Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 10

ELEKTRONIKA DASAR 2

“PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP) DAN APLIKASI ”

24

NAMA : INDAH ANNISA

NIM : 19033028

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN : Drs. Hufri, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Penguat Operasional (Op-Amp) Dan Aplikasi

A. Pengantar Penguat Operasinal

Penguat operasional (op-amp) dirakit dalam bentuk rangkaian terpadu atau IC


(Integrated Circuit), dengan kata lain op-amp merupakan salah-satu dari IC. Berbagai op-
amp dalam bentuk IC yang dikenal antara lain adalah op-amp dengan jalan masuk MOS/FET
dan jalan keluar COS/MOS seperti CA 3130, CA 3140; op-amp dengan kompensasi
frekuensi seperti uA 741; op-amp dengan masukan JFET seperti LF 355 ; LM 747 atau
penguat operasional ganda (dual operational amplifier); dan LM 324 yaitu penguat
operasional daya rendah berempat dan sebagainya.

Op-amp adalah rangkaian elektronika yang dirancang dan dikemas secara khusus
sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagai
keperluan. Bila ditinjau dari pembentuk dan pemakaiannya op-amp IC merupakan piranti
solid-state yang mampu mengindra dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC.
Sementara itu ditinjau dari segi masukan dan keluarannya penguat operasional adalah
penguat differensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan
yang amat tinggi, yaitu dalam orde 105.

Fungsi utama dari op-amp adalah untuk melakukan operasi matematika linear
(tegangan dan arus), integrasi, dan penguatan. Tujuan yang lebih spesifik dari op-amp antara
lain adalah untuk menjumlahkan, mengalikan, membagi, mendifferensialkan,
mengintegralkan dan menguatkan tegangan listrik. Disamping itu op-amp juga sering
digunakan untuk perhitungan-perhitungan analog, instrumentasi maupun aplikasi kontrol.

Op-amp juga digunakan pada komunikasi audio dan radio, teknologi


kedokteran,pengendalian pabrik, dan teknologi automotif. Kenyataan menunjukkan op-amp
dalam bentuk kemasan IC menjadi lebih murah dan sangat populer dikalangan penggemar
elektronika. Alasannya karena merupakan komponen semikonduktor yang paling serba guna,
banyak tersedia, ukuran kecil, mudah digunakan, dapat dipercaya, harga relatif murah dan
banyak keaneka ragaman penggunaannya.

1. Parameter Op-Amp

Dalam rangkaian elektronika seringkali digunakan parameter dari op-amp. Parameter-


parameter ini melukiskan tentang operasi dari suatu op-amp. Beberapa parameter yang
sering digunakan antara lain penguatan loop terbuka, impedansi masukan, arus bias masukan,
impedansi keluaran, tegangan ofsett masukan, frekuensi respon , penolakan modus bersama
(common mode rejection) dan sebagainya.

a. Penguatan dari suatu penguat operasional tanpa loop balikan disebut dengan
penguatan loop terbuka dan biasanya dilambangkan dengan A. Keluaran dari penguat
merupakan perkalian antara penguatan dengan perbedaan tegangan masukan yang
diberikan bentuk umum

b. Pada ekspresi ini V+ dan V- masing-masing melukiskan tegangan pada masukan tidak
membalik (non inverting) dan masukan membalik (inverting).
c. Impedansi masukan atau resistansi masukan adalah impedansi yang terlihat oleh suatu
sumber sinyal yang dihubungkan antara dua terminal masukan dari penguat.
Impedansi ini melukiskan efek keluaran penguat apabila dihubungkan dengan suatu
sumber sinyal.
d. Arus bias masukan adalah arus yang mengalir dalam garis masukan. Secara umum
untuk pengoperasian penguat suatu arus harus mengalir dalam garis masukan dan
arah dari arus tergantung pada rangkaian op-amp dan masukan.
e. Impedansi keluaran adalah impedansi yang terlihat bagian belakang op-amp dari
keluaran. Impedansi ini merupakan impedansi setara Thevenin dari op-amp yang
digunakan dalam suatu rangkaian tanpa balikan. Parameter ini penting untuk
menjadikan arus keluaran maksimum dan tegangan keluaran maksimum berayun
untuk op-amp.
f. Tegangan offset masukan adalah suatu tegangan masukan imaginer yang akan
menyebabkan terdapat beberapa tegangan keluaran yang terjadi tanpa kehadiran
tegangan masukan. Op-amp tidak sempurna, dalam keadaan tanpa kehadiran tegangan
masukan dapat menimbulkan tegangan keluaran. Idealnya tegangan keluaran ini
adalah nol jika tidak ada tegangan masukan.
g. Frekuensi respon dari penguat melukiskan kenerja (performance) dari penguat
sebagai fungsi dari frekuensi masukan. Semua parameter yang dilukiskan pada op-
amp dapat berubah sebagai fungsi dari frekuensi masukan.
h. Suatu tegangan yang hadir pada kedua masukan dari op-amp disebut tegangan
modus bersama. Jika tegangan masukan membalik adalah pada tegangan V dan
masukan tak membalik adalah pada V + , maka V adalah tegangan modus bersama
dan  adalah perbedaan tegangan masukan. Penguatan modus bersama didefinisikan
sebagai perbandingan dari tegangan keluaran modus bersama dengan tegangan
masukan modus bersama yang menyebabkannya. Rasio penolakan modus bersama
(common mode rejection ratio = CMRR) didefinisikan sebagai perbandingan dari
penguatan differensial loop tertutup dengan penguatan modus bersama loop tertutup.

2. Karakteristik Ideal Op-Amp


Pada dasarnya suatu op-amp tidak sempurma, namun seringkali digunakan karakteristik
ideal dari op-amp. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam menganalisis berbagai
rangkaian elektronika yang menggunakan op-amp. Melalui pengetahuan tentang karakteristik
ideal ini analisis terhadap rangkaian menjadi lebih sederhana karena tidak memasukkan
parameter-parameter yang terdapat dalam op-amp sendiri, tatapi lebih menekankan pada
penambahan komponen luar.

Beberapa karakteristik ideal op-amp yang sering digunakan antara lain :


a. Impedansi masukan loop terbuka tak berhingga (Ri,lb =  ) sehingga op-amp tidak
menarik arus.
b. Penguatan loop terbuka tak berhingga atau AV,lb = 
c. Impedansi keluaran loop terbuka amat rendah (RO,lb) sehingga tegangan keluaran
hampir tidak terpengaruh oleh pembebanan
d. Lebar pita hampir tidak berhingga
e. Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) tidak berhingga.
f. Keluaran hanya dihubungkam pada tegangan masukan differensial dan tidak
dihubungkan pada tegangan modus bersama. Karena itu apabila masukan differensial
adalah nol maka keluaran juga nol tanpa ada persoalan tegangan modus bersama.

3. Karakteristik real op-amp


a. Masukan V+ dan V menghasilkan keluaran dimana penguatan
loop terbuka A harganya terbatas dan berbanding terbalik dengan frekuensi. Harga
perkalian A.f berkisar antara 0,1 s.d 10 MHz
b. Impedansi masukan terbatas, sekitar 1 M untuk IC bipolar atau 106 M untuk IC-fet
c. Pada saat V+ = V, tegangan output tidak sama dengan nol. Tegangan ini dikenal
sebagai tegangan ofset. Tegangan ofset terjadi karena ketidakseimbangan arus dan
tegangan di dalam IC.
d. Masukan V+ dan V tidak mengambil arus bias yang sama. Hal ini juga menimbulkan
tegangan ofset.
e. Arus keluaran terbatas, berkisar antara 10mA pada tegangan Vo = 10 Volt.

Selisih antara tegangan tak membalik (V+) dan tegangan tak membalik (V) disebut
sebagai tegangan deferensial V = V+  V. Dari sifat ke-1 diperoleh dimana A besar sekali ,
sehingga V kecil sekali. Pada diode ideal V = 0 atau V+ = V. Tabel 1 menunjukkan
parameter penting yang menunjukkan karakteristik beberapa IC yang banyak digunakan
dalam sistem instrumentasi.

4. Terminal dan Lambang Op-Amp


Jumlah terminal dari sebuah op-amp bervariasi seperti 8, 10, 14 dan fungsi dari
masing-masing terminal bervariasi tergantung kepada jenis op-amp. Secara umum op-amp
mempunyai lima terminal (pin) dasar meliputi dua terminal untuk mensuplai daya yaitu
positif (V+) dan negatif (V), dua terminal untuk isyarat masukan yaitu masukan membalik
dan tak membalik, dan satu terminal untuk keluaran. Disamping itu terdapat beberapa
terminal lain seperti nol offset dan no connection. Umpama op-amp 741 dengan 8 terminal
atau model mini 8lead seperti pada gambar 1a bila dilihat dari atas, sedangkan LM 747
mempunyai 14 terminal dan terdiri dari dua op-amp seperti pada Gambar 1:
Tabel 1 Keterangan Terminal dari Op-amp 741 dan LM 747
Mini 8Lead op-amp 741 Dual operational amplifier LM 747

1. Nol offset 5. Nol offset 1. Inv input A 8. Offset null


B

2. Masukan inverting 6. Terminal Output 2. Non Inv input A 9. V+ B

3. Masukan non 7. Tegangan supply 3. Offset null A 10. Ouput B


inverting V+

4. Tegangan supply V 8. NC (No 4. V 11. NC


conection)

5. Offset Null B 12. Output A

6. Non Inv input B 13. V+ A

7. Inv input B 14. Offset null


A

Secara umum lambang dari op-amp didasarkan pada dua terminal pada bagian
masukan, satu terminal keluaran dan dua buah catu daya yang terhubung pada sebuah
segitiga. Kadang-kadang ditemukan lambang op-amp tidak memasukkan catu daya. Karena
itu secara umum lambang dari op-amp seperti pada Gambar 6.2 berikut :
B. Rangkaian Penguat Dan Penyangga Dengan Op-Amp
1. Rangkaian Penguat dengan Op-Amp

Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk


memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Jadi, ada tanda minus pada rumus
penguatannya. Penguatan inverting amplier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1.

Gambar. Rangkaian Penguat

Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran tersebut secara
efektif mengurangi besar masukan. Rumus dari rangkaiaan inverting dideskripsikan oleh
persamaan di bawah ini:

Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1,
dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada namanya,
pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu
berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik negatif di bangun melalui
resistor R2.
Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan
mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v - = v+ = 0. Karena
nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini
dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada R1 adalah vin
– v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout – v- = vout. Kemudian dengan
menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :

, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.

Selanjutnya
atau

Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap


tegangan masukan, maka dapat ditulis

Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal


masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0
(virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

2. Rangkaian Penyangga dengan Op-Amp

Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana


input dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama dengan
polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan feedback
dan hambatan input. Rangkaiaan Non-Inverting dideskripsikan oleh Gambar dibawah ini:

Gambar. Rangkaian Penyangga

Penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan
demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Rumus
dari rangkaiaan non-inverting dideskripsikan oleh persamaan di bawah ini:

Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui
input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan
tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya
sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang
ada, antara lain :
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-
vin)/R2. Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :

Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
maka diperoleh

iout = iR1 dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh

yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :

Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan


masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting :

Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-
inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin =
108 to 1012 Ohm.
Contoh soal :
1. Tahanan feed back 330 kw. Sebuah rangkaian op amp pembalik seperti gambar di
bawah memiliki nilai nilai yaitu

2. Diketahui rangkain Op-amp sebagai gambar di bawah ini, jika tegangan catunya +15V
dan- 1 5 V, s e d an g RF = 470 K Ω, R1 = 4 K 3 , R2 = R3 = 33 KΩ d an V i n= 8 m V .
Be r ap a kakulasi ouput Op-amp (Vo)?Jawaban :2.Diketahui rangkain Op- amp sebagai
gambar di bawah ini, jika RF = 1 MΩ, R1 = 100 KΩ,R2 = 50 KΩ, R3 = 500 KΩ dan
Vin1 = 800 mV, Vin2 = 500 mV. Berapa kakulasi ouputOp-amp (Vo)?
Daftar Pustaka

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen, Rangkaian, dan Aplikasi. Padang: UNP
PRESS.

Sutrisno. 1998. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai