Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan

yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat

mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktifkan atau merusak

organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan dan mengatur derajat

perbaikan jaringan. Inflamasi biasanya dicetuskan karena adanya pelepasan suatu

mediator dari jaringan yang rusak. Mediator kimiawi inflamasi salah satunya

prostaglandin (Mycek et al., 2001). Prostaglandin dikatalis oleh enzim

siklooksigenase (COX) (Tjay & rahardja, 2007). Ciri khas inflamasi adalah

kemerahan (rubor), panas (kalor), pembengkakan (edema), nyeri (dolor) dan

gangguan fungsi jaringan (fungsio laesa) (Price & Wilson, 2005).

Enzim siklooksigenase (COX) merupakan enzim yang mengkatalis suatu

pembentukan prostaglandin, suatu mediator inflamasi, dan produk metabolisme

asam arakidonat. Terdiri dari dua isoenzim, yakni COX-1 dan COX-2, dengan

berat molekul enzimatis yang sama. COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan,

antara lain di pelat-pelat darah, ginjal dan saluran cerna. Zat ini berperan pada

pemeliharaan perfusi ginjal, hemeostatis vaskuler dan melindungi lambung

dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir, serta menghambat fungsi asam.

COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam jaringan, tetapi di bentuk

oleh sel-sel radang selama proses peradangan (Tjay & rahardja, 2007).

1
Pengobatan terhadap inflamasi pada umumnya menggunakan obat-obatan

sintesis yang digunakan selama ini menimbulkan beberapa efek samping yang

yang tidak diingikan, contohnya aspirin yang dapat menimbulkan efek samping

gangguan saluran pencernaan, darah, pernafasan, proses metabolik,

hipersensitivitas dan sindrom reye (Mycek et al., 2001).

Pengobatan alternatif yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut dengan

menfaatkan tanaman yang berkhasiat obat yang telah digunakan oleh sebagian

masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris, dan bukti penelitian

tumbuhan obat akan khasiat, maupun penggunaannya. Cara penggelolaan

biasanya dengan cara mengukus atau di rebus selama 4-5 jam sebelum digunakan.

Selain mudah didapat, efek samping tanaman berkhasiat obat relatif kecil

dibandingkan dengan obat-obatan sintetik, maka penggunaan tumbuhan obat

dengan formulasi yang tepat sangat penting dan tentunya lebih aman dan efektif

(Dalimartha, 2006).

Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat adalah tanaman

suruhan (Peperomia pellucida [L]Kunth). Suruhan merupakan tanaman liar yang

tumbuh di tempat-tempat yang agak lembab atau sedikit terlindung seperti di

pinggir selokan, sela-sela bebatuan, ladang dan perkarangan (Dalimartha, 2003).

Berdasarkan pengalaman empiris, suruhan digunakan oleh masyarakat Indonesia

untuk mengobati sakit kepala yang disebabkan demam dengan menempelkan

ramuan dipelipis, hasil perasan daunnya digunakan untuk pengobatan penyakit

perut. Selain itu rebusan tanaman digunakan untuk pengobatan abses, bisul,

jerawat, penyakit ginjal dan radang kulit (Hariana, 2007).

2
Berdasarkan bebrapa penelitian yang telah dilakukan herba suruhan

(Peperomia pellucida(L.)Kunth) memiliki Efek antipiretik (Khan et al., 2007),

efek antimikroba, anti kanker, dan antioksidan (Wei et al.,2011), dan efek

analgetik (aziba, et al., 2000). Penelitian Abriyani (2018), diketahui bahwa

tumbuhan suruhan mengandung senyawa kimia golongan flavonoid, fenolik,

saponin, terpenoid, steroid. Tanaman suruhan juga mengandung beberapa minyak

essential terutama carotol (26,6-32,0%) yang merupakan siskuiterpen yang

memiliki aktivitas antijamur yang kuat. Selain itu fenol-propanoid dill apiole

(25,1-30,2%) yang memiliki aktivitas gastroprotektif dan aktivitas anti-

inflamasi(verma et al., 2014), salah satu kandungan metabolit sekunder dari

herba suruhan yang di duga menpunyai aktivitas antiinflamasi melalui

penhambatan enzim COX yaitu flavonoid (Naspiah et al., 2016).

Berdasarkan hal di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang uji aktivitas antiinflamasi dan uji daya hambat enzim siklooksigenase-2

ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucidda [L.]Kunth terhadap tikus

putih jantan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol herba suruhan

(Peperomia pellucida [L.]Kunth) terhadap aktivitas antiinflamsi pada tikus

putih jantan?

2. Apakah tedapat pengaruh pemberian ekstrak etanol herba suruhan

(Peperomia pellucida [L.]Kunth) terhadap daya hambat siklooksigenase-2

pada tikus putih jantan.

3
1.3 Tujuan Penelitian

1. Melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia

pellucida [L.]Kunth) terhadap aktivitas antiinflamasi pada tikus putih jantan.

2. Melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia

pellucida [l.]Kunth) terhadap daya hambat siklooksigenase-2 pada tikus

jantan putih.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida [L.]Kunth) dapat

mempengaruhi efek antiinflamasi terhadap tikus putih jantan.

2. Ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida [L.]Kunth) dapat

mempengaruhi daya hambat siklooksigenase-2 pada tikus jantan putih.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Untuk ilmu pengetahuan

Penelitian ini memberikan pengetahuan tambahan tentang ekstrak etanol

herba suruhan (Peperomia pellucida [L.]Kunth) memiliki efek antiinflamasi.

2. Untuk peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah peneliti tentang ekstrak etanol

herba suruhan (Peperomia pellucida [L.]Kunth) memiliki aktivitas

antiinflamasi dan dapat menghambat siklooksigenase-2 pada tikus putih

jantan.

3. Untuk masyarakat

Menberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak etanol herba

suruhan (Peperomia pellucida [L.]Kunth) sebagai obat antiinflamasi.

Anda mungkin juga menyukai