(TRUSS)
Kuliah Ke-4
Gita Puspa Artiani., ST.,MT
Definisi
Struktur balok diatas dua tumpuan akibat beban luar akan menahan regangan tarik dan tekan,
yang mencapai harga ekstrem pada tepi tampangnya, dengan demikian bahan yang berada
didalam balok menjadi tidak efektif.
Sebuah struktur rangka batang termasuk struktur statis tertentu, jika memenuhi syarat
:
m = 2.j – r
dimana :
m = jumlah batang (member)
j = jumlah joint (termasuk joint pada tumpuan)
r = jumlah reaksi tumpuan
Keterangan gambar:
Persamaan m = 2.j -r
Perhitungan 21 = 2.12 – 3
21 = 21
Kesimpulan Statis tertentu
Selanjutnya gaya batang dapat dihitung dengan cara analitis dan grafis.
A. Metode Keseimbangan Titik Simpul Cara Analitis (metode of joint)
Bila gambar-gambar segi banyak pada tiap-tiap titik simpul, pada metode keseimbangan titik
simpul, secara grafis disusun menjadi satu, maka terjadilah diagram Cremona. Cremona
adalah orang yang pertama kali menguraikan diagram tersebut. Pada diagram Cremona, tiap-
tiap gaya dilukiskan 2 (dua) kali yang berlawanan arahnya. Peninjauan keseimbangan gaya
batang pada tiap-tiap simpul dengan penggambaran segi banyak gaya, maka akan diperoleh
gaya batang tarik bertanda positif bila anak panah meninggalkan simpul, dan sebaliknya gaya
batang tekan betanda negatif bila anak panah menuju simpul.
Apabila rangka batang yang ditinjau misalkan berupa rangka batang jembatan seperti pada
gambar di bawah ini, maka untuk mencari gaya-gaya batang seluruh batang dengan
menggunakan metode keseimbangan titik simpul cara grafis juga menempuh pendekatan
yang sama dengan analitis, yakni dimulai dari suatu titik simpul yang hanya mempunyai dua
batang yang belum diketahui gaya batangnya.
Contoh Soal :
Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan perletakan
sendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut.Hitung reaksi-reaksi perletakan dan gaya-gaya
batang dengan menggunakan metode keseimbangan titik buhul.
Jawab.
➢ Reaksi Perletakan
✓ ∑ MB = 0
RVA.6 m – P1.4 m – P2. 2 m = 0
RVA.6 m – 10 kN.4 m – 10 kN. 2 m = 0
RVA.6 m – 60 kN. m = 0
60 kN.m
R VA =
6m
R VA = 10 kN
✓ ∑ MA = 0
-RVB. 6 m + P2.4 m + P1. 2 m = 0
-RVB. 6 m + 10 kN.4 m + 10 kN. 2 m = 0
-RVB. 6 m – 60 kN. m = 0
60 kN.m
R VB =
6m
R VB = 10 kN
✓ ∑H = 0
HA = 0
✓ ∑V = 0
RVA + RVB – P1 – P2 = 0
10 kN+ 10 kN– 10 kN– 10 kN= 0
20 kN– 20 kN= 0
0 = 0 (oke!)
∑ H = 0 (dapat B1)
B1 = 0 (batang B1 tidak ada gaya)
2. Titik E
∑ V = 0 (dapat D1)
- T1 – D1. sin45° = 0
1
-(-10 kN)– D1. 2 √2 = 0
1
10 kN– D1. √2 = 0
2
1
D1. √2 = 10 kN
2
10 kN
D1 = √2
2
20 kN √2
D1= ×
√2 √2
∑ H = 0 (dapat A1)
D1. cos45° + A1 = 0
1
10√2 kN. 2 √2 + A1 = 0
10 kN + A1 = 0
A1 =−10 kN (batang tekan)
Selanjutnya hitung gaya batang lainnya dengan join lainnya :
Hasil gaya-gaya batang secara keseluruhan dapat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut,
Batang Gaya (kN) Keterangan
A1
A2
A3
T1
T2
T3
T4
D1
D2
D3
B1
B2
B3