapat lebam di kulit
e. Sering buang air kecil

C. Kuisioner Sikap
Berilah tanda checklist pada jawaban yang menurut anda paling benar.
SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Poltekkes Tanjungkarang
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya meminum tablet Fe dengan teratur tanpa
diingatkan oleh keluarga
2. Saya meminum tablet Fe agar saya tidak anemia
3. Saya meminum tablet Fe sesuai dengan dosis yang
telah diberikan
4. Saya merasa tablet Fe kebutuhan yang sangat
penting bagi saya selama kehamilan ini
5. Saya terkadang meminum tablet Fe dengan
vitamin C karena mempercepat penyerapannya
6. Saya meminum tablet Fe karena takut ditanya oleh
bidan
7. Saya merasa mual setiap minum tablet Fe
sehingga tidak ingin meminumnya
8. Saya tidak ingin minum talet Fe karena saya
merasa tanpa tablet Fe juga saya tetap sehat
9. Saya selalu mengalami susah BAB ketika
meminum tablet Fe sehingga saya tidak ingin
meminumnya lagi
10. Saya meminum tablet Fe ketika ingat saja, lebih
sering lupa minumnya

Lampiran 4

Statistics

Sikap Tingkat Kepatuhan Kadar Hb Tingkat Pendidikan


Pengetahuan

Valid 76 76 76 76 76
N
Missing 0 0 0 0 0
25 1,0000 1,0000 1,0000

Percentiles 50 2,0000 2,0000 1,0000

75 2,0000 2,0000 2,0000

Poltekkes Tanjungkarang
Statistics

Kepatuhan Sikap

Valid 76 76
N
Missing 0 0
Mean 9,6842 22,6579
Std. Error of Mean ,22416 ,41488
Median 9,0000 23,0000
Mode 9,00 19,00
Std. Deviation 1,95421 3,61682
Variance 3,819 13,081
Range 11,00 14,00
Minimum 5,00 19,00
Maximum 16,00 33,00
25 9,0000 19,0000

Percentiles 50 9,0000 23,0000

75 10,7500 25,0000

Kadar Hb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Anemia 45 59,2 59,2 59,2

Valid Anemia 31 40,8 40,8 100,0

Total 76 100,0 100,0

Tingkat Kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Patuh 36 47,4 47,4 47,4

Valid Tidak Patuh 40 52,6 52,6 100,0

Total 76 100,0 100,0

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Baik 12 15,8 15,8 15,8

Cukup 39 51,3 51,3 67,1


Valid
Kurang 25 32,9 32,9 100,0

Total 76 100,0 100,0

Pendidikan

Poltekkes Tanjungkarang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Pendidikan dasar 13 17,1 17,1 17,1

Pendidikan Menengah 44 57,9 57,9 75,0


Valid
Pendidikan Tinggi 19 25,0 25,0 100,0

Total 76 100,0 100,0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Positif 30 39,5 39,5 39,5

Valid Negatif 46 60,5 60,5 100,0

Total 76 100,0 100,0

Lampiran 5 surat

Poltekkes Tanjungkarang
DOKUMENTASI

Poltekkes Tanjungkarang
Poltekkes Tanjungkarang

Anda mungkin juga menyukai