Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Hipertensi Dalam Kehamilan Pada Ibu Hamil di Puskesmas

Cijagang Tahun 2022” dengan data primer dan sekunder yang diperoleh

melalui data rekam medik, hasil penelitian yang kemudian dilakukan analisa

data dan diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer dan

disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan pendeskripsian dari masing-

masing tabel. Bentuk penjabaran hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk

analisis univariat dan bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi

Hipertensi ibu, umur, paritas, dan gaya hidup. Berikut ini, penulis sajikan

dalam hasil univariat dan bivariat yang telah dilakukan.

a. Hipertensi Pada Ibu Hamil

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Cijagang

Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur

Tahun 2022

No Hipertensi Frekuensi %
1 Berat 11 55
2 Ringan 9 45
  Total 20 100

51
52

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 20 ibu hamil menunjukan

yang mengalami Hipertensi Berat sebanyak 11 orang (55%), dan yang ringan

sebanyak 9 orang (45%).

b. Umur Ibu

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Faktor Umur Di Puskesmas Cijagang

Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur

Tahun 2022

No Usia Ibu Frekuensi %

1 Tidak Beresiko (20 tahun-35 tahun) 9 45

2 Beresiko (<20 tahun >35 tahun) 11 55

  Total 20 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 20 ibu hamil dengan usia

beresiko di puskesmas Cijagang Kec. Cikalong Kulon Kab. Cianjur tahun

2022 sebanyak 11 orang (55%), sedangkan ibu hamil dengan usia tidak

beresiko sebanyak 9 orang (45%). Maka dapat diketahui ibu hamil dengan

usia beresiko lebih banyak daripada ibu hamil dengan usia tidak beresiko di

Puskesmas Cijagang Kec. Cikalong Kab. Cianjur.


53

c. Paritas Ibu

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Faktor Paritas Di Puskesmas Cijagang

Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur

Tahun 2022

No Paritas Frekuensi %
1 Primi 6 30
2 Multi / Grande 14 70

  Total 20 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 20 ibu hamil dengan

paritas primi di Puskesmas Cijagang Kec. Cikalong Kulon Kab. Cianjur tahun

2022 sebanyak 6 orang (35%), sedangkan ibu hamil dengan paritas

multi/grande sebanyak 14 orang (65%).

Maka dapat diketahui bahwa ibu hamil dengan paritas grande lebih

banyak terjadi daripada ibu hamil dengan paritas primi di Puskesmas

Cijagang Kec. Cikalong Kab. Cianjur tahun 2022.

d. Gaya Hidup

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Faktor Gaya Hidup Di Puskesmas Cijagang

Kecamatan Cikalong Kabupaten Cianjur

Tahun 2022

No Gaya Hidup Frekuensi %


1 Tidak Baik 13 65
2 Baik 7 35
  Total 20 100
54

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 20 ibu hamil dengan

gaya hidup tidak baik di Puskesmas Cijagang Kec. Cikalong Kulon Kab.

Cianjur tahun 2022 sebanyak 13 orang (65%), sedangkan ibu hamil dengan

gaya hidup baik sebanyak 7 orang (35%).

Maka dapat diketahui bahwa ibu hamil dengan gaya hidup tidak baik

banyak terjadi daripada, ibu hamil dengan gaya hidup yang baik Puskesmas

Cijagang Kec. Cikalong Kulon Kab. Cianjur tahun 2022.

2. Analisis Bivariat

Analisi bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing-masing

variabel terhadap Hipertensi dalam kehamilan dan besarnya hubungan

(OR).

Hipertensi Dalam
Umur Kehamilan Total P
OR (95%) Cl
Ibu Berat Ringan value
F % F F% %
Tidak
8 88,9 1 11,1 9 100
Beresiko 21,333
0,021
Beresiko 3 27,3 8 72,7 11 100 (1,811-251,264)
Jumlah 11 55 9 45 20 100
a. Hubungan Umur Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan

Tabel 4.5

Hubungan Umur Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan

Di Puskesmas Cijagang Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur

Tahun 2022
55

Dari hasil analisis hubungan antara umur ibu yang tidak beresiko dengan

kejadian hipertensi dalam kehamilan yang berat ada sebanyak 8 orang (88,9%)

dan ibu yang umur nya beresiko mengalami hipertensi dalam kehamilan yang

berat ada sebanyak 3 orang (27,3%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value=

0,021 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara umur ibu

dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan. Nilai OR menunjukan bahwa umur

yang beresiko memiliki peluang 21 kali lebih besar untuk mengalami hipertensi

pada kehamilan dibanding ibu hamil dengan umur yang tidak beresiko.

b. Hubungan Paritas Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan

Tabel 4.6

Hubungan Paritas Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan

Di Puskesmas Cijagang Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur

Tahun 2022

Hipertensi Dalam
Kehamilan Total
Paritas OR (95%) Cl P value
Berat Ringan
F % F % F %
Primipara 5 83,3 1 16,7 6 100
0,750
Multi/Grande 6 42,9 8 57,1 14 100 1,000
(0,110-5,109)
Jumlah 11 55 9 45 20 100

Dari hasil analisis menunjukan bahwa kejadian hipertensi dalam

kehamilan yang berat terjadi lebih banyak pada ibu hamil dengan kelompok

Multi/Grande sebanyak 6 (42,9%) sedangkan diantara kelompok primi sebanyak

5 responden (83,3%) ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan

yang berat. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value= 1,000 maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu dengan
56

kejadian hipertensi dalam kehamilan. Nilai OR menunjukan bahwa faktor paritas

belum tentu merupakan faktor dari kejadian hipertensi dalam kehamilan karena

interval kepercayaan mencakup angka kurang dari satu.

c. Hubungan Gaya hidup Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan

Tabel 4.7

Hubungan Gaya hidup Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan

Di Puskesmas Cijagang Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur

Tahun 2022

Hipertensi Dalam
Gaya Kehamilan Total
OR (95%) Cl P value
Hidup Berat Ringan
F % F % F %
Tidak Baik 10 76,9 3 23,1 13 100 20.000
Baik 1 14,3 6 85,7 7 100 (1,676- 0,027
Jumlah 17 36,2 30 63,8 47 100 238,630)

Dari hasil analisis hubungan antara gaya hidup ibu yang tidak baik

dengan hipertensi kehamilan yang berat diperoleh bahwa ada sebanyak 10

orang (76,9%) dan ibu yang memiliki gaya hidup yang baik dengan kejadian

hipertensi dalam kehamilan yang berat sebanyak 1 orang (14,3%). Hasil uji

statistik didapatkan nilai p value = 0,027 maka dapat disimpulkan ada hubungan

yang signifikan antara gaya hidup ibu dengan kejadian hipertensi dalam

kehamilan. Nilai OR menunjukan bahwa gaya hidup yang tidak baik memiliki

peluang 20 kali lebih besar untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang

berat dibandingkan dengan responden yang memiliki gaya hidup yang baik.
57

B. Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan

pada 20 ibu yang mengalami Hipertensi dalam kehamilan pada bulan

Januari-Mei tahun 2022 di Puskesmas Cijagang Kec. Cikalong Kulon Kab.

Cianjur.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai

berikut:

1. Hubungan Umur dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipertensi yang berat banyak

terjadi baik pada ibu hamil dengan umur beresiko yaitu sebesar 55%

maupun pada ibu hamil yang memiliki umur tidak beresiko sebesar 45 %.

HAsil uji analitik menyatakan ada hubungan antara umur dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil P value = 0,021. Artinya kejadian hipertensi

dapat menyerang ibu hamil tanpa melihat faktor umur apakah beresiko

atau tidak. Ibu hamil yang tidak memiliki umur beresiko ternyata juga

mempuyai peuang besar untuk mengalami hipertensi.

Umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat

reproduksinya. Usia reproduksi yang sehat dan aman adlah umur 20-35

tahun. Jika kehamilan terjadi pada usia <20 tahun, maka secara biologis

alat reproduksi ibu hamil belum matang, kurang siapnya ibu hamil

terhadap kehamilannya sehingga emosinya masih labil dan ibu hamil

akan kurang peduli dalam menjaga kehamilannya. Sedangkan kehamilan

pada usia >35 tahun meningkatkan resiko ibu memiliki kondisi pada

kehamilannya dikarenakan fungsi reproduksinya mengalami kemunduran

dan penurunan daya tahan.


58

Menurut asumsi peneliti umur bukanlah suatu indikator untuk

menjamin kesehatan seseorang khususnya ibu hamil. Hal ini terbukti dari

hasil penelitian dimana ibu hamil dengan umur tidak beresiko ternyata

juga banyak menderita hipertensi. Mengingat penyakit hipertensi ini dapat

menyerang siapa saja jika pola hidupnya tidak sehat. Untuk itu ibu hamil

harus memperhatikan pola hidupnya agar tidak hiperensi selama

kehamilannya.

Fenomena di lapangan bahwa ibu hamil yang tidak memiliki umur

beresiko ternyata sebagian besar juga menderita hipertensi, hal ini karena

mereka tidak menjaga pola kesehatam dan pola konsumsi makanan

sehingga meski masih muda tapi mereka mengalami hipertensi dalam

kehamila. Selain itu ibu hamil mengatakan cemas dan khawatir dengan

kehamilannya sehinnga berdampak pada peningkatan tekannan darah.

Oleh sebab itu, petugas kesehatan harus memberikan informasi

kepada semua ibu hamil baik yang hipertensi dalam kehamilan maupun

yang tidak hipertensi dalam kehamilan bahwa usia ibu hamil 20-35 tahun

bisa beresiko juga terkena gangguan kehamilan, apalagi yang >35 tahun

akan lebih beresiko terjadinya gangguan-gangguan kehamilan, maka dari

itu harus dilakukan konseling atau penyuluhan kepada seua ibu hamil

supaya bisa memeriksakan kehamilannya secara ruin ke tenaga

kesehatan serta memberikan penyluhan kepada ibu hamil yang usianya

di atas 35 tahun misalnya tentang kontrasepsi KB untuk menjarakan

kehamilan.
59

2. Hubungan Paritas dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian hipertensi pada ibu

hamil dengan status paritas, multi/grande. Namun sebagian besar ibu

hamil dengan paritas multipara ternyata banyak yang menderita

hipertensi. Hasil uji statistik menyatakan tidak ada hubungan antara

paritas dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan (P value = 1,000).

Karena dari data bisa dilihat bahwa ibu hamil dengan paritas multipara

dan primipara belum tentu semuanya akan menderita hipertensi. Begitu

pula ibu hamil dengan paritas grandemultipara ternyata hanya sebagian

yang mederita hipertensi, dan juga sebagian kecil tidak menderita

hipertensi.

Kejadian hipertensi pada wanita hamil primigravida berusia kurang

dari 25 tahun insidennya tiga kali lebih tinggi dibanding dengan usia yang

sama primipara. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat

terjadi hipertensi laten. Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi

kehamilan di Amerika Serikat pada tahun yang lalu meningkat hampir

sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh oeningkatan jumlah

ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar (Wagiyo & Putrono, 2016).

Menurut asumsi peneliti paritas ibu hamil tidak berhubungan

dengan kejadian hipertensi. Karena apabila ibu hamil dengan paritas

primipara namun sebelumnya dia pernah mengalami riwayat hipertensi

maka pada kehamilan saai ini kemungkinan besar akan menderita

hipertensi juga. Begitu pula ibu hamil dengan paritas multipara atau

grandemultipara jika dia tidak pernah memiliki riwayat hipertensi serta sia
60

selalu menjaga pola hidupnya maka dia akan terhindar dari kejadian

hipertensi.

Fenomena dilapangan didapatkan ternyata kenapa paritas tidak

memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan, karena

dari sebagian besar ibu hamil yang paritas primipara sebagian besar

pernah mengalami riwayat hiperensi sbelum hamil, sehingga saat ibu

hamik sangat besar kemungkinan untuk menderita hipertensi, meskipun

status paritasnya baru memiliki satu anak.

Hasil penelitian ini tidak didukung oleh teori yang menyatakan

salah satu determinan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya HDK

adalah paritas. Persalinan yang beulang-lang akan mempunyai banyak

resiko terhadap kehamilan selanjutnya. Paritas 2-3 adalah yang paling

aman ditinjau dari para ahli (Nnurfatimah,2020).

3. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian hipertensi lebih

banyak terjadi pada ibu hamil dengan gaya hidup yang tidak baik sebesar

(65%). Hasil analisa statistik menyatakan bahwa ada hubungan antara

gaya hidup dengan kejadian hipertensi (P value = 0,027).

Hasil penelitian yang dilakukan (Rahmawati & Daniyati, 2016)

penelitian ini menunjukan adda hubungan kebiasaan gaya hidup terhadap

tingkat hipertensi di wilayah kkerja puskesmas nelayan kabupaten gresik

yang dilihat dari beberapa aspek pola kegiatan sehari-hari dengan

kejadian hipertensi dengan nilai (P value = 0,000).


61

Menurut asumsi peneliti kebiasaan gaya hidup sehari-hari yang

tidak baik dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan seperti

merokok, meminum kopi yang mengandung kafein yang dapat

meningkatkan tekanan darah. Sebagaimana diketahui bahwa ibu hamil

sangat rentan megalami berbagai penyulit selama kehamilan karena

banyak perubahan yang terjadi baik secara fisiologis maupun psikologis,

sehingga konsumsi kafein yang terkandung di dalam kopi salah satu dari

gaya hidup yang tidak baik ini sangat rentan memicu terjadinya hipertensi

di dalam kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai