Anda di halaman 1dari 16

Yth.

Direktur Poltekkes Kemenkes Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR: DP.02.01/2/0334/2021
TENTANG
PANDUAN PENYELENGGARAAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE-19 (COVID-19)
DI LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Memperhatikan:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tanggal 20
Mei 2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja dan Perkantoran dan Industri dalam
Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi
3. SKB 4 Menteri tanggal 20 November 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di
Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
4. Instruksi Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2021 tanggal 6 Januari 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan untuk Pengendalian Penyebaran COVID-
19
dengan ini kami menetapkan agar Poltekkes Kemenkes mulai mempersiapkan diri
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat dengan mengacu pada Panduan Penyelenggaraan Tridharma Perguruan
Tinggi pada Masa Pandemi CORONA VIRUS DISEASE-19 (COVID-19) di
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagaimana terdapat
pada lampiran Surat Edaran ini.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Januari 2021

Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Sugiyanto

Tembusan
Kepala Badan PPSDM Kesehatan
-2-

Lampiran SE Kepala Pusat Pendidikan SDM


Kesehatan Nomor DP.02.01/2/0334/2021
tentang Panduan Penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi pada Masa Pandemi Corona
Virus Disease-19 (COVID-19) di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

PANDUAN PENYELENGGARAAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI


PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE-2019 (COVID-19)
DI LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

I. Prioritas utama dalam menetapkan kebijakan penyelenggaraan Tridharma


Perguruan Tinggi di Poltekkes Kemenkes adalah kesehatan dan keselamatan
mahasiswa, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat.
II. Poltekkes Kemenkes yang membutuhkan pelaksanaan tatap muka dalam
penyelenggaaan Tridharma Perguruan Tinggi karena adanya kendala dalam
melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau kendala lainnya, dapat diberikan izin
oleh Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya untuk melaksanakan tatap muka
sesuai dengan peta risiko penyebaran COVID-19 yang ditetapkan oleh satuan
tugas penanganan COVID-19 masing-masing daerah.
III. Pemberian izin pembelajaran tatap muka pada Poltekkes Kemenkes oleh
Pemerintah Daerah dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara
lain:
A. Tingkat risiko penyebaran COVID-19 di wilayahnya;
B. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan;
C. Kesiapan Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan pembelajaran tatap
muka
D. Akses terhadap sumber belajar/ kemudahan belajar dari rumah (BDR)
E. Kondisi psikosial mahasiswa
F. Kebutuhan layanan pendidikan bagi mahasiswa
G. Ketersediaan akses transportasi yang aman dari dan ke POltekkes
Kemenkes atau lahan praktik
H. Tempat tinggal mahasiswa
I. Mobilitas warga antarprovinsi, antarkabupaten/ kota, antarkecamatan, dan
antarkelurahan/desa, dan
J. Kondisi geografis daerah
IV. Poltekkes Kemenkes wajib mengisi daftar periksa kesiapan dalam
melaksanakan pembelajaran tatap muka melalui link google form
http://bit.ly/kesiapanluring.
V. Setiap Poltekkes Kemenkes wajib menyusun panduan penyelenggaraan
-3-

Tridharma Perguruan Tinggi di masa pandemi COVID-19, disesuaikan dengan


kebutuhan dan kebijakan Pemerintah Daerah dimana Poltekkes Kemenkes
berada.
VI. Pembelajaran tatap muka di Poltekkes Kemenkes dilaksanakan melalui dua
fase sebagai berikut:
a. Masa Transisi
1) Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap
muka di Poltekkes Kemenkes. 

2) Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan
jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan
belajar (shift) dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan
keselamatan civitas akademika Poltekkes Kemenkes. 

b. Masa Kebiasaan Baru
Setelah masa transisi selesai, apabila pemerintah daerah tidak mencabut
pemberian izin pembelajaran tatap muka, maka Poltekkes Kemenkes
masuk daerahnya dikategorikan sebagai daerah ZONA HIJAU maka
Poltekkes Kemenkes masuk dalam masa kebiasan baru.
VII. Bagi Poltekkes Kemenkes yang sudah memulai pembelajaran tatap
muka, orang tua/wali peserta didik tetap dapat memilih untuk melanjutkan
pembelajaran daring bagi anaknya.
VIII. Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya wajib memberhentikan
kembali pembelajaran tatap muka di Poltekeks Kemenkes dan melakukan BDR
apabila ditemukan kasus konfirmasi positif di Poltekkes Kemenkes
IX. Pemberhentian pembelajaran tatap muka di Poltekkes Kemenkes sebagaimana
dimaksud pada angka VIII berdasarkan evaluasi bersama satuan tugas
penanganan COVID-19 setempat dapat dilakukan serentak atau bertahap
sesuai dengan risiko penyebaran COVID-19.
X. Dalam hal hasil pemantauan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di
Poltekkes Kemenkes ditemukan dampak kesehatan yang bersifat lintas
kabupaten/kota, Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dapat memberikan
rekomendasi untuk menghentikan pembelajaran tatap muka di Poltekkes
Kemenkes.
XI. Dalam hal hasil pemantauan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di
Poltekkes Kemenkes ditemukan dampak kesehatan yang bersifat lintas
provinsi, pemerintah pusat dapat memberikan rekomendasi untuk
menghentikan pembelajaran tatap muka di Poltekkes Kemenkes.
XII. Pembelajaran tatap muka di Poltekkes Kemenkes harus dilakukan dengan
protokol kesehatan yang ketat dan terpantau oleh Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam
rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan menggunakan
prosedur sebagai berikut:
-4-

A. Prosedur pembelajaran tatap muka di Poltekkes Kemenkes


PERIHAL MASA TRANSISI MASA KEBIASAAN BARU
Kondisi kelas dan Jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan
Laboratorium maksimal 20 (dua puluh) mahasiswa per ruangan

Jumlah hari dan Ditentukan masing-masing Poltekkes dengan tetap


jam mengutamakan kesehatan dan keselamatan
pembelajaran civitas akademika Poltekkes Kemenkes.
Tatap Muka
dengan
pembagian
rombongan
belajar (shift)
Perilaku Wajib di 1. Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau
seluruh masker sekali pakai/ masker bedah/ yang
lingkungan menutupi hidung dan mulut sampai dagu.
Poltekkes Masker kain digunakan setiap 4 jam atau
Kemenkes sebelum 4 jam saat sudah lembab/ basah.
2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
mengalir atau cairan pembersih tangan (hand
sanitizer).
3. Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter
dan tidak melakukan kontak fisik seperti
bersalaman dan cium tangan.
4. Menerapkan etika batuk/ bersin.
Kondisi medis 1. Sehat dan jika mengidap penyakit penyerta
civitas (komorbid) harus dalam kondisi terkontrol.
akademika 2. Tidak memiliki gejala COVID-19 termasuk pada
Poltekkes orang yang serumah.
Kemenkes
Kantin Tidak diperbolehkan, Boleh beroperasi dengan tetap
disarankan menjaga protokol kesehatan
membawa
makanan/ minuman
dengan menu gizi
seimbang.
Kegiatan Tidak diperbolehkan Diperbolehkan, kecuali
Olahraga dan di kampus, namun kegiatan dengan adanya
Ekstrakurikuler disarankan tetap penggunaan alat/ fasilitas
melakukan aktivitas yang harus dipegang oleh
fisik di rumah. banyak orang secara
bergantian dalam waktu
yang singkat dan/atau tidak
memungkinkan penerapan
jaga jarak minimal 1,5 meter,
misalnya: basket dan voli.
-5-

PERIHAL MASA TRANSISI MASA KEBIASAAN BARU


Kegiatan Selain Tidak diperbolehkan Diperbolehkan dengan tetap
Pembelajaran ada kegiatan selain menjaga protokol
pembelajaran. kesehatan.
Praktik di Diperbolehkan dengan mematuhi protokol kesehatan
wahana yang ditentukan oleh wahana praktik, termasuk
pelayanan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap
kesehatan

B. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Direktur Poltekkes Kemenkes
Dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka, Direktur Poltekkes
Kemenkes bertanggung jawab untuk:
a. Memastikan kesiapan Poltekkes Kemenkes untuk pembelajaran
tatap muka dengan aman, dengan melakukan pengisian daftar
periksa kesiapan pembelajaran tatap muka di Poltekkes Kemenkes
melalui link google form http://bit.ly/kesiapanluring, meliputi:
1) ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, paling sedikit
memiliki:
a) toilet bersih dan layak;
b) sarana CTPS dengan air mengalir atau cairan
pembersih tangan (hand sanitizer); dan
c) disinfektan
2) mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
Puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya;
3) kesiapan menerapkan area wajib masker;
4) memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak);
5) pemetaan civitas akademika Poltekkes Kemenkes yang tidak
boleh melakukan kegiatan di kampus:
a) memiliki kondisi medis komorbid yang tidak terkontrol;
b) tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan
penerapan jaga jarak;
c) memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah dengan tingkat
risiko penyebaran COVID-19 yang tinggi dan belum menyelesaikan
isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari; dan dan belum
menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat belas)
hari; dan
d) memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif
COVID-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri
selama 14 (empat belas) hari;
b. Melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap kesiapan Poltekkes
Kemenkes dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka
berdasarkan pengisian daftar periksa;
c. Melaporkan kesiapan Poltekeks Kemenkes yang memenuhi daftar
-6-

periksa, kepada:
1) Kepala Badan PPSDM Kesehatan
2) Pemerintah daerah
d. Berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan satuan tugas
percepatan penanganan COVID-19 dan/atau dinas kesehatan
setempat, terkait:
1) data kondisi civitas akademika Poltekkes Kemenkes yang
terdampak COVID-19 (kasus suspek, kasus probable, kasus
konfirmasi, atau kontak erat); 

2) informasi tingkat risiko COVID-19 di daerahnya; dan 

3) informasi status pembelajaran tatap muka di Poltekkes
Kemenkes;
e. Melakukan simulasi pembelajaran tatap muka di Poltekkes
Kemenkes sebelum memulai pembelajaran tatap muka secara
menyeluruh untuk melihat kesiapan Poltekkes Kemenkes dalam
melaksanakan pembelajaran tatap muka;
f. Memfasilitasi APD lengkap dan tes usap (swab) atau tes rapid
antigen untuk civitas akademika Poltekkes Kemenkes sebelum
melakukan pembelajaran tatap muka, termasuk saat pelaksanaan
praktik di wahana pelayanan kesehatan;
g. Membentuk satuan tugas penanganan COVID-19 di Poltekkes
Kemenkes dan dapat melibatkan orang tua/ wali mahasiswa dan
masyarakat sekitar dengan komposisi sebagai berikut:
1) tim pembelajaran, psikosial, dan tata ruang;
2) tim kesehatan, kebersihan, dan kemanan; dan
3) tim pelatihan dan humas.
h. Membuat rencana kegiatan dan anggaran Poltekkes Kemenkes
terkait pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan kapasitas, dan
pengadaan sarana prasarana sanitasi, kebersihan, dan kesehatan di
Poltekkes Kemenkes.
i. Menginformasikan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan jika
ada civitas akademika Poltekkes Kemenkes di wilayah kerjanya
terkonfirmasi positif COVID-19.
j. Memfasilitasi pengobatan bagi civitas akademika yang terinfeksi
COVID-19 selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Tim Pembelajaran, Psikologi dan Tata Ruang:
a. Melakukan pembagian kelompok belajar dalam rombongan
belajar yang sama dan pengaturan jadwal pelajaran untuk
setiap kelompok dalam rombongan belajar sesuai dengan
ketentuan pada masa transisi.
b. Melakukan pengaturan tata letak ruangan dengan
memperhatikan:
1) jarak antar-orang duduk dan berdiri atau mengantri minimal
-7-

1,5 (satu koma lima) meter, dan memberikan tanda jaga


jarak antara lain pada area ruang kelas, kantin, tempat
ibadah, lokasi antar/jemput mahasiswa, ruang pendidik,
kantor dan tata usaha, perpustakaan, dan koperasi;
2) kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk
memastikan sirkulasi yang baik.
3) Apabila sirkulasi udara di dalam kelas kurnag baik atau
ventilasi ruangan kelas tidak memadai, pembelajaran tatap
muka disarankan dilakukan di ruangan terbuka di lingkungan
kampus.
c. Melakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di lorong/koridor
dan tangga. Jika tidak memungkinkan, memberikan batas
pemisah dan penanda arah jalur di lorong/koridor dan tangga.
d. Menerapkan mekanisme pencegahan perundungan bagi
civitas akademika Poltekkes Kemenkes yang terstigma
COVID-19.
e. Mempersiapkan layanan bantuan kesehatan jiwa dan
psikososial bagi seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes
dengan tata cara:
1) Menugaskan wali kelas sebagai penanggung jawab dukungan
psikososial di Poltekkes Kemenkes
2) mendata kontak layanan dukungan psikososial:
a) pusat panggilan 119 ext 8;
b) Himpunan Psikologi Indonesia,
http://bit.ly/bantuanpsikologi;
c) Perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa
indonesia, https://www.pdskji.org/home;
3. Tim Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan
a. Membuat prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan
civitas akademika Poltekkes Kemenkes.
1) Pemantauan kesehatan berfokus kepada gejala umum
seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas,
sakit kepala, mual/ muntah, diare, anosmia (hilangnya
kemampuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya
kemampuan indra perasa).
2) Pemantauan dilaksanakan setiap hari sebelum memasuki
gerbang Poltekkes Kemenkes oleh tim kesehatan.
3) Jika civitas akademika Poltekkes Kemenkes memiliki gejala
umum sebagaimana dimaksud pada angka 1), wajib
diminta untuk kembali ke rumah untuk melakukan isolasi
mandiri selama 14 (empat belas) hari. Jika gejala
memburuk, dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
-8-

4) Jika civitas akademika Poltekkes Kemenkes teridentifikasi ada


riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19,
maka tim kesehatan Poltekkes Kemenkes:
a) Menghubungi orang tua/wali/narahubung darurat dari
civitas akademika Poltekkes Kemenkes agar membawa
ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat; dan
b) melaporkan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes.
5) Jika terdapat orang yang serumah dengan civitas
akademika Poltekkes Kemenkes teridentifikasi gejala COVID-
19, maka tim kesehatan Poltekkes Kemenkes:
a) melaporkan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes; dan
b) meminta civitas akademika tersebut untuk melakukan
isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari.
6) Jika terdapat civitas akademika Poltekkes Kemenkes yang
tidak hadir karena sakit dan memiliki gejala umum
sebagaimana dimaksud pada angka 1), maka tim:
a) melaporkan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes dan
Puskesmas; dan
b) meminta civitas akademika tersebut untuk melakukan
isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari.
7) Pemantauan periode isolasi mandiri untuk semua civitas
akademika Poltekkes Kemenkes yang diminta melakukan
isolasi mandiri.
8) Rekapitulasi hasil pemantauan kesehatan dan
ketidakhadiran civitas akademika Poltekkes Kemenkes
dilaporkan setiap hari kepada Direktur Poltekkes
Kemenkes.
b. Memberikan informasi kepada Direktur Poltekkes Kemenkes
terkait kebutuhan penyediaan sarana prasarana kesehatan
dan kebersihan sesuai pada daftar periksa.
c. Melakukan pembersihan dan disinfeksi di Poltekkes
Kemenkes setiap hari selama 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan tatap muka dimulai dan dilanjutkan setiap
hari selama Poltekkes Kemenkes menyelenggarakan
pembelajaran tatap muka, antara lain pada lantai,
pegangan tangga, meja dan kursi, pegangan pintu, toilet,
sarana CTPS dengan air mengalir, alat peraga/edukasi,
komputer dan papan tik, alat pendukung pembelajaran,
tombol lift, ventilasi buatan atau AC, dan fasilitas lainnya.
d. Membuat prosedur pengaturan pedagang kaki lima dan
warung makanan di sekitar lingkungan Poltekkes Kemenkes:
1) pada masa transisi, pedagang kaki lima dan warung di
sekitar Poltekkes Kemenkes dilarang beroperasi;
2) pada masa kebiasaan baru, pedagang kaki lima dan
-9-

warung makanan dapat berjualan di sekitar Poltekkes


Kemenkes dengan kewajiban menaati protokol
kesehatan, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan
makanan dan lingkungan; dan
3) tim berkoordinasi dengan aparatur daerah setempat untuk
mendapatkan bantuan dalam pengawasan dan
penertiban pedagang kaki lima dan warung makanan.
4. Tim Pelatihan dan Humas
a. Melakukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan di
lingkungan Poltekkes Kemenkes, khususnya orang tua/wali
mahasiswa, terkait:
1) tanggal mulainya pembelajaran tatap muka di Poltekkes
Kemenkes beserta tahapannya, pembagian rombongan
belajar dan jadwal pembelajaran per rombongan belajar;
2) metode pembelajaran yang akan digunakan;
3) langkah pengendalian penyebaran COVID-19 di tingkat
Poltekkes Kemenkes;
4) hal yang perlu dipersiapkan oleh mahasiswa dan orang
tua/wali mahasiswa; dan
5) keterlibatan masyarakat di sekitar Poltekkes Kemenkes.
b. Menempelkan poster dan/atau media komunikasi, informasi,
dan edukasi lainnya pada area strategis di lingkungan
Poltekkes Kemenkes, antara lain pada gerbang Poltekkes
Kemenkes, papan pengumuman, kantin, toilet, fasilitas CTPS,
lorong, tangga, lokasi antar jemput, dan lain-lain yang
mencakup:
1) informasi pencegahan COVID-19 dan gejalanya;
2) protokol kesehatan selama berada di lingkungan
Poltekkes Kemenkes;
3) informasi area wajib masker, pembatasan jarak fisik, CTPS
dengan air mengalir serta penerapan etika batuk/bersin.
4) ajakan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS);
5) prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan civitas
akademika Poltekkes Kemenkes;
6) informasi kontak layanan bantuan kesehatan jiwa dan
dukungan psikososial; dan
7) protokol kesehatan.
c. Mempersiapkan peningkatan kapasitas yang mencakup:
1) protokol kesehatan sesuai panduan dalam Keputusan
Bersama ini, yang dilaksanakan sebelum masa
pembelajaran tatap muka dimulai; dan
2) peningkatan kapasitas bagi tenaga kebersihan, yang
dilaksanakan sebelum masa pembelajaran tatap muka
- 10 -

dimulai berupa pelatihan tata cara dan teknik pembersihan


lingkungan Poltekkes Kemenkes.
d. Menyampaikan protokol kesehatan untuk tamu.

C. Protokol Kesehatan Pembelajaran Tatap Muka di Poltekkes


Kemenkes pada Masa COVID-19:
1. Poltekkes Kemenkes
Sebelum Pembelajaran Setelah Pembelajaran
a. melakukan disinfeksi sarana a. melakukan disinfeksi
prasarana dan lingkungan sarana prasarana dan
Poltekkes Kemenkes; lingkungan Poltekkes
b. memastikan kecukupan Kemenkes;
cairan disinfektan, sabun cuci b. memeriksa ketersediaan
tangan, air bersih di setiap sisa cairan disinfektan,
fasilitas CTPS, dan cairan sabun cuci tangan, dan
pembersih tangan (hand cairan pembersih tangan
sanitizer); (hand sanitizer);
c. memastikan ketersediaan c. memeriksa
masker cadangan; ketersediaan sisa
d. memastikan thermogun masker;
(pengukur suhu tubuh d. memastikan thermogun
tembak) berfungsi dengan (pengukur suhu tubuh
baik; dan tembak) berfungsi
e. melakukan pemantauan dengan baik; dan
kesehatan civitas akademika e. melaporkan hasil
Poltekkes Kemenkes: suhu pemantauan kesehatan
tubuh dan menanyakan civitas akademika
adanya gejala umum seperti Poltekkes Kemenkes
demam, batuk, pilek, nyeri harian sesuai dengan
tenggorokan, sesak nafas, kewenangannya.
sakit kepala, mual/ muntah,
diare, anosmia (hilangnya
kemampuan indra
penciuman), atau ageusia
(hilangnya kemampuan indra
perasa).

2. Civitas akademika Poltekkes Kemenkes yang terdiri dari pendidik,


tenaga kependidikan, dan mahasiswa, juga pengantar/penjemput,
wajib mengikuti protokol kesehatan sebagai berikut:
No Posisi Aktivitas
1. Sebelum a. sarapan/konsumsi gizi seimbang;
Berangkat b. memastikan diri dalam kondisi sehat dan
tidak memiliki adanya gejala umum
seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala,
- 11 -

No Posisi Aktivitas
mual/ muntah, diare, anosmia
(hilangnya kemampuan indra
penciuman), atau ageusia (hilangnya
kemampuan indra perasa).;
c. memastikan menggunakan masker kain
3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/
masker bedah yang menutupi hidung dan
mulut sampai dagu. Masker kain digunakan
setiap 4 jam atau sebelum 4 jam saat sudah
lembab/ basah;
d. sebaiknya membawa cairan pembersih
tangan (hand sanitizer);
e. membawa makanan beserta alat
makan dan air minum sesuai kebutuhan;
f. wajib membawa perlengkapan pribadi,
meliputi: alat belajar, ibadah, alat olahraga
dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam
meminjam.
2. Selama a. menggunakan masker dan tetap
Perjalanan menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma
lima) meter;
b. hindari menyentuh permukaan benda-
benda, tidak menyentuh hidung, mata,
dan mulut, dan menerapkan etika batuk
dan bersin setiap waktu;
c. membersihkan tangan sebelum dan
sesudah menggunakan transportasi
publik/antar-jemput.
3. Sebelum a. pengantaran dilakukan di lokasi yang telah
masuk ditentukan;
gerbang b. mengikuti pemeriksaan kesehatan
meliputi: pengukuran suhu tubuh dan
adanya gejala umum seperti demam, batuk,
pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas,
sakit kepala, mual/ muntah, diare,
anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman), atau ageusia (hilangnya
kemampuan indra perasa);
c. melakukan CTPS sebelum memasuki
gerbang Poltekkes Kemenkes dan ruang
kelas;
d. untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan
di Poltekkes Kemenkes.
4. Selama a. menggunakan masker dan menerapkan
Kegiatan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
Belajar meter;
b. menggunakan alat belajar, alat musik, dan
- 12 -

No Posisi Aktivitas
Mengajar alat makan minum pribadi;
c. dilarang pinjam-meminjam peralatan;
d. melakukan pengamatan visual
kesehatan civitas akademika Poltekkes
Kemenkes, jika ada yang memiliki gejala
gangguan kesehatan maka harus ikuti
protokol kesehatan Poltekkes
Kemenkes.
5. Selesai a. tetap menggunakan masker dan
Kegiatan melakukan CTPS dengan air mengalir
Belajar sebelum meninggalkan ruang kelas;
Mengajar b. keluar ruangan kelas dan k a m p u s
Poltekkes Kemenkes dengan berbaris
sambil menerapkan jaga jarak;
c. penjemput mahasiswa menunggu di
lokasi yang sudah disediakan dan
melakukan jaga jarak sesuai dengan
tempat duduk dan/atau jarak antri yang
sudah ditandai.
6. Perjalanan a. menggunakan masker dan tetap jaga
pulang dari jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
Poltekkes b. hindari menyentuh permukaan benda-
Kemenkes benda, tidak menyentuh hidung, mata,
dan mulut, serta menerapkan etika batuk
dan bersin;
c. membersihkan tangan sebelum dan
sesudah menggunakan transportasi
publik/antar-jemput.
7. Setelah a. melepas alas kaki, meletakkan barang-
Sampai di barang yang dibawa di luar ruangan dan
Rumah melakukan disinfeksi terhadap barang-
barang tersebut, misalnya sepatu, tas,
jaket, dan lainnya;

b. membersihkan diri (mandi) dan


mengganti pakaian sebelum
berinteraksi fisik dengan orang lain di
dalam rumah;
c. tetap melakukan PHBS khususnya CTPS
secara rutin;
d. jika civitas akademika Poltekkes
Kemenkes mengalami gejala umum
seperti gejala umum seperti demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak
nafas, sakit kepala, mual/ muntah,
diare, anosmia (hilangnya kemampuan
indra penciuman), atau
- 13 -

No Posisi Aktivitas
ageusia(hilangnya kemampuan indra
perasa) setelah kembali dari Poltekkes
Kemenkes, civitas akademika Poltekkes
Kemenkes tersebut diminta untuk
segera melaporkan pada tim kesehatan
Poltekkes Kemenkes.

Selama berada di lingkungan Poltekkes Kemenkes sebagai


berikut:
No Posisi Aktivitas
1 Perpustakaan a. melakukan CTPS sebelum masuk
, ruang dan keluar dari ruangan;
praktikum, b. meletakkan buku/alat praktikum pada
ruang tempat yang telah disediakan;
keterampilan, c. selalu menggunakan masker dan
dan/atau jaga jarak minimal 1,5 (satu koma
ruang lima) meter.
sejenisnya
2 Kantin a. melakukan CTPS dengan air mengalir
sebelum dan setelah makan;
b. selalu menggunakan masker dan
melaku- kan jaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter;
c. masker hanya boleh dilepaskan sejenak
saat makan dan minum;
d. memastikan seluruh karyawan
menggunakan masker selama berada
di kantin;
e. memastikan peralatan memasak dan
makan dibersihkan dengan baik;
f. menggunakan alat makan pribadi.
3 Toilet a. melakukan CTPS dengan air mengalir
sebelum dan setelah menggunakan
kamar mandi dan toilet;
b. selalu menggunakan masker dan
melakukan jaga jarak jika harus
mengantri;
4. Tempat a. melakukan CTPS dengan air mengalir
ibadah sebelum dan setelah beribadah;
b. selalu menggunakan masker dan
melakukan jaga jarak;
c. menggunakan peralatan ibadah milik
pribadi;
d. hindari menggunakan peralatan
ibadah bersama, misalnya sajadah,
- 14 -

No Posisi Aktivitas
sarung, mukena, kitab suci, dan lain-
lain;
e. hindari kebiasaan bersentuhan,
bersalaman, bercium pipi, dan cium
tangan.
5. Tangga dan a. berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah
Lorong jalur yang ditentukan;
b. dilarang berkerumun di tangga dan
lorong kampus.
6. Lapangan Selalu menggunakan masker dan
menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma
lima) meter dalam kegiatan kebersamaan
yang dilakukan di lapangan, misalnya
upacara, olah raga, pramuka, aktivitas
pembelajaran, dan lain-lain.
7. Ruang Serba a. melakukan CTPS dengan air mengalir
Guna dan sebelum dan setelah menggunakan
Ruang Olah ruangan atau berolah raga;
Raga b. selalu menggunakan masker dan
melakukan jaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter;
c. olah raga dengan menggunakan
masker hanya dilakukan dengan
intensitas ringan sampai dengan
sedang dengan indikator saat
berolahraga masih dapat berbicara;
d. gunakan perlengkapan olah raga
pribadi, misalnya baju olah raga,
raket, dan lain-lain;
e. dilarang pinjam meminjam
perlengkapan olah raga.
8. Asrama a. melakukan CTPS dengan air mengalir
(kamar, ruang sebelum dan setelah memasuki
makan, kamar asrama;
mandi, tempat b. menggunakan masker dan tetap
ibadah, ruang menjaga jarak jarak minimal 1,5 (satu
belajar, koma lima) meter;
perpustakaan, c. membersihkan kamar dan
dan lain-lain) lingkungannya;
d. melakukan pembersihan dan
disinfeksi ruangan dan lingkungan
asrama sebelum digunakan;
e. membersihkan dan disinfeksi pada
gagang pintu, tombol/saklar lampu,
dan permukaan benda yang sering
disentuh;
- 15 -

No Posisi Aktivitas
f. memastikan sirkulasi udara di
asrama baik;
g. membersihkan kamar mandi setiap
hari;
h. dilarang pinjam meminjam
perlengkapan pribadi, misalnya alat
mandi, pakaian, selimut, peralatan
ibadah, alat makan, dan peralatan
lainnya.
i. Membatasi aktivitas yang
memungkinkan interaksi dengan pihak
luar termasuk penyelenggaraan
kegiatan di luar lingkungan asrama,
kecuali untuk keperluan mendesak dan
dilaksanakan secara terbatas serta
dengan penerapan protokol kesehatan
yang ketat.

XIII. Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Poltekkes


Kemenkes pada Masa COVID-19.
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang akan dilaksanakan
pada tahun 2021, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
situasi dan kondisi ditengah pandemi COVID-19 sebagai berikut:
1. Poltekkes Kemenkes membuat panduan pelaksanaan Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat di masa pandemi COVID-19;
2. Poltekkes Kemenkes melaksanakan peningkatan kapasitas bagi
dosen dan tenaga kependidikan dalam memanfaatkan ICT
(Information, Communication and Technology) untuk kegiatan
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di masa pandemi
COVID-19;
3. Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
dilakukan sesuai waktu yang disepakati dalam kontrak Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat;
4. Metode dan lokasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
direncanakan dengan sebaik mungkin dengan memperhatikan
keterbatasan memperoleh serta mengolah data, antara lain
disebabkan oleh adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB)/ Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) sehingga sampel/bahan/alat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat sulit didapat/diakses;
5. Pengumpulan data dapat memanfaatkan data sekunder atau
melibatkan tenaga kesehatan di lokasi Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat sebagai enumerator;
- 16 -

6. Proses Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk


mencapai luaran dapat diperoleh dengan berbasis teknologi
informasi (elektronik/virtual/daring) maupun luring dengan penerapan
protokol kesehatan secara ketat;
7. Laporan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta
pertanggungjawaban lainnya harus dipertanggungjawabkan sesuai
jadwal yang ditetapkan dalam kontrak Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat;
8. Fokus Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat diarahkan
pada tema COVID-19 dengan memperhatikan keterkaitan bidang
ilmu dan Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat di Poltekkes masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai