Anda di halaman 1dari 10

Bahan ajar Statistika Inferensial

BAB V
ANALISIS KORELASI

1. Pendahuluan
Jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, maka hal yang perlu
diketahui berikutnya adalah seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel
tersebut terjadi. Dengan kata lain, perlu ditentukan derajat hubungan antara
variabel-variabel. Studi yang membahas tentang derajat hubungan antara
variabel dikenal dengan nama analisis korelasi. Sedangkan ukuran yang
digunakan untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data
kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi.

Adanya hubungan (korelasi) antara variabel yang satu dengan variabel lainnya
dapat dinyatakan dengan perubahan nilai variabel. Dalam bab ini hanya akan
dibahas mengenai hubungan linier antara dua variabel X dan Y .
Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X
yang sudah diketahui dapat digunakan untuk memperkirakan/menaksir atau
meramalkan Y. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan/taksiran
mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai suatu variabel) untuk waktu
mendatang, misalnya ramalan harga beras bulan depan, ramalan jumlah
penduduk 10 tahun mendatang, dan lain sebagainya.
Serupa dengan analisis regresi, variabel Y yang nilainya akan diramalkan
disebut variabel takbebas, sedangkan variabel X yang nilainya digunakan
untuk meramalkan nilai Y disebut variabel bebas atau variabel peramal
(predictor) atau sering disebut variabel yang menerangkan (explanatory).

2. Koefisien Korelasi

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 77


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

Hubungan dua variabel dapat merupakan hubungan positif maupun negatif.


Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada
umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Sebaliknya dikatakan negatif
jika kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh penurunan
(kenaikan) Y.

Jika antara variabel X dan Y ada hubungan, bentuk diagram pencarnya akan
mulus/teratur. Apabila terdapat hubungan positif, maka diagram pencar akan
bergerak dari kiri bawah ke kanan atas, sedangkan apabila terdapat hubungan
negatif, maka diagram pencar akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.
Bila bentuk diagram pencar tidak teratur, artinya kenaikan/penurunan X pada
umumnya tidak diikuti oleh naik turunnya Y, dikatakan X dan Y tidak
berkorelasi. Atau dengan kata lain, X dan Y dikatakan saling bebas
(independent) jika naik dan turunnya varianel X tidak mempengaruhi Y atau
antara X dan Y tidak ada hubungan atau hubungnnya sangat lemah sehingga
dapat diabaikan.

Apabila hubungan X dan Y dapat dinyatakan dengan fungsi linier, maka kuat
hubungan antara X dan Y diukur dengan suatu nilai yang disebut Koefisien
Korelasi. Nilai koefisien korelasi.ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jika
r adalah koefisien korelasi,maka nilai r dapat dinyatakan sebagai

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 78


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

−1 ≤ r ≤ 1
Jika
r = 1 , hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat
kuat dan positif)
r = −1 , hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan
sangat kuat dan negatif)
r = 0 , hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

X dikatakan mempengaruhi Y, jika perubahan nilai X menyebabkan adanya


perubahan nilai Y, artinya naik turunnya nilai X akan mengakibatkan naik
turunnya nilai Y, sehingga nilai Y akan bervariasi. Namun, naik turunnya nilai
Y tidak hanya disebabkan oleh variabel X, karena masih ada faktor lain yang
menyebabkannya. Misalnya naik turunnya hasil panen padi (Y) dipengaruhi
oleh penggunaan pupuk ( X 1 ), namun juga dapat dipengaruhi faktor-faktor
lain misalnya luas sawah, curah hujan dan lain-lain. Selanjutnya dapat
dihitung besar kontribusi dari X terhadap naik turunnya nilai Y dengan suatu
koefisien yang disebut koefisien penentuan/koefisien determinasi (coefficient
of determination).
Jika koefisien determinasi ditulis KD, maka untuk menghitung KD sebagai
berikut
KD = r 2
Besar koefisien determinasi menunjukkan besarnya sumbangan variabel bebas
terhadap variabel takbebas. Total nilai koefisien determinasi sebesar 100 %,
jika koefisien determinasi bernilai kurang dari 100 % maka sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.

Cara menghitung r adalah sebagai berikut


n

∑x y i i
Rumus 1 r= i =1
n n

∑ xi ∑y
2 2
i
i =1 i =1

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 79


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

1 n
xi = X i − X X = ∑ Xi
n i =1
1 n
y i = Yi − Y Y = ∑ Yi
n i =1
atau
n n n
n∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi
Rumus 2 r= i =1 i =1 i =1
2 2
n
⎛ n ⎞ n
⎛ n ⎞
n∑ X i − ⎜ ∑ X i ⎟ n∑ Yi − ⎜ ∑ Yi ⎟
2 2

i =1 ⎝ i =1 ⎠ i =1 ⎝ i =1 ⎠

Contoh (Supranto)
Berikut data penjualan dari perusahaan makanan ringan
X : persentase kenaikan biaya iklan
Y : persentase kenaikan hasil penjualan
X 1 2 4 5 7 9 10 12
Y 2 4 5 7 8 10 12 14
Hitunglah r!

Penyelesaian
Untuk menghitung r, dibuat tabel berikut
Dengan rumus 1

X Y X −X Y −Y x2 y2 xy
(x ) (y)
1 2 - 5,25 - 5,75 27,5625 33,0625 30,1875
2 4 - 4,25 - 3,75 18,0625 14,0625 15,9375
4 5 - 2,25 - 2,75 5,0625 7,5625 6,1875
5 7 - 1,25 - 0,75 1,5625 0,5625 0,9375
7 8 0,75 0,25 0,5625 0,0625 0,1875
9 10 2,75 2,25 7,5625 5,0625 6,1875
10 12 3,75 4,25 14,0625 18,0625 15,9375

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 80


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

12 14 5,75 6,25 33,0625 39,0625 35,9375

∑X i = 50 ∑Y i = 62 ∑x i =0 ∑y i =0 ∑x 2
i = 107,5 ∑y 2
i = 117,5 ∑x y i i = 111,5

X = 6,25 Y = 7,75

∑x y i i
111,5 111,5
r= i =1
= = = 0,99
n n
107,5 117,5 112,389
∑x ∑y
2 2
i i
i =1 i =1

Hubungan antara X dan Y sebesar 0,99 yang menunjukkan hubungan yang


sangat kuat dan positif, artinya kenaikan biaya iklan pada umumnya
menaikkan hasil penjualan.

Koefisien determinasi KD = r 2 = 0,9801 = 98% artinya sumbangan iklan


terhadap variasi Y (naik turunnya hasil penjualan) adalah 98 %, dan 2 %
sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.

Dengan rumus 2

X Y X2 Y2 XY
1 2 1 4 2
2 4 4 16 8
4 5 16 25 20
5 7 25 49 35
7 8 49 64 56
9 10 81 100 90
10 12 100 144 120
12 14 144 196 168

∑X i = 50 ∑Y i = 62 ∑X i
2
= 420 ∑Y i
2
= 598 ∑X Y i i = 499

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 81


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

8 8 8
8∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi
r= i =1 i =1 i =1
2 2
8
⎛ 8
⎞ 8
⎛ 8 ⎞
8∑ X i − ⎜ ∑ X i ⎟ 8∑ Yi − ⎜ ∑ Yi ⎟
2 2

i =1 ⎝ i =1 ⎠ i =1 ⎝ i =1 ⎠
8(499 ) − (50 )(62 )
r=
8(420 ) − (50 ) 8(598) − (62 )
2 2

892 892
= = = 0,99
860 940 899,075

3. Korelasi Rank (Peringkat)


Misalkan ada dua orang Adi dan Bayu yang sama-sama minuman ringan
dalam kemasan. Kedua orang tersebut diminta untuk memberikan penilaian
terhadap 10 merk minuman ringan dalam kemasan. Minuman ringan yang
paling digemari diberi nilai 1 dan seterusnya sampai minuman ringan yang
tidak disenangi diberi nilai 10. Sehingga dalam hal ini Adi dan Bayu
memberikan rank (peringkat) terhadap merk minuman ringan tersebut.
Pemberian peringkat ini dapat juga dibalik, minuman ringan yang paling
digemari diberi nilai 10 dan seterusnya sampai yang tidak disenangi diberi
nilai 1. Diperoleh hasil pemberian rank sebagai berikut
No Merk Minuman Ringan Rank dari Adi Rank dari Bayu
1 Coca Cola 9 8
2 Fanta 5 3
3 Sprite 10 9
4 Frestea 1 2
5 Mizone 8 7
6 Pulpy Orange 7 10
7 Teh Sosro 3 4
8 Pepsi Blue 4 6
9 Fruittea 2 1
10 Tebs 6 5

Untuk menghitung koefisien korelasi antara rank dari Adi dan Bayu terhadap
10 merk minuman ringan dalam kemasan tersebut digunakan Koefisien
Korelasi Rank (Rank Spearman).

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 82


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

6∑ d i2
rrank = 1 −
(
n n2 −1 )
dimana
d i = selisih dari pasangan rank ke-i

n = banyaknya pasangan rank (dalam hal ini n = 10)

Contoh
Carilah koefisien korelasi rank antara rank Adi dan Bayu dalam menilai 10
merk minuman ringan.
Penyelesaian
Rank Adi 8 3 9 2 7 10 4 6 1 5
Rank Bayu 9 5 10 1 8 7 3 4 2 6
Selisih Rank (d) -1 -2 -1 1 -1 3 1 2 -1 -1
d2 1 4 1 1 1 9 1 4 1 1
Sehingga
6∑ d i2 6(1 + 4 + 1 + K + 1)
rrank = 1 − = 1− = 1 − 0,1455 = 0,8545 = 0,85
(
n n −1
2
) 10(100 − 1)
Jadi, koefisien korelasi rank antara rank Adi dan Bayu dalam menilai 10 merk
minuman ringan sebesar 0,85.

Contoh (Supranto, 1992: 159)


Ada 10 calon sales yang diuji mengenai teknik penjualan. Setelah mereka
selesai diuji kemudian ditugaskan untuk melakukan penjualan. Diperoleh data
hasil ujian (X) dan hasil penjualan tahun pertama (Y). Nilai X dan Y dari 10
sales termasuk rank-nya adalah sebagai berikut.
Sales Nilai Rank Hasil Rank Selisih d2
Ujian Penjualan Rank
( X) (Y) ( d)
A 48 3 312 2 1 1
B 32 6 164 8 -2 4
C 40 5 280 4 1 1
D 34 7 196 7 0 0

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 83


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

E 30 8 200 6 2 4
F 50 1,5 288 3 -1,5 2,25
G 26 9 146 10 -1 1
H 50 1,5 361 1 0,5 0,25
I 22 10 149 9 1 1
J 43 4 252 5 -1 1

Karena F dan H memiliki nilai yang sama maka rank mereka harus sama yaitu
1+ 2
= 1,5 . Mula-mula F diberi nilai 1 dan H diberi nilai 2 (atau sebaliknya,
2
kemudian dirata-rata). Apabila terdapat 3 objek yang memiliki nilai yang
sama, maka diurutkan dan dicari rata-ratanya.
Sehingga
6∑ d i2 6(1 + 4 + 1 + K + 1)
rrank = 1 − = 1− = 1 − 0,0939 = 0,9061
(
n n −1 2
) 10(100 − 1)
Jadi, koefisien korelasi rank antara rank nilai ujian dan hasil penjualan sebesar
0,9061.

LATIHAN

1. Berikan contoh pasangan variabel yang memiliki hubungan positif dan


negatif.

2. Tentukan apakah hubungan variabel X dan Y berikut positif atau negatif.


Hitung nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi kemudian
interpretasikan hasilnya.
a.
X 2 4 3 8 9 10 15 13
Y 1 2 5 7 8 11 13 14
b.
X 1 3 4 7 9 11 13
Y 12 11 9 8 6 5 4

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 84


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

3. Berikut data nilai hasil ujian mahasiswa matematika Unnes


X : nilai hasil ujian Kalkulus mahasiswa matematika Unnes
Y : nilai hasil ujian Statistika mahasiswa matematika Unnes
X 7 6 8 9 10 5 4 9 7 3
Y 6 8 9 7 9 6 5 8 8 4
Hitung nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi kemudian
interpretasikan hasilnya.

4. Amat dan Budi diminta untuk memberikan rank berdasarkan suka dan
tidaknya terhadap merk rokok tertentu. Rokok yang paling disenangi diberi
nilai 10 dan yang paling tidak disenangi diberi nilai 1. Diperoleh hasil rank
sebagai berikut.
No Merk Rokok Rank dari Amat Rank dari Budi
1 AAA 2 9
2 BBB 10 4
3 CCC 8 3
4 DDD 3 6
5 EEE 4 5
6 FFF 1 7
7 GGG 5 8
8 HHH 2 6

Hitung koefisien korelasi rank berdasarkan data tersebut!

5. Tabel berikut menunjukkan nilai 10 mahasiswa yang telah berbentuk rank,


yang diperoleh dari hasil ujian kuliah Statistika dan Praktikum. Carilah
korelasi ranknya.
Praktikum 8 3 9 2 7 10 4 6 1 5
Statistika 9 5 10 1 8 7 3 4 2 6

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 85


2011
Bahan ajar Statistika Inferensial

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Edisi Kedua.


Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika Edisi ke 6. Penerbit Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Supranto, J. 1992. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Walpole, R & Myers, R. 1986. Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan
Ilmuan. Terjemahan. Penerbit ITB. Bandung.

Jurusan Matematika FMIPA Unnes – Putriaji Hendikawati 86


2011

Anda mungkin juga menyukai