Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TERSTRUKTUR

Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat (Bd. 5. 019)

(KONSEP PHC DAN PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN


MASYARAKAT)

Dosen Pengampu : Asmaurika P, S. ST., M. Kes

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. A’assalehah (NIM. 191081001)


2. Adetia Indarti (NIM. 191081002)
3. Alya Syafiqoh Azhari (NIM. 191081003)
4. Ana Ellyana Thalia (NIM. 20185123004)
5. Paula Mei Yani (NIM. 20185123046)
6. Shilvia (NIM. 20185123054)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKTIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-III

2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan lancar. Makalah kami yang berjudul
“Konsep PHC dan Pendekatan Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat”

Makalah ini disusun dari bebagai sumber. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada seluruuh pihak yang terlibat, khususnya atas bimbingan dan arahan dalam
pembuatan makalah kami.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan
selanjutnya menuju arah yang lebih baik. Akhir kata kami berharap tugas ini dapat member
manfaat bagi kita semua.

Pontianak, 25 Mei 2021

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 2

Bab 2 Pembahasan............................................................................................................. 3

A. Pengertian PHC....................................................................................................... 3
B. Latar Belakang PHC................................................................................................ 3
C. Unsur, Prinsip Program PHC................................................................................... 3
D. Perkembangan PHC di Indonesia............................................................................ 5

Bab 3 Penutup.................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................................ 10

Daftar Pustaka................................................................................................................... 11

ii
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa untuk mewujudkan status kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya,
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat yang ditujukan kepada
seluruh anggota masyarakat.
Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama
(PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa daerah.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 kegiatan kesehatan berbasis
(CBHA) telah diterapkan dan dilaksanakan dalam masyarakat
Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA
dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu
meliputi lima program utama, yaitu keluarga perencanaan, kesehatan ibu dan anak,
perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit
bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat
kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat jasa
CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat kesehatan.
Namun, CBHA mengalami penurunan ketika krisis moneter pada tahun 1997 meledak
yang mengakibatkan multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan reformasi total dalam
banyak aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasai
aspek yang paling pembangunan, Termasuk sektor kesehatan. Ini telah benar-benar
mengubah model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung
pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas pengaturan masing-
masing kabupaten. Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada
promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor
termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk
skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai Depkes dirumuskan dan
dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu:
1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat
2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas

1
3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan
4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada
nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan
peran pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
Oleh sebab itu, maka kami merangkum berbagai hal yang terkait dengan konsep
Primary Health Care ini bertujuan untuk membuka wawasan para pembaca yang
membutuhkan informasi ini yang sekaligus dalam rangkuman ini membahas tentang
bagaimana aplikasi Primary Health Care itu sendiri di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian PHC?
2. Apa latar belakang PHC?
3. Apa saja unsur, prinsip program PHC?
4. Bagaimana perkembangan PHC di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian PHC
2. Mengetahui latar belakang PHC
3. Mengetahui unsur, prinsip program PHC
4. Mengetahui perkembangan PHC di Indonesia

2
Bab 2

Pembahasan

A. Pengertian PHC
Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan
negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk
hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).

B. Latar Belakang PHC


World Health Essembly tahun 1977 telah menghasilkan kesepakatan global untuk
mencapai“Kesehatan Bagi Semua atau Health For All” Pada Tahun 2000 ( KBS 2000 /
HFA by The Year2000 ), yaitu Tercapainya suatu derajat kesehatan yang optimal yang
memungkinkan setiaporang hidup produktif baik secara social maupun ekonomi.
Selanjutnya pda tahun 1978, Konferensi di Alma Ata, merupakan Primary Health
Care (PHC) sebagai Pendekatan atau Strategi Global untuk mencapai Kesehatan Bagi
Semua (KBS) atau Health For All by The Year 2000 (HFA 2000). Dalam konferensi
tersebut Indonesia juga ikut menandatangani dan telah mengambil kesepakatan global
pula dengan menyatakan bahwa untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000
(HFA 2000) kuncinya adalah PHC (Primary Health Care) dan Bentuk Operasional dari
PHC tersebut di Indonesia adalah PKMD (Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa).

C. Unsur, Prinsip dan Program PHC


1. Unsur PHC
Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut :
a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
2. Prinsip PHC

3
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsipprinsip PHC
sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima
prinsip PHC sebagai berikut :
a. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan
layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat
harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia,
kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.
b. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta
individu agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan
diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold
storage).
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal
dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat
adalah proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan
mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas
untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam
bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu
berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah.
Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah
heterogenitas yang minim.
e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam
sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam
mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini
mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan),

4
pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku
dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan; pekerjaan umum
(misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar) ;
pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat (termasuk Panchayats
atau pemerintah daerah , organisasi-organisasi sukarela , dll).
3. Program PHC
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya
b. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
h. Penyediaan obat-obat essensial

D. Perkembangan PHC di Indonesia


Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization
(WHO) sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga)
strategi utama, yaitu :
1. Kerjasama multisektoral.
2. Partisipasi masyarakat.
3. Penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di
masyarakat.
Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu,
keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya
Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama
perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan.

5
Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI
mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif,
dan bersih.
Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan
melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan
berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin
Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu).
Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91
Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa.
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu
program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk
meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini
memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim
digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga
dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan
penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral
maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dalam penerapannya ada beberapa masalah yang terjadi di Indonesia.
Permasalahan yang utama ialah bagaimana primary health care belum dapat dijalankan
sebagaimana semestinya. Oleh karena itu, ada beberapa target yang seharusnya
dilaksanakan dan dicapai yaitu:
1. Memantapkan Kemenkes berguna untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas
pelayanan dan mencegah kesalahpahaman antara pusat keehatan dan masyarakat

6
2. Pusat Kesehatan yang bersahabat merupakan metode alernatif untuk menerapkan
paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan primer masih penting pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
4. Pada era desentralisasi, variasi pelayanan kesehatan primer semakin melebar dan
semakin dekat pada budaya lokal.
Untuk lebih jelasnya, setelah adanya perang kemerdekaan, beberapa point
pembangunan kesehatan di Indonesia, yaitu :
1. Pelayanan preventif yang melengkapi pelayanan kuratif
2. Konsep Bandung Plan yang merupakan embrio konsep Puskesmas.

7
Bab 3

Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah dijabarkan pada pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa Primary Health Care (PHC) adalah suatu program yang timbul karena adanya
berbagai masalah penyakit menular seperti Diare, TBC, Campak, dsb. yang banyak
terjadi di berbagai negara, sehingga muncul gagasan tersebut karena adanya keinginan
untuk merombak atau membuat suatu perubahan dalam pembangunan kesehatan dunia
melalui sebuah kampanye besar-besaran pada tahun 19950-an, pembangunan kesehatan
itu sudah mulai berjalan dengan beberapa program yang diusung. Namun, ditahun-tahun
berikutnya, sekalipun teknologi kesehatan sudah mulai berkembang, masih ada banyak
negara yang kurang puas tentang hal tersebut sehingga pada Konferensi Alma Ata
ditetapkan “Primary Health Care” (PHC) sebagai Strategi Global atau Pendekatan untuk
mencapai ”Health For All by The Year2000” (HFA 2000) atau Kesehatan Bagi Semua
Tahun 2000 ( KBS 2000 ).
Dengan kata lain, Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan
pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self
determination).
Primary Health Care ini memiliki prinsip dalam terselenggaranya program PHC
ini, yakni :
1. Pemerataan upaya kesehatan.
2. Penekanan pada upaya prefentif
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan.
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian.
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

8
Di Indonesia sendiri, PHC dikenalkan oleh WHO sekitar pada tahun 1970-an.
Pada aplikasinya, PHC bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
Strategi PHC ketika itu didukung oleh Kementrian Kesehatan RI. Dalam
mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai
inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih.
Pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan
di bawahnya.
Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, seperti ;
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani. Yang kedua adalah untuk melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata
bermutu dan berkeadilan. Selanjudnya untuk menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan, dan yang terakhir adalah untuk menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik.
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu
program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk
meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini
memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim
digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga
dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan
penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral
maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Namun dalam pelaksanaan strategi tersebut, tentu ada kendala yang ditemui para
penyelenggaranya. Sehingga, muncul target-target yang disusun guna untuk
menanggulangi kendala tersebut seperti dengan menciptakan citra Pusat Kesehatan yang
bersahabat dan merupakan metode alernatif untuk menerapkan paradigma sehat pada
pelaksana pelayanan kesehatan, dll.
Adapun contoh dari bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah PMKD.
PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong royong,

9
yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan, agar masyarakat
dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.

B. Saran
Dengan adanya tulisan ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca dengan
dapat lebih memahami apa itu Primary Health Care dan bagaimana penerapannya di
Indonesia.

10
Daftar Pustaka
https://docshare01.docshare.tips/files/24944/249449795.pdf
https://www.academia.edu/19759401/Konsep_PHC
Syafrudin, dkk. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. TIM. Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai