Npm : 2031030108
Prodi : Ilmu Al-Quran dan Tafsir (B)
ABSTRAK
Perkembangan modernisasi di Turki memunculkan 3 fase gerakan pembaharuan,
yaitu: Islamisme, Westernisme, Nasionalisme.Tokoh utama gerakan nasionalisme Turki
adalah Mustafa Kemal Attaturk. Ia bukan satu-satunya pemikir yang melahirkan ideologi
nasionalisme Turki. Kemal Attaturk sendiri mendapat inspirasi dari para tokoh sebelumnya
yang merupakan produk dari kebijakan reorganisasi yang dirancang oleh Sultan Mahmud
II. Adapun reformasi yang dijalankannya Kemal Attaturk dan pendukungnya disebut
sebagai prinsip-prinsip kemalisme. Yaitu republikanisme, nasionalisme, republisme,
etatisme, reformisme dan westernisasi.
PENDAHULUAN
Pada abad ke-19 ditandai dengan adanya pembaruan pemikiran yang lazim disebut aliran-
aliran modern dalam Islam. Aliran-aliran ini diperkenalkan di belahan dunia muslim. Banyak
di antara kaum muslimin terperangkap di antara dua perpektif; pertama, kepercayaan
kalangan tradisional bahwa agama seharusnya menentukan karakter organisasi politik dan
hukum Islam menyediakan standar dan petunjuk yang diperlukan masyarakat. Kedua,
preferensi kalangan sekuler muslim terhadap konsep dan lembaga politik Barat.
Gerakan yang ada di Turki terbagi kepada tiga kelompok yaitu; pertama, gerakan yang
berorientasi dan masih berpegang secara ketat pada prinsip Islam yang disebut Islamisme.
Kedua, gerakan yang banyak mengadopsi pemikiran, sikap hidup berdasarkan pola-pola
kehidupan Barat, kelompoini disebut Westernisme. Ketiga, gerakan yang menitik beratkan
ke dalam aspek keaslian Turkisme atau lebih tepat secara kenegaraan mereka selalu
mementingkan sikap, pola pikir dan tindakan nasional. Kelompok ini disebut nasionalisme.
Tokoh utama gerakan nasionalisme Turki adalah Mustafa Kemal Attaturk. Ia bukan satu-
satunya pemikir yang melahirkan ideologi nasionalisme Turki.
PEMBAHASAN
C. Kehidupan Kemasyarakatan
Penyebab mundurnya Turki adalah terutama karena terlalu kuatnya masyarakat Turki
berpegang pada syariat Islam, padahal syariat yang diperpegangi tersebut sebenarnya
sudah ternoda oleh budaya Arab yang telah usang dan tidak cocok dengan bumi Turki
dan zaman yang sudah cukup maju. Karena itu ia berupaya agar masyarakat Turki
memperluas wawasannya lewat cara, antara lain mengetahui dasar-dasar dan ajaran
agamanya yang asli.
Dalam bidang bahasa Mustafa Kemal Attaturk memerintahkan agar bahasa Turki
dipakai pada mimbar-mimbar masjid khotbah-khotbah Jum’at, pada adzan untuk shalat
dan al-Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Ia ingin membuat cerdas
masyarakatnya dengan mengerti dan memahami dasar-dasar ajaran agamanya yakni
Islam. Ia juga langsung terjun ke tengah- tengah masyarakat melaksanakan itu semua.
Selanjutnya Mustafa Kemal Attaturk berupaya menghilangkan semua simbol-simbol
dan upacara-upacara baik adat maupun keagamaan yang mencerminkan tradisionalan. Ia
ingin Turki adalah negara beradab dan berbudaya tinggi sejajar dengan negara-negara
maju lainnya di dunia. Seperti dikeluarkan peraturan larangan pemakaian tarbus,
menyegel semua tekkes (empat pertama) para kaum tarekat, praktek jampi-jampi dan
teknik dalam rangka pengobatan terhadap suatu penyakit dan lain sebagainya.
PENUTUP
Mustafa Kemal Attaturk adalah pendiri dan presiden pertama Republik Turki, dikenal
sebagai tokoh pembaruan revolusioner yang berusaha mengajukan peradaban Eropa di
negerinya. Dalam hal ini, sering melontarkan ide-ide pembaruan di berbagai bidang, yaitu:
bidang politik, bidang pendidikan dan kebudayaan dan bidang kehidupan kemasyarakatan.
Dalam bidang kehidupan kemasyarakatannya, Mustafa Kemalberupaya menaikkan
derajat taraf kehidupan masyarakatnya lewat upaya sosialisasi nilai-nilai modern pada
seluruh aspek kehidupan mereka. Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan mata
pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum dihapus. Selanjutnya, aksara Arab diganti
menjadi aksara latin dan bidang politik Usmani yang Islami menjadi Republik Turki yang
sekuler. Sejalan dengan itu, Mustafa Kemal Attaturk bersama teman-temannya berhasil
mendirikan Grand National Assembly (MNA) sebagai wadah untuk menyatukan ide-ide
pembaruannya, ide ini sebenarnya tidak bermaksud menghilangkan ajaran Islam dari
Republik Turki, tetapi bertujuan menolak intervensi agama dalam bidang politik dan
pemerintahan dan berusaha meletakkan agama pada proporsi yang sebenarnya.