Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Statika

Analisis Gaya Batang


pada Rangka

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Fakultas Teknik Sipil MK111106 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Teknik

Abstract Kompetensi

Mata kuliah Statika berisi tentang Mahasiswa dapat menganalisa struktur


materi mengenai cara-cara analisis statis tertentu (balok, portal, dan rangka
struktur statis tertentu untuk batang), dapat menghitung reaksi
menghitung reaksi-reaksi perletakan perletakan, menghitung dan membuat
dan gaya-gaya dalam struktur balok diagram gaya-gaya dalam, serta garis
sederhana, balok gerber/majemuk, pengaruh untuk balok dan rangka
portal pelengkung tiga sendi, dan batang.
rangka batang
Analisis Gaya Batang pada Rangka
A. Metode Keseimbangan Titik Simpul Cara Analitis (metode of joint)
Pada suatu konstruksi rangka, keseluruhan konstruksi serta titik simpul harus
dalam keadaan seimbang, dan tiap simpul harus dipisahkan satu sama lain. Tiap-tiap titik
simpul dalam keadaan seimbang akibat gaya luar yang bekerja pada simpul itu, dan gaya
dalam (gaya batang) yang timbul di titik itu. Gaya luar dan gaya batang berpotongan di titik
simpul, maka untuk menghitung gaya-gaya yang belum diketahui digunakan persamaan
∑V = 0 dan ∑H = 0.
Dari dua persamaan di atas, maka pada tiap-tiap simpul yang akan dicari gaya
batangnya harus hanya 2 (dua) atau 1 (satu) batang yang belum diketahui dan dianggap
sebagai batang tarik (meninggalkan simpul). Gaya-gaya batang yang sudah diketahui, bila
batang tarik arahnya meninggalkan simpul, dan bila batang tekan arahnya
menuju simpul. Jadi, tiap-tiap titik simpul dapat dicari keseimbangannya satu demi satu,
sehingga seluruh konstruksi dapat diketahui gaya-gaya batangnya.

B. Metode Keseimbangan Bagian Cara Analitis (metode Ritter)


Dalam metode yang dikembangkan oleh Ritter dibuat potongan khayal melalui truss
atau rangka dan gaya diterapkan pada masing-masing bagian dari struktur supaya dalam
keseimbangan. Gaya yang diterapkan ini besar dan arahnya dengan gaya batang yang
terpotong. Karena hanya ada tiga persamaan keseimbangan, maka tidak akan didapatkan
besar gaya, apabila lebih dari tiga batang yang terpotong dalam memisahkan kedua bagian
rangka ini, kecuali beberapa batang telah diketahui (J.D.Todd,1984).
Seringkali dalam menghitung gaya batang diperlukan waktu yang lebih singkat
terutama bagi konstruksi yang seirama, untuk itu dapat digunakan metode Ritter, yang
disebut juga dengan metode pemotongan secara analitis. Kita harus memotong dua batang
atau tiga batang, maka gaya-gaya pada potongan tersebut mengadakan keseimbangan
dengan gaya-gaya luar yang bekerja pada kiri potongan maupun kanan potongan.
Selanjutnya dapat dihitung gaya-gaya batang yang terpotong tersebut.

C. Metode Keseimbangan Titik Simpul Cara Grafis (metode Cremona)


Bila gambar-gambar segi banyak pada tiap-tiap titik simpul, pada metode
keseimbangan titik simpul, secara grafis disusun menjadi satu, maka terjadilah diagram
Cremona. Cremona adalah orang yang pertama kali menguraikan diagram tersebut. Pada
diagram Cremona, tiap-tiap gaya dilukiskan 2 (dua) kali yang berlawanan arahnya.

2018 Statika
2 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peninjauan keseimbangan gaya batang pada tiap-tiap simpul dengan penggambaran segi

Analisis Gaya Batang pada Rangka


banyak gaya, maka akan diperoleh gaya batang tarik bertanda positif bila anak panah
meninggalkan simpul, dan sebaliknya gaya batang tekan betanda negatif bila anak panah
menuju simpul.
Apabila rangka batang yang ditinjau misalkan berupa rangka batang jembatan
seperti pada gambar di bawah ini, maka untuk mencari gaya-gaya batang seluruh batang
dengan menggunakan metode keseimbangan titik simpul cara grafis juga menempuh
pendekatan yang sama dengan analitis, yakni dimulai dari suatu titik simpul yang hanya
mempunyai dua batang yang belum diketahui gaya batangnya.

Dalam penyelesaian mekanika dengan cara cremona, dipakai beberapa asumsi :


1. Semua gaya yang bekerja pada struktur dinyatakan sebagai vektor (mempunyai besaran
dan nilai).
2. Gaya luar dan gaya dalam yang bekerja pada struktur dapat diselesaikan dengan prinsip
keseimbangan dan dilukiskan membentuk sebuah poligon tertutup.

Prinsip penyelesaian cremona :


1. Gambar dengan teliti dan benar semua konstruksi rangka batang (hati-hati dalam
menentukan skala gambarnya)
2. Cek, apakah konstruksi rangka batang sudah termasuk statis tertentu, 2j = m + n
3. Berilah notasi atau nomor pada setiap batang dan titik buhul
4. Gambar gaya-gaya luar atau beban yang bekerja.
5. Cari reaksi perletakan akibat adanya gaya luar dengan cara grafis.
6. Setelah reaksi-reaksi perletakan diperoleh, mulai menggambar poligon gaya (dengan skala)
yang tertutup dan saling kejar (garis poligon digambar dari garis yang sejajar dengan
beban dan batang)
7. Diagram Cremona dimulai dari titik buhul dengan dua batang yang belum diketahui besar
gaya batangnya.

8. Penyelesaian dilakukan tiap joint, searah dengan perputaran jarum jam atau sebaliknya.

2018 Statika
3 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Analisis Gaya Batang pada Rangka
A. ANALISIS GAYA BATANG PADA RANGKA DENGAN METODE
KESEIMBANGAN TITIK BUHUL

Contoh Soal :
Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan perletakan
sendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut.Hitung reaksi-reaksi perletakan dan gaya-gaya
batang dengan menggunakan metode keseimbangan titik buhul.

Jawab.

 Reaksi Perletakan

 ∑ M B=0
RVA.6 m – P1.4 m – P2. 2 m = 0
RVA.6 m – 10 kN.4 m – 10 kN. 2 m = 0
RVA.6 m – 60 kN. m = 0
R 60 kN . m
VA =¿ ¿
6m
RVA =¿10 kN ¿

 ∑ M A =0
-RVB. 6 m – P2.4 m – P1. 2 m = 0
-RVB. 6 m – 10 kN.4 m – 10 kN. 2 m = 0
-RVB. 6 m – 60 kN. m = 0
R 60 kN .m
VB=¿ ¿
6m
RVB=¿ 10kN ¿

2018 Statika
4 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 ∑ H =0
HA = 0

Analisis Gaya Batang pada Rangka


 ∑ V =0
RVA + RVB – P1 – P2 = 0
10 kN+ 10 kN– 10 kN– 10 kN= 0
20 kN– 20 kN= 0
0 = 0 (oke!)

 Perhitungan gaya-gaya batang dengan metode keseimbangan titik buhul


1. Titik A

∑ V =0
VA+T1 = 0
10 kN+ T1 = 0
T1 = -10 kN(batang tekan)

∑ H =0
B1 = 0 (batang B1 tidak ada gaya)

2. Titik E

∑ V =0
- T1 – D1. sin45 ° = 0
1
-(-10 kN)– D1. √2 = 0
2
1
10 kN– D1. √2 = 0
2
1
D1. √2 = 10 kN
2
10 kN
D1 = √ 2
2
20 kN √ 2
D1= ×
√2 √ 2
D1= 10 √ 2kN (batang tarik)

∑ H =0

2018 Statika
5 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
D1. cos45 ° + A1 = 0
1
10 √ 2kN . √ 2 + A1 = 0
2
10 kN + A1 = 0
A1 =−10 kN (batang tekan)

Analisis Gaya Batang pada Rangka


3. Titik C

∑ V =0
- P1 + D1. cos45 ° + T2 = 0
1
-(10 kN)+ 10 √ 2kN . √ 2 + T2 = 0
2
-10 kN+ 10 kN + T2 =0
T2 = 0 (batang T2 tidak ada gaya)

∑ H =0
- B1 - D1. cos45 ° + B2 = 0
1
0- 10 √ 2kN . √ 2+ B2 = 0
2

- 10 kN + B2 = 0
B2 = 10 kN (batang tarik)
4. Titik F

∑ V =0
- D2. sin45 ° - T2 = 0
1
-D2. √2 + 0 = 0
2
D2 = 0 (batang D2 tidak ada gaya)

∑ H =0
- A1–D2. cos45 ° + A2 = 0
1
- (-10 kN)- 0 . √2+ A2 = 0
2
10 kN + A2 = 0
A2 = -10 kN (batang tekan)

5. Titik D
∑ V =0

2018 Statika
6 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- P2 - D2. sin45 ° + T3 = 0
1
- 10 kN–0 . √ 2 + T3 = 0
2
- 10 kN + T3 = 0
T3 = 10kN (batang tarik)

∑ H =0
- B2 – D2. cos45 ° + B3 = 0
1
- (10 kN)- 0 . √2+ B3 = 0
2
- 10 kN +B3 = 0
B3 = 10 kN (batang tarik)

Analisis Gaya Batang pada Rangka


6. Titik G
∑ H =0
- T3– D3. cos45 ° = 0
1
-(10 kN)– D3. √2 = 0
2
1
D3. √2 = -10 kN
2
−10 kN
D3 = √ 2
2
−20 kN √ 2
D 3= ×
√2 √2
D3= −10 √ 2kN (batang tekan)

∑ V =0
- A2+ D3. sin45 ° + A3 = 0
1
- (-10 kN)+¿ kN) . √2+ A3 = 0
2
10 kN- 10 kN + A3 = 0
A3 = 0
(batangA 3 tidak ada gaya)
7. Titik B

∑ V =0
VB+ D3.sin45 ° + T4 = 0

2018 Statika
7 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1
10 kN+¿ kN) . √2+ T4 = 0
2
10 kN- 10 kN + T4 = 0
T4 = 0
(batangT 4 tidak ada gaya)

∑ H =0
- B3 – D3. cos45 ° = 0
1
- (10 kN)- ¿ kN) . √2+ B3 = 0
2
-10 kN + 10 kN = 0
0 = 0 (oke !)
8. Titik H
Dari hasil perhitungan sebelumnya telah diperoleh,
A3 = 0 (batang A3 tidak ada gaya)
T4 = 0(batang T4 tidak ada gaya)

Analisis Gaya Batang pada Rangka


Hasil gaya-gaya batang secara keseluruhan dapat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut,

Batang Gaya (kN) Keterangan

A1 -10 batang tekan

A2 -10 batang tekan

A3 0 -

T1 -10 batang tekan

T2 0 -

T3 10 batang tarik

T4 0 -

D1 10 √ 2 batang tarik

D2 0 -

D3 −10 √ 2 batang tekan

B1 0 -

B2 10 batang tarik

2018 Statika
8 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B3 10 batang tarik

B. ANALISIS GAYA BATANG PADA RANGKA DENGAN METODE


RITTER/POTONGAN

Contoh Soal :
Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan perletakan
sendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut.Hitung reaksi-reaksi perletakan dan gaya-gaya
batang A1, D1, B1, A2, T3, dan B3 dengan menggunakan metode ritter/potongan.

Analisis Gaya Batang pada Rangka


 Reaksi Perletakan

 ∑ M B=0
RVA.6 m – P1.4 m – P2. 2 m = 0
RVA.6 m – 10 kN.4 m – 10 kN. 2 m = 0
RVA.6 m – 60 kN. m = 0
R 60 kN . m
VA =¿ ¿
6m
RVA =¿10 kN ¿

 ∑ M A =0
-RVB. 6 m – P2.4 m – P1. 2 m = 0
-RVB. 6 m – 10 kN.4 m – 10 kN. 2 m = 0
-RVB. 6 m – 60 kN. m = 0
R 60 kN .m
VB=¿ ¿
6m
RVB=¿ 10kN ¿

 ∑ H =0
HA = 0

 ∑ V =0

2018 Statika
9 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
RVA + RVB – P1 – P2 = 0
10 kN+ 10 kN– 10 kN– 10 kN= 0
20 kN– 20 kN= 0
0 = 0 (oke!)

 Perhitungan gaya-gaya batang dengan metode ritter/potongan


 Potongan 1-1

∑ V =0
VA - D1. sin45 ° = 0

1
10 kN- D 1. √2 = 0
2

1
D 1. √ 2 = 10 kN
2
10 kN
D1 = √ 2
2
20 kN √ 2
D1= ×
√2 √ 2
D1= 10 √ 2kN (batang tarik)

Analisis Gaya Batang pada Rangka


 Potongan 1-1

∑ M E=0
- B1.2 m = 0
B1 = 0
(batang B1 tidak ada gaya)

∑ H =0
A1 + D1. cos45 ° - B1 = 0
1
A1 + ¿ kN) . √ 2+ 0 = 0
2
A1 + 10 kN = 0
A1 = - 10 kN (batang tekan)

 Potongan 2-2

2018 Statika
10 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
∑ V =0
RVA – P1 – P2 + T3 = 0
10 kN – 10 kN – 10 kN + T3 = 0
– 10 kN + T3 = 0
T3 = 10 kN (batang tarik)

∑ M D=0
RVA. 4 m + A2.2 m – P1. 2 m = 0
10 kN. 4 m – A2.2 m – 10 kN. 2 m = 0
20 kN.m + A2.2 m = 0
−20 kN . m
A2. =
2m
A2 = -10 kN (batang tekan)

∑ H =0
A2 + B3 = 0
-10 kN + B3 = 0
B3 = 10 kN (batang tarik)

Daftar Pustaka
1. Thamrin Nasution, 2012, Modul Kuliah Statika I, Departemen Teknik Sipil, FTSP, ITMI,
Medan
2. Wesli, 2010, Mekanika Rekayasa, Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. Timoshenko, Young, D.H., 1992, Mekanika Teknik Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta.
4. Browsing internet

2018 Statika
11 Retna Kristiana, ST, MM,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai