Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN DESA SEMEMU

NOMOR …. TAHUN 2020


TENTANG
KELESTARIAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DESA PASIRIAN
SERTA PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA SEMEMU

Menimbang: a.Bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumtif masyarakat dan
berkurangnya lahan kosong menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam sehingga mengakibatkan
lingkungan yang tidak sehat dan tidak indah menjadi tanggung jawab
masyarakat.

b.  Bahwa kebersihan lingkungan harus tetap digalakkan dalam rangka menjaga


kesehatan dan keindahan lingkungan yang selama ini belum maksimal, agar
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.

c. Bahwa menjaga kebersihan lingkungan dan mengelola sampah telah menjadi


suatu permasalahan yang rumit sehingga pengelolaannya perlu dilakukan
secara komprehensif dan terpadu agar memberikan manfaat secara sosial,
berdayaguna, berkelanjutan, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan
serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

d. Bahwa kebutuhan kelestarian lingkungan yang bersih dan rapi adalah suatu
keharusan demi terciptanya kehidupan dalam bermasyarakat yang sehat.

e.  Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf


b,huruf c dan huruf d di atas perlu menetapkan Peraturan Desa tentang
Kelestarian dan Kebersihan Lingkungan Desa Pasirian serta Pengelolaan
Sampah Terpadu untuk menuju Desa Pasirisan  yang Bersih, Sehat dan
Bermutu.

Mengingat    : 

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya


Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;

10. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan


Pemerintahan di Desa;
11. Peraturan Bupati Lumajang Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
12. Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

DENGAN PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN  DESA SEMEMU

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA PASIRIAN TENTANGKELESTARIAN DAN


KEBERSIHAN                         LINGKUNGAN DESA SEMEMU SERTA PENGELOLAAN SAMPAH
TERPADU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah Kesatuan Masyarakat hukum yang mempunyai kewenangan untuk


mengatur dan mengurus masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten
Lumajang;
2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Sememu.
3. Masyarakat adalah seluruh warga Negara Republik Indonesia.
4. Masyarakat Desa Pasirian adalah seluruh penduduk yang berdomisili di Desa Sememu.
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.
5. Kepala Pemerintahan adalah Kepala pemerintahan di Desa Sememu.
6. BPD adalah Badan Permusayawaratan Desa di Desa Pasirian.
7. Orang adalah individu atau pribadi baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan;
8. Warga adalah masyarakat yang bermukim diwilayah hukum Desa Sememu.
9. Kelestarian dan kebersihan lingkungan adalah Kelestarian dan kebersihan lingkungan
Desa Sememu.
10. Sampah adalah sisa kegiatan sehari – hari manusia/Hewan dan atau proses alam
yangberbentuk padat.
11. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus.
12. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.
13. Penghasil sampah adalah setiap orang dan hewan dan/atau akibat proses alam yang
menghasilkan timbulan sampah.
14. Pengelolan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
15. Tempat pengelolaan sampah sementara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan sampah sementara yang ada di Desa Pasirian.
16. Tempat PembuanganAkhir yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran
ulang dan pengolahan sampah yang ada di Desa Lempeni Kecamatan Tempeh
Kabupaten Lumajang.
17. Bidang Pengelolaan Sampah yang selanjutnya sebagai pelaksana kegiatan yang ada di
BUMDES yang merupakan bagian pelaksana kegiatan BUMDES adalah kelompok
masyarakat yang bertugas mengelola sampah di Desa Sememu.
18. BUMDES sebagaimana yang dimaksud di atas adalah warga / masyarakat Desa
Sememu yang dipilih, dan diusulkan menjadi pengurus BUMDES oleh Kepala Desa
yang selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat untuk ditetapkan berdasarkan
musyawarah dan persetujuan BPD.
19. Pegawai TPS adalah perseorangan yang menjadi tenaga kerja sebagai tenaga pengelola
sampah mulai dari asal sampah sampai di TPSS dibawah pengawasan dan kendali
BUMDES.
20. Iuran Biaya Pengelolaan Sampah yang selanjutnya disebut IBPS adalah biaya atas
pelayanan yang diberikan TPSS dalam pengambilan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan akhir sampah yang dibebankan kepada warga atau badan penghasil
sampah.
21. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat untuk
memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan yang sudah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

1. Maksud dari peraturan desa ini adalah untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan
kelestarian dan kebersihan lingkungan desa serta pengeloan sampah.
2. Penyelenggaraan Kelestarian dan Kebersihan lingkungan serta pengelolaan sampah
dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi sehat,
tertib dan teratur.
3. Tujuan dari peraturan desa ini adalah agar terciptanya lingkungan yang lestari serta
lingkungan yang bersih dan sehat bebas dari pembuangan sampah sembarangan.
4. Mencegah dan menanggulangi adanya penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya kebersihan
lingkungan dan membuang sampah disembarang tempat.
BAB III
PENYELENGARA KELESTARIAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SERTA
PENGELOLAAN SAMPAH

Pasal 3

1. Penyelengara kelestarian dan kebersihan lingkungan di Desa Sememu dilaksanakan oleh


Pemerintah Desa dan BUMDES dengan melibatkan peran serta Masyarakat Desa Pasirian.
2. Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan dengan
memelihara dan menjaga kelestarian, kebersihan, dan keindahan lingkungan masing-masing
dan tempat-tempat umum.

BAB IV
RUANG LINGKUP

Pasal 4

1.Ruang lingkup sampah yang dikelola dalam peraturan ini, terdiri atas :

a. Sampah rumah tangga;


b. Sampah sejenis sampah rumah tangga;
c. Sampah spesifik

1. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/
atau fasilitas lainnya.
3. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

 Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;


 Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
 Sampah yang timbul akibat bencana;
 Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/ atau
 Sampah yang timbul secara tidak periodik.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 5

Setiap warga yang berdomisili di Desa Sememu mempunyai hak :

1. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan


lingkungan dari Pemerintah Desa dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk
itu.
2. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan pengawasan di
bidang pengelolaan sampah.
3. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu mengenai penyelenggaraan
pengelolaan sampah.
4. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan tempat
pemrosesan akhir sampah.
5. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan
berwawasan lingkungan.
Pasal 6

Setiap orang dalam pengelolaan sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah sejenis
sampah rumah tangga wajib menangani sampah dengan cara yangberwawasan lingkungan.

BAB VI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH

Pasal 7

1. Jenis kegiatan usaha pengelolaan sampah terdiri dari :

a. Pengangkutan sampah
b. Pengolahan sampah
c. Pengelolaan sampah daur ulang

2. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, terdiri atas:

a. Pengurangan sampah; dan


b. Penanganan sampah

Pasal 8

1. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 huruf a meliputi


kegiatan :

a. Pembatasan timbulan sampah;


b. Pendauran ulang sampah; dan/ atau
c. Pemanfaatan kembali sampah.

2. Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat
diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
3. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah sebagaimana dimaksud
pada pasal 7 ayat (2) menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/
atau mudah diurai oleh proses alam.

Pasal 9

Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 huruf b

meliputi :

1. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan/ atau sifat sampah;
2. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah
ke tempat penampungan sementara dan/atau ke tempat pengolahan sampah .
3. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara dan/atau dari tempat pengolahan sampah menuju ke
tempat pemrosesan akhir.
4. pengolahan dalam bentuk mengubah karekterisitik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/
atau
5. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
BAB VII
MEKANISME PENGELOLAAN SAMPAH

Pasal 10

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, diatur sebagai
berikut :

1. Penghasil sampah wajib menyediakan tempat sampah untuk pemilahan dan dalam
kondisi tertutup;
2. Penghasil sampah wajib memilah sampahnya menjadi sampah organik (basah) dan
sampah anorganik (kering) atau sesuai dengan karakteristik sampah dan
menempatkannya dalam wadah yang berbeda;
3. Pemerintah Desa berkewajiban mengelola sampah yang tidak dapat diolah dan dikelola
dari TPS hingga TPA;

BAB VIII
KERJASAMA DAN KEMITRAAN

Pasal 11

1. Pemerintah Desa dapat melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten dalam
melakukan pengelolaan sampah.
2. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan dalam bentuk kerja
sama pengelolaan sampah.

Pasal 12

1. Pemerintah Desa dapat bermitra dengan pihak lain dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan sampah seperti lembaga penelitian, balai penelitian dan perguruan tinggi.
2. Tata cara pelaksanaan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX
PERAN MASYARAKAT

Pasal 13

1. Peran Masyarakat dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh Pemerintah


Desa dilaksanakan oleh BUMDES
2. Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui:

a. dukungan iuran dari masyarakat yang besarannya Untuk Rumah Tangga Rp….dan untuk
Pertokoan /warung tipe kecil Rp…..,- dan tipe besar Rp…..
b. penyampaian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah Desa;
c. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau
d. penyampaian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.

BAB X
KEPENGURUSAN BUMDES

Pasal 14

1. BUMDES dipilih dan diangkat oleh Kepala Desa berdasarkan saran dari warga dan
dimusyawarahkan dengan BPD;
2. BUMDES adalah anggota masyarakat yang berasal dari pemuka agama, tokoh
masyarakat, pemuda dan kalangan profesi yang mempunyai kemauan, kemampuan dan
kepedulian terhadap program menuju Desa Sememu yang bersih sehat dan bermutu;
3. Susunan BUMDES terdiri dari :

a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara;
d. Anggota lainnya yang terbagi dalam Seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme, pertanggung jawaban BUMDES, dan tata
cara peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Kepala Desa.
5. Kepengurusan dan masa jabatan BUMDES adalah 3( tiga) tahun dan bisa diangkat
kembali dalam 1 (satu) periode berikutnya.

BAB XI
LARANGAN

Pasal 15

Setiap orang dilarang :

a. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;


b. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
c. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan.
d. melakukan penanganan sampah dengan sistem pembuangan terbuka ditempat di
lahan/pekarangan sendiri
e. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
f. Warga diluar Desa Sememu dilarang melakukan pembuangan sampah di TPS yang ada
diwilayah Desa Sememu .

BAB XII
KETENTUAN SANGSI DAN DENDA

Pasal 16

Setiap orang yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a,huruf b,
huruf c, huruf d,huruf e dan huruf (f) diancam sangsi dan denda sebesar Rp.500.000,-

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Pasal 18

1. BUMDES yang ada pada saat Peraturan Desa ini ditetapkan, tetap diakui sebagai
BUMDES berdasarkan Peraturan Desa ini sampai habis masa bhaktinya;
2. Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.
Pasal 19

1. Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak ditetapkan Pemerintah Desa Sememu Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang, dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

2. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini


dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Sememu.

Ditetapkan di : Desa Sememu


Pada Tanggal :

KEPALA DESA SEMEMU

SUTAJI

Diundangkan di Desa Sememu


Pada Tanggal ………………

SEKRETARIS DESA PASIRIAN

IMAM AGUS FAISOL

LEMBAR DESA PASIRIAN TAHUN …… NOMOR ......

Anda mungkin juga menyukai