Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Megawati E1), Pitono A J2), Miraturrofi’ah M3)

1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali
2)
Dosen Institut Kesehatan Rajawali
3)
Dosen Institut Kesehatan Rajawali
Efamegawati95@gmail.com

Abstrak
Di seluruh dunia, BBLR tetap menjadi masalah utama kesehatan masyarakat.
Proporsi BBLR di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2018 sebesar 6,2%.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan preeklampsia dan anemia dengan
kejadian BBLR di RSUD Bandung Kiwari Tahun 2022. Penelitian kuantitatif, jenis
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu
bersalin yang terdaftar di rekam medis RSUD Bandung Kiwari periode Januari-
September 2022 yang berjumlah 2.182 orang dan jumlah sampel 355 subjek dengan
teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan data sekunder
dan analisis data meliputi univariat dan bivariat (uji chi-square). Berdasarkan hasil
analisis univariat, angka kejadian BBLR di RSUD Bandung Kiwari pada Tahun
2022 sebesar 60,6%. Setengahnya (50,1%) ibu mengalami preeklampsia dan
hampir setengahnya (31,8%) ibu mengalami anemia. Hasil analisis bivariat, ada
hubungan preeklampsia dengan kejadian BBLR (p-value <0,001) dan ada
hubungan anemia dengan kejadian BBLR di RSUD Bandung Kiwari tahun 2022
(p-value <0,001). Terdapat hubungan antara preeklampsia dan anemia dengan
kejadian BBLR.
Kata kunci: Preeklampsia, Anemia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

RELATIONSHIP BETWEEN PREECLAMPSIA AND ANEMIA WITH


LOW BIRTH WEIGHT (LBW)

Abstract
Worldwide, LBW remains a major public health problem. The proportion of LBW
in Indonesia based on the results of the 2018 Riskesdas was 6.2%. The aim of the
study was to determine the relationship between preeclampsia and anemia with the
incidence of LBW at Bandung Kiwari Hospital in 2022. Quantitative research, this
type of research is analytic with a cross sectional approach. The population is all
birth mothers registered in the medical records of Bandung Kiwari Hospital for the
period January-September 2022, totaling 2,182 people and a total sample of 355
subjects using a simple random sampling technique. Data collection used secondary
data and data analysis included univariate and bivariate (chi-square test). Based on
the results of univariate analysis, the incidence of LBW at Bandung Kiwari Hospital
in 2022 is 60.6%. Half (50.1%) of women had preeclampsia and almost half
(31.8%) of women had anemia. The results of bivariate analysis showed that there
was a relationship between preeclampsia and LBW (p-value <0.001) and anemia
and LBW at RSUD Bandung Kiwari in 2022 (p-value <0.001). There is a
relationship between preeclampsia and anemia with the incidence of LBW.
Keywords: Preeclampsia, Anemia, Low Birth Weight (LBW)

PENDAHULUAN selama kehamilan sedangkan untuk


Prevalensi BBLR menurut mencegah terjadinya penyakit, upaya
UNICEF-WHO (2019) adalah 20,5 yang dapat dilakukan yaitu
juta (14,6%). Pada tahun 2015, dari memberikan vaksinasi, nutrisi yang
20,5 juta bayi yang lahir dengan tepat, ibu hamil minum tablet Fe untuk
BBLR, lebih dari setengahnya lahir di mencegah terjadinya anemia, dan
Asia. Prevalensi BBLR di Asia pemeriksaan kehamilan (antenatal
sebesar 12,8 juta (17,3%). Di dunia, care) secara teratur. Pemeriksaan
hampir setengah BBLR lahir di Asia kehamilan berdasarkan kebijakan
Selatan. Sekitar seperempat BBLR Permenkes RI No. 97 Tahun 2014
berada di Afrika, mayoritas bayi lahir Pasal 13 (1), mewajibkan seorang ibu
di Afrika Timur dan Barat. Prevalensi hamil untuk melakukan pemeriksaan
BBLR di Afrika sebesar 5,7 juta kehamilan sekurang-kurangnya empat
(13,7%). Proporsi BBLR di Indonesia kali sebelum melahirkan yaitu sekali
berdasarkan hasil Riskesdas (2018) pada trimester pertama, sekali pada
sebesar 6,2%. trimester kedua dan dua kali pada
UNICEF-WHO (2019) trimester ketiga (Sunarti dan Batrisya,
menyatakan bahwa BBLR dapat 2019).
meningkatkan bahaya pada masa Hasil penelitian
kanak-kanak seperti stunting, Pradnyaningrum (2018) di RSUD
rendahnya IQ dan kematian. Wangaya, diperoleh ada hubungan
Sependapat dengan Marlinda et al preeklampsia dengan berat badan lahir
(2022), bahwa risiko terbesar pada rendah (BBLR). Ibu yang preeklamsia
BBLR adalah terjadinya retardasi empat kali lebih mungkin melahirkan
pertumbuhan atau perawakan pendek. bayi BBLR. Muslika (2018) di RSUD
Kejadian BBLR dapat dicegah Wates Kulon Progo, diperoleh hasil
dengan menurunkan angka kelahiran ada hubungan preeklampsia dengan
bayi BBLR secara berkesinambungan kejadian BBLR pada ibu hamil.
dan holistik dengan Novianti (2018) di Rumah Sakit
mempertimbangkan aspek promotif, Singaparna Medical Center (SMC)
preventif, kuratif dan rehabilitasi. Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan
Namun sebagai bidan, fokusnya lebih anemia pada ibu hamil mempunyai
pada pencegahan primer, yaitu. hubungan yang bermakna dengan
promosi dan pencegahan. Untuk kejadian BBLR. Penelitian Aditianti
meningkatkan pengetahuan dan (2020) menemukan bahwa anemia
kesehatan ibu hamil, upaya promosi berhubungan secara bermakna dengan
kesehatan dapat dilakukan dengan kejadian BBLR. Ibu hamil yang
memberikan konseling atau informasi menderita anemia, 1,49 kali lebih
kepada ibu hamil tentang kesehatan besar melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu hamil tidak Bandung Kiwari agar dapat dilakukan
anemia. upaya pencegahan dan
Berdasarkan studi pendahuluan penanggulangan BBLR sesuai Standar
di RSUD Bandung Kiwari pada Operasional Prosedur (SOP)
tanggal 18 September tahun 2022 di khususnya di RSUD Bandung Kiwari.
RSUD Bandung Kiwari diperoleh data
kasus BBLR pada tahun 2020 METODOLOGI
sebanyak 523 kasus (11,0%) dari 4738 Penelitian kuantitatif
ibu bersalin. Pada tahun 2021 menggunakan survei analitik dengan
mengalami peningkatan sebesar 4,9% rancangan penelitian cross sectional.
menjadi 849 kasus (15,9%) dari 5446 Populasi semua ibu bersalin yang ada
ibu bersalin. Kasus BBLR pada bulan di rekam medis RSUD Bandung
Januari sampai dengan September Kiwari periode Januari-September
Tahun 2022 sebanyak 503 kasus 2022 yang berjumlah 2182 subjek.
(23,1%) dari 2182 ibu bersalin. Riyanto dan Putera (2022)
Banyak faktor yang menyebabkan menyatakan bahwa besar sampel dapat
terjadinya BBLR, namun di RSUD dihitung menggunakan rumus Slovin
Bandung kiwari faktor penyebab yaitu:
BBLR paling banyak adalah BBLR N
𝑛=
yang disebabkan oleh preeklampsia (1 + Ne2 )
dan anemia dimana kasus preeklampsi
dan anemia selalu masuk kedalam 5 Keterangan :
besar kasus Obgyn setiap tahunnya. n = Jumlah sampel
Pada tahun 2020, kasus preeklampsia N = Total populasi
sebanyak 435 kasus (16,4%) dari 2655 e = Tingkat kesalahan dalam
ibu hamil, kemudian pada tahun 2021 pengambilan sampel (5%)
mengalami peningkatan sebesar 3,4% Sampel yang digunakan sebanyak 355
menjadi 19,8% (558 kasus) dari 2814 subjek. Simple random sampling
ibu hamil. Pada tahun 2020, diperoleh digunakan sebagai teknik
kejadian anemia 447 kasus (16,8%) pengambilan sampel dengan teknik
dari 2655 ibu hamil. Kemudian pada =RANDBETWEEN() di komputer
tahun 2021 mengalami peningkatan pada Microsoft Excel. Kriteria
sebesar 5,3% menjadi 622 kasus pengambilan sampel meliputi inklusi
(22,1%) dari 2814 ibu hamil. Faktor dan eksklusi. Kriteria inklusi terdiri
resiko terbanyak BBLR pada tahun dari semua ibu yang melahirkan di
2021 di RSUD Bandung Kiwari RSUD Bandung Kiwari dari bulan
adalah faktor kehamilan diantaranya Januari-September 2022, memiliki
preeklampsia sebesar 26,47 % dan riwayat persalinan lengkap meliputi
anemia sebesar 25,68 %. rekam medis, nama ibu, diagnosa,
Penelitian ini mempunyai tujuan kadar haemoglobin (Hb) ibu dan berat
untuk mengetahui hubungan badan bayi lahir, usia kehamilan ≥ 37
preeklampsia dan anemia dengan minggu, ibu dengan kehamilan
kejadian berat badan lahir rendah tunggal. Kriteria eksklusi adalah
(BBLR) di RSUD Bandung Kiwari neonatus meninggal pada saat lahir
tahun 2022. Manfaat dilakukannya dan ibu dengan eklampsia. Data di
penelitian bagi bidan di RSUD
analisis menggunakan univariat dan
dan bivariat (uji chi-square).

HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR

BBLR n %
BBLR 215 60,6
Tidak BBLR 140 39,4
Jumlah 355 100

Pada tabel 1 diatas didapatkan proporsi kejadian BBLR sebesar 215 (60,6%)
subjek.

Tabel 2. Distribusi Preeklampsia Pada Ibu Bersalin

Preeklampsia n %
Preeklampsia 178 50,1
Tidak Preeklampsia 177 49,9
Jumlah 355 100

Pada tabel 2 diatas, dari 355 subjek diperoleh setengahnya mengalami


preeklampsia sebesar 178 (50,1%).

Tabel 3. Distribusi Kejadian Anemia Pada Ibu Bersalin

Anemia n %
Anemia 113 31,8
Tidak Anemia 242 68,2
Jumlah 355 100

Pada tabel 3 diatas menunjukkan hampir setengah subjek dari 355 subjek
mengalami anemia sebesar 113 (31,8%).

Tabel 4. Hubungan antara Preeklampsia dengan Kejadian BBLR

BBLR
BBLR Tidak Total P Value
Preeklampsia BBLR
n % n % n %
Preeklampsia 137 77,0 41 23,0 178 100 < 0,001
Tidak Preeklampsia 78 44,1 99 55,9 177 100
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa menunjukkan p-value <0,001 maka
ibu preeklampsia lebih banyak dapat disimpulkan ada hubungan antara
melahirkan bayi BBLR sebesar 77,0% preeklampsia dengan kejadian BBLR.
bila dibandingkan dengan ibu tanpa
preeklampsia lebih sedikit melahirkan
bayi BBLR.
Hasil uji statistik chi-square

Tabel 5. Hubungan antara Kejadian Anemia dengan BBLR


BBLR
Anemia BBLR Tidak BBLR Total P Value
n % n % n %
Anemia 89 78,8 24 21,2 113 100 < 0,001
Tidak Anemia 126 52,1 116 47,9 242 100
Pada tabel 5 diatas, dapat sedikit melahirkan bayi BBLR. Hasil
diketahui bahwa ibu bersalin yang uji statistik chi-square diperoleh p-
mengalami anemia lebih sering value <0,001 sehingga ada hubungan
melahirkan bayi BBLR (78,8%) antara anemia dengan kejadian BBLR.
dibandingkan ibu tanpa anemia lebih

PEMBAHASAN rendah yaitu 1.763 (12,3%). Penelitian


Kejadian BBLR Aulia (2019) di RSI Siti Khadijah
Dari 355 subjek yang diteliti, Palembang menunjukkan 21
sebagian besar bayi lahir dengan responden (23,1%) mengalami BBLR.
BBLR sebanyak 60,6%. Nilai rata-rata Penelitian Muslika (2018) di RSUD
(Mean) berat badan bayi pada saat Wates Kulon Progo didapatkan angka
lahir adalah 2200,75 gram. Berat kejadian BBLR sebesar 32,8%.
badan bayi paling rendah 1430 gram Meningkatnya kasus BBLR di
dan berat badan bayi paling tinggi RSUD Bandung Kiwari kemungkinan
2940 gram. BBLR terbanyak (Mode) disebabkan oleh banyak faktor.
adalah 2100 gram. Berat badan bayi Menurut asumsi peneliti, faktor
yang paling rendah yaitu 1430 gram, tersebut antara lain kurangnya asupan
menurut Marshall (2014) menyatakan nutrisi pada ibu hamil, ibu hamil
bahwa klasifikasi berat badan lahir mengalami kekurangan energi kronis
<1500 gram termasuk kedalam (KEK), kebiasaan makan yang tidak
kategori bayi berat lahir sangat rendah sesuai menu gizi seimbang dan porsi
(BBLSR). UNICEF-WHO (2019) makan yang tidak proporsional serta
menyatakan BBLR adalah berat badan kurangnya informasi tentang gizi
saat lahir kurang dari 2.500g (<5,5 lbs) selama hamil yang termasuk pola
tanpa memandang usia kehamilan. makan yang baik dan benar selama
Hasil penelitian ini menemukan kehamilan. pentingnya makanan yang
kejadian BBLR lebih tinggi kaya akan zat besi, kurangnya
dibandingkan hasil Riskesdas (2018), informasi yang diperoleh ibu hamil
dimana proporsi berat badan lahir pada tentang manfaat tablet tambah darah
kejadian BBLR di Indonesia lebih (TTD) selama kehamilan, banyak ibu
hamil yang tidak mengikuti anjuran anemia berat sedangkan Hb tertinggi
dokter/bidan untuk mengkonsumsi 10,9 g/dL termasuk kedalam kategori
suplemen zat besi atau tablet tambah anemia ringan.
darah (TTD) sesuai anjuran (minimal Kemenke RI (2015) menyatakan
30 tablet selama hamil), jarak bahwa anemia adalah suatu keadaan
kehamilan dan persalinan terlalu dekat kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
(<2 tahun). kurang dari normal yang berbeda
menurut kelompok umur, jenis
Preeklampsia kelamin dan kondisi fisioligis. Kadar
Dari 355 subjek yang diteliti, Hb pada ibu hamil menurut WHO
setengahnya mengalami preeklampsia (2011) dalam Kemenkes RI (2018)
sebanyak 50,1%. adalah 11 g/dL (tidak anemia) dan
POGI & HKFM (2016) dikatakan anemia apabila kadar Hb
menyatakan bahwa preeklampsia <11 g/dL.
adalah hipertensi yang timbul setelah Hasil penelitian menemukan
20 minggu kehamilan disertai dengan bahwa prevalensi anemia di RSUD
proteinuria. Bandung Kiwari lebih rendah
Hasil penelitian ini sejalan dibandingkan dengan prevalensi
dengan penelitian Pohan (2021) di anemia pada ibu hamil menurut WHO
RSUP Haji Adam Malik Medan yang (2021), dimana tahun 2019 prevalensi
menemukan 33,3% kasus anemia pada ibu hamil adalah 36,5%
preeklampsia. Penelitian Aulia (2019) sedangkan hasil Riskesdas 2018
di RSI Siti Khadijah Palembang sebesar 48,9%.
menunjukkan 42 responden (46,2%) Menurut asumsi peneliti,
mengalami preeklampsia. kenaikan prevalensi anemia di RSUD
Menurut asumsi peneliti, faktor Bandung Kiwari disebabkan oleh
penyebab kejadian preeklampsia pada banyak faktor seperti asupan
ibu bersalin di RSUD Bandung Kiwari nutrisi/pola makan ibu yang kurang
tahun 2022 adalah usia beresiko beragam dan tidak memenuhi menu
(kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 gizi seimbang sehingga menyebabkan
tahun), adanya riwayat keluarga ibu hamil mengalami kekurangan
pernah mengalami nutrisi (Kekurangan Energi Kronis),
preeklampsia/eklampsia maupun kurangnya asupan makanan yang kaya
hipertensi. akan zat besi seperti hati, ikan, telur,
daging, sayuran dan buah berwarna,
Anemia kehamilan yang berulang dalam waktu
Dari 355 subjek yang diteliti, singkat (jarak kehamilan <2 tahun).
hampir setengahnya mengalami
anemia yaitu sebanyak 31,8%. Nilai Hubungan Preeklampsia dengan
rata-rata (Mean) Hemoglobin (Hb) BBLR
adalah 9,4 g/dL dengan Hb terendah Sebagian besar (77,0%) ibu
6,5 g/dL dan Hb tertinggi 10,9 g/dL. dengan preeklampsia melahirkan bayi
Hb terbanyak (Mode) adalah 10,8 BBLR. Hasil uji statistik chi square
g/dL. Hb terendah 6,5 g/dL menurut diperoleh nilai p-value = < 0,001
WHO (2011) dalam Kemenkes RI sehingga ada hubungan preeklampsia
(2018) termasuk kedalam kategori dengan kejadian BBLR.
Prawirohardjo (2014) menunjukkan adanya hubungan antara
menyatakan bahwa pada kondisi preeklampsia dengan BBLR (p-value
hipertensi dalam kehamilan arteri 0,043).
spiralis relatif mengalami Penelitian Pradnyaningrum
penyempitan dan terjadi kegagalan (2018) di RSUD Wangaya
“remodeling arteri spiralis” sehingga menemukan adanya keterkaitan antara
aliran darah pada plasenta menurun preeklampsia dengan BBLR dimana
dan memungkinkan untuk terjadinya ibu yang mengalami preeklamsia
hipoksia pada janin (kekurangan empat kali lebih mungkin melahirkan
oksigen) dan iskemia plasenta pada bayi BBLR.
janin. Kelainan sirkulasi uteroplasenta Penelitian Risanti dan
yang abnormal dapat mengakibatkan Kusumastuti (2018) di RSUP Dr.
oksigen, nutrisi, dan pengeluaran hasil Soeradji Tirtonegoro Klaten diperoleh
metabolik menjadi tidak normal ada hubungan signifikan antara ibu
sehingga janin mengalami kekurangan preeklampsia dengan BBLR
oksigen dan nutrisi pada trimester (p=0,004).
akhir yang kemungkinan dapat Penelitian Chumaida (2019) di
menimbulkan pertumbuhan janin RSUD Gambiran Kota Kediri
terhambat sehingga memungkinkan menemukan adanya hubungan yang
bayi lahir dengan berat lahir rendah bermakna antara preeklampsia dengan
(<2500 gram). kejadian BBLR (p-value = 0,031)
Sejalan dengan penelitian dengan hubungan yang sangat kuat
Lestariningsih (2013) di RSUD serta korelasinya positif.
Ahmad Yani Kota Metro diperoleh Penelitian Hartati (2018) di
terdapat hubungan yang bermakna RSUD Wangaya menunjukkan ada
antara preeklampsia dengan BBLR (p- hubungan antara ibu bersalin yang
value 0,000 dan Odds Ratio/OR mengalami preeklampsia dengan berat
10.11). Ibu hamil dengan badan lahir rendah (BBLR) (p-value
preeklampsia berisiko 10,11 kali untuk 0,000 dan Odds Ratio/OR 4,752) yang
melahirkan bayi BBLR daripada ibu artinya ibu dengan preeklampsia
hamil tanpa preeklampsia setelah berpeluang empat kali melahirkan
dikontrol oleh riwayat keguguran, bayi dengan BBLR.
paritas dan pendidikan ibu. Sebanyak 23,6% ibu bersalin
Penelitian Aulia (2019) di RSI Siti preeklampsia melahirkan bayi tidak
Khadijah Palembang diperoleh adanya BBLR. Hal tersebut dapat disebabkan
hubungan preeklampsia dengan BBLR perilaku ibu dalam melakukan
(p-value 0,001). Hasil analisis pemeriksaan antenatal care (ANC)
didapatkan nilai Odds Ratio (OR) sesuai dengan standar sehingga dapat
sebesar 3,158 artinya responden yang di deteksi dari sejak dini dan dilakukan
mempunyai riwayat preeklampsia penatalaksanaan yang tepat oleh
berpeluang 3 kali melahirkan bayi Dokter sehingga pada saat bayi lahir
BBLR bila dibandingkan dengan tidak mengalami BBLR. Johan (2012)
responden yang tidak mempunyai menyatakan bahwa terdapat beberapa
riwayat preeklampsia. hal yang dapat dilakukan oleh ibu
Penelitian Muslika (2018) di hamil untuk mencegah bayi lahir
RSUD Wates Kulon Progo dengan berat badan rendah yaitu
melakukan deteksi dini preeklampsia terjadi lebih besar dibandingkan
dan pemeriksaan kehamilan secara dengan eritrosit sehingga terjadi
rutin. penurunan konsentrasi Hb
Tenaga kesehatan hendaknya (Hemoglobin) yang menyebabkan ibu
memberikan motivasi kepada ibu hamil mengalami anemia dan
hamil dengan preeklampsia dan gangguan dalam pengangkutan
memberikan komunikasi, informasi oksigen sehingga nutrisi ke janin
dan edukasi (KIE) pentingnya asupan berkurang. Penyebab terbanyak
gizi untuk menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil adalah
BBLR. Menilai kemungkinan risiko kekurangan zat besi. Hal ini dapat
pada wanita dengan preeklampsia menyebabkan pembentukan produksi
merupakan solusi yang cukup sel darah merah dan hemoglobin
sederhana untuk mengurangi kejadian berkurang dimana terjadinya
preeklampsia. Petugas kesehatan penurunan hemoglobin ini
harus mendorong ibu hamil untuk mengakibatkan terjadinya penurunan
menjalani pemeriksaan kehamilan oksigenasi ke rahim serta mengganggu
rutin guna memantau kesehatan ibu nutrisi dan pertumbuhan plasenta.
dan janin secara menyeluruh serta Pertumbuhan plasenta yang abnormal
mengurangi risiko komplikasi. dapat menyebabkan fungsi plasenta
Melakukan skrining detekni dini pada menjadi tidak optimal sehingga dapat
ibu dengan preeklampsia guna mempengaruhi pertumbuhan dan
mencegah kelahiran bayi dengan perkembangan janin.
komplikasi melalui perbaikan asupan Hal ini sesuai dengan penelitian
nutrisi ibu hamil, pemantauan Aulia (2020) di RSI Siti Khadijah
kehamilan secara teratur, penanganan Palembang diperoleh adanya
lebih cepat oleh tenaga kesehatan hubungan antara anemia dengan
dengan cara melakukan identifikasi BBLR (p-value 0,000 dan Odds
faktor risiko yang tepat dan mencegah Ratio/OR 9,917). Responden dengan
terjadinya dampak yang diakibatkan riwayat anemia memiliki risiko 10 kali
oleh BBLR. lipat lebih besar untuk melahirkan bayi
BBLR bila dibandingkan dengan
Hubungan Anemia dengan BBLR responden tanpa riwayat anemia.
Sebagian besar (78,8%) ibu Penelitian Novianti (2018) di RS
bersalin yang mengalami anemia Singaparna Medical Center (SMC)
melahirkan bayi dengan berat badan Kabupaten Tasikmalaya diperoleh
lahir rendah (BBLR). Hasil uji statistik anemia pada ibu hamil berhubungan
chi square diperoleh nilai p-value dengan kejadian BBLR (p-value
<0,001 sehingga ada hubungan anemia 0,002).
dengan BBLR. Penelitian Risanti dan
Wiknjosastro (2017) menyatakan Kusumastuti (2018) di RSUP Dr.
bahwa pada masa kehamilan Soeradji Tirtonegoro Klaten
kebutuhan oksigen lebih tinggi menunjukkan ada hubungan antara ibu
sehingga terjadi peningkatan produksi yang anemia dengan BBLR (p-value
eritropoietin dimana volume plasma 0,000).
dan eritrosit juga ikut meningkat, Aditianti (2020) melakukan studi
tetapi peningkatan volume plasma metaanalisis multi negara antara tahun
2015-2019, menemukan kejadian dengan kejadian BBLR di RSUD
anemia pada ibu hamil dapat Bandung Kiwari tahun 2022.
berdampak terhadap kejadian BBLR. Saran yang diberikan Bagi
Hasil Odds Ratio (OR) diperoleh RSUD Bandung Kiwari adalah
wanita hamil yang mengalami anemia menambah response time atau waktu
memiliki peluang 1,49 kali lipat lebih tanggap darurat di Instalasi Gawat
besar untuk melahirkan bayi BBLR Darurat (UGD), ruang bersalin,
dibandingkan dengan wanita yang perinatologi dan ruang OK (ruang
tidak anemia (p-value <0,001). operasi) untuk menghadapi
Penelitian ini menemukan bahwa kegawatdaruratan neonatal khususnya
21,2% ibu bersalin yang mengalami BBLR dan merumuskan kebijakan
anemia melahirkan bayi tidak BBLR. penerapan peningkatan kualitas
Salah satu faktor penyebab ibu layanan dengan metodologi Quality
bersalin anemia tidak melahirkan bayi Control Circle (QCC) serta
BBLR karena ibu penderita anemia melaksanakan kegiatan sekelompok
rajin melakukan pemeriksaan ANC karyawan yang bekerjasama,
secara rutin dan teratur sesuai dengan mengadakan pertemuan rutin untuk
anjuran pemerintah, ibu patuh melakukan pengendalian kualitas
meminum tablet Fe selama hamil melalui identifikasi, analisis dan
minimal 30 tablet. Hal ini sesuai tindakan untuk memecahkan masalah
dengan pernyataan Kemenkes RI yang diidentifikasi.
(2020) bahwa pemeriksaan ANC pada
ibu hamil dilakukan sesuai anjuran, DAFTAR PUSTAKA
minimal 6 kali selama kehamilan dan Aditianti. Pengaruh anemia ibu hamil
minimal 2 kali diperiksa oleh dokter terhadap berat bayi lahir rendah :
saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan studi meta analisis beberapa negara
saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 tahun 2015 hingga 2019. Jurnal
Kesehatan Reproduksi [serial
sehingga apabila ditemukan adanya
online] 2020 Nov [cited 2022 Aug
anemia dapat dilakukan pengobatan
01]; 11(02):163-177.
sejak dini. Aulia M. Hubungan anemia, usia
kehamilan dan preeklampsia
SIMPULAN DAN SARAN dengan kejadian BBLR di RSI Siti
Kesimpulan dalam penelitian Khadijah Palembang tahun 2018.
adalah sebagai berikut: 1) Sebagian Masker Medika [serial online] 2019
besar (60,6%) bayi lahir dengan Dec [cited 2022 Aug 28]; 7(02):
BBLR di RSUD Bandung Kiwari 332-342.
tahun 2022. 2) Setengahnya (50,1%) Chumaida I. Hubungan Pre Eklamsi
ibu bersalin mengalami preeklampsia dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
di RSUD Bandung Kiwari tahun 2022. Rendah (BBLR) di RSUD
3) Hampir setengah (31,8%) ibu Gambiran Kota Kediri. [Skripsi].
Kediri: Poltekkes Kemenkes
bersalin mengalami anemia di RSUD Malang; 2019.
Bandung Kiwari. 4) Terdapat Hartati N. Preeklampsia dengan Berat
hubungan preeklampsia dengan Badan Lahir Rendah (BBLR) pada
kejadian BBLR di RSUD Bandung ibu bersalin. Jurnal Gema
Kiwari tahun 2022. 5) Terdapat Keerawatan [serial online] 2018
hubungan antara anemia anemia Jan [cited 2022 Aug 29]; 11(1):1-7.
Johan I. Hubungan antara preeklampsia Poltekkes Kemenkes Denpasar;
dengan kejadian BBLR dan asfiksia 2018.
neonatorum di VK IRS RSUD DR. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan
Soetomo Surabaya. [Jurnal Unair]. Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
Surabaya: Universitas Airlangga Bina Pustaka Sarwono
Surabaya; 2012. Prawirohardjo; 2014.
Kemenkes RI. Buku KIA revisi 2020. Risanti DE, Kusumastuti DAD. Kaitan
Jakarta: Kementerian Kesehatan antara kejadian preeklampsia dan
Republik Indonesia; 2020. anemia pada ibu dengan kejadian
Kemenkes RI. Pedoman penatalaksanaan bayi berat lahir rendah di Klaten.
pemberian tablet tambah darah. INational Symposium And
Jakarta: Kementerian Kesehatan Workshop Continuing Medical
RI; 2015. Education X. [serial online] 2018
Kemenkes RI. Pedoman pencegahan dan [cited 2022 Aug 28];
penanggulangan anemia pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun
remaja putri dan wanita usia subur 2018. Kesehatan Kementerian RI:
(WUS). Jakarta: Kementerian Badan Penelitian dan
Kesehatan Republik Indonesia. Pengembangan Kesehatan
[Online]. 2018 [cited 2022 Aug Kementerian RI; 2018.
16]; Riyanto S, Putera AR. Metode riset
Lestariningsih S. Hubungan preeklampsia penelitian kesehatan dan sains.
dalam kehamilan dengan kejadian Yogyakarta: Deepublish; 2022.
BBLR di RSUD Jenderal Ahmad Sunarti dan Batrisya A. Upaya ibu hamil
Yani Kota Metro tahun 2011. dalam mencegah bayi berat lahir
Jurnal Kesehatan Masyarakat rendah di wilayah UPTD kesehatan
Andalas [serial online] 2013 Sept - Kecamatan Sukorejo. Jurnal
2014 Mar [cited 2022 Dec 30]; Keperawatan Malang [serial
8(1):[6 screens]. online] 2019 [cited 2022 Dec 05];
Muslika. Preeklampsia dan kejadian Bayi 4(2):67-75.
Berat Lahir Rendah pada United Nations Children’s Fund
Kehamilan Aterm di RSUD Wates (UNICEF), World Health
Kulon Progo Tahun 2017. Organization. UNICEF-WHO Low
[Skripsi]. Yogyakarta: Politeknik birthweight estimates: Levels and
Kesehatan Kementerian Kesehatan trends 2000–2015. Geneva: World
Yogyakarta; 2018. Health Organization; Licence: CC
Novianti S. Hubungan anemia pada ibu BY-NC-SA 3.0 IGO. [Online].
hamil dan BBLR. Jurnal Siliwangi 2019 [cited 2022 Aug 02];
[serial online] 2018 [cited 2022 Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. edisi ke-
Aug 17]; 4(1):[1 screens]. 4 Cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan
Perkumpulan Obstetri Ginekologi (POGI) Bina Pustaka Sarwono
& Himpunan Kedokteran Feto Prawirohardjo; 2017.
Maternal (HKFM). Pedoman World Health Organization (WHO).
nasional pelayanan kedokteran Anemia in women and children.
(PNPK): Ketuban pecah dini. [Online]. 2021 [cited 2022 Sept
Indonesia: POGI & HKFM; 2016. 07];
Pradnyaningrum, VDNN. Hubungan
preeklampsia dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) pada ibu
bersalin di RSUD Wangaya Tahun
2018. [Skripsi]. Denpasar:

Anda mungkin juga menyukai