PEMBAHASAN A. Tafsir ayat-ayat tentang Kepedulian Sosial Kepedulain sosial terdiri dari dua kata yaitu kepdulian dan sosial. Kepedulian berasal dari kata peduli menurut bahasa berarti mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan. sedangkan kata sosial menurut bahasa adalah suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan lainnya) Adapun pengertian kepedulian sosial secara istilah adalah suka menolong antar sesama, atau mempunyai rasa peduli baik itu dengan alam, lingkungan, binatang, tumbuhan, dan manusia. Berikut ini adalah ayat-ayat tentang kepedulian sosial dan penjelasan mengenai kepedulian sosial. 1. Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 75 Dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufahros Lil Alfaz Al Qur'an ditemukan kata ‘’mustadafin’’ dalam Surat an-nisa’ ayat 75, 97, 98, dan 127. Ayat Al-Qur’an dalam surat An-Nisa ayat 75 َو َما لَ ُك ْم اَل تُقَاتِلُوْ نَ فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َو ْال ُم ْستَضْ َعفِ ْينَ ِمنَ الرِّ َجا ِل َوالنِّ َس ۤا ِء َو ْال ِو ْلدَا ِن الَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَٓا ص ْيرًاِ َك َولِيًّ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ ن َ اَ ْخ ِرجْ نَا ِم ْن ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَ ِة الظَّالِ ِم اَ ْهلُهَ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْن Artinya : Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi- Mu.” Pada ayat yang lalu telah diwajibkan kepada orang mukmin agar bersiap siaga menghadapi orang-orang kafir dalam peperangan, dan orang yang lemah imannya dan orang-orang munafik yang segan berperang dijalan Allah. Ayat ini memberi dorongan kepada kaum Muslimin agar berperang dijalan Allah dengan menerangkan tujuannya yang suci murni. Dan keuntungannya sangat besar. Ibnu Katsir dalam dalam kitabnya mengomentari ayat ini sebagaimana Allah SWT menganjurkan kepada hamba-hambaNya yang mukmin Untuk berjihad dijalan-Nya dan prepay untuk menyelamatkan orang-orang lemah yang tinggal di Mekah dari kalangan kaum laki–laki, kaum wanita, dan anak-anak yang terpaksa tinggal di Mekah tanpa ada pilihan lain. Karena itulah Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya: يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَٓا اَ ْخ ِرجْ نَا ِم ْن ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَ ِة Artinya :“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) Yang dimaksud ayat diatas seperti pada ayat lain : هّٰللا َ ِق ِم ْن َّربِّ ِه ْم ۗ َك ٰذل َّ ك بِا َ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوا اتَّبَعُوا ْالبَا ِط َل َواَ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّبَعُوا ْال َحَ ِٰذل ِ َّك يَضْ ِربُ ُ لِلن اس اَ ْمثَالَهُ ْم Yang demikian itu, karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil (sesat) dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Selanjutnya Allah menyifati Penduduk negeri tersebut melalui firman-nya َ ك َولِيًّ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْن ِ َك ن ص ْيرًا َ الظَّالِ ِم اَ ْهلُهَ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْن Yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi- Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.” Yakni berilah kami pelindung dan penolong disisimu, imam Bukhari mengatakan : Telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Sutyan, dari Ubaidillah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan Aku dan Ibuku termasuk diantara orang-orang yang lemah itu. Kemudian telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub, dari Ibnu Mulaikah, bahwa Ibnu Abbas membacakan firmannya: ۙ ن َسبِ ْياًلgَ َْان اَل يَ ْستَ ِط ْيعُوْ نَ ِح ْيلَةً َّواَل يَ ْهتَ ُدو ۤ ِ اِاَّل ْال ُم ْستَضْ َعفِ ْينَ ِمنَ ال ِّر َجا ِل َوالنِّ َسا ِء َو ْال ِو ْلد Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak- anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah),
Lalu ia mengatakan aku dan Ibuku termasuk orang-orang yang
dimaafkan oleh Allah SWT Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Çilālil Qur’an mengatakan ayat ini menggunakan metode persuasif, dengan menggelitik harga diri dan sensitivitas hati, terhadap orang-orang lemah yang tertindas, dari kalangan laki-laki, wanita, Dan anak-anak, yang diperlakukan secara keras di bawah kekuasaan kaum musyrikin, yang tidak dapat berhijrah ke negeri Islam dn berlari membawa agama dan akidah mereka. Keadaan mereka yang tertindas terlukis dalam pemandangan yang dapat membangkitkan harga diri seorang muslim, kehormatan orang mukmin, dan menyentuh hati dengan berbelas kasih terhadap kondisi mereka. Pemandangan yang berupa wanita-wanita tak berdaya dan anak-anak yang lemah, adalah pemandangan yang memilukan dan mengesankan, yang dapat membangkitkan semangat untuk membelanya. Pemandangan lain berupa orang- orang tua renta yang tidak dapat membela diri, tidak dapat membela agama dan Akidahnya. Sayyid Qutb, mewajibkan bagi kaum muslimin untuk menyelamatkan orang-orang muslim yang terindas di negeri itu, yaitu negeri Mekah. Itulah tanah air kaum Muhajirin, yang diseru dengan seruan yang hangat itu untuk memerangi kaum musyrikin yang ada didalamnya dan menolong orang mukmin yang tertindas didalamnya. M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa ayat ini merupakan pertanyaan yang mengandung kecaman dan penafian, ayat ini seakan-akan berkata: Adakah alasan yang menghalangi kamu terus menerus menghindar dari berjuang di jalan Allah? Sungguh tidak ada alasan. Kalau demikian, Mengapa Kamu tidak mau terus berjuang di jalan yang mengantar kepada penegakan Allah dan perolehan ganjaran-Nya, dan berjuang membela keluarga, handai tolan, suku, putra-putri bangsa” kamu yang masih berada di Mekah, yang merupakan orang-orang yang lemahdan diperlemah atau dicabut dayanya oleh orang-orang kafir Mekah, baik laki-laki, wanita- wanita maupun anak-anak yang seagama dengan kamu dan semuanya selalu dan terus berdoa: Tuhan kami, keluarkan kami dari negeri ini yakni Mekkah Karena kota itu dihuni dan dikuasi orang dzalim. M. Quraish Shihab mengartikan al-mustadatin orang-orang yang diperlemah, sementara ulama mengartikannya orang-orang yang dianggap tidak berdaya oleh masyarakat, yakni ketidakberdayaan yang telah mencapai batas akhir, sebagaimana dipahami dari penambahan huruf ta dan sin. Ada juga yang memahami bahwa mereka tidak hanya dianggap tidak berdaya, tetapi mereka benar-benar tidak diberdayakan.” M. Quraish Shihab mengatakan bahwa ayat ini mewajibkan berjuang membela orang-orang yang lemah dan terttindas, apalagi keluarga, bahkan yang pernah selokasi (setanah air) dengan seseorang. Adapun bentuk kepedulian kita terhadap kaum lemah. 1. Jaminan sosial ( zakat, sedekah, bantuan sosial ) 2. Perlindungan ( rumah yatim, Pati jompo )