Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Tanggal pengkajian : 5 April 2021
Tempat pengkajian : PKM Trauma Center
Nama pengkaji : Adilah Azmi Lathifah
S.
1. Identitas
Nama : By. Ny.I
Tanggal lahir : 5 April 2021 Pukul : 02.08
Jenis Kelamin : Perempuan

O.

1. Keadaan Bayi Saat Lahir


Bayi lahir tanggal 5 April 2021 pukul 02.08 WITA pada usia kehamilan 38
minggu 4 hari melalui persalinan normal, jenis kelamin perempuan, kelahiran
tunggal, tali pusat warna putih segar terdiri atas 2 arteri satu vena, ketuban jernih,
bayi menangis segera setelah lahir, bergerak aktif dan warna kulit kemerahan dan
segera dilakukan IMD selama 1 jam.

2. Pemeriksaan Umum
a. Antropometri
Panjang Badan : 50 cm
Berat Badan : 2900 gram
Lingkar Kepala
Circum ferensia subocsipito bregmatika : 31 cm
Circum ferensia fronto oksipito : 33 cm
Circum ferensia mento oksipito : 36 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Perut : 29 cm
Lila : 10 cm
b. Tanda-Tanda Vital
Nadi :125 x⁄i
Suhu : 36,6 oC
Pernapasan : 45 x⁄i

3. Pemeriksaan fisik
Kepala : bentuk bulat, rambut berwarna hitam, tidak ada caput sucaedenum
dan cepal hematoma
Wajah : simetris terdapat verniks caseosa
Mata : simetris, kelopak mata terbuka, sklera putih, tidak ada perdarahan
Hidung : terdapat dua lubang hidung, terdapat pengeluaran cairan lender
Telinga : simetris, terdapat lubang di kedua telinga, teraba lunak dan membalik
seketika saat di tekuk
Mulut : simetris, terdapat palatum, tidak ada labioscizis atau labiopalatoscizis
Leher : pergerakan aktif, terdapat verniks caseosa pada lipatan leher
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : terana lembek, tali pusat warna putih terdapat 2 arteri 1 vena dan
tidak ada perdarahan tali pusat
Genetalia : labia mayora menutup labia minora, terdapat uretra, terdapat klitoris,
tidak ada pengeluaran cairan
Anus : terdapat lubang anus
Ekstermitas
Atas : simetris, gerak aktif, jari tangan lengkap, terdapat garis telapak
tangan, terdapat verniks caseosa pada lipatan lengan, tidak ada
polidaktili
Bawah : simetris, gerak aktif, jari kaki lengkap, terdapat garis telapak kaki,
terdapat verniks caseosa pada lipatan paha, tidak ada polidaktili

4. Pemeriksaann Neurologis
Refleks Morro : (+), bayi terkejut saat dikejutkan dengan suara
Refleks Rooting : (+), bayi menoleh kearah pipi yang disentuh
Refleks Sucking : (+), bayi menghisap puting susu
Refleks Swallowing : (+), bayi menelan ASI
Refleks Babynski : (+), bayi menekukkan jari saat telapak kaki disentuh
Refleks Grashping : (+), bayi menggenggam saat telapak tangan disentuh

5. Terapi Yang Didapatkan


Injeksi Neo K : sebanyak 1 mg 0,5 cc pada paha kiri bayi
Injeksi Hb0 : sebanyak 0,5 cc pada paha kanan bayi
Salp Mata : salp mata oxytetracyclin 1% pada mata kanan dan kiri bayi

A.
Diagnosis : NCB-SMK Usia 1 jam
Masalah : tidak ada
Diagnosis potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada
P.

N
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
o.
Menyiapkan kain lampin, pakaian, popok, topi dan sarung
5-04- Adila
1. tangan bayi diatas meja pemeriksaan; perlengkapan bayi
2021 h
telah tersedia
Mengangkat bayi dari dada ibu dan menempatkan bayi
Adila
2. diatas tempat datar dan dibawah cahaya lampu untuk
h
menjaga kehangatan bayi; bayi menjadi lebih hangat
Melakukan pengukuran antropometri; BB: 2900 gr, PB: 50
cm, LK (subocsipito bregmatika : 31 cm, fronto oksipito: Adila
3.
33 cm, mento oksipito: 36 cm) LD: 30 cm, LP: 29 cm, h
LILA 10 cm.
Melakukan pemeriksaan fisik; keadaan bayi normal,
Adila
4. seluruh anggota tubuh lengkap dan tidak ada kelainan pada
h
fisik bayi
Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali
Adila
pusat menggunakan kassa steril; tali pusat terbungkus kasa
h
steril dan tidak ada perdarahan pada tali pusat
Memakaikan pakaian bayi serta topi dan sarung tangan dan Adila
5.
kaki; bayi menjadi lebih hangat h
Menjelaskan pada orang tua bahwa bayi akan diberikan
suntikan neoK yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
perdarahan pada bayi, suntikan imunisasi HB0 untuk
mencegah bayi terinfeksi penyakit Hepatitis B, serta Adila
6.
pemberian salp mata sebagai pencegahan pada bayi dari h
infeksi kuman dan bakteri setelah melalui proses
persalinan; orang tua bersedia agar bayinya diberikan
neoK, HB0 dan salp mata.
Memberikan injeksi neoK 1 mg 0,5 cc pada ⅓ paha kiri Adila
7.
bayi secara IM; tidak ada perdarahan pada bekas suntikan h
Memberikan injeksi HB0 0,5 cc pada ⅓ paha kanan bayi Adila
8.
secara IM; tidak ada perdarahan pada bekas suntikan h
Membedong bayi dengan kain lampin; bayi menjadi lebih Adila
9.
tenang dan hangat h
1 Memberikan salp mata oxytetracyclin 1% pada kedua mata Adila
0. bayi; salap mata telah masuk ke mata kanan dan kiri bayi h
Melakukan rawat gabung bayi dan ibunya, menjelaskan
1 Adila
hasil pemeriksaan fisik serta menganjurkan ibu untuk
1. h
sesegera mungkin menyusi bayi; bayi menyusu pada ibu
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data Dasar


Bayi ibu I lahir tanggal 5 April 2021 pukul 02.08 WITA dengan jenis
kelamin perempuan, berat badan 2900 gram dan panjang badan 50 cm pada usia
kehamilan 38 minggu 4 hari hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Varney, 2008).
Bayi baru lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari (PMK. No. 53 Tahun
2014). Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gr. BBL
fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
lahir 2500-4000 gram (Kemenkes RI, 2010). Neonatus adalah bayi yang baru
lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Segera setelah lahir bayi dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 1
jam, keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah
kehilangan panas, berdasarkan penelitian Ernawati & Nuraini (2019) menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan kestabilan
suhu tubuh bayi baru lahir dengan pvalue = 0,0001, dari hasil penelitian
menyatakan terdapat peningkatan suhu tubuh BBL hingga 0,79 oC setelah
dilakukan IMD. Dalam penelitian lain menyatakan terdapat pengaruh inisiasi
menyusu dini terhadap suhu aksila pada bayi setelah satu jam kelahiran. Suhu
tubuh bayi baru lahir setelah pelaksanaan IMD berada dalam keadaan stabil
dikarenakan ibu dan bayi tampak lebih tenang dan bahagia. Kulit tubuh ibu
mampu mengontrol kehangatan dadanya sesuai kebutuhan bayinya, hal ini akan
membuat bayi akan berada pada suhu tubuh yang optimal sehingga bayi merasa
lebih tenang dan nyaman (Hutagaol, Darwin, & Yanti, 2016). Dalam penelitian
lain menunjukkan hasil yang serupa yaitu menurunnya pervalensi kejadian
hopotermia hingga 42% pada bayi baru lahir yang menerima tindakan skin to
skin contact (SSC) melalui IMD (Saeed A,Saleem S, & Moghaddam L, 2018).
Dalam penelitian Smith ER, Hurt L, Chowdhury R, Sinha B, Fawzi W, Edmond
KM, et al. (2017) menyatakan bahwa terdapat peningkatan risiko kemantian
neonatal yang disebabkan oleh keterlambatan dalam inisiasi menyusu dini. Bayi
yang mulai menyusu antara 2-23 jam setelah lahir memiliki risiko kematian
neonatal 33% lebih besar dibanding dengan bayi yang mulai menyusu dalam
waktu satu jam setelah lahir.
Pada pemeriksaan fisik bayi tidak ditemukan kelainan, tali pusat bayi segar
dan terdapat 2 arteri dan 1 vena. Setelah 1 jam setelah IMD, bayi segera
dilakukan pemeriksaan fisik dan diberi injeksi Vit K 1 mg atau 0,5 cc secara IM
pada paha sebelah kiri bayi. Dalam penelitian MJ Sankar et al (2016)
menyatakan bahwa pemberian 1 mg vitamin K saat lahir dapat mengurangi
kejadian perdarahan akibat defisiensi vitamin K selama bayi, mengingat
tingginya risiko mortilitas dan morbiditas pada bayi maka pemberian vitamin K
segera setelah lahir merupakan tindakan yang tepat dalam mencegah terjadinya
perdarahan pada bayi baru lahir. Sejalan dengan penelitian Eugene Ng &
Amanda D. Loew (2018) menyatakan bayi baru lahir berisiko mengalami
perdarahan yang disebabkan oleh devisiensi vitamin K, Canadian Pediatric
Society dan College of Family Physicians of Canada merekomendasikan
pemberian IM rutin vitamin K dosis tunggal 0,5 mg hingga 1 mg untuk semua
bayi baru lahir.
Bayi diberikan imunisasi Hb0 0,5 cc pada paha kanan bayi secara IM
sebagai pencegahan terhadap infeksi hepatitis B. Vaksin hepatitis B mengandung
antigen permukaan virus hepatitis B yang diinaktifkan (HBsAg) dan dijerap pada
adjuvan aluminium hidroksida. Dibuat secara biosintetis menggunakan teknologi
DNA rekombinan. vaksin digunakan pada individu yang memiliki risiko tinggi
tertular hepatitis B, pada bayi baru lahir diberikan segera setalah bayi lahir dan
dilanjutkan hingga tiga dosis pada usia 2 3 dan 4 bulan untuk membentuk
kekebelan tubuh bayi dari infeksi virus hepatitis B (BPOM RI, 2015). Dalam
penelitian A. Hu, Q. Cai, M. Zhang et al. (2021) menyatakan bahwa risiko
infeksi hepatitis B dari ibu ke bayi mencapai 12,1% oleh sebab itu pemberian
imunisasi hepatitis B segera setelah lahir dianggap mampu menurunkan risiko
penularan dari ibu ke bayi serta memberikan perlindungan pada bayi dari risiko
terlular dari lingkungan. Sejalan dengan penelitian Yaw Asante Awuku & Mary
Yeboah-Afihene (2018) menyatakan bahwa risiko bayi baru lahir terinfeksi virus
hepatitis B mencapai 90% pada ibu yang terkonfirmasi positif, sedangkan 5-20%
bayi terinfeksi hepatitis B dari ibu yang terkonfirmasi negatif. WHO
menganjurkan pemberian imunisasi hepatitis B dosis lahir (HB0) diberikan
sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu 24 jam (Akbar M., Al
Mahtab,M.et al, 2021).
Salp mata oxytetracyclin 1% diberikan pada kedua mata bayi sebagai
pencegahan terhadap infeksi bakteri dari jalan lahir. Konjungtivitis neonetal
adalah penyakit mata yang paling umum pada neonatus di seluruh dunia, faktor
risiko terjadinya infeksi mata antara lain ketuban pecah dini, kelahiran prematur,
infeksi subklinis dari saluran kelamin wanita selama kelahiran, dan definsiensi
nutrisi selama kehamilan (Ranjit, et al, 2016). Konjungtivitis neonatal dikaitkan
dengan perawatan prenatal yang buruk, faktor risiko ibu paling umum meliputi
ketuban pecah dini, sepsis saat lahir, IMS, HIV positif, infeksi stafilokokus
selama kehamilan, dan korioamnionitis. Pencegahan paling umun dilakukan
adalah dengan pemberian salp mata tertasiklin pada neonatus (34%) dan
kombinasi antara benzly penicilin dan gentamicin (25%) (Smith-Norowitz et al,
2021). Dalam penelitian Berhe M et al. (2017) menyatakan perawatan neonatal
esensial meliputi perawatan tali pusat yang aman, pemberian salp mata
tertasiklin, vaksinasi saat lahir, dan pemberian ASI segera setelah lahir terbukti
dapat menurunkan faktor risiko kematian neonatal.
B. Interpretasi Data Dasar
Data yang didapatkan dari konsep asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
yang ditemukan di lahan praktik Puskesmas Trauma Center pada Bayi ibu I NCB
SMK usia 1 jam penulis menegakkan diagnosa sesuai nomenklatur kebidanan.

C. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial


Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada masalah atau penyakit
yang berpotensi mengganggu kesehatan bayi.

D. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera


Pada kasus yang ditemukan di lahan praktik pda Bayi Ibu I NCB SMK usia 1 jam
tidak ada tindakan kebutuhan segera yang perlu dilakukan.

E. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Pada tahap perencanaan asuhan pada Bayi Ibu I NCB SMK usia 1 jam antara lain
pemberian asuhan sejumlah 8 yaitu: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), menjaga
kehangatan bayi, pemeriksaan fisik, pemebrian injeksi vitamin K, pemberian
imunisasi Hb0, pemberian salp mata, dan melakukan rawat gabung ibu dan bayi.

F. Pelaksaan
Pada pelaksanaan dari 8 asuhan yang direncanakan telah diberikan seluruhnya
meliputi Inisiasi Menyusu Dini (IMD), menjaga kehangatan bayi, pemeriksaan
fisik, pemebrian injeksi vitamin K, pemberian imunisasi Hb0, pemberian salp
mata, dan melakukan rawat gabung ibu dan bayi.

G. Evaluasi
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kaus
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus yang dibahas dalam laporan ini adalah asuhan kebidanan bayi baru
lahir fisiologis pada bayi ibu I NCB SMK usia 1 jam. Berdasarkan hasil
pengkajian, pemeriksaan fisik, evaluasi dan permbahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya pelaksanaan asuhan bayi baru lahir di Puskesmas Trauma Center
telah dilaksanakan dengan baik dan seluruh asuhan yang direncanakan telah
diberikan.

B. Saran
Setelah menyimpulkan proses kegiatan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir fisiologis maka terdapat beberapa saran yang diajukan, antara lain:
1. Bagi orang tua, dianjurkan untuk melakukan perawatan bayi baru lahir
sesuai dengan kebutuhan bayi serta memantau pertumbuhan dan
perkembangan secara teratur.
2. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan untuk memberikan pelayanan asuhan
bayi baru lahir sesuai dengan standar yang berlaku agar dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas dan bayi baru lahir yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai