Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 7

ELEKTRONIKA DASAR 2

“PENGUAT GANDENGAN DC”

24

NAMA : INDAH ANNISA

NIM : 19033028

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN : Drs. Hufri, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Rangkaian Penguat Gandengan DC

A. Rangkaian Penguat Darlington


Pada Penguat hubungan Darlington, kaki emitor dari transistor pertama dihubungkan
secara langsung ke kaki base transistor kedua. Dengan menggunakan hubungan Darlington
akan menghasilkan faktor penguatan arus dari gabungan dari kedua transistor menjadi besar.
Ada beberapa tipe rangkaian dari penguat Darlington antara lain: penguat darlington
sederhana, penguat darlington dengan dioda, penguat darlington yang lebih kompleks.

1. Penguat Darlington Sederhana


Penguat Darlington yang sederhana terdiri dari dua transistor menggunakan
hubungan Darlington. Suatu tahanan RC dipasang antara catu daya dan kaki kolektor.
Kaki emitor dari transistor kedua dihubungkan langsung ke ground. Rangkaian penguat
Darlington yang sederhana diperlihatkan pada Gambar dibawah ini :

Gambar. Rangkaian Penguat Darlington sederhana

Pada loop keluaran arus listrik dari tegangan VCC mengalir ke tahanan RC.
Persamaan tegangan pada loop keluaran diberikan dalam bentuk:

Arus listrik pada emitor transistor kedua adalah


Pada gambar kaki emitor transistor pertama terhubung langsung dengan kaki base
transistor kedua sehingga IE1=IB2. Dari hubungan ini arus pada emitor transistor pertama
dapat dinyatakan dalam bentuk :

Arus listrik DC pada emitor transistor pertama dan kedua dapat digunakan untuk
menentukan tahanan dalam pada emitor transistor pertama dan kedua.Arus listrik AC dari
sumber tegangan VS mengalir ke tahanan Rs. Arus ini terbagi ke tahanan RB dan base
transistor pertama. Jalannya arus listrik dalam rangkaian dapat diperhatikan pada rangkaian
setara pada gambar dibawah ini

Dari rangkaian setara, persamaan tegangan masukan pada transistor pertama

Tahanan yang terdapat antara base transistor pertama dengan ground

a. Impedansi masukan dari penguat Darlington adalah kombinasi dari tahanan RB


dengan tahanan Rit yang tersusun secara paralel.

b. Penguatan dari penguat Darlington Sederhana


 Tegangan masukan pada penguat

 Tegangan keluaran pada penguat adalah

Penguatan dari penguat didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan


keluaran dengan tegangan masukan
Penguatan dari penguat Darlington tergantung kepada faktor penguatan arus ,
tahanan Rc dan tahanan yang terdapat antara base dengan emitor dari kedua
transistor.

c. Impedansi Keluaran penguat Darlington Sederhana


Impedansi keluaran penguat ditentukan dengan menghubungkan singkat
tegangan masukan. Tegangan keluaran penguat dianggap sebagai sumber tegangan
baru. Arus listrik dari sumber tegangan mengalir pada tahanan Rc yang tersusun
secara paralel dengan Roe2. Impedansi keluaran dari penguat dapat dirumuskan
dalam bentuk

Secara umum, nilai impedansi keluaran dari penguat Darlington tergantung


pada tahanan Rc dan Roe2. Secara pendekatan nilai impedansi keluaran dari
penguat Darlington sama dengan nilai tahanan RC.

2. Penguat Darlington Lebih Komplek


Penguat darlington yang lebih komplek dapat dibuat dengan menambahkan
tahanan RE antara emitor dengan ground untuk kedua transistor. Tujuan
penambahan tahanan adalah untuk mengurangi arus listrik pada base transistor
pertama arus kolektor pada transistor kedua. Rangkaian penguat darlington yang
lebih komplek diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Gambar. Rangkaian Penguat Darlington yang lebih kompleks

Pada loop keluaran, arus listrik DC dari catu daya VCC mengalir ke tahanan RC dan
tahanan RE2. Persamaan tegangan DC pada loop keluaran

Arus listrik yang mengalir pada tahanan Rc dan tahanan RE

Tegangan antara base dengan ground untuk transistor kedua terdiri dari
tegangan antara base-emitor dan tegangan pada tahanan emitor dari transistor
kedua. Tegangan ini dapat dirumuskan dalam bentuk

Arus listrik pada kaki emitor dari transistor pertama adalah

Tegangan antara base dengan ground untuk transistor pertama

Dalam perancangan rangkaian,tegangan antara base dengan ground dapat


diatur menggunakan rangkaian pembagi tegangan antara tahanan RB1 dan tahanan
RB2.
Pada saat penguat bekerja pada frekuensi tengah, penguatan dari penguat tidak
tergantung pada frekuensi sumber. Dalam kondisi ini jalannya sinyal listrik dalam
rangkaian diperlihatkan pada gambar berikut

Tegangan masukan antara base transistor kedua dengan ground


Tahanan yanng terdapat antara base dari transistor kedua dengan ground
merupakan komnbinasi dari tahanan hie2 dan tahanan RE2.

Persamaan tegangan masukan antara base transistor pertama dengan ground

Tahanan yang terdapat antara base transistor pertama dengan ground

Impedansi masukan dari penguat darlington yang lebih komplek adalah

Penguatan dari penguat Darlington


Penguatan dari penguat didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan
keluaran dengan tegangan masukan. Tegangan masukan pada penguat adalah

Tegangan keluaran dari penguat

Pada rangkaian setara terlihat bahwa tahanan RE1 tersusun secara paralel dengan
tahanan Rit2. Dengan menggunakan teknik rangkaian pembagi arus yang mengalir pada
tahanan Rit2 dapat dirumuskan dalam bentuk :

Apabila arus listrik pada base transistor kedua disubtitusikan ke dalam


persamaan tegangan keluaran akan dihasilkan persamaan dalam bentuk
Penguatan dari penguat darlington yang lebih komplek dapat ditentukan dari
perbandingan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan

Penguatan dari penguat darlington tergantung pada faktor penguatan arus


total dari gabungan kedua transistor, tahanan yang terdapat antara base transistor
pertama dengan ground, tahanan yang terdapat antara base transistor keduan
dengan ground, tahanan yang dipasang antara emitor transistor pertama dengan
ground , dan impedansi keluaran.

Impedansi keluaran dari penguat darlington merupakan kombinasi dari


tahanan Rc dan Roe2 sehingga dapat dituliskan dalam bentuk:

B. Rangkaian Penguat Differensial

Penguat beda (differential amplifier) atau penguat diferensial, dibuat dengan sistem
transistor yang dirangkai secara rangkaian “emitter–biased“. Dua buah tipe semikonduktor
yang hampir sama, yaitu BJT (Bipolar Junction Transistor) dan FET (Field Effect
Transistor) diperlukan untuk aplikasi pembuatan penguat diferensial. Semua komponen
ini dalam dua rangkaian “emitter-biased”, yang kedua komponennya harus memiliki
karakteristik yang sesuai. Termasuk sumber tegangan (power supply) +VCC dan VEE harus
mempunyai level amplitudo yang sama besar. Untuk desain penguat yang
multitingkatnya, dengan mendapatkan penguatan tegangan yang besar, maka dapat
digunakan sebuah rangkaian searah yang langsung antara semua tingkat dari
penguatdiferensial tersebut.
Pengertian rangkaian searah langsung adalah dengan menghilangkan frekuensi mati
(cut off frequency) yang lebih rendah yang biasa menggunakan kopel kapasitor, maka
kopel kapasitor ini harus dihilangkan, sehingga menjadi kopel langsung. Oleh karena itu,
penguat diferensial mempunyai kemampuan menguatkan sinyal DC yang baik, sama
seperti menguatkan sinyal AC. Dalam sistem instrumentasi, penguat diferensial juga baik
dan banyak digunakan sebagai pembanding dua buah sinyal input.
Kelemahan sebuah penguat dengan umpan balik arus searah seperti contoh pada
rangkaian penguat tunggal emitor bersama (common emitter) adalah terjadinya pergeseran
titik kerja DC akibat perambatan panas antara basis-emitor, sehingga menyebabkan titik
kerja penguat menjadi tidak stabil akibat dari kenaikan temperatur pada sistem bias
transistor tersebut (tingkat faktor kestabilan menurun).
Untuk mencapai tingkat kestabilan yang baik pada jenis penguat tunggal maka pada
kaki emitor harus dihubungkan sebuah resistor RE. Efek dari penambahan ini berakibat
pada penguatan arus bolak-balik menjadi menurun (dipandang dari emitor mengakibatkan
suatu efek umpan balik sinyal ac pada resistor RE).

Gambar Diagram blok dari rangkaian Penguat Diferensial

Gambar. Prinsip kestabilan dengan teknik umpan balik negatif

Untuk itu salah satu cara guna mendapatkan penguatan arus bolak-balik yang tinggi,
maka pada resistor RE harus dijajarkan sebuah kapasitor internal bypass dimana pada
prinsipnya adalah sama seperti halnya pada kapasitor kopling eksternal di keluaran dan
masukan, yaitu fungsinya tidak lain adalah untuk menghubungkan sinyal bolak-balik.
Akibat dari pemakaian kapasitor bypass tersebut adalah terjadinya efek yang
mengakibatkan adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) menjadi
lebih lambat, sehingga mengakibatkan kenaikan batas frekuensi bawah (fL).
Permasalahan yang lain adalah terjadinya perlambatan akibat pengisian muatan pada
kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian
titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant).

LATIHAN
1,Diketahui seperti gambar dibawah ini dimana :

RC = 5 kΩ
RS = 1 kΩ
RE = 7 kΩ
βDC = 200
VCC = VEE = 20 V

Hitunglah arus emitor searah pada masing-masing transistor

Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus berikut, maka arus mengalir melalui masing-masing
transistor adalah sebesar :

IE =

IE =
IE = 1,42 mA

Apabila kita gunakan rumus penguat diferensial sama dengan dengan dua buah
transistor emitor bias (transistor terbuat dari silikon), maka arus emitor yang
mengalir melalui transistor adalah sebesar:

IE =

IE = 0,27 mA

Jadi, jelas bahwa arus emitor yang mengalir melalui masing-masing transistor
mendekati 1 mA. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalah perhitungan
nantinya cukup digunakan kelima saja.

2.Diketahui seperti gambar dibawah ini dimana :

RC = 20 kΩ
RS = 3 kΩ
VCC = VEE = 20 V

dan arus yang melalui tahana emitor sebesar 2 mA

Hitunglah tegangan terhadap ground untuk DC dan tegangan output antara kedua
kolektor transistor.

Penyelesaian :
Seperti pada gambar diatas, masing-masing transistor mempunyai tegangan
kolektor ke ground sebesar :

VC = VCC - IC . RC
= 20 V - (0,001 A X 5000Ω)
= 20 V - 5 V
= 15 V

Karena tegangan kolektor masing-masing transistor terhadap ground sam


besarnya, maka tegangan output antara kedua kolektor adalah:

Vout = VC - VC
= 15 V - 10 V
= 5V

Daftar Pustaka

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen, Rangkaian dan Aplikasi. Padang : UNP.

Sutrisno.1998. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai