Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virus corona atau COVID-19 telah menjadi bencana non alam yang memberikan

dampak pada semua orang. Kematian ibu dan kematian neonatal di Indonesia masih

menjadi tantangan besar serta perlu perhatian dalam situasi bencana COVID-19.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per tanggal 14

September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 221.523 orang,

sebanyak 5.316 orang (2,4%) adalah anak berusia 0- 5 tahun. Sedangkan ibu hamil

terdapat 4,9% yang terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus terkonfirmasi

yang memiliki data kondisi penyerta (Komite Penanganan Covid19 dan Pemulihan

Ekonomi Nasional, 2020). Hal ini menunjukkan infeksi COVID-19 dapat menyerang

kelompok ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Kondisi ini dikhawatirkan

akan meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir

(Kemenkes, 2020). Hingga data terkini, jumlah pasien meninggal dari kelompok

umur 0-5 tahun ialah 9.328 (Kemenkes, 2021).

Kematian bayi merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar di dunia.

Angka kematian bayi sering digunakan sebagai patokan baik-buruknya kondisi

ekonomi, sosial, serta lingkungan di suatu negara. Khususnya lagi, angka kematian

bayi menggambarkan level kesehatan di negara tersebut. Data dari WHO tahun

2019, angka kematian bayi di Indonesia yaitu 21,12 di tahun 2019.


2

Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu mencapai 21,86

sedangkan pada tahun 2017 mencapai 22,62. Menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka kematian neonatus sebesar 15 per

1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi sebanyak 24 per 1.000

kelahiran hidup. Pada tahun 2019, dari 29.322 kematian balita, sebesar 69% (20.244

kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kematian neonatus

yang dilaporkan, sebanyak 16.156 kematian terjadi pada periode enam hari pertama

kehidupan. Faktor penyebab tertinggi kematian neonatus pada 2019 yaitu Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) dengan angka 7.150 kematian (Ditjen Kesehatan Masyarakat

Kemenkes RI tahun 2020).

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan

kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir rendah menjadi masalah kesehatan yang

signifikan secara global. Menurut Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI tahun

2020, kondisi bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) biasanya disebabkan karena

kondisi ibu disaat masa kehamilan (kehamilan remaja, malnutrisi, dan komplikasi

kehamilan), bayi kembar, janin memiliki kelainan atau kondisi bawaan, dan

gangguan pada plasenta yang menghambat pertumbuhan bayi (IUGR). Sedangkan

Poedji Rochjati tahun 2015 menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi

berat bayi lahir dibagi menjadi 2 yaitu, faktor eksternal dan internal. Faktor

internalnya meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi

ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, penyakit pada saat kehamilan, serta lingkar

lengan atas atau LILA. Untuk faktor eksternalnya yaitu kondisi lingkungan dan

tingkat sosial ekonomi.

KEK (kekurangan energi kronis) menurut Irianto tahun 2014 yaitu gangguan

kesehatan pada seseorang yang timbul karena menderita kekurangan makanan yang
3

berlangsung menahun (kronis) yang ditandai dengan lingkar lengan atas (LILA) <

23,5 cm. Kurang Energi Kronis (KEK) bisa terjadi pada wanita usia subur (WUS)

dan ibu hamil. Kekuangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dapat menyebabkan

terganggunya kesehatan ibu ataupun janin yang dikandungnya. Ibu hamil KEK akan

mengalami gejala seperti terus-menerus merasa lelah, kesemutan, pucat. Sementara

di dalam kandungan, janin yang tidak tumbuh maksimal dapat menyebabkan bayi

lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), perkembangan organ janin terganggu

yang bisa mempengaruhi pada kemampuan belajar, kemampuan kognitif, berisiko

mengalami kecacatan, serta dapat beresiko bayi lahir mati (Kristiyanasari, 2014)

Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Ice Aan Sholihah tahun 2018 mengenai

Hubungan Riwayat Kekurangan Enegi Kronik (KEK) Selama Masa Kehamilan

Dengan Kejadian BBLR Di Wilayah Kerja Puskesmas Cipendeuy Tahun 2018, hasil

penelitiannya menunjukan bahwa persentase ibu hamil yang mengalami Kekurangan

Energi Kronik (KEK) 49 (7,4%) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 30

(4,5%). Yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat Kekurangan

Energi Kronik (KEK) selama masa kehamilan dengan kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR).Teori mengatakan bahwa status gizi ibu hamil sangat

mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan apabila status gizi ibu buruk,

baik sebelum kehamilan maupun selama kehamilan akan menyebabkan

terganggunya pertumbuhan pada janin, menyebabkan terhambatnya pertumbuhan

otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah infeksi, dan abortus

sehingga memiliki risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (Ice

Aan Sholihah, 2019).

Data di kabupaten Klaten jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mengalami

kenaikan. Pada 2017 terdapat kenaikan kasus 5,14% tahun 2018 naik menjadi 5,34%
4

dan di tahun 2019 naik lagi menjadi 5,5%. Di Puskesmas Juwiring termasuk dalam

jumlah kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) terbanyak. Di tahun 2018 ada kasus

BBLR sebanyak 43 kasus, dan di tahun 2019 terdapat 45 kasus BBLR. Adapun

faktor penyebabnya salah satunya yaitu kurangnya asupan gizi pada ibu hamil

(Dinkes Klaten, 2019).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Puskesmas Juwiring

pada tanggal 6&7 Juli 2021, diperoleh data BBLR bulan Oktober 2020 - Juni 2021

sebanyak 35 bayi. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai “Hubungan Ibu Kekurangan Energi Kronik (KEK) dengan Kejadian Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) dalam Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Juwiring,

Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Wilayah kerja Puskesmas Juwiring termasuk memiliki kasus BBLR yang tinggi.

Maka dari itu berdasarkan uraian dan latar belakang masalah yang ada, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara Kekurangan Energi

Kronik dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dalam masa pandemi covid-19 di

Puskesmas Juwiring Klaten?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan Kekurangan Energi Kronik dengan kejadian Bayi Berat

Lahir Rendah dalam masa pandemi covid-19 di Puskesmas Juwiring Klaten.

2. Tujuan Khusus
5

a. Untuk mengetahui jumlah bayi Bayi Berat Lahir Rendah selama pandemi

covid-19 di Puskesmas Juwiring Klaten.

b. Untuk mengetahui jumlah ibu hamil Kekurangan Energi Kronik selama

pandemi covid-19 di Puskesmas Juwiring Klaten.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi institusi

Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi bagi institusi STIKES

Muhammadiyah Klaten khususnya tentang Hubungan Kekurangan Energi

Kronik dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dalam Masa Pandemi Covid-

19.

2. Bagi petugas kesehatan

Dapat memberikan tambahan informasi kepada petugas kesehatan agar lebih

memperhatikan bayi yang lahir dengan berat badan rendah serta memantau

perkembangan janin terutama dalam masa pandemi.

3. Bagi ibu

Dapat menjadi informasi dan pengetahuan agar ibu hamil lebih sadar untuk

memantau perkembangan janinnya. Dan agar ibu peduli perihal pentingnya

memperhatikan tumbuh kembang bayi dengan berat lahir rendah.

4. Bagi peneliti

Diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam pengetahuan

tentang hubungan Kekurangan Energi Kronik dengan kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah dalam masa pandemi covid-19.


6

E. Keaslian Penelitian

Sebelum penelitian ini dilakukan telah ada penelitian sejenis yang mendukung

penelitian ini, yaitu :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan


Peneliti
1. Ice Aan Hubungan Metode Ada hubungan yang Perbedaan dalam
Sholihah Riwayat penelitian : signifikan antara penelitian ini yaitu
(2019) Kekurangan Analitik Hubungan Riwayat judul, waktu, tempat,
Energi Kronik Kekurangan Energi sampel, jumlah
(KEK) Selama Kronik (KEK) Selama sampel.
Masa Kehamilan Masa Kehamilan
Dengan Kejadian Dengan Kejadian
BBLR Di BBLR Di Wilayah
Wilayah Kerja Kerja Puskesmas
Puskesmas Cipendeuy
Cipendeuy Tahun
2018

2. Yenni Hubungan Antara Metode Ada hubungan yang Perbedaan dalam


Aryaneta Lingkar Lengan Penelitian : signifikan antara penelitian ini yaitu
(2021) Atas (LILA) Analitik Hubungan Lingkar judul, waktu, tempat,
dengan Berat Bayi Lengan Atas dengan sampel, jumlah
Lahir di Wilayah Berat Badan P Lahir sampel.
Kerja Pusat Bayi di Wilayah
e Kerja
Kesehatan Puskesmas n Sei
Masyarakat Sei Langkai Kotad Batam
Langkai e
(PUSKESMAS) k
Kota Batam a
Tahun 2019 t

3. Sri Utami Kekurangan Metode Ada hubungan antara Perbedaan dalam


Asmarani Energi Kronik Penelitian : KEK pada ibu hamil penelitian ini yaitu
(2020) Pada Ibu Hamil Analitik dengan kejadian judul, waktu, tempat,
Terhadap BBLR. sampel, jumlah
Kejadian Bayi Pendekatan sampel.
Berat Lahir Waktu :
Rendah Cross
Sectional

Anda mungkin juga menyukai