Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Helenisme

Di Sampaikan Oleh
Gesit Yudha, M. IP
hellenisme diambil dari bahasa Yunani
kuno Hellenizein yang berarti “berbicara atau berkelakuan
seprti orang Yunani”. Hellenisme klasik: yaitu kebudayaan
Yunani yang berkembang pada abad ke-6 dan ke-5
SM. Hellenisme secara umum: istilah yang menunjukkan
kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya
Yunani dan budaya Asia kecil, Syiria, Metopotamia, dan
mesir yang lebih tua. Lama periode ini kurang lebih 300
tahun, yaitu mulai 323 SM (masa Alexander Agung atau
meninggalnya Aristoteles) hingga 20 SM. 
Hellenisme di bagi menjadi dua fase, yaitu fase Hellenisme
dan fase Hellenisme Romawi. Fase Hellenisme adalah fase
yang ketika pemikiran filsafat hanya dimiliki oleh orang-
orang Yunani. Adapun fase Hellenisme Romawi ialah fase
yang sudah datang sesudah fase hellenisme, dan meliputi
semua pemikiran filsafat yang ada pada masa kerajaan
romawi, yang ikut serta membicarakan peninggalan pikiran
Yunani, antara lain pemikiran Romawi di barat dan di timur
yang ada di mesir dan di siria. Fase ini dimulai dari akhir
abad ke-4 sebelum masehi sampai pertengahan abad ke-6,
Masehi di Bizantium dan roma, atau sampai masa
penerjemahan di dunia arab.
Dalam filsafat yunani, unsur-unsur agama bersahaja yang
berhalais sangat kental, antara lain kepercayaan tentang
adanya bnyak zat yang membekasi alam dan yang menjadi
sumber segala peristiwa alamiah, meskipundalam bentuk
yang berada dengan ajaran agama Yunani sendiri, karena zat
yang berbilang dalam agama itu dinamakan “dewa-dewa”,
sedangkan dalam filsafat disebut “akal benda-benda
langit”,sebagaimana yang paham tentang “akal bulan”
dengan “akal manusia”
Ciri pemikiran filsafat yunani ialah adanya cara berpikir yang
tidak relawan dengan realitas yang ada atau keberadaan yang
benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan
eksistensi yang sesungguhnya, karena setiap realitas
menyembunyikan hakikatnya yang paling hakiki,
sebagaimana adanya api yang kemudian padam.
Meskipun Plato dan Aristoteles telah berhasil memadukan
pikiran-pikiran filsafat yang sebelumnya, keduanya tidak
dapat melarutkan sama sekali, karena pikiran-pikiran filsafat
tersebut adalah pemikiran bermacam-macam aliran yang
boleh jadi berbeda-beda pandangannya terhadap hidup dan
alam ini.
Aliran-aliran ini adalah:
1.  Natural phylosophy dengan Democritas sebagai tokohnya
dan filosof-filosof Lonia, yang menghargai alam dan wujud
benda setinggi-tingginya,
2.  “Aliran Ketuhanan” yang mengakui zat-zat yang
metafisik, diwakili oleh “aliran Elea” dan Socrates, yang
mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu
yang berada di luarnya.
3.  “Aliran Mistik” dengan Pythagoras sebagai tokohnya, yang
bermaksud memperkecil atau mengingkari nilai alam
indrawi.
4.  “Aliran Kemanusiaan” yang menghargai manusia setinggi-
tinggi dan mengakui kesanggupannya untuk mencapai
pengetahuan, serta menganggap manusia sebagai ukuran
kebenaran.
Pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat yunani untuk
mencari hakikat sesuatu atau sebuah pemikiran untuk
mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa yunani
kuno. Nah bagaimanakah pemikiran filsafat helenisme
tersebut, secara singkat akan dibahas di makalah ini.
Pola fikir filsafat Helenisme yunani pasca Aristoteles
diantaranya Epikuros (filosof yang memuja kesenangan
hidup, ia menafikan dan menihilkan peran tuhan di dunia,
menurutnya tuhan hanya menjadi penghalang untuk
menikmati kesenangan), stoa dan skeptic dari periode etik,
kemudian ada juga neopythaqoras, philon dan Plotinus dari
peride religi,
Neo Platonisme
Neoplatonisme : adalah filsafat yang  diilhami dari plato dan 
filsafat ini pula yang paling mengagumkan pada periode
helenistik akhir.
Pada akhir dunia kuno kira kira 5 abad sesudah aristoteles
,bangkitlah lagi pemikiran filsafat kuno dan untuk yang
terakhir yaitu di dalam neoplatonisme.di sini semua
pemikiran filsafat bukan hanya di  kumpulkan melainkan di
susun secara sistematis dan , system ini di bentuk pada abad
2 M,dan bertahan sampai abad ke 6 M.
Unsur-unsur yang di masukan ke dalamnya di antaranya
ialah : ajaran plato,aristoteles,stoa dan philo. Usaha ini
bertujuan untuk mengembalikan roh plato kepada tingkatan
yang lebih tinggi . maksudnya dengan bertujuan untuk
menjadikan”yang ilahi”menjadi asas segala “yang ada “ dan
menjadi asal bersama dari segala sesuatu ,baik yang dapat di
amati maupun yang tidak,serta menjadi tujuan terakhir
segala sesuatu yang ada.
Pendiri Neoplatonisme ammonius sakkas dari Aleksandria
(175-242)akan tetapi ajarannya hamper tidak dapat di ketahui
karena ia tidak meningalkan hasil tulisan apapun ,pencipta
neoplatonisme yang sebenarnya adalah Plotinus murid
Amonius sakkas.
Tokoh yang paling penting dalam neoplatonisme
 adalah Plotinus   (kira-kira 205-270) di lahirkan di
lykopolis(mesir) . pada waktu ia  berumur 28 tahun ia mulai
tertarik kepada filsafat dan akhirnya selama 11 tahun ia
belajar filsafat ia belajar di Alexandria(kota yang menjadi
titik temu utama filsafat yunani dan mistisisme timur )
namun pada tahun 244  dia menetap di roma .
Plotinus membawa suatu dokterinan ke roma yaitu suatu
dokterinan keselamatan yang bersaing keras dengan ajaran
Kristen,namun neo platonisme juga memberi pengaruh kuat
dalam aliran utama teologi Kristen yaitu mencetus sekolah-
sekolah filsafat(sekolastik)
Dasar objektif ajaran plotinus ialah dualisme plato yang
mengajarkan,bahwa di samping dunia yang dapat diamati
,yaitu dunia idea,dunia”ada”yang sejati,yang pada
hakekatnya berbeda sekali dengan dunia gejala ini,dualisme
plato ini diadopsi oleh Plotinus dan di naikan tingkatnya ,di
tempatkan dalam suatu ke satuan yang lebih tinggi ,dalam
kesatuan “arus hidup”yang mengalir dari “yang ilahi” .
dengan demikian filsafat plato yang antroposentris ,yang
berpusat kepada manusia itu,dijadikan filsafat  yang
teosentris,yang berpusat kepada “yang ilahi”.
Menurut Plotinus ,Allah tidak termasuk dalam dunia ini
,tetapi termasuk dalam dunia yang tidak diamati,yang
mengatasi dunia ini.ia adalah yang maha esa ,tanpa
pembandingan,dalam arti bahwa ia tidak dapat di
bandingkan dengan apapun juga , karena tiada sesuatu di
sampingNya.
Namun akal manusia tidak dapat menembusnya,sebab
dalam pikiran manusia masih senantiasa ada subjek dan
objek ,masih senantiasa ada subjek dan objek ,masih
senantiasa ada perbuatan memikir dan pikiran. Oleh karena
itulah keadaan allah tidak dapat diuraikan bagaimana .
PadaNya tiada predikat ,tiada sifat ,juga tidak dapat di
katakan apakah padanya ada kesadaran dan kehendak atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai