Anda di halaman 1dari 2

Nama Mahasiswa : A’assalehah

NIM : 191081001

Prodi/Semester : D3 Kebidanan tingkat 2/ 4

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 April 2021

Notulen Kelompok 3 : Penilaian Kondisi Klien dengan Kegawatdaruratan Neonatal

Soal :

1. Shilvia Riska :
Bagaimana dengan bayi yang dehidrasi, apakah boleh bayi minum air putih agar tidak
dehidrasi?
2. Syarifah Sukma :
Jika bayi baru lahir mengalami asfiksia, bagaimana dengan tumbuh kembang bayi
kedepannya, Apakah dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi?
3. Resti Agustina :
Apa yang menyebabkan bayi baru lahir mengalami asfiksia?

Jawaban :

1. Ratna Juwita :
Air putih memang minuman yang baik untuk tubuh manusia, namun apa yang baik untuk
orang dewasa belum tentu baik untuk si bayi yang belum genap berusia 6 bulan. Ketika
bayi sudah dikenali dengan MPASI, orang tua tidak perlu khawatir jika bayi tidak minum
air putih, karena kandungan air dalam ASI sudah cukup memenuhi jumlah air putih yang
wajib dikonsumsi bayi.

2. Alya Syafiqoh Azhari :


Asfiksia jelas akan mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi, saat orgab-organ
tubuhnya tidak cukup mendapatkan oksigen, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi
pun akan ikut terhambat.
Contohnya saja pada otak, jika otak kekurangan oksigen maka otak tidak dapat
berkembang dengan baik. Sebagai dampaknya, kemampuan otak untuk berpikir kurang
maksimal.

3. Ratna Juwita :
Jadi ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi baru lahir terjadi asfiksia. Faktor ibu,
faktor tali pusat dan faktor bayi.
Faktor ibu seperti tekanan darah ibu terlalu tinggi atau rendah selama persalinan, partus
lama atau partus macet dan kehamilan lewat waktu (>42 minggu). Kemudian pada faktor
tali pusat seperti lilitan tali pusat dan tali pusat pendek.
Dan faktor pada bayi seperti bayi prematur (<37 minggu) dan air ketuban bercampur
mekonium.

Rizka Fadita (menambahkan jawaban) :


Penyebab kegagalan pernapsan pada bayi yang terdiri dari : faktor ibu, faktor plasenta,
faktor janin dan faktor plasenta.
Faktor ibu meliputi hipoksia pada ibu yang terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian
obat analgetika atau anastesia dalam, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, setiap penyakit pembuluh darah
ibu yang menganggu pertukaran gas janin seperti : kolesterol tinggi, hipertensi, hipotensi,
jantung, paru-paru/ TBC, ginjal, gangguan kontraksi uterus dan lain-lain.
Faktor plasenta seperti solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta
tipis, plasenta tidak menempel pada tempatnya.
Faktor janin seperti tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat
antara janin dan jalan lahir, gemeli, IUGR, prematur, kelainan kongenital pada neonatus
dan lain-lain.
Faktor persalinan seperti partus lama, partus dengan tindakan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai