Anda di halaman 1dari 8

Program-program Kerja Gereja Kristen

Jawa Ambarukmo
27 mewujudkan kebersamaan dan kerjasama antar warga jemaat di antar wilayah, antar
kelompok kerja, antar anggota majelis melalui urusan dalam. Kebersamaan dan
kerjasama ke luar Gereja baik melalui berklasis dan bersinode dengan lembaga-
lembaga Kristen maupun lembaga lain pemerintahswadaya masyarakat dan
membangun hubungan komunikasi dan kebersamaan dengan berbagai kegiatan
melalui urusan luar 25 . a. Sub Bidang Dalam Pembekalan anggota majelis, pergantian
anggota majelis, penatua dan diaken yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan,
pemilihan, pelepasan dan penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan
selanjutnya adalah sidang majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis
terbuka. b. Sub Bidang Luar Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap
lembagaperorangan lain bantuan dan partisipasi terhadap lembagaperorangan lain
utusan c. Kajian minat warga jemaat dalam beribadah dan bergereja serta susunan
organisasi dan tata kerja.

c. Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan

Merencanakan dan mengkordinir kegiatan kesaksian dan pelayanan bagi warga jemaat
maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial lahir batin.
Dengan ketugasan tersebut bidang kesaksian dan pelayanan mempunyai program
memberdayakan warga jemaat dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat untuk
memberitakan keselamatan dan berperan serta 25 Ibid. , hlm. 7. 28 mewujudkan
kesejahteraan warga jemaat dan masyarakat melalui kegiatan pelayanan kasih
diakonia, pelayanan pendididkan serta kesaksian dan pelayanan pekabaran injil dan
komunikasi masa. Kegiatan bidang kesaksian dan pelayanan selanjutnya dalam
pelaksanaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi: a. Sub Bidang Diakonia
Kegiatan Diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis, diaken, melaksanakan pelayanan
kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga jemaat yang kurang mampu serta
penghiburan bagi warga jemaat yang sedang kesusahan. Diakonia juga mengelola dana
jemaat peduli untuk dana bantuan insidental bagi warga jemaat yang tekena musibah
dan masyarakat umum bencana, sakit, perbaikan rumah, dll dan PB Palma. b. Komisi
Beasiswa Persiapan pendirian Play groupTK, pertemuan rutin, pertemuan pembinaan
guru, studi banding guru, subsidi dana rutin honorarium guru, perayaan natal dan
pentas, bingkisan natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan
pendidikan kristen. c. Komisi Pendidikan Pengumuman beasiswapengambilan formulir,
pengumpulan formulis permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian
danapembaharuan donatur, Seleksi calon penerima beasiswa, pengumuman dan
pembagian SK, pelaksanaan pembagian beasiswa, laporan tri wulan, kunjungan sosial
ke sekolah binaan, rapat koordinasi, penyusunan laporan akhir tahun dan evaluasi serta
keakraban pengurusan tabungan, arisan dan rekreasi 29 d. Komisi Psikomas Bantuan
transport guru pendidikan Agama Kristen Tidak Tetap GATT; latihan dan pentas seni
antara lain macapat, keroncong, karawitan; pemeliharaan alat dan latihan rutin dan
pengembangan kembali paduan suara gabungan GKJ Ambarukmo serta pemberdayaan
paduan suara anak, remaja, pemuda.

d. Program Bidang Penatalayanan

Bidang penatalayanan sesuai dengan fungsinya mengkoordinir pengelolaan kekayaan


Gereja untuk mendukung kegiatan Gereja secara menyeluruh dengan ketugasan
tersebut bidang penatalayanan mempunyai program pengadaan, pengololaan dan
pemeliharaan kekayaan Gereja dengan kegiatan merencanakan,
melaksanakanmemanfaatkan, mengawasi dan menyusun laporan yang meliputi uang
dan barang serta mempertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
Kegiatan bidang penatalayaan selanjutnya dalam pelaksanaan dibagi dalam 2 sub
bidang yaitu: a. Sub Bidang Keuangan Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan
kesehatan, pustaka, Iuran dana kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia,
Investasitabungan, kerumahtanggaan, administrasi, pengembalian pinjaman investasi.
b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung
dan inventaris, pemeliharaan kendaraan, pengembanganrenovasi gedung,
pembangunan fasilitas gedung gereja, pengadaan tanah pepanthan nologaten,
inventasris kekayaan gereja dan inventaris rumah pendeta emiritus II. 30

e. Program Bidang Ibadah

Melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian dan sakramen
serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari besar.

f. Program Bidang Pengawasan

Melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola bendahara, sub


bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan anggaran lainnya. Melakukan
pengawasan dan pemeriksaan sarana dan prasarana milik gereja baik yang ada di
gereja maupun yang ada pada satuan pelaksanaan anggaran dan pembinaan
penertiban pelaksanaan program seluruh bagian yang sudah disahkan oleh sidang
majelis. Mereview sistem dan prosedur pencatatan keuangan 4 kali setahun,
pemeriksaan ketaatan sistem dan prosedur, pemeriksaan laporan keuangan gereja dan
pemeriksaan inventaris gereja. g. Penugasan Khusus Panitia pengadaan tanah GKJ
Ambarukmo untuk gereja d i pepanthan Nologaten gedung gereja 2. Panitia bekerja
berdasarkan keputusan sidang majelis untuk kepemilikan tanah, sehingga tidak hanya
kepemilikan hak guna bangunan panitia ini membantu program sekaligus program
kegiatan sub bidang sarana prasarana bidang penatalayanan. Panitia pembangunan
rumah koster, gedung induk GKJ Ambarukmo. Panita bekerja berdasarkan keputusan
sidang majelis untuk mengelola kegiatan pembangunan rumah koster di gedung induk
GKJ Ambarukmo. Tim penyusun liturgi, membantu pelaksanaan kegiatan kebaktian
sakramen bidang ibadah, yang dikoordinir oleh komisi ibadah. 31 Pendewasaan GKJ
Ambarukmo diharapkan bisa memberi dampak positif bagi warga sekitar khususnya
dalam hal spiritual dan sosial. Sejak didewasakannya GKJ Ambarukmo dapat dilihat
bahwa pelayanan dan kegiatan gereja yang semakin hari terus berkembang agar dapat
memperluas pelayanan Gereja Kristen Jawa. 32
BAB III PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN JAWA
AMBARUKMO
A. Pembangunan Gedung Gereja
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo sebagai Gereja dewasa dalam melaksanakan tugas
mewartakan karya penyelamatan Allah dan memelihara keselamatan, GKJ Ambarukmo
juga ditempa kemurnian imannya, sehingga mengalami pasang surut kehidupan, seiring
dengan kepekaan dan ketaatan pada pimpinan Roh kudus. Namun tentunya kita semua
mengakui dan menyakini bahwa Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja tetap setia dan
dengan sabar mendampingi, membimbing dan melindungi semua orang yang berjuang
dalam iman untuk tetap taat dan setia berusaha memenuhi tugas panggilannya sebagai
Gereja dewasa. Sampai dengan tahap akhir tahun 1980, ruang lingkup pelayanan GKJ
Ambarukmo didukung warga yang terbagi dalam tujuh 7 wilayah untuk mempermudah
koordinasi pelayanan gerejawi. Wilayah I meliputi Mrican- Pringgondani-Klebengan dan
sekitarnya. Wilayah 2 Barat meliputi Demangan utara Jl. Laksda. Adisucipto. Wilayah 2
Timur meliputi Papringan. Wilayah 3 meliputi Sapen dan Demangan selatan Laksda.
Adisucipto. Wilayah 4 meliputi Gendeng, Timoho dan sekitarnya. Wilayah 5 Barat
meliputi Gowok, Sorowajan lama, Sorowajan Baru-Gedong Kuning. Wilayah 5 tengah
meliputi Karangbendo dan sekitarnya. Wilayah 5 Timur meliputi Janti dan sekitarnya.
Wilayah 6 meliputi Ambarukmo, Nologaten, Samsat Saren, Mundu, dan Tempel, 33
Kledokan, Pringwulung, Pringgolayan, Seturan, Babarsari, Tambakbayan, Ngenthak-
Janti dan sekitarnya. Wilayah 7 meliputi Perumnas Condongcatur dan Karangasem 26 .
a. Pembangunan Gedung Gereja I di Papringan Warga jemaat Gereja Kristen Jawa
Amabrukmo sudah sejak lama ingin meliliki gedung gereja sendiri. Atas semangat dan
kerja keras dari setiap warga jemaat dan majelis yang bertugas, maka dapat membeli
sebidang tanah di desa Papringan. Tanah seluas 1250M² dibeli dari mantan Lurah di
desa Papringan. Pembangunan gedung gereja mendapat bantuan dari GKJ
Gondokusuman berupa material bangunan. Dengan pembangunan tersebut maka
warga jemaat yang sebelumnya menumpang di Panti Asuhan Reksa Putra pindah ke
gedung baru di desa Papringan. Pada tahun 2004, majelis mengupayakan untuk
merenovasi Gedung 1 Papringan dengan SD BOPKRI Demangan III milik Gereja, yang
bekerjasama warga GKJ Ambarukmo,Yayasan Petra Surabaya, UKDW Universitas
Kristen Duta Wacana Yogyakarta dan banyak pihak yang memberikan dukungan
pembangunan tersebut hingga dapat digunakan untuk ibadah dan kegiatan Gerejawi.
Khusus untuk kelangsungan pembangunan sekolah dasar, didukung oleh dana
Debswap dari Jerman, berkenan dengan bantuan pasca gempa bumi 27 Mei 2006. 26
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Ibadah Raya dan Gelar
Budaya Perayaan Jubelium HUT Emas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta ,
Yogyakarta, 2014, hlm.13. 34 b. Pembangunan Gedung Gereja II di Karangbendo
Adanya pembangunan gedung kedua GKJ Ambarukmo adalah mengingat bila kebaktian
pada sore hari di Gereja Papringan penuh hingga harus menambah kursi di luar gedung
gereja. Maka hal itu menggerakkan warga mempersembahkan tanah berupa sawah
untuk dapat didirikan gedung gereja, sekaligus memudahkan warga yang ada di sekitar
Janti, Karangbendo dan Gowok untuk beribadah bila benar-benar dapat dibangun
gedung gereja. Warga yang dimaksud adalah Bapak Drs. Toekidjo Wijisantoso dan
Bapak Mayor Purn TNI Hardiyono Yoram yang masing-masing mempersembahkan
tanah sawah seluas 200 meter persegi dengan didukung dua warga yakni Bapak
Handoko Murwitosusanto dan Bapak Samuel Suharto yang mempersembahkan
beberapa meter tanah untuk akses jalan menuju ke gereja dan pembangunan SMA
BOPKRI Banguntapan dahulu SMA BOPKRI III Yogyakarta. Pembangunan gedung gereja
juga dilakukan dengan semangat bergotong royong mulai dari pengukuran tanah dari
persembahan kendaraan angkut material dari warga yang bekerja di DPU dan
persembahan lainnya dengan konsep bangunan menggunakan filosofi ke-Jawa-an 27 .
Sebab bangunan gereja dibuat dengan atap mengerucut dan dinding terbuka,
sebagaimana sikap orang Jawa yang manyembah satu titik pusat kehidupan namun
toleran terhadap siapa saja. Ditambah dengan topangan delapan pilar yang
merefleksikan simbol heksagonal yang digunakan bangsa Israel. Perancang bangunan
gedung gereja dilakukan oleh warga sendiri yang dikoordinir oleh Bapak Ir. Prawatya
Widyanto. Tanggal 1 Agustus 1984 P dt. M Harjosuwarno memasuki masa emiritus,
sehingga untuk 27 Ibid., hlm.12. 35 menjalankan kelengkapan kemajelisan berdasarkan
keputusan sidang klasis Yogyakarta Timur, diangkatnya Pdt. Imam Sukarjo, S.Th.
Beberapa bulan kemudian dipersiapkan pemanggilan pendeta, untuk menggantikan
pendeta pertama, lalu terpilihlah Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th. yang layak tahbis
dalam ujian kependetaan pada persidangan Klasis Yogyakarta Timur di GKJ Patalan
Bantul dan ditahbiskan pada tanggal 15 J uli 1987 di gedung 2 Karangbendo, yang
kemudian menugasi Pdt. Bambang Subagyo, Sm.Th. melanjutkan studi untuk
menempuh program SI Theologia, dan lulus pada tahun 1992. Berkaitan dengan
pemanggilan Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th, majelis jemaat bersama warga jemaat
menyediakan pastori, yang dibangun di sebelah utara gedung 2 Karangbendo.
Pembangunan dimulai awal bulan Mei 1987, menghabiskan dana Rp. 10.000.000, - dan
diresmikan bersamaan dengan penahbisan Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th sebagai
pendeta. Pembangunan yang memakan waktu lama karena terkendala biaya akhirnya
selesai dan diresmikan pada tanggal 17 September 1987 dengan menghabiskan biaya ±
Rp. 25.000.000,00 da n bersamaan dengan ditahbiskan pendeta mahasiswa yaitu Yusri
S.Th. Dalam perkembangannya sekarang Gereja Karangbendo sudah menjadi mandiri
pada tahun 2008. c. Pembangunan Gedung Gereja Ambarukmo III Dalam
perkembangan kegiatan gerejawi, majelis dan warga jemaat juga mendapat dukungan
dari Yayasan Pendidikan Agama Kristen yakni PGAAKProtestan di Nologaten dan
memperkenankan ruangan-ruangan kelas untuk digunakan beribadah, jemaat meminta
ijin dari pengurus Yayasan 36 Pendidikan Kristen Marturia untuk melaksankan ke
baktian minggu di kampus. Pengurus yayasan memberikan ijin selama tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar, sehingga mempermudah warga yang ada di
sekitar Nologaten, Mundu, Saren, Tempel, Pringwulung, Kledokan Ngenthak-Janti
maupun Babarsari dan sekitarnya untuk beribadah mulai tanggal 1 Maret 1986. Majelis
dan warga jemaat berupaya memilki tanah untuk membangun gereja, namun situasi
belum memungkinkan pada waktu itu. Kabar baik bagi majelis GKJ Ambarukmo, warga
yang ada di Nologaten dan sekitarnya bahwa ada sebuah yayasan yang semula
mengelola PGAAKP kemudian menjadi Yayasan Pendidikan Kristen Marturia milik
Klasis-klasis GKJ Se- DIY memberikan sebidang tanah di komplek IAKM sekarang
STAKM Yogyakarta dapat didirikan bangunan gedung gereja untuk kepentingan
bersama. Surat perjanjian kerjasama antara GKJ Ambarukmo dengan Yayasan
Pendidikan Kristen Marturia ditandatangani pada tanggal 4 Juni 1993 dengan
disaksikan para utusan gereja se- Klasis Yogyakarta Utara GKJ. Setelah mendapatkan
Ijin Mendirikan Bangunan IMB dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, acara
peletakan batu pertama diselenggarakan pada tanggal 12 J uni 1993 pukul 10.00 W IB,
oleh Bupati Sleman, Drs. H. Arifin Ilyas. Meskipun pembangunan gedung 3 Nologaten
belum selesai 100, namun atas kehendak warga Wilayah 6, dan atas ijin Majelis Gereja,
mulai hari Minggu, 9 April 1995, g edung tersebut dipakai untuk beribadah. Setelah
pembangunan gedung gereja Nologaten selesai, jumlah jemaat yang beribadah
meningkat dari jumlah awal yaitu jumlah jemaat 359 183 dewasa 37 dan 186 anak-anak,
menjadi 566 dengan rincian jumlah jemaat dewasa 349 dan jemaat anak 217. d.
Pepanthan Condongcatur Wilayah 7 kemudian hari menjadi gereja mandiri yang setelah
menjadi Pepanthan Condongcatur kemudian didewasakan oleh GKJ Ambarukmo pada
tanggal 5 Juli 1984 menjadi GKJ Condongcatur. Pada saat pendewasaan jumlah jemaat
adalah 356 jiwa terdiri dari 168 warga dewasa dan 188 warga anak-anak. Gedung gereja
dibangun sebelum pendewasaan pepanthan, seiring dengan pembangunan Perumnas
Condongcatur yang memberi fasilitasi sepetak tanah seluas 500 M² yang dapat
didirikan tempat ibadah bagi warga Kristiani. Majelis GKJ Ambarukmo menindaklanjuti
pembangunan gedung gereja dengan semangat gotong-royong. Dengan semakin
berkembangnya jumlah warga jemaat, maka diputuskan untuk mencari seorang
pendeta lagi. Setelah melalui proses pencalonan, maka pada tanggal 27 Juli 1995 telah
terpilih Sdr. Purwantoro Kurniawan, S.Th sebagai calon pendeta di GKJ Ambarukmo.
Ujian kependetaan dilaksanakan pada sidang Kontrakta Klasis Yogyakarta utara GKJ
pada tanggal 30 Oktober 1996 di GKJ Ambarukmo dan dinyatakan lulus serta layak
untuk ditahbiskan menjadi pendeta. Penahbisan dilaksanakan pada hari Jumat, 17
Januari 1997 b ersamaan dengan peresmian Gedung 3 GKJ Ambarukmo di Nologaten
oleh Bapak Bupati Sleman Drs. H. Arifin Ilyas, yang kemudian disebut dengan Gedung 3
GKJ Ambarukmo di Nologaten.

Anda mungkin juga menyukai