Anda di halaman 1dari 26

BAB I

MATRIKS

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mempelajari bahan ajar ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian matriks
2. Mengerti operasi-operasi pada matriks.
3. Menerapkan matriks pada rangkaian listrik arus searah.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari bahan ajar ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menghitung penjumlahan, pengurangan dan perkalian matriks.
2. Menghitung rank matriks.
3. Menghitung determinan matriks.
4. Menyelesaikan sistem persamaan linier dengan menggunakan matriks.
5. Menentukan besar arus pada rangkaian listrik arus searah.

1.1 Pengertian Matriks.


Definisi 1
Matriks adalah kumpulan anggota/elemen berbentuk persegi panjang yang
disusun menurut baris dan kolom.

Notasi :
1. Notasi Matriks dengan huruf besar : A, B, C, K, H, M, X, Y,dll.
2. Elemen dari matriks dinotasikan dengan huruf kecil : a, b, c, k, h, m, x, y,
dll.
Batas :
   
   
   
  atau
 
   
 
   
Bentuk Umum
A = ( aij ) i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2, …, n , m,n  A.
i = baris dan j = kolom.
atau :
 a11 a12 . . . a1n 
a . a2n 
 21 a22 . .
 . . . . . . 
 
A =  ak1 ak 2 . . . akn   baris ke-k
 . . . . . . 
 
 . . . . . . 
a . amn 
 m1 am 2 . .
 
kolom ke-1 kolom ke-n

Matematika Terapan 1
1.2. Ukuran/Ordo Matriks
Misal A = ( aij ) m x n .
m x n inilah yang dinamakan ukuran/ordo dari matriks.

Contoh Soal 1 :
Tentukan ukuran/ordo dari matriks berikut :
1. A = ( 1 2 3 ) 3. Ukuran kelas (bangku/meja)
1 0 
2. B =  
0 1 
Jawab :
1. 1x2
2. 2 x 2 atau ordonya 2.

1.3. Kesamaan Matriks


Definisi 2 :
Matriks A = ( aij ) dan B = ( bij ) dikatakan sama jika ukurannya sama dan
setiap elemen dari matriks A sama dengan setiap elemen dari matriks B
untuk setiap i dan j.

Contoh Soal 2 :
 4  4
1 2 1 2 , C = 1 2 , D = 1 2
Misalkan A =  , B = 6  6 9   3  4
3 4  4    
2  2 2
1. Apakah A = B ?
2. Apakah A = C?

1.4. OPERASI MATRIKS


1.4.1. Penjumlahan
Definisi 3 :
Penjumlahan matriks A = ( aij ) dan B = ( bij ) dengan ukuran sama adalah
matriks C = ( cij ) dimana ( cij ) = ( aij ) + ( bij ).
Contoh Soal 3 :
 1 2 3  1 1 0
1. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =   , C =   ,
 4 5 6 0 1 1
1 0  1 1
D=   ,E=  
0 1   1  1
Tentukan :
a). B+C PR d). B + D
b). A+B PR e). D + E
c). C + B PR f). C + B + C

Matematika Terapan 2
Jawab :
 1 2 3  1 1 0
a). B+C =   +  
 4 5 6  0 1 1 
 1  1 2  (1) 3  0
=  
4  0 5 1 6  1 
 2 1 3
=  
 4 6 7
 1 2 3
b). A+B = ( 1 2 3 )+  
 4 5 6
= tidak bisa karena ukuran tidak sama.

1.4.2. Pengurangan
Definisi 4 :
Pengurangan matriks A = ( aij ) dengan B = ( bij ) dimana ukuran kedua
matriks tersebut sama, dinyatakan dengan A – B adalah penjumlahan A
dengan –B. (A+(-B))

Contoh Soal 4 :
 1 2 3 1 1 0
1. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =   , C =  ,
 4 5 6 0 1 1 
1 0  1 1 2 1 3
D=   ,E=   , F =  
0 1   1  1 4 6 7 
Tentukan :
a). B – C b). A– B
Jawab :
 1 2 3  1 1 0
1. a). B–C =   –  
 4 5 6  0 1 1
1  (1) 2  (1) 3  0 
=  
 40 5 1 6  1 
 0 3 3
=  
 4 4 5
 1 2 3
1. b). A–B = ( 1 2 3 )–  
 4 5 6
= tidak bisa karena ukuran tidak sama.

1.4.3. Perkalian matriks dengan skalar (bilangan).


Definisi 5 :
Perkalian matriks A = ( aij ) dengan skalar  adalah mengalikan setiap
elemen dari A dengan  ditulis A = ( aij ).
Contoh Soal 5 :
 1 2 3  1 1 0
1. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =   , C =   ,
 4 5 6 0 1 1

Matematika Terapan 3
1 0  1 1
D=   ,E=  
0 1   1  1
Tentukan :
a). 2A
b). –3B
Jawab :
1. a). 2A = 2( 1 2 3 )
= ( 1x2 2x2 3x2 )
=(2 4 6)
 1 2 3
1. b). –3B = –3  
 4 5 6
 1x( 3) 2x (3) 3x( 3) 
=  
 4x (3) 5x( 3) 6x (3) 
 3 6 9 
=  
  12  15  18 

1.4.4. Perkalian matriks


Definisi 6 :
Perkalian matriks A = ( aij )p x q dengan B = ( bij )q x r adalah matriks C = (
cij )p x r dimana :
( cij )= ai1 b1 j + ai 2 b2 j + …. + aiq bqj .
dengan : i = 1, 2, …, p dan j = 1, 2, …, r

Syarat perkalian dua matriks adalah banyak kolom matriks pertama sama dengan
banyak baris matriks kedua.

Contoh Soal 6 :
1
  1 2
1. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =  2  , C = 3 4 ,
 3  
 
1 0 1  1 0 
D =  
1 
E=
0 1 0 1 
Tentukan :
a). CD b). DE
Jawab :
1 2 1 0 
1. a). CD =   0 1 
3 4  
(1x1)  (2x0) (1x0)  (2x1) 
= 
(3x1)  (4x0) (3x0)  (4x1) 
1  0 0  2
= 
3  0 0  4
1 2
= 
3 4

Matematika Terapan 4
1.5 TRANSPOSE
Definisi 7 :
Suatu transpose matriks A = ( aij ) adalah At = ( a ji ) yaitu dengan merubah
baris dari matriks A menjadi kolomnya.
Contoh Soal 7 :
1 2 1  1 0 
1. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), C =   , E =  
3 4 1 0 1 
Tentukan : a). Transpose dari A b). C t c). Et
Jawab :
1
t
 
1. a). A =  2 
 3
 

1.6. Transformasi / Operasi Baris Elementer (OBE) dan Operasi Kolom


Elementer (OKE)

Maksud dari OBE dan OKE adalah sebagai berikut :


1.a. Pertukaran Baris
Contoh :
1 2
1. A =   baris ke-1 ditukar dengan baris ke-2 ditulis B12 .
3 4
Secara matematika ditulis :
1 2 3 4
3 4  B12 1 2
   
Contoh Soal 8 :
1. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2 3  
4 5 6  
a).    B13  
7 8 9  
1.b. Pertukaran kolom
Contoh :
1 2
1. A =   kolom ke-1 ditukar dengan kolom ke-2 ditulis K 12 .
3 4
Secara matematika ditulis :
1 2  2 1
3 4  K 12 4 3
   

Contoh Soal 9 :
1. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2 3  
4 5 6  
a).    K13  
7 8 9  
2.a. Mengalikan baris ke-i dengan skalar/bilangan .
Contoh :

Matematika Terapan 5
1 2
1. A =   baris ke-1 dikali dengan 2 ditulis 2B1 .
3 4
Secara matematika ditulis :
1 2  
3 4  2B1  
   

Contoh Soal 10 :
1. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2 3  
a). 4 5 6
1
B2   
2  
7 8 9  

2.b. Mengalikan kolom ke-j dengan skalar/bilangan .


Contoh :
1 2
1. A =   kolom ke-1 dikali dengan 2 ditulis 2K 1 .
3 4
Secara matematika ditulis :
1 2  
3 4 2K 1   
   
Contoh Soal 11 :
1. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2 3  
4 5 6 1  
a).   2 K2   
7 8 9  
3.a. Menjumlahkan baris ke-x dengan  kali baris ke-y.
Contoh :
1 2
1. A =   Baris ke-1 ditambah 2 kali baris ke-2 ditulis B1 +2B2 .
3 4
Secara matematika ditulis :
1 2 7 10
3 4  B1 +2B2 3 4 
   
Contoh Soal 12 :
1. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2  
a).    B2 +B1  
3 4  
1 2  
b).    B1 B2  
3 4  
3.b. Menjumlahkan kolom ke-x dengan  kali kolom ke-y.
Contoh :
1 2
1. A =   kolom ke-1 ditambah 2 kali kolom ke-2 ditulis K 1 +2K2 .
3 4
Secara matematika ditulis :

Matematika Terapan 6
1 2  
3 4  K 1 +2K2  ,
   
Contoh Soal 13 :
1. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2  
a).    K2 +K 1   ,
3 4  
1 2  
b).   K1 2K 2  
3 4  

1.7 RANK MATRIKS


Definisi 8 :
Rank matriks adalah jumlah maksimal baris/kolom yang bebas linier.
Notasi : rank A atau r(A).

Istilah-istilah:
1). Bebas linier.
Definisi 9 :
Misal himpunan n buah vektor {v1 , v2 , …, vn } dikatakan bebas linier
jika untuk 1 v1 + 2 v2 + …..+ n vn = 0 maka hanya dipenuhi oleh
1 =2 =….=n = 0.
2). Bergantung linier.
Definisi 10 :
Misal himpunan n buah vektor {v1 , v2 , …, vn } dikatakan bergantung
linier jika untuk 1 v1 + 2 v2 + …..+ n vn = 0 maka terdapat i  0.
Contoh Soal 14 :
1). v1 = [1,2] dan v2 = [2,1].
Apakah v1 dan v2 bebas linier atau bergantung linier?
Jawab :

1 v1 + 2 v2 = 0
1 [1,2] + 2 [2,1] = 0
1 + 22 = 0 ……(1)
21 + 2 = 0 ……(2)
Carilah 1 dan 2 !
PR2). v3 = [1,2] dan v4 = [2,4].
Apakah v3 dan v4 bebas linier atau bergantung linier?

1.7.1. Petunjuk Mencari Rank


Untuk matriks yang mempunyai 2 baris atau 2 kolom cukup dicek apakah
baris/kolom tersebut berkelipatan atau tidak.
1). Jika baris/kolomnya berkelipatan maka rank = 1
2). Jika baris/kolomnya tidak berkelipatan maka rank = 2

Contoh Soal 15 :
1. Tentukan rank matriks dari :
 1 2 3
a). A =  
 2 4 6

Matematika Terapan 7
 1 2 3
b). B =  
 4 5 6
Jawab :
a). r(A) = 1 sebab kedua baris berkelipatan.

1.7.2. Petunjuk Umum Mencari Rank


Untuk sebarang ukuran matriks.
Digunakan Operasi Baris Elementer (OBE) atau Operasi Kolom Elementer
OKE.
I. Digunakan OBE :
1). Pilih salah satu baris yang bukan baris nol, beri tanda *.
Pilih satu elemen yang bukan nol dari baris tersebut yang akan digunakan
sebagai elemen pivot (dilingkari), untuk memudahkan perhitungan pilih
elemen 1 atau 1 jika ada (jika tidak ada pilih sebarang elemen).
2). Jadikan nol semua elemen yang sekolom dengan elemen pivot tersebut
dengan menggunakan OBE oleh pivot tsb.
3). Sekarang baris yang telah dipilih tadi diabaikan (tidak diperhatikan).
Perhatikan baris lain yang tersisa, kemudian kerjakan langkah 1, 2 dan 3.
4). Langkah selesai jika langkah 1 tidak bisa dikerjakan lagi yaitu jika semua
baris sudah bertanda * atau baris sudah menjadi baris nol.
5). Rank matriks = banyaknya baris yang bertanda * atau banyaknya semua
baris dikurangi baris nol.

Contoh Soal 16 :
1. Tentukan rank matriks dengan OBE :
2 3 1 
 
a). A = 2 1 2 , pilih baris 1.
4 4 3
2 3 1 
 
b). A = 2 1 2 , pilih baris 2
4 4 3
 2 3 1
 
c). C = 2 1 3 ,
4 4 3

II. Digunakan OKE :


1). Pilih salah satu kolom yang bukan kolom nol, beri tanda *.
Pilih satu elemen yang bukan nol dari kolom tersebut yang akan digunakan
sebagai elemen pivot (dilingkari), untuk memudahkan perhitungan pilih
elemen 1 atau 1 jika ada (jika tidak ada pilih sebarang elemen).
2). Jadikan nol semua elemen yang sebaris dengan elemen pivot tersebut
dengan menggunakan OKE oleh pivot tsb.
3). Sekarang kolom yang telah dipilih tadi diabaikan (tidak diperhatikan).
Perhatikan kolom lain yang tersisa, kemudian kerjakan langkah 1, 2 dan 3.
4). Langkah selesai jika langkah 1 tidak bisa dikerjakan lagi yaitu jika semua
kolom sudah bertanda * atau kolom sudah menjadi kolom nol.
5). Rank matriks = banyaknya kolom yang bertanda * atau banyaknya semua
kolom dikurangi kolom nol.

Matematika Terapan 8
Contoh Soal 17 :
1. Tentukan rank matriks dengan OKE :
2 3 1 
a). A = 2 1 2 , pilih kolom 3.
4 4 3
2 3 1 
b). A = 2 1 2 , pilih kolom 2
4 4 3
1.8. DETERMINAN
Suatu matriks bujur sangkar selalu dikaitkan dengan suatu
skalar/bilangan/nilai/besaran yang dinamakan determinan.

Notasi : det (A) atau |A|.


1). Untuk ordo 2
a b 
Misalkan A =   maka det (A) = ad  bc
c d 

2). Untuk ordo 3 digunakan Cara SARRUS


a b c

B = d e f  maka
 g h i 
a b c a b
|B| = d e f d e
g h i g h
= (aei + bfg + cdh)  (ceg + afh +bdi)

Contoh Soal 18 :
1. Tentukan determinan :
2 3 1 
1 2  
a). A=   b). B =  2 1 2
3 4 4 4 3
Jawab :
1 2
1. a). |A| =
3 4
=1.42.3
= 46 = 2

1.8.1. Sifat-Sifat Determinan.


1). Nilai / Harga determinan tidak berubah jika barisnya dijadikan kolomnya.
det (A) = det (At)
Contoh Soal 19 :
1 2 1 2
1. A=   maka det (A) = = 46=2
3 4 3 4

Matematika Terapan 9
1 3  1 3
At =   maka det (At ) = = 46=2
2 4 2 4

2). Tanda ((+) atau ()) nilai/harga determinan akan berubah jika baris/kolom
ditukar.
Contoh Soal 20 :
1 2 3 4 1 2
1. A=   B12 B=   maka |A| = = 46=2 dan
3 4 1 2 3 4
3 4
|B|= = 64=2
1 2
Akibat sifat 2 :
a). Jika suatu matriks mempunyai baris/kolom yang sama maka determinannya sama
dengan 0.

Contoh Soal 21 :
1. Hitung determinan dengan menggunakan sifat determinan :
1 2
a). A =  
1 2
 2 3 1

b). B = 2 3 1

4 4 3
Jawab :
a). det (A) = 0

3). Harga determinan menjadi  kali jika baris/kolomnya dikali .


Contoh Soal 22 :
1 2 2 4 1 2
1. A=    2B1  B =   maka |A| = = 46=2 dan
3 4 3 4 3 4
2 4
|B| = = 812=4=2(2)
3 4
Akibat sifat 3 :
a). Jika suatu matriks mempunyai baris/kolom nol maka determinannya = 0.
Contoh Soal 23 :
1. Hitung determinan :
0 0 
1). A =  
1 2 
2 3 1
 
2). B = 0 0 0
4 4 3
Jawab :
a). det (A) = 0

Matematika Terapan 10
4). Harga determinan tidak berubah jika baris ke-x/kolom ke-x ditambah dengan 
kali baris ke-y /kolom ke-y.

Contoh Soal 24 :
1 2 7 10 1 2
1. A=    B1 +2B2   = B  maka |A| = = 46=2 dan
3 4 3 4  3 4
7 10
|B| = = 2830=2
3 4

2. Isilah yang kosong


1 2  
A=    B1 B2   = B maka |A| = =...... =…. dan
3 4  
|B| = = …..=……

Akibat sifat 4 :
a). Jika suatu matriks mempunyai baris/kolom yang berkelipatan maka
determinannya = 0.

Contoh Soal 24 :
1. Hitung determinan :
1 2 
a). A =  
2 4
2 3 1 
 
b). B = 4 6 2
4 4 3
Jawab :
a). det (A) = 0

1.8.3 Cara-cara Menghitung Determinan


Untuk menghitung detreminan bisa dipakai dengan metoda :
1). SARRUS (Ordo 3)
2). Ekspansi baris/kolom (Metoda Laplace).
3). OBE/OKE + Sifat-sifat determinan.

1.8.3.1. Menghitung Determinan Dengan Ekspansi Baris/kolom (Metoda


Laplace).

I. Minor dan Kofaktor


A. Minor
Definisi 11 :
Misalkan matriks A berukuran n x n, terdapat sub matriks M ij dengan ukuran
(n1) x (n1) dimana baris kei dan kolom kej dari matriks A dihilangkan.

Minor dari aij = det (M ij) = | M ij|

Matematika Terapan 11
Contoh Soal 25 :
1 2 3
1. Misalkan P = 4 5 6
7 8 9
Tentukan :
a). M12
b). M23
c). Minor dari elemen baris ke1 kolom ke2
d). Minor a23
Jawab :
1 2 3
1. a). P = 4 5 6
7 8 9
 4 6
M12 =  
7 9 
c). Minor dari elemen baris ke1 kolom ke2 :
4 6
|M12 |=
7 9
= 3642=6.
B. Kofaktor
Definisi 12 :
Kofaktor dari elemen aij didefinisikan sebagai K ij =(1)i+j| Mij|

Kofaktor aij = Kij =(1)i+j| M ij|

Tanda (1)i+j bisa diganti dengan cara sbb :


   .....
   .....
   ......
.... .... .... ......

Contoh Soal 26 :
1 2 3
 
1. A = 4 5 6
7 8 9
Tentukan :
a). Kofaktor a12
b). Kofaktor a23
Jawab :
1. a). K 12 = (1)1+2 | M12 | = (1)3 (6) = 6

Matematika Terapan 12
II. Teorema Laplace
Definisi 13 :
Determinan dari matriks adalah jumlahan dari hasil kali elemen dari sebarang
baris/kolom dengan kofaktor-kofaktornya.

1. Ekspansi/uraian baris kei :


n
|A| = aij Kij  ai1Ki1  ai 2 Ki 2  ........ ain Kin
j 1
2. Ekspansi/uraian kolom kej :
n
|A| = 
aij Kij  a1 j K1 j  a2 j K2 j  ........ anj Knj
i 1

Contoh Soal 27 :
1. Hitung determinan dengan cara Laplace/Ekspansi/Uraian:
1 2 
a). A=  
2 4
2 3 1 

b). B = 4 6 2

4 4 3
1.8.3.2. Menghitung Determinan dg Transformasi(Operasi) Baris/Kolom
Elementer (OBE dan OKE).

1 2
1). Z=   kita pakai OBE baris 1
3 4
Jawab:
1 2 * 1 2
Z= B2  3B1 = 20 = 2
3 4 0 2
Coba gunakan :
i). OBE baris 2
ii). OKE kolom 1
iii). OKE kolom 2

Contoh Soal 28 :
1. Hitung determinan dengan cara OBE/OKE:
1 2 
a). A=  
2 4
2 3 1 
 
b). B =  4 6 2
4 4 3
 2 3 1
 
c). C = 2 1 3
4 4 3

Matematika Terapan 13
1.9. SPL (SISTEM PERSAMAAN LINIER)

Definisi 14 :
Persamaan : a1 x1 + a2 x2 + ….. + an xn = b disebut persamaan linier dalam
x.
dengan : ai ,b = skalar/konstanta/bilangan.
ai = koefisien dari xi
xi = anu / variable / peubah / undeterminan.

SPL

HOMOGEN NON HOMOGEN


Ax=0 Ax=B, B0

PASTI PUNYA PUNYA JAWAB TIDAK PUNYA JAWAB


JAWAB r(A)=r(A,B) r(A)r(A,B)
Ax=0

JAWAB TUNGGA L/UNIK BANYAK JAWAB


r=n r<n

JAWAB NOL (TRIVIAL) JAWAB NOL(TRIVIAL) DAN ADA


JAWAB TIDAK NOL (NON TRIVIAL)
r=n
r<n

r = rank matriks. r(A) = rank koefisien matriks.


n = banyak anu. r(A,B)) = rank lengkap matriks.

Contoh :
2x  3y  5
1). Jika 
xy2 
Maka :
2 3
matriks koefisiennya : (A) =   , r(A)= 2 dan
1 1 
2 3 5
matriks lengkap : (A,B) =   , r(A,B)=2
1 1 2 

Matematika Terapan 14
1.9.1. SPL NON HOMOGEN YANG JAWABNYA TUNGGAL / UNIK.

SPL NON HOMOGEN (SPLNH) YANG JAWABNYA TUNGGAL / UNIK dapat


dicari dengan cara :
1). CRAMER.
2). ELIMINASI GAUSS.
3). ELIMINASI GAUSS JORDAN.

1). CRAMER
Misalnya SPL dengan m buah persamaan dan n anu/variabel. Sbb :
a11 x1 + a12 x2 + ….. + a1k xk +…+ a1n xn = b1
a21 x1 + a22 x2 + ….. + a2k xk +…+ a2n xn = b2
… … … … … … … …… …
am1 x1 + am2 x2 + ….. + amk xk +…+ amn xn = bm

k= 1, 2, …, n

Dimana : D k = determinan matriks koefisien dengan mengganti koefisien a ik


dengan bi .
D = determinan matriks koefisien.

Contoh Soal 29 :

1. Selesaikan SPL :
2x  3y  5
a). 
xy2 

2 x1  x 2  x 3  4 

b). x1  x 2  x 3  1
x1  x 2  2 x 3  4 

2). ELIMINASI GAUSS (OBE)

Cara ELIMINASI GAUSS (OBE) :


1. Buat matriks segitiga atas/bawah.
2. Baris yang paling bawah/atas digunakan untuk mengeliminasi yang
diatasnya atau dibawahnya.

Contoh Soal 30 :
1. Selesaikan SPL dengan eliminasi Gauss:
2x  3y  5
a). 
xy2 
2x1  x 2  x 3  4 

b). x1  x 2  x 3  1
x1  x 2  2x 3  4 

Matematika Terapan 15
3). ELIMINASI GAUSS JORDAN (OBE)

Cara ELIMINASI GAUSS JORDAN (OBE) :


1. Buat matriks segitiga atas/bawah.
2. Buat matriks identitas.

Contoh Soal 31 :
1. Selesaikan SPL dengan eliminasi Gauss-Jordan:
2x  3y  5
a). 
xy2 
2x1  x 2  x 3  4 

b). x1  x 2  x 3  1
x1  x 2  2x 3  4 

1.10. Penerapan Pada Rangkaian Listrik Arus Searah

Misalkan ada rangkaian listrik sebagai berikut :


R1 R2

I1 I2
V1 R3 V2

I3 R4

Tentukan besar kuat arus I1 , I2 , dan I3 !

Jawab :
Untuk menyelesaikan permasalahan ini kita pakai Hukum Kirchhoff yaitu :
1. HAK (Hukum Arus Kirchhoff) / HK1 (Hukum Kirchhoff Pertama) / HTC
(Hukum Titik Cabang).
2. HTK (Hukum Tegangan Kirchhoff) / HK2 (Hukum Kirchhoff Kedua) / HL
(Hukum Loop).
Akan kita bahas kedua Hukum Kirchhoff sbb :
1. HAK (Hukum Arus Kirchhoff) / HK1 (Hukum Kirchhoff Pertama) / HTC
(Hukum Titik Cabang).

“Pada sebarang titik dari suatu rangkaian listrik, jumlah arus yang masuk dan
arus yang keluar dari titik tersebut sama dengan nol”.
Atau :

Im= arus masuk dan Ik = arus keluar.

Matematika Terapan 16
“Pada sebarang titik dari suatu rangkaian listrik, jumlah arus yang masuk sama
dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut”.

Contoh Soal 32 :
1. Tentukan model matematika/persamaan matematika dari gambar berikut :
a).
I1 I2
A
I4 I3
Jawab :
n
Kita pakai Hukum Arus Kirchhoff  Ii  0
i 1
Perjanjian : arus masuk ke titik cabang diberi tanda (+) dan arus yang keluar dari
titik cabang diberi tanda (–).
n
 Ii  0
i 1
+I1 +(–) I2 + I3 + I4 = 0
I1 –I2 + I3 + I4 = 0
2. HTK (Hukum Tegangan Kirchhoff) / HK2 (Hukum Kirchhoff Kedua) / HL
(Hukum Loop).
“Dalam suatu rangkaian listrik tertutup, jumlah tegangan yang masuk dan
tegangan yang keluar dari titik tersebut sama dengan nol”.

Vm= tegangan masuk ,Vk = tegangan keluar dan Vs= tegangan sumber.
Contoh Soal 33 :
1. Tentukan model matematika/persamaan matematika dari gambar berikut :

a). R1

I1

Matematika Terapan 17
b). R1

I1

V
c). R1

I1

V
Jawab :

1. a). R1

I1

V
n
Kita pakai Hukum Tegangan Kirchhoff  Ii Ri  Vs
i 1
Kita pegang arah arus artinya arah sembarang arus kita beri tanda (+) dan arah yang
berlawanan dengan arus kita beri tanda (–).
n
 Ii Ri  Vs
i 1
+I1 R1 =+V
I1 R1 =V

Contoh Soal 34 :
1. R1 =20 R2 =10
A

I1 I3
80V R3 10 90V
I2 R4 =15

B
a). Tentukan kuat arus I1 , I2 dan I3
b). Tentukan kuat arus yang melalui R1 , R2 , R3 dan R4
So, I1 = 2 A, I2 = 4 A, I3 = 2 A

Matematika Terapan 18
Jawab :
n
*). Kita pakai Hukum Arus Kirchhoff  Ii  0
i 1

Titik A : –I1 + I2 + (–) I3 = 0


–I1 + I2 – I3 = 0 (1)
Titik B : I1 – I2 + I3 = 0 (2)
n
**). Kita pakai Hukum Tegangan Kirchhoff  Ii Ri  Vs
i 1
Potongan kiri :
R1 =20

I1
80V R3 10

I2
Kita pegang arah arus I1 artinya arah sembarang arus I1 kita beri tanda (+) dan
arah yang berlawanan dengan arus I1 kita beri tanda (–).
n
 Ii Ri  Vs
i 1
+I1 20 + (+)I2 10 =(+)80
20I1 + 10I2 = 80 (3)
Potongan kanan :
R2 =10

I3

R3 10 90V

I2 R4 =15

Kita pegang arah arus I2 artinya arah sembarang arus I2 kita beri tanda (+) dan
arah yang berlawanan dengan arus I2 kita beri tanda (–).
n
 Ii Ri  Vs
i 1
+I2 10 + (+)I3 (10+15) = (+)90
10I2 + 25I3 = 90 (4)

Jadi kita mempunyai 4 persamaan yang berupa SPL sbb:


–I1 + I2 – I3 = 0 (1)
I1 – I2 + I3 = 0 (2)
20I1 + 10I2 = 80 (3)
10I2 +25I3 = 90 (4)
Akan kita selesaikan dengan metode Gauss

Matematika Terapan 19
 1 1  1 0  *  1 1 1 0 
 1  1 1 0  B2 +B1 0 0 0 0 
   
 20 10 0 80  B +20B  0 30  20 80 
  3 1
 
 0 10 25 90   0 10 25 90 
 1 1 1 0   1 1 1 0  iii
 0 30  20 80  * B3 −  
 0 30  20 80  ii
B2
 
 0 10 25 90    0 0 95 190  i
 3 3
95 190
i) I3 =
3 3
190
I3 = =2
95
ii) 30I2 −20I3 = 80 iii) −I1 + I2 −I3 = 0
30I2 −20(2) = 80 −I1 + 4 −2 = 0
30I2 − 40 = 80 I1 = 2
30I2 = 80 +40
30I2 = 120
I2 = 120/30 = 4
So, I1 = 2 A, I2 = 4 A, I3 = 2 A

b). Kuat arus yang melalui (lihat gambar) R1 =2A, R2 =2A, R3 =4A dan R4 =2A.

2. R1 =20 R2 =10

I1 I3
80V R3 10 90V
I2 R4 =15

a). Tentukan kuat arus I1 , I2 dan I3


b). Tentukan kuat arus yang melalui R1 , R2 , R3 dan R4

1.11 Soal Latihan :

1. Tentukan ukuran/ordo dari matriks berikut :


 1 2 3
a). C =  
 4 5 6
1 2 3 
 
b). D =  4 5 6 
 1 3  2

Matematika Terapan 20
 4  4
1 2 1 2 , C = 1 2 , D = 1 2
2. Misalkan A =  , B = 6  6 9   3  4
3 4  4    
2  2 2
a). Apakah A=D ?
b). Apakah B=C=D?
 1 2 3  1 1 0
PR3. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =   , C =   ,
 4 5 6 0 1 1
1 0  1 1
D=   ,E=  
0 1   1  1
Tentukan :
a). A + C d). B + D
b). B + E e). D + E
c). C + B f). C + B + C
 1 2 3  1 1 0
PR4.Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =   , C =   ,
 4 5 6 0 1 1
1 0  1 1  2 1 3
D=   ,E=   , F =  
0 1   1  1  4 6 7
Tentukan :
PRa). B – D PRc). D – E
PRb). C –B PRd). C – B – F
 1 2 3  1 1 0
5.Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =   , C =   ,
 4 5 6 0 1 1
1 0  1 1
D=   ,E=  
0 1   1  1
Tentukan :
D 1
a). PRb). – E PRc). C
3 2
1
  1 2
6. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =  2  , C =   ,
 3 3 4
 
1 0  1  1 0 
D =  E=  
0 1  1 0 1 
Tentukan :
a). AB PRd). AE
b). BA PRe). EA
c). AC PRf). CDE
1
  1 2
PR7. Diketahui : A = ( 1 2 3 ), B =  2  , C = 3 4 ,
 3  
 
1 0  1  1 0 
D =  E =  
0 1  1 0 1 
Tentukan :
a). Transpose dari B b). Dt c). (AB)t

Matematika Terapan 21
PR8. Isilah matriks yang kosong dibawah ini :
1 2 3  
a). 4 5 6  B  
  32
 
7 8 9  
1 2 3  
b). 4 5 6  K  
  32
 
7 8 9  
1 2 3  
c). 4
 5 6 B3  
 

7 8 9  
1 2 3  
d). 4
 5 6 K 3  
 

7 8 9  
1 2 3  
e). 4
 5 6  B2 +B1 
 

7 8 9  
1 2 3  
f).
4
 5 6  B3 B2 
 

7 8 9  
1 2 3  
g).
4
 5 6  K 2 +K1 
 

7 8 9  
1 2 3  
h).
4
 5 6  K 3 K2 
 

7 8 9  

9. Tentukan rank matriks dari :


1 2 1 2
   2 4
a). C = 2 4 PRb). D =  
3 6 3 7
10. Tentukan rank matriks dengan OBE :
2 3 1 
 
a). A = 2 1 2 , pilih baris 3
4 4 3
PR11. Tentukan rank matriks dengan OKE :
2 3 1 
 
a). A = 2 1 2 , pilih kolom 1
4 4 3

Matematika Terapan 22
PR12. Tentukan rank matriks :
 2 3 1
PRa). B = 2 1 3 , dengan cara yaitu OKE
4 4 3
6 1 8 3 
 
PRb). C =  2 3 0 2 
 4  1  8  3
 
dengan cara yaitu OBE & OKE
2 4 1 3 
2 2 1 1 
PRc).  
3 1 2  1
 
1 5 0 5 
dengan :
iV.). OKE kolomnya terserah kamu
PR13. Tentukan determinan :
 2 3 1

a). C = 2 1 3

4 4 3

PR14. Hitung determinan dengan menggunakan sifat determinan :


 2 3 2
 
a). C= 2 1 2
4 4 4
2 0 2
 0 2
b). D = 2
4 0 4
2 3 1
 3 1 
c). E = 2
4 4 2
1 2 3
 
PR15. Misalkan P = 4 5 6
7 8 9
Tentukan :
a). M13
b). M31
c). Minor a13
d). Minor a31

1 2 3
 
PR16. A = 4 5 6
7 8 9

Matematika Terapan 23
Tentukan :
a). Kofaktor a13
b). Kofaktor a31

17. Hitung determinan dengan cara Laplace/Ekspansi/Uraian: Brs dan Kolom


2 3 1 
PRa). C = 2 3 1 
4 4 2
2 1 3 1
 
1 0 2 5
PRb). D = 
2 1 1 3
 
1 3 0 2
 
2 4 1 3
 
2 2 1 1
PRc). E =
3 1 2  1
 
1 0 5 
 5

18. Hitung determinan dengan cara OBE/OKE:


2 3 1
 1 
a). C = 2 3
4 4 2
2 1 3 1
 
1 0 2 5
b). D =
2 1 1 3
 
1 2 
 3 0
2 4 1 3
 
2 2 1 1
PR c). E =
3 1 2  1
 
1 0 5 
 5

19. Selesaikan SPL dengan cara Cramer:


2x  y  z  7 
a).  x  2y  z  2  0 Msh bercampur antara huruf dg angka, hrs ditata dulu
2 x  y  z  3 
2 x1  3x 2  2 x3  5 x4  3 
x1  x 2  x3  2 x4 1 
PR b). 
3x1  2x 2  2 x3  x4  0 
x1  x 2  3x3  x4  0

Matematika Terapan 24
20. Selesaikan SPL dengan cara Eliminasi Gauss :
2x  y  z  7 

a).  x  2y  z  2  0
2x  y  z  3 
2 x1  3x 2  2 x3  5 x4  3 
x1  x 2  x3  2 x4 1 
PR b). 
3x1  2x 2  2 x3  x4  0 
x1  x 2  3x3  x4  0
PR21. Selesaikan SPL dengan eliminasi Gauss-Jordan:
2x  y  z  7 

a).  x  2y  z  2  0
2x  y  z  3 
2 x1  3x 2  2 x3  5 x4  3 
x1  x 2  x3  2 x4 1 
b). 
3x1  2x 2  2 x3  x4  0 
x1  x 2  3x3  x4  0
22. Tentukan model matematika dari gambar berikut :
a).
I1 I2
A I5
I4 I3
23. Tentukan model matematika/persamaan matematika dari gambar berikut :
a). R1

I1 R2

V
b). R1

I1 R2

V
c). R1

I1

Matematika Terapan 25
PR 24. R1 =20 R2 =10

I1 I3
80V R3 10 90V
I2 R4 =15

a). Tentukan kuat arus I1 , I2 dan I3


b). Tentukan kuat arus yang melalui R1 , R2 , R3 dan R4

25. R1 =20 R2 =10

80V I1 R3 10 I2 90V


R4 =15

a). Tentukan kuat arus I1 dan I2


b). Tentukan kuat arus yang melalui R1 , R2 , R3 dan R4

PR26. R1 =20 R2 =10

80V I1 R3 10 I2 90V


I2 R4 =15

a). Tentukan kuat arus I1 dan I2


b). Tentukan kuat arus yang melalui R1 , R2 , R3 dan R4

DAFTAR PUSTAKA

1. Bernard J. Rice, Jerry D. Strange. Technical Mathematics and Calculus, PWS


Publishers,1987. Halaman 158−185.

2. D. Suryadi H.S., S. Harini Machmudi. Teori dan Soal Pendahuluan Aljabar Linier,
Ghalia Indonesia, 1986. Halaman 1−201.

3. Erwin Kreyszig. Advanced Engineering Mathematics. Sixth Edition, John Wiley &
Sons, Inc,1988. Halaman 349−385.

Matematika Terapan 26

Anda mungkin juga menyukai