Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gefita Rahmawati

Npm : 2031030108
Mata Kuliah : Manahij Muhadistin
IMAM NASAI
Biografi Imam Nasai
Nama asli dari Imam Nasa’i ini adalah Abu Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali ibn
Sinan ibn Bahr al-Khurasani al-Qadi. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H , lalu beliau juga telah
melakukan perlawatan/kunjungan intensif untuk mempelajari hadits Nabi Saw. Kuniyah dari
pada Imam an-Nasa’i bernama Abu Abdirrahman, dan nasab beliau ialah an-Nasa’i dan an-
Nasawi, yaitu nisbah kepada negeri asal beliau, tempat beliau dilahirkan. Yaitu suatu kota bagian
dari Khurasan.
Imam Nasa’i beliau hidup serta besar di sebuah daerah bernama daerah Nasa’ dari sejak kecil
Imam Nasa’i sudah mulai menghafalkan al-Qur’an dan mempelajari berbagai macam ke-ilmuan
pada beberapa guru yang terdapat di daerahnya. Setelah ia mencapai usia remaja, ia kemudian
melanjutkan jejak keilmuan untuk meriwayatkan hadits dan ketika usianya sudah mencapai 15
tahun, beliau melakukan lawatan/kunjungan ke beberapa daerah di antaranya Hijaz, Irak, Syam,
Mesir, dan al-Jazair, serta banyak meriwayatkan hadits dari para ulama daerah-daerah tersebut
dengan demikian beliau sangat mendalami hadits, sangat alim dan terpercaya serta mempunyai
sanad yang tinggi/luhur.
Al-Nasa’i awalnya bertempat tinggal di kota Mesir yang bertepatan di daerah Zaqaq al-Qanadil
sampai sebelum setahun kemudian ia wafat, kemudian beliau pindah ke Damaskus. Dan di
daerah tersebutlah al-Nasa’i mengalami peristiwa yang menyebabkan beliau akhirnya wafat
dengan syahid. Pada bulan Dzulqaidah tahun 302 H beliau keluar dari Mesir dan Wafat pada
hari senin, 13 Safar tahun 303 H.
Kitab Sunan Nasai
Dilihat dari segi kualitas hadisnya terdapat hadis sahahih, hasan, dan dlaif. Imam al-Nasa’i
memberi nama kitabnya yakni as-Sunan al-Kubra, kemudian ia ajukan kepada seorang Amir di
Ramalah, kemudian beliau bertanya: “Apakah semua hadis di dalamnya shahih?” Beliaupun
menjawab: “Di dalamnya ada yang shahih, hasan, dan yang menghampiri derajat keduanya”.
“Tuliskan yang shahih saja dari padanya!” sahut Amir. Maka beliaupun menyaring dari hadis-
hadis shahih saja yang kemudian disebut as-Sunah as-Sughra dan diberi nama al-Mujtaba’ min
as-Sunan. Para ahli hadis banyak yang berpedoman periwayatan dari an-Nasa’i, ia bagian dari
kitab induk enam yang sedikit kedlaifannya dan seimbang atau dekat dengan Sunan Abi Dawud
kitab kedua dari 4 Sunan.
Metode seleksi hadis yang digunakan dalam kitab al-Mujtab atau Sunan al-Nasa’i adalah sebagai
berikut:
 Imam al-Nasa’i pantang memasukan hadis yang dalam jajaran sanadnya terdapat seorang
rawi atau lebih, yang semua ulama muhadddithin sepakat untuk menolak riwayatnya.
 Imam al-Nasa’i lebih mengutamakan integritas perawi dari segi penguasaan hadis dan unsuru
kejujuran peribadinya.
 Imam al-Nasa’i memperioritaska hadis sahih dengan penekanan seleksi pada segi perawi
hadis.
Dari kalangan ulama seperiode beliau dan murid-muridnya banyak yang memberikan pujian dan
sanjungan kepada beliau, diantara mereka yang memberikan pujian kepada beliau adalah;
 Abu ‘Ali An Naisaburi menuturkan; ‘beliau adalah tergolong dari kalangan imam kaum
muslimin.’ Sekali waktu dia menuturkan; beliau adalah imam dalam bidang hadits dengan
tidak ada pertentangan.’
 Abu Bakr Al Haddad Asy Syafi’I menuturkan; ‘aku ridla dia sebagai hujjah antara aku
dengan Allah Ta’ala.’
 Manshur bin Isma’il dan At Thahawi menuturkan; ‘beliau adalah salah seorang imam kaum
muslimin.’

Anda mungkin juga menyukai