Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Tafsir Ayat -Ayat Tentang kepedulian sosial

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir


Dosen pengampu : Gufron Fatoni M.Ag.

Disusun oleh :

Gefita Rahmawati ( 2031030108 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS USHULUDIN DAN ILMU AGAMA

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

TAHUN AJARAN 2021/2022


PEMBAHASAN
A. Tafsir ayat-ayat tentang Kepedulian Sosial
Kepedulain sosial terdiri dari dua kata yaitu kepdulian dan sosial.
Kepedulian berasal dari kata peduli menurut bahasa berarti
mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan. sedangkan kata
sosial menurut bahasa adalah suka memperhatikan kepentingan
umum (suka menolong, menderma, dan lainnya)
Adapun pengertian kepedulian sosial secara istilah adalah suka
menolong antar sesama, atau mempunyai rasa peduli baik itu
dengan alam, lingkungan, binatang, tumbuhan, dan manusia.
Berikut ini adalah ayat-ayat tentang kepedulian sosial dan
penjelasan mengenai kepedulian sosial.
1. Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 75
Dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufahros Lil Alfaz Al Qur'an ditemukan
kata ‘’mustadafin’’ dalam Surat an-nisa’ ayat 75, 97, 98, dan 127.
Ayat Al-Qur’an dalam surat An-Nisa ayat 75
‫َو َما لَ ُك ْم اَل تُقَاتِلُوْ نَ فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َو ْال ُم ْستَضْ َعفِ ْينَ ِمنَ الرِّ َجا ِل َوالنِّ َس ۤا ِء َو ْال ِو ْلدَا ِن الَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَٓا‬
‫ص ْيرًا‬ِ َ‫ك َولِيًّ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ ن‬ َ ‫اَ ْخ ِرجْ نَا ِم ْن ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَ ِة الظَّالِ ِم اَ ْهلُهَ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْن‬
Artinya : Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah
dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan
maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah
kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah
kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-
Mu.”
Pada ayat yang lalu telah diwajibkan kepada orang mukmin agar
bersiap siaga menghadapi orang-orang kafir dalam peperangan,
dan orang yang lemah imannya dan orang-orang munafik yang
segan berperang dijalan Allah. Ayat ini memberi dorongan kepada
kaum Muslimin agar berperang dijalan Allah dengan menerangkan
tujuannya yang suci murni. Dan keuntungannya sangat besar.
Ibnu Katsir dalam dalam kitabnya mengomentari ayat ini
sebagaimana Allah SWT menganjurkan kepada hamba-hambaNya
yang mukmin Untuk berjihad dijalan-Nya dan prepay untuk
menyelamatkan orang-orang lemah yang tinggal di Mekah dari
kalangan kaum laki–laki, kaum wanita, dan anak-anak yang
terpaksa tinggal di Mekah tanpa ada pilihan lain. Karena itulah
Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya:
‫يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَٓا اَ ْخ ِرجْ نَا ِم ْن ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَ ِة‬
Artinya :“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini
(Mekah)
Yang dimaksud ayat diatas seperti pada ayat lain :
‫هّٰللا‬ َ ِ‫ق ِم ْن َّربِّ ِه ْم ۗ َك ٰذل‬
َّ ‫ك بِا َ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوا اتَّبَعُوا ْالبَا ِط َل َواَ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّبَعُوا ْال َح‬َ ِ‫ٰذل‬
ِ َّ‫ك يَضْ ِربُ ُ لِلن‬
‫اس‬
‫اَ ْمثَالَهُ ْم‬
Yang demikian itu, karena sesungguhnya orang-orang kafir
mengikuti yang batil (sesat) dan sesungguhnya orang-orang
yang beriman mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi
manusia.
Selanjutnya Allah menyifati Penduduk negeri tersebut
melalui firman-nya
َ ‫ك َولِيًّ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْن‬
ِ َ‫ك ن‬
‫ص ْيرًا‬ َ ‫الظَّالِ ِم اَ ْهلُهَ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْن‬
Yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-
Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.”
Yakni berilah kami pelindung dan penolong disisimu, imam
Bukhari mengatakan : Telah menceritakan kepada kami Abdullah
Ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Sutyan, dari
Ubaidillah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu
Abbas mengatakan Aku dan Ibuku termasuk diantara orang-orang
yang lemah itu.
Kemudian telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb,
telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub,
dari Ibnu Mulaikah, bahwa Ibnu Abbas membacakan firmannya:
ۙ ‫ن َسبِ ْياًل‬gَ ْ‫َان اَل يَ ْستَ ِط ْيعُوْ نَ ِح ْيلَةً َّواَل يَ ْهتَ ُدو‬ ۤ
ِ ‫اِاَّل ْال ُم ْستَضْ َعفِ ْينَ ِمنَ ال ِّر َجا ِل َوالنِّ َسا ِء َو ْال ِو ْلد‬
Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak-
anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah),

Lalu ia mengatakan aku dan Ibuku termasuk orang-orang yang


dimaafkan oleh Allah SWT Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Çilālil
Qur’an mengatakan ayat ini menggunakan metode persuasif, dengan
menggelitik harga diri dan sensitivitas hati, terhadap orang-orang
lemah yang tertindas, dari kalangan laki-laki, wanita,
Dan anak-anak, yang diperlakukan secara keras di bawah kekuasaan
kaum musyrikin, yang tidak dapat berhijrah ke negeri Islam dn
berlari membawa agama dan akidah mereka.
Keadaan mereka yang tertindas terlukis dalam pemandangan yang
dapat membangkitkan harga diri seorang muslim, kehormatan orang
mukmin, dan menyentuh hati dengan berbelas kasih terhadap kondisi
mereka. Pemandangan yang berupa wanita-wanita tak berdaya dan
anak-anak yang lemah, adalah pemandangan yang memilukan dan
mengesankan, yang dapat membangkitkan semangat untuk membelanya.
Pemandangan lain berupa orang- orang tua renta yang tidak dapat
membela diri, tidak dapat membela agama dan Akidahnya.
Sayyid Qutb, mewajibkan bagi kaum muslimin untuk menyelamatkan
orang-orang muslim yang terindas di negeri itu, yaitu negeri
Mekah. Itulah tanah air kaum Muhajirin, yang diseru dengan seruan
yang hangat itu untuk memerangi kaum musyrikin yang ada didalamnya
dan menolong orang mukmin yang tertindas didalamnya.
M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa ayat ini
merupakan pertanyaan yang mengandung kecaman dan penafian, ayat
ini seakan-akan berkata: Adakah alasan yang menghalangi kamu terus
menerus menghindar dari berjuang di jalan Allah? Sungguh tidak ada
alasan. Kalau demikian, Mengapa Kamu tidak mau terus berjuang di
jalan yang mengantar kepada penegakan Allah dan perolehan
ganjaran-Nya, dan berjuang membela keluarga, handai tolan, suku,
putra-putri bangsa” kamu yang masih berada di Mekah, yang
merupakan orang-orang yang lemahdan diperlemah atau dicabut
dayanya oleh orang-orang kafir Mekah, baik laki-laki, wanita-
wanita maupun anak-anak yang seagama dengan kamu dan semuanya
selalu dan terus berdoa: Tuhan kami, keluarkan kami dari negeri
ini yakni Mekkah Karena kota itu dihuni dan dikuasi orang dzalim.
M. Quraish Shihab mengartikan al-mustadatin orang-orang yang
diperlemah, sementara ulama mengartikannya orang-orang yang
dianggap tidak berdaya oleh masyarakat, yakni ketidakberdayaan
yang telah mencapai batas akhir, sebagaimana dipahami dari
penambahan huruf ta dan sin. Ada juga yang memahami bahwa mereka
tidak hanya dianggap tidak berdaya, tetapi mereka benar-benar
tidak diberdayakan.”
M. Quraish Shihab mengatakan bahwa ayat ini mewajibkan berjuang
membela orang-orang yang lemah dan terttindas, apalagi keluarga,
bahkan yang pernah selokasi (setanah air) dengan seseorang.
Adapun bentuk kepedulian kita terhadap kaum lemah.
1. Jaminan sosial ( zakat, sedekah, bantuan sosial )
2. Perlindungan ( rumah yatim, Pati jompo )

Anda mungkin juga menyukai