Asam sulfat digunakan dua kali, yaitu sebagai berikut.
1. Pada campuran asetanilida+asam asetat glasial 2 mL+asam sulfat pekat 4 mL. Asam sulfat disini digunakan sebagai katalisator untuk mempercepat kelarutan atau mempercepat laju reaksi. Kelarutan semakin cepat dikarenakan adanya panas yang dihasilkan oleh asam sulfat. Sementara itu penambahan asam asetat glasial digunakan untuk mengkondisikan suasana asam. 2. Pada campuran asam nitrat pekat+asam sulfat pekat yang dituangkan setetes demi setetes ke campuran asetanilida sebanyak 1 ml atau yang disebut sebagai campuran nitrasi. Asam sulfat disini digunakan untuk memprotonasi dan mengubah asam nitrat menjadi ion nitronium (NO2+) yang sangat reaktif. Ion nitronium (NO2+) inilah yang dapat menyerang molekul asetanilida untuk menghasilkan molekul p-nitroasetanilida. Mekanisme penyerangan ini sering disebut dengan reaksi nitrasi. Pada saat campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat dicampurkan harus dalam keadaan dingin karena reaksi ini dapat menghasilkan panas karena reaksi eksotermik dengan jumlah energi yang cukup besar sehingga untuk meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi maka pencampuran dilakukan pada keadaan dingin. Alasan yang sama juga terjadi dalam penambahan asetanilida dengan asam asetat glasial dan asam sulfat pekat pada bagian 1.
Tujuan pengambilan cuplikan
Tujuan pengambilan cuplikan adalah untuk memastikan apakah produk sudah terbentuk melalui identifikasi KLT yang kemudian akan dipisahkan dengan menggunakan metode pemisahan yang sesuai melalui metode kromatografi kolom. Pengambilan cuplikan dilakukan sebanyak 5 kali yaitu 1. Asetanilida 2. Sebelum nitrasi 3. Setelah nitrasi 4. Setelah dibiarkan selama 1 jam dan 5. Setelah proses rekristalisasi. KLT digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang telah disintesis. Parameter pada KLT yang digunakan untuk identifikasi adalah nilai Rf. Dua senyawa dikatakan identik jika nilai Rf yang diperoleh adalah sama pada kondisi analisis yang sama. Identifikasi KLT dilakukan pada kondisi analisis sebagai berikut: a. Fase diam : silica gel F254 b. Fase gerak : etil asetat:n-heksana (4:1) c. Deteksi : sinar UV Deteksi sinar UV yang biasa digunakan adalah 254 nm atau 366 nm. Deteksi ini untuk menampakkan solute sebagai bercak yang gelap atau bercak yang berfluoresensi terang pada dasar yang berfluoresensi seragam.