Menimbang: a.Bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumtif masyarakat dan
berkurangnya lahan kosong menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam sehingga mengakibatkan
lingkungan yang tidak sehat dan tidak indah menjadi tanggung jawab
masyarakat.
d. Bahwa kebutuhan kelestarian lingkungan yang bersih dan rapi adalah suatu
keharusan demi terciptanya kehidupan dalam bermasyarakat yang sehat.
Mengingat :
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Maksud dari peraturan desa ini adalah untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan
kelestarian dan kebersihan lingkungan desa serta pengeloan sampah.
2. Penyelenggaraan Kelestarian dan Kebersihan lingkungan serta pengelolaan sampah
dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi sehat,
tertib dan teratur.
3. Tujuan dari peraturan desa ini adalah agar terciptanya lingkungan yang lestari serta
lingkungan yang bersih dan sehat bebas dari pembuangan sampah sembarangan.
4. Mencegah dan menanggulangi adanya penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya kebersihan
lingkungan dan membuang sampah disembarang tempat.
BAB III
PENYELENGARA KELESTARIAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SERTA
PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 3
BAB IV
RUANG LINGKUP
Pasal 4
1.Ruang lingkup sampah yang dikelola dalam peraturan ini, terdiri atas :
1. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/
atau fasilitas lainnya.
3. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Setiap orang dalam pengelolaan sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah sejenis
sampah rumah tangga wajib menangani sampah dengan cara yangberwawasan lingkungan.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 7
a. Pengangkutan sampah
b. Pengolahan sampah
c. Pengelolaan sampah daur ulang
2. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, terdiri atas:
Pasal 8
2. Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat
diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
3. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah sebagaimana dimaksud
pada pasal 7 ayat (2) menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/
atau mudah diurai oleh proses alam.
Pasal 9
meliputi :
1. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan/ atau sifat sampah;
2. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah
ke tempat penampungan sementara dan/atau ke tempat pengolahan sampah .
3. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara dan/atau dari tempat pengolahan sampah menuju ke
tempat pemrosesan akhir.
4. pengolahan dalam bentuk mengubah karekterisitik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/
atau
5. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
BAB VII
MEKANISME PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 10
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, diatur sebagai
berikut :
1. Penghasil sampah wajib menyediakan tempat sampah untuk pemilahan dan dalam
kondisi tertutup;
2. Penghasil sampah wajib memilah sampahnya menjadi sampah organik (basah) dan
sampah anorganik (kering) atau sesuai dengan karakteristik sampah dan
menempatkannya dalam wadah yang berbeda;
3. Pemerintah Desa berkewajiban mengelola sampah yang tidak dapat diolah dan dikelola
dari TPS hingga TPA;
BAB VIII
KERJASAMA DAN KEMITRAAN
Pasal 11
1. Pemerintah Desa dapat melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten dalam
melakukan pengelolaan sampah.
2. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan dalam bentuk kerja
sama pengelolaan sampah.
Pasal 12
1. Pemerintah Desa dapat bermitra dengan pihak lain dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan sampah seperti lembaga penelitian, balai penelitian dan perguruan tinggi.
2. Tata cara pelaksanaan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PERAN MASYARAKAT
Pasal 13
a. dukungan iuran dari masyarakat yang besarannya Untuk Rumah Tangga Rp….dan untuk
Pertokoan /warung tipe kecil Rp…..,- dan tipe besar Rp…..
b. penyampaian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah Desa;
c. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau
d. penyampaian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.
BAB X
KEPENGURUSAN BUMDES
Pasal 14
1. BUMDES dipilih dan diangkat oleh Kepala Desa berdasarkan saran dari warga dan
dimusyawarahkan dengan BPD;
2. BUMDES adalah anggota masyarakat yang berasal dari pemuka agama, tokoh
masyarakat, pemuda dan kalangan profesi yang mempunyai kemauan, kemampuan dan
kepedulian terhadap program menuju Desa Sememu yang bersih sehat dan bermutu;
3. Susunan BUMDES terdiri dari :
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara;
d. Anggota lainnya yang terbagi dalam Seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme, pertanggung jawaban BUMDES, dan tata
cara peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Kepala Desa.
5. Kepengurusan dan masa jabatan BUMDES adalah 3( tiga) tahun dan bisa diangkat
kembali dalam 1 (satu) periode berikutnya.
BAB XI
LARANGAN
Pasal 15
BAB XII
KETENTUAN SANGSI DAN DENDA
Pasal 16
Setiap orang yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a,huruf b,
huruf c, huruf d,huruf e dan huruf (f) diancam sangsi dan denda sebesar Rp.500.000,-
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pasal 18
1. BUMDES yang ada pada saat Peraturan Desa ini ditetapkan, tetap diakui sebagai
BUMDES berdasarkan Peraturan Desa ini sampai habis masa bhaktinya;
2. Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.
Pasal 19
1. Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak ditetapkan Pemerintah Desa Sememu Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang, dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
SUTAJI