OLEH KELOMPOK 6 :
1. Dinda Y. A. Pratiwi (1810020012)
2. Iis Fitrianti (1810020015)
3. Bernadina Listina H. Nahak (1810020016)
4. Anggi S. Patolaballo (1810020023)
5. Maria Florida Ola (1810020030)
6. Maria M. Cardoso (1810020035)
7. Maria Liswanty (1810020038)
8. Intan S. Tarapanjang (1810020041)
9. Vincent M Tarus. Jr (1810020143)
10. Cristin N. Kelang (1810020145)
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan makalah ini hingga bisa tersusun
dengan baik.
Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal ....................
2.2 Penyebab perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.....
2.3 Penyusunan Laporan Keuangan......................................................................................
2.4 Jenis perbedaan Pengakuan Antara Komersial dan Fiskal..............................................
2.5 Beberapa perbedaan mendasar antara Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak........
2.6 Jenis-jenis biaya yang masuk dalam Komponen Penghitungan Penghasilan Neto dan PPh
Terutang..........................................................................................................................
2.7 Format Rekonsiliasi Fiskal.............................................................................................
2.8 Koreksi Positif dan Negatif dari Rekonsiliasi Fiskal......................................................
2.9 Perhitungan Pajak Penghasilan.......................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan penyusunan laporan keuangan yaitu untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan kinerja yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi yang dapat membantu para
stakeholder dalam mengambil keputusan. Dalam pembelajaran akuntansi perpajakan
baiknya kita mengetahui tentang apa yang ada didalam ilmu ini. Salah satu yang terdapat
didalamnya adalah tentang Laporan keuangan Komersial dan Fiskal. Laporan Keuangan
Komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan (SAK) yang menyajikan informasi yang terjadi selama periode tertentu dan
bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan dan keadaan finansial perusahaan, sedangkan
Laporan Keuangan Fiskal yang disusun berdasarkan peraturan perpajakan dan bertujuan
untuk menghitung pajak terutang. Penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan
laporan keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan
metode dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, serta
perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya (Resmi, 2009).
Perusahaan hanya perlu menyusun laporan keuangan menurut akuntansi komersial
saja, dan ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan fiskal maka akan dilakukan
rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan komersial. Rekonsiliasi fiskal adalah proses
penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk
menghasilkan penghasilan neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan
(Agoesdan Trisnawati , 2010). Dalam rekonsiliasi fiskal dikenal istilah koreksi fiskal
positif dan koreksi fiskal negatif, dimana hal ini sebagai akibat terjadinya perbedaan
perlakuan antara akuntansi dengan perpajakan. Koreksi positif mengakibatkan pajak
yang harus dibayar menjadi besar sedangkan koreksi negatif mengakibatkan pajak yang
harus dibayar menjadi kecil.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan
Fiskal ?
2. Apa saja penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersial Dan Laporan Keuangan
Fiskal ?
3. Bagaimana Penyusunan Laporan Keuangan ?
4. Jenis Perbedaan Pengakuan Antara Komersial Dan Fiskal
5. Apa Perbedaan Mendasar Antara Akuntansi Komersial Dan Akuntansi Pajak ?
6. Apa saja jenis-jenis biaya yang Masuk Dalam Komponen Penghitungan Penghasilan
Neto dan PPh Terutang ?
7. Bagaimana Format Rekonsiliasi Fiskal ?
8. Bagaimana Koreksi Positif dan Negatif dari Rekonsiliasi Fiskal ?
9. Bagaimana perhitungan Pajak Penghasilan ?
2.2 Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersial Dan Laporan Keuangan Fiskal
Penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan fiskal adalah karena terdapat
perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan metode dan prosedur akuntansi, perbedaan
pengakuan penghasilan dan biaya, serta perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya.
1. Perbedaan Prinsip Akuntansi
Beberapa prinsip SAK yang telah diakui secara umum tetapi tidak diakui dalam
fiskal, diantaranya adalah :
a) Prinsip konversatisme, penilaian persediaan akhir berdasarkan metode
“terendah antara harga pokok dan nilai realisasi bersih” dan penilaian piutang
dengan nilai taksiran realisasi bersih, diakui dalam akuntansi komersial, tetapi
tidak diakui dalam fiskal.
b) Prinsip harga perolehan, dalam akuntansi komersial, penentuan harga
perolehan untuk barang yang diproduksi sendiri boleh memasukkan unsur
biaya tenaga kerja yang berupa natura. Dalam fiskal, pengeluaran dalam
bentuk natura tidak diakui sebagai pengurangan/biaya.
c) Prinsip pemadanan (matching), akuntansi komersial mengakui biaya
penyusutan pada saat aset tersebut menghasilkan. Dalam fiskal, penyusutan
dapat dimulai sebelum menghasilkan.
2. Perbedaan metode dan prosedur akuntansi
a) Metode penilaian persediaan. Akuntansi komersial meperbolehkan untuk memakai
berbagai metode yang ada. Namun apabila pada akuntansi fiskal hanya diperbolehkan
menggunakan metode Average dan FIFO.
b) Metode penyusutan dan amortisasi. Akuntansi komersial membolehkan metode
penyusutan berbagai jenis, apabila dalam akuntansi fiskal hanya diperbolehkan garis
lurus dan saldo menurun. Selain itu apabila akuntansi komersial kita dapat
memperkirakan umur ekonomis aktiva tetap, namun pada fiskal yang memutuskan
adalah Menteri Keuangan. Demikian pula dengan nilai residu, akuntansi komersial
memperbolehkan menggunakan nilai residu, sedangkan fiskal tidak diperoleh
menggunakan nilai residu.
c) Metode penghapusan piutang
Dalam akuntansi komersial penghapusan piutang ditentukan berdasarkan metode
cadangan. Sedangkan dalam fiskal, penghapusan piutang dilakukan pada saat piutang
nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat-syarat tertentu yang diiatur dalam
peraturan perpajakan.
3. Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan Penghasilan dan Biaya
a) Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi bukan merupakan objek
pajak penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan
dari total PKP atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.
Contoh:
a. Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dalam bantuk
natura
b. Bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal vantura dari badan
pasangan usaha.
c. Hibah, bantuan, sumbangan
d. Iuran dan penghasilan tertentu yang diterima dari dana pensiun
e. Penghasilan dividen yang diterima oleh PT, koperasi, BUMN/ BUMD,
sebagai WPDN dengan persyaratan tertentu.
f. Penghasilan lain yang termasuk dalam kelompok bukan objek pajak
(pasal 4 ayat (3) UU PPh)
b) Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi pengenaan pajaknya
bersifat final. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari
total PKP atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial. Contoh:
a. Penghasilan berupa deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi
b. Penghasilan berupa hadiah undian
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate dan persewaan tanah dan atau
bangunan
e. Penghasilan tertentu lainnya (penghasilan dari pengungkapan ketidakbenaran,
penghentian penyelidikan tindak pidana, dll)
f. Dividen yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi.
c) Penyebab perbedaan lain yang berasal dari penghasilan adalah:
a. Kerugian suatu usaha di luar negeri
b. Kerugian usaha dalam negeri tahun-tahun sebelumnya
c. Imbalan dengan jumlah yang melebihi kewajaran
d) Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersial sebagai biaya atau pengurang
penghasilan bruto, tetapi dalam fiskal pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto. Contoh: Imbalan atau penggantian yang diberikan dalam
bentuk natura, Pajak penghasilan, dan Sanksi administrasi berupa denda, bunga,
kenaikan dan sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan perundang-
undangan perpajakan
pemrosesan
Analisis dan
Interprerasi
Pengguna
laporan
Kertas Kerja
Laporan Keuangan
Buku Tambahan
------------------------
Buku Besar
Jurnal
Dokumen Dasar
2.4 JENIS PERBEDAAN PENGAKUAN ANTARA KOMERSIAL DAN FISKAL
Secara umum terdapat dua perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya
antara akuntansi komersial dengan perpajakan (fiskal) yang menyebabkan terjadinya koreksi
fiskal, yaitu:
1. Beda Tetap (Permanent Different)
2. Beda Waktu (Time Different)
2.5 Beberapa perbedaan mendasar antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak,
diantaranya:
1. Pengguna Laporan Keuangan
Akuntansi komersial : pemegang saham, kreditur, karyawan, fiskus,
manajemen, regulator, dan masyarakat
Akuntansi pajak: fiskus
2. Sifat informasi
Akuntansi komersial: dapat digunakan oleh umum
Akuntansi pajak: rahasia
3. Pedoman Penyusunan dan Penyajian
Akuntansi komersial: PSAK dan interpretasinya
Akuntansi pajak: Undang-undang perpajakan
4. Mata Uang dalam Penyajian Laporan
Akuntansi komersial: dapat disusun dengan mata uang selain rupiah
Akuntansi pajak: wajib disampaikan dengan mata uang rupiah, atau mata uang
lain yang diizinkan
5. Dasar Pencatatan Transaksi
Akuntansi komersial: transaksi dicatat dengan asas substance over form, yaitu
pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan mengutamakan substansi ekonomi
daripada hakikat formal dan hukum
Akuntansi pajak: transaksi dicatat dan dilaporkan apabila memenuhi syarat
dan ketentuan perpajakan, yaitu dengan mengutamakan hakikat formal atau
hukum daripada substansi ekonominya
6. Batas Waktu Penyampaian
Akuntansi komersial: 6 bulan setelah tahun buku berakhir (UU No 40/2007 ttg
PT)
Akuntansi pajak: 4 bulan setelah akhir tahun pajak dan dapat diperpanjang
paling lama dua bulan (UU KUP).
2. Tarif Pajak
Sistem penerapan tarif PPh sesuai dengan pasal 17 UU PPh Nomor 36 tahun 2008
adalah sebagai berikut.
a. Tarif PPh untuk WP orang pribadi dalam negeri, yaitu:
b. Tarif PPh 17 untuk WP badan dalam negeri dan BUT adalah sebesar 28% untuk
tahun 2009dan menjadi 25% yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.
c. Tarif PPh pasal 31E untuk WP badan dalam negeri dengan peredaran bruto
sampai dengan Rp.50.000.000.000 mendapatkan fasilitas pengurangan tarif 50%
dari tarif PPh 17 yang dikenakan atas PhKP dari bagian brutosampai dengan
Rp4.800.000.000 (SE-66/PJ/2010)
3. Kompensasi Kerugian
Kerugian fiskal suatu tahun pajak dapat dokompensasikan dengan penghasilan
mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai denagan 5 tahun.
Perusahaan yang mengoperasikan cabang diluar negeri tidak dapat
mengonsolidasikan kerugian yang diderita oleh cabang tersebut. Akompensasi
kerugian hanya dapat dilakukan oleh WP orang pribadi yang
menyelenggarakan pembukuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2014. Akuntansi Perpajakan edisi 3. Jakarta
Selatan: Salemba Empat
Dita, Irene Maria dan Siti Khairani. 2013. “Analisis Penerapan Laporan Rekonsiliasi
Fiskal terhadap Laporan Keuangan Komersial pada PT. Citra Karya Sejati
Palembang”. Jurnal Akuntansi Perpajakan, (online), Jilid 1. No.3.
(http//eprints.mdp.ac.id.JURNALIrenemariaDita, diunduh 17 September 2015)
Subarti, Titin. 2011. “Analisis Koreksi Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial
Terhadap
Laba Kena Pajak PT Doo Won Precision Indonesia”. Jurnal Akuntansi Perpajakan,
(online). Vol 4. No.2.
(https://www.google.com/search=jurnal+akuntansi+perpajakan+analisis+laporan+fisk
al+dan+komersial. Diunduh 17 September 2015).