Dosen Pengampu :
Drs. Effendi, M.Hum
Disusun Oleh :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Unsur Islam Dalam Daur Hidup
Kelahiran Masyarakat Seibatin Maupun Pepadun” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Islam dan Budaya Lampung. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang adat kelahiran masyarakat seibatin dan
pepadun
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Effendi, M. Hum. selaku dosen mata
kuliah Islam dan Budaya Lampung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Ritual Kelahiran Adat Seibatin.....................................................................................
a. Sekilas Tentang Marga Legun Way Urang............................................................
................................................................................................................................
b. Daur Hidup Kelahiran Masyarakat Adat Lampung Seibatin (Marga Legun Way
Urang).....................................................................................................................
c. Ngebuyu Dalam Adat Seibatin (Marga Legun Way Urang)..................................
d. Unsur Islami Dalam Ngebuyu
2. Ritual Kelahiran Adat Pepadun....................................................................................
a. Sekilas Tentang Pepadun........................................................................................
b. Ritual Kelahiran.....................................................................................................
c. Unsur Islami Dalam Ritual Kelahiran Pepadun
BAB II PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiap-tiap masyarakat dan kebudayaan memiliki ritual Sendiri-sendiri, sesuai dengan
kebudayaan yang telah hidup dalam masyarakatnya yang Biasanya diwariskan dari
pendahulunya. Dalam siklus tersebut biasanya terdapat fase peralihan, yakni peralihan
diantara fase yang satu dengan fase yang lainnya, sampai dengan menuju kematian sebagai
fase terakhir, meskipun setelah fase kematian ada juga sebagian masyarakat yang mengenal
fase setelah kematian seperti reinkarnasi. Fase-fase tersebut misalnya fase peralihan dari
dalam kandungan kekelahiran, fase balita menjadi anak-anak, fase anak-anak menjadi remaja,
fase remaja menjadi dewasa dan sampai kepada menjadi tua bahkan manusia lanjut usia, fase
kematian dan setelah kematian. Dalam sebagian besar masyarakat di dunia, siklus tersebut
diakui dan dianggap sebagai sebuah tahapan kehidupan baru dimana untuk masuk ke-
kehidupan yang baru itu diperlukan sebuah ritual. Tiap-tiap suku bangsa memiliki ritual yang
berbeda. Tergantung fase mana yang diangap paling penting bagi suku bangsa tersebut.
Biasanya di dunia ini secara umum ada tiga fase penting yakni, kelahiran, perkawinan
dan kematian. Diantara yang terbesar ritual adalah kelahiran karena dari kelahiran munculah
generasi baru untuk meneruskan keturunan seseorang. Dari 2 suku besar lampung yakni
seibatin maupun pepadun memiliki ritual atau adat masing-masing dalam menyambut
kelahiran seorang bayi. Seibatin memiliki adat yang disebut dengan ngebuyu dan dalam
pepadun juga ada adatnya namun tidak sepanjang proses dalam adat seibatin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ritual kelahiran yang ada dalam suku seibatin?
2. Apa ritual kelahiran yang ada dalam suku pepadun?
3. Bagaimana ritual kelahiran dalam suku seibatin?
4. Bagaimana ritual kelahiran dalam suku pepadun?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui ritual kelahiran yang diselenggarakan dalam adat seibatin
2. Dapat mengetahui ritual kelahiran yang diselenggarakan dalam adat pepadun
3. Dapat mengetahui proses ritual kelahiran yang diselenggarakan dalam adat seibatin
4. Dapat mengetahui proses ritual kelahiran yang diselenggarakan dalam adat pepadun
BAB II
PEMBAHASAN
b. Daur Hidup Kelahiran Masyarakat Adat Lampung Seibatin (Marga Legun Way
Urang)
Masyarakat adat Marga Legun meyakini bahwa Upacara Ngebuyu atau kadang-
kadang dieja dengan ngabuyu sebagai salah satu upacara yang sangat penting karena
merupakan syarat sebelum dilakukannya acara keagamaan Aqiqah. Dimana bayi tidak boleh
dibawa keluar rumah sebelum berumur 9 hari dimana seluruh aktifitas dilakukan di dalam
rumah, setelah berumur 9 hari boleh dibawa mandi ke sungai atau kali, biasanya disebut
dengan di kabuyon atau diduayon, yakni mandi ke sungai.
Upacara Ngebuyu sebagai salah satu ritual siklus kehidupan masyarakat Adat Marga
Legun, Way Urang dimana Ritual ini sudah menjadi keyakinan dan kepercayaan bagi
masyarakat Adat Marga Legun, Way Urang. Seperti yang diketahui, sebuah ritual adat adalah
kegiatan yang dianggap sangat sakral, yang tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan
keselamatan. Disamping khsusunya ngebuyu adalah untuk mengabarkan kepada khalayak
telah hadir seorang pewaris baru dan keturunan dalam keluarga tersebut. Terutamanya pada
turunan anak laki-laki tertua yang merupakan pewaris tahta Sai Batin, maka hal ini wajib
dilakukan.
Ritual kelahiran dianggap sangat penting karena merupakan berita bahagia dan
pengharapan dari sebuah kelahiran. Pengharapan yang besar bagi keluarga yang dikarunia
bayi tersebut. Hal ini menjadi sesuatu yang bersifat universal karena berkaitan dengan sifat
religi dan adanya kesadaran bahwa tiap tahap tersebut akan mengantarkan individu kedalam
tingkat lingkungan sosial yang lebih luas.
Salah satu yang mempengaruhi ritual atau upacara adat ini adalah pengaruh agama.
Masyarakat adat Marga Legun Way Urang adalah penganut Islam. Pengaruh Islam terhadap
kehidupan adat adalah sangat besar terjadi. Salah satunya adalah pengaruh Islam terhadap
prosesi upacara kelahiran. Tidak hanya pengaruh agama, banyak perubahan- perubahan sosial
budaya masyarakat lainnya yang ikut menyebabkan banyaknya perubahan dalam upacara
adat pada suatu masyarakat. Termasuk modernisasi, akulturasi, asimilasi, inovasi, teknologi
informasi dan bahkan globalisasi.
b. Ritual Kelahiran
Pada saat mengandung seorang bayi tidak ada ritual khusus, namun dibuatkan
makanan untuk menyambut sang bayi ketika lahir kelak. Makanan tersebut adalah Sagon.
Sagon ini terdiri dari dua jenis yaitu agon tepung yang berwarna putih dan sagon kelapa yang
berwarna kuning kecoklatan. Makna dari pembuatan sagon ini adalah untuk memberikan
informasi bahwa telah lahir dengan selamat seorang bayi ke dunia ini. Kemudian diadakan
syukuran/aqiqahan sesuai syariat Agama Islam, dengan serangkaian acara diantaranya
pemotongan kambing 1 untuk anak perempuan dan 2 untuk anak laki-laki. Pemotongan
rambut yang nanti akan ditukar dengan emas sesuai dengan berat rambut bayi tersebut.
Bogdan, R., & Taylor, S. J. (1993). Kualitatif dasar-dasar penelitian. Surabaya: Usaha
Nasional.
Asriningrum, Y. Puspo, 2010. “Tradisi Ngebuyu Pada Ulun Lampung Saibatin di Desa Canti
Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan”, Skripsi, Bandar Lampung:
Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Elis Febriani Jesica, 2015. “Ritual Ngebuyu: Membumikan Pewaris dan Perubahan Ritual
Kelahiran pada Marga Legun, Way Urang, Lampung”, Jurnal Sosiologi, Vol. 20, No.
2: 69-80