(182210101016)
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1. Tujuan : -Mahasiswa mampu melakukan fraksinasi esktrak tumbuhan dengan
kromatografi kolom
2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
Labu alas bulat Ekstrak daun jambu biji
Kolom kromatografi Methanol
Erlenmeyer HCl
Glass wool Etanol
Vial Kloroform
Aseton
Asam format
Silica gel
3. Cara kerja :
A. Preparasi ekstrak
Sebelum dilakukan fraksinasi, maka ekstrak harus dipreparasi terlebih dahulu
dengan cara sebagai berikut.
Sampel sebanyak 0,3 g ditambah 25 mL methanol dan 0,7 ml HCl 57% v/v (dihitung
dari pengenceran HCl pekat dengan air), kemudian dimasukkan ke dalam labu alas
bulat
Standar kuersetin dan ekstrak daun jambu biji yang telah dicuci dilarutkan dalam
etanol 96% dan ditotolkan 2-5 µl pada lempeng KLT. Lempeng KLT selanjutnya
dieluasi dengan menggunakan eluen yang sesuai di dalam bak kromatografi sampai
batas yang ditentukan. Amatilah lempeng pada lambu UV 254 nm dan 365 nm. Eluen
dipilih apabila ekstrak yang ditotolkan menghasilkan noda yang terpisah dengan baik
dan memiliki harga Rf yang sama dengan noda standar
Catatan: eluen terpilih adalah kloroform: aseton: asam formiat= 150 : 33: 17
C. Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom
Langkah-langkah untuk fraksinasi dengan kromatografi kolom adalah sebagai
berikut.
Silika gel sebanyak 100 kali bobot ekstrak dimasukkan dalam Erlenmeyer dan
ditambahkan dengan eluen + 2 cm di atas permukaan silica gel, dikocok pelan hingga
merata dan masukkan dengan hati-hati ke dalam kolom kromatografi yang pada
bagian bawahnya telah diberi glass wool. Sebelum penuangan, dinding luar kolom
kromatografi disemprot dengan etanol. Kolom tersebut kemudian didiamkan selama
1 hari untuk memampatkan dan melihat ada tidaknya keretakan
Apabila kolom tidak retak, tambahkan eluen 0,5 cm di atas permukaan silica gel dan
bila retak ulangi langkah A. kemudian ke dalam kolom ditambahkan ekstrak (1%
bobot silica) yang telah dicampur dengan silica gel
Alirkan eluen dan tampung sebanyak + 50 ml dalam Erlenmeyer (eluen ini belum
membawa zat kimia tanaman sehingga dapat dibuang). Selanjutnya kran dibuka dan
diatur penetesannya (1 tetes/detik) dan ditampung dalam vial atau tabung yang
telah diberi nomor masing-masing vial 25 ml (10 vial)
Pada setiap vial dilakukan uji KLT untuk melihat noda yang dihasilkan. Apabila
menghasilkan noda yang sama, vial-vial tersebut digabung. Penetesan dihentikan
apabila vial sudah tidak memberikan noda saat diuji KLT