Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ISLAM MASA KLASIK

“KELAHIRAN NABI SAMPAI MASA REMAJA”

Dosen pengampu : Lukmanul Hakim, Ph.D

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Didi Ageng Saputra (22050100070)
Rifqi Garibaldi Khamaini (22050100127)
Aldian Yoga (22050100088)
Malika Febriansyah (22050100099)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabat, dan
seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah
selesai menyusun makalah yang berjudul “Kelahiran Nabi Sampai Masa
Remaja”.
Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata
kuliah Islam Masa Klasik dengan dosen Lukmanul Hakim, Ph.D Adapun ruang
lingkup pembahasan dalam karya tulis ini meliputi: Menyebutkan Nasab-Nasab
Rasulullah, Menjelaskan Kelahiran dan Masa kecil Nabi, serta menjelaskan
perjalanan pertama Nabi ke Negeri Syam.
Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa literatur,
pembaca mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan
penulisan dalam makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan dalam makalah.
Akhir kata, semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi syiar
Islam. Dan semoga dapat bermanfaat pula untuk kita sebagai umat muslim.

Jakarta, 4 April 2023

i
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................................ ii


BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .............................................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
A. Nasab, Kelahiran, dan Penyususan Rasulullah SAW .................................................................... 2
1. Pelajaran Pertama Mulianya bangsa Arab, kaum Nabi. .......................................................... 4
2. Pelajaran ke-Dua ..................................................................................................................... 5
3. Pelajaran ke-Tiga .................................................................................................................... 6
4. Pelajaran ke-Empat ................................................................................................................. 6
B. Perjalanan Rasulullah SAW Yang Pertama Ke Negeri Syam Dan Usahanya Mencari Rezeki ..... 6
1. Pelajaran dari Cerita Pendeta Bahira....................................................................................... 7
2. Pelajaran Dari Kisah Menggembala Kambing ........................................................................ 9
3. Pelajaran dari Penjagaan Allah Ta'ala Terhadap Nabi dari Melakukan Keburukan semenjak
kecil. .............................................................................................................................................. 10
BAB III................................................................................................................................................. 11
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Rasulullah SAW adalah salah satu keturunan dari Bani Hasyim, sebuah
kabilah yang paling mulia dalam suku Quraisy yang mendominasi masyarakat
Arab. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, dan Ibunya bernama
Aminah binti Wahab.

Tahun kelahiran Rasulullah SAW dikenal dengan sebutan Tahun Gajah,


dikarenakan pada saat itu terjadi peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan Gajah
yang dipimpin oleh raja Abrahah Al-Asyram menyerbu Mekkah dengan tujuan
menghancurkan Ka’bah. Namun Allah SWT gagalkan dan hancurkan pasukan
Gajah tersebut dengan sekumpulan Burung-Burung Ababil yang membawa dan
melemparinya batu dari tanah liat yang dibakar di Neraka.

Kelahiran Rasulullah SAW merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
umat manusia, karena beliau lah yang membawa risalah-risalah yang telah turun
sebelumnya. Maka dari itu, layaklah jika kelahiran Rasulullah SAW merupakan
sebuah peristiwa yang sangat penting untuk kita ketahui.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja Nasab Rasulullah SAW ?
2. Bagaimana Kisah kelahiran Nabi dan masa kecil nabi ?
3. Bagaimana Kisah perjalanan pertama Nabi ke Negri Syam ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Nasab-Nasab Rasulullah SAW
2. Mengetahui dan Memahami kisah kelahiran dan masa kecil Nabi
3. Mengetahui dan Memahami kisah perjalanan pertama Nabi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nasab, Kelahiran, dan Penyususan Rasulullah SAW

Adapun nasab Rasulullah yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdu Al- Mutthalib
(dikenal dengan nama Syaibah Al- Hamd) bin Hasyim bin Abdi Manaf (Al- Mughirah) bin
Qushai (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin
Nadlar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Nizar bin Ma'ad
bin Adnan.

Nasab tersebut adalah nasab yang telah menjadi kemufakatan para ulama, sedangkan
klaim mengenai nasab Rasulullah mulai dari Adnan hingga Nabi Ibrahim Alaihissalam dan
Nabi Adam Alaihissalam terdapat banyak kontroversi yang sama sekali tidak bisa
dipertanggung jawabkan. Termasuk dari konteks para ulama adalah Adnan (yang merupakan
kakek ke- dua puluh Nabi Muhammad) adalah keturunan Nabi Ismail Alaihissalam bin Ibrahim
Khalilullah (kekasih Allah Ta'ala), begitu pula Allah Ta'ala telah memilih Rasulullah dari
kabilah yang paling bersih, rahim yang utama dan punggung ayah yang paling suci dan sedikit
pun nasab beliau tidak tercampuri oleh kotoran- kotoran jahiliah (perzinaan dan pernikahan
tidak sah sesuai ajaran sebelumnya).

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya dari Rasulullah, beliau berkata:

‫ واصطفاني‬،‫طفهى هها ِش ًما مِ ْن قُ هري ٍْش‬


‫ص ه‬ ً ‫طفهى فُ هر ْي‬
ْ ‫ هوا‬،ُ‫شا مِ ْن ِكنهانهه‬ ْ ‫ وا‬،‫طفهى ِكنهانهةه مِ ْن هوله ِد إِ ْس هماعِيله‬
‫ص ه‬ ‫ص ه‬
ْ ‫إن ّللاه ا‬
‫مِ ْن بهنِي ههاش ٍِم‬.

Artinya:

"Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Nabi Ismail Alaihissalam,
dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan memilih Hasyim dari Quraisy dan
memilihku dari Bani Hasyim."

2
Rasulullah dilahirkan pada masa yang disebut dengan Tahun Gajah, yakni tahun di
dalamnya terjadi peristiwa besar saat Raja Abrahah Al-Asyram hendak membumihanguskan
Makkah serta menghancurkan Ka'bah bersama pasukan dengan mengendarai gajah. Kemudian
Allah Ta'ala menggagalkan rencana tersebut dengan mujizat yang dahsyat sebagaimana
dikisahkan dalam Al- Qur'an (Qs. Al-fiil)

‫ّللا الرحْمٰ ِن الرحِ ي ِْم‬


ِ ٰ ‫ِبس ِْم‬

‫علهي ِهم ه‬
)3(‫طي ًرا ا ه هبا ِبي هل‬ ‫ )واهر ه‬2(‫ )اهلهم هيج هعل كهيدههُم فِى تهضلِي ٍل‬1(‫ب الفِي ِل‬
‫س هل ه‬ ِ ٰ‫ف فه هع هل هربُّكه ِباهصح‬‫اهلهم ت ههر كهي ه‬
)5(‫ )فه هجعهله ُهم هكعهصفٍ ما ُكو ٍل‬4(‫ارةٍ ِمن س ِِجي ٍل‬ ‫ت هرمِ ي ِهم بِحِ هج ه‬

Artinya :

1. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap


pasukan bergajah?

2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

3. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

4. yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

5. sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Dan menurut pendapat yang kuat Rasulullah SAW lahir pada hari Senin tanggal dua
belas bulan Rabiul Awwal. Rasulullah menyadari dalam keadaan yatim, ayah beliau meninggal
dunia pada saat sang ibu tengah mengandung dua bulan. Beliau lalu diasuh oleh kakeknya
Abdul Muthalib dan sang Kakek menyusukan (sebagaimana tradisi bangsa Arab waktu itu)
pada seorang wanita dari Bani Sa'ad bin Bakar yang bernama Halimah binti Abi Dzu'aib.

Para sejarawan Islam sepakat bahwa pada waktu itu penduduk kampung Bani Sa'ad
sedang berjuang menghadapi paceklik sehingga binatang temak penghasil susu tidak lagi
menghasilkan susu dan keringnya ladang pertanian mereka. Hal itu terjadi hingga saat
Rasulullah diasuh oleh Halimah, tinggal di pangkuannya dan menyusu darinya, hingga
tanaman-tanaman di sekitar rumah Halimah menghijau dengan subur serta kambing-
kambingnya kembali lagi ke kandang dari ladang rerumputan dengan kenyang dan sarat air
susu.[1]

3
Selama Rasulullah berada di pedesaan Bani Sa'ad pemah terjadi suatu peristiwa
pembelahan dada Rasulullah, sebagaimana telah diriwayatkan Imam Muslim. Kemudian hak
asuh dikembalikan kepada sang Ibu ketika Nabi genap berumur lima tahun.

Saat berumur enam tahun sang Ibu Sayyidah Aminah wafat, lalu dilanjutkan oleh
kakekNya Abdul Muthalib, hingga sang kakek pun meninggal saat Beliau genap berumur
delapan tahun, kemudian hak asuh diambil alih oleh Abu Thalib yang tidak lain adalah
merupakan paman-Nya sendiri.

• PELAJARAN- PELAJARAN

1. Pelajaran Pertama Mulianya bangsa Arab, kaum Nabi.


Pembahasan Ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah memberikan keistimewaan
terhadap bangsa Arab atas bangsa lain. Dan memuliakan kabilah Quraisy atas kabilah lain dari
bangsa Arab tersebut. Suatu ketika Nabi berdiri di atas mimbar lalu menyeru: "Siapakah aku",
sahabat pun menjawab: "Engkau adalah utusan Allah, semoga terlimpahkan keselamatan atas
dirimu." Kemudian Nabi pun menyahuti kembali: "Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthalib. Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluk-Nya, lalu Allah menjadikan
mereka dua golongan dan memilihku dari sebaik-baiknya golongan, Allah menjadikan mereka
kabilah-kabilah lalu Allah menjadikanku sebaik-baiknya kabilah, kemudian Allah menjadikan
mereka memiliki keluarga-keluarga lalu memilihku ditempatkan di dalam sebaik-baik
keluarga, dan dari sebaik-baik jiwa".

Kecintaan terhadap Nabi itu pasti mendorong kecintaan kepada bangsa Arab serta
kabilah Quraisy, bukan semata mata karena kepribadian bangsa Arab ataupun kesukuan
Quraisy itu sendiri, melainkan karena Nabi terlahir dari bangsa Arab dan bersuku Quraisy.

Oleh karena memuliakan bangsa Arab dan suku Quraisy itu berkat hubungan dengan
Rasulullah, maka jika ada oknum dari bangsa Arab dan suku Quraisy melakukan
penyelewengan terhadap agama Allah Ta'ala maka akan menghilangkan kemuliaan hubungan
mereka dengan Nabi SAW.

4
2. Pelajaran ke-Dua
Sejak kecil Nabi hidup tanpa sosok ayah, ibu dan kakeknya, hal ini tidak terjadi begitu
saja secara kebetulan tanpa ada tujuan tertentu oleh Allah Ta'ala, yang mana Rasulullah tumbuh
besar tanpa kasih sayang dan asuhan orang tua secara langsung. Ini merupakan hikmah sangat
luar biasa, yaitu untuk menampik hembusan opini liar bahwa Nabi itu berhasil dalam dakwah
dan perjuangannya karena ada arahan dari bapak dan kakeknya, karena maklum bahwa kakek
Nabi sendiri adalah tokoh pemuka di kalangan sukunya masa itu. Karena wajar saja jika
seorang kakek akan mengkader anak cucunya sendiri pada suatu kedudukan yang nantinya
dapat melanjutkan posisi tersebut. Sehingga hal itu tidak memberi kesempatan bagi musuh
Islam untuk membangun opini liar tersebut, karena sejak kecil Rasulullah telah menghabiskan
waktunya di perkampungan Bani Sa'ad nan jauh dari pengawasan sang ibu maupun doktrinisasi
seorang kakek Dan setelah sejenak hak asuh diambil oleh sang kakek, tak berselang lama
kemudian kakek pun meninggal dunia sehingga hak asuh diambil alih oleh paman Rasulullah,
Nabi pun selalu dalam pengawasan sang paman hingga tiga tahun sebelum diperintahkan
berhijrah ke kota Madinah. Dan mestinya sang paman akan turut mengikuti ajaran Rasulullah,
tetapi apa yang terjadi melainkan paman yang telah lama mengasuhnya hingga masa kenabian
itu tiba tidak memilih mengikuti ajaran Rasulullah sehingga tak sedikit pun terdapat celah
tuduhan adanya persekongkolan terselubung antara paman dengan Nabi dalam menyebarkan
ajaran Islam. Dan perlindungan sang paman terhadap Nabi semasa itu tak lain hanya sebatas
hubungan keluarga tidak lebih.

Itulah hikmah mengapa Allah Ta'ala menghendaki Nabi SAW dilahirkan dalam
keadaan yatim serta jauh dari kasih sayang keluarga, sehingga Allah Ta'ala sendirilah yang
akan mengarahkan kehidupan Nabi sejak kecil dan membentuknya dengan kepribadian luhur,
tidak dilahirkan dari keluarga yang bergelimang harta hingga tak sedikit pun Rasulullah
menginginkan gemerlap duniawi baik harta maupun pangkat. Sehingga tidak seorang pun
berkesempatan menyangka bahwa tujuan dakwah Rasulullah tak lain hanya untuk memperoleh
kekuasaan dan mencari harta dan jabatan.

5
3. Pelajaran ke-Tiga
Perkampungan Bani Sa'ad menjadi hijau dan hewan ternaknya menggemuk setelah
kehadiran Nabi. Ini menunjukkan betapa tinggi derajat Nabi di sisi Allah Ta'ala. Meskipun
Nabi masih kecil. Keberkahan Nabi ini bukanlah hal asing lagi, karena dalam Islam dianjurkan
untuk berdoa memohon segera turun hujan kepada Allah Ta'ala melalui keberkahan orang-
orang shalih dan keluarga Nabi dengan harapan doa kita akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.

)107( ‫س ْلنهكه إِّل هر ْح همةً ل ِْلعهلهمِ ينه‬


‫هو هما أه ْر ه‬

Artinya:

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)

4. Pelajaran ke-Empat
Nabi saat tinggal di perkampungan Bani Sa'ad, dadanya dibelah oleh Malaikat Jibril.
Ini menunjukkan kemuliaan Nabi yang dinamakan Irhas (kelebihan yang dimiliki Nabi semasa
kecil) yaitu keanehan- keanehan Nabi sebelum menjadi Nabi. Hikmah dari kejadian ini adalah
supaya umat manusia semakin yakin akan kenabian Nabi Kita tidak boleh mentakwil kejadian
ini dengan mengatakan bahwa peristiwa ini hanya sebatas simbolis akan pembersihan hati
Nabi.

B. Perjalanan Rasulullah SAW Yang Pertama Ke Negeri Syam Dan Usahanya


Mencari Rezeki
Ketika Beliau genap berusia dua belas tahun, sang paman Abu Thalib pergi ke Syam
guna berniaga dan Beliau diajaknya. Ketika kafilah dia tiba di Bushra (suriah), mereka
menjumpai seorang pendeta yang bernama Bahira, dia adalah pendeta yang menguasai kitab
Injil dan ahli tentang masalah- masalah yang berkaitan dengan agama Nasrani. Kemudian
penglihatan Bahira tertuju kepada Rasulullah, dia mengamati Rasulullah dan mengajaknya
bicara, Bahira kemudian menoleh ke arah Abu Thalib dan menanyakan kepadanya: "Apa status
anak ini di sisimu...?" Abi Thalib menjawab: "Anakku" (Abu Thalib memanggil Rasulullah
dengan sebutan anak karena kasih sayang dan cintanya yang sangat mendalam), Bahira berkata
padanya: "Dia bukan anakmu, tak sepatutnya ayah dari anak ini masih hidup," Abu Thalib
menjawab: "Dia adalah anak saudaraku Bahira bertanya: "apa yang terjadi pada ayahnya?" Abu
Thalib menjawab: "Ayah- Nya meninggal saat ibu- Nya masih mengandung- Nya," Bahira
berkata: orang- orang Yahudi, jika mereka melihat- Nya di sini pasti akan mencelakai- Nya,

6
sesungguhnya anak saudaramu ini kelak akan membawa perkara agung.”Kemudian Abu
Thalib bersama Rasulullah pun kembali ke Makkah.

Kemudian saat beranjak remaja, Rasulullah memulai mengais rezeki dengan


menggembalakan kambing. Rasulullah pernah bercerita tentang diri-Nya sendiri; "Dulu aku
menggembalakan kambing milik penduduk Makkah dengan upah pernah beberapa Qirath
(mata uang recehan Makkah kuno)." Allah SWT.

telah menjaga Rasulullah dari hal-hal tercela yang biasa dilakukan oleh para pemuda
sebaya, seperti berhura-hura dan permainan nista lainnya. Rasulullah bercerita tentang diri-
Nya; "Aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang biasa dilakukan di masa jahiliah kecuali
dua kali, itu pun kemudian digagalkan oleh Allah Ta'ala, setelah itu aku tidak pernah
menginginkannya sampai Allah Ta'ala memberikan anugerah kepadaku dengan risalah, Aku
pernah berpesan kepada seorang teman penggembala bersamaku di Makkah: "Tolong awasi
kambingku karena aku ingin menuju kota Makkah untuk bersenang-senang sebagaimana para
pemuda lainnya". Dijawabnya; "silahkan". Dan aku pun bergegas. Setiba aku di rumah pertama
kota Makkah aku mendengar nyanyian, lalu aku bertanya, "Apa ini?". Mereka berkata; "sebuah
pesta". kemudian aku duduk mendengarkannya. Allah Ta'ala kemudian menutup telingaku lalu
aku tertidur dan tidak tersadarkan diri kecuali oleh terik matahari. Kemudian aku kembali
kepada temanku lalu dia bertanya kepadaku dan aku pun menceritakannya. Pada malam yang
lain aku katakan kepadanya sebagaimana malam pertama. Aku pun masuk ke Makkah lalu
mengalami kejadian sebagaimana malam sebelumnya. Setelah itu, aku tidak lagi menginginkan
keburukan.

• PELAJARAN- PELAJARAN

1. Pelajaran dari Cerita Pendeta Bahira


Ahli kitab dari Yahudi dan Nasrani telah mengetahui tanda- tanda kenabian yang
dimiliki Nabi dari ayat- ayat yang ada dalam kitab Taurat dan Injil. Orang- orang Yahudi
Madinah sebelum diutusnya Nabi selalu berkata kepada kabilah Aus dan Khazraj penduduk
yaitu Madinah: "Sungguh sebentar lagi seorang nabi akan diutus lalu kami akan mengikuti-
Nya dan kami akan memerangi kalian bersama dengan-Nya seperti diperanginya kaum Ad dan

7
kaum fram". Akan tetapi mereka mengingkari perkataan mereka sendiri. Allah Ta'ala
menurunkan Ayat tentang mereka:

‫صدِقه ل هما همعه ُه ْم هو هكانُوا مِ ْن قه ْب ُل يه ْست ه ْفتِ ُحونه ه‬


‫علهى الذِينه هكف ُهروا فهلهما هجا هءهُ ْم ما‬ ‫هولهما هجا هءهُ ْم ِكتهب ِم ْن ِع ْن ِد للاِ ُم ه‬
)89( ‫علهى ْال هكف ِِرينه‬‫ع هرفُوا هكف ُهروا بِ ِه فهله ْعنهةُ ّللاِ ه‬
‫ه‬

Artinya :

"Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dari Allah yang membenarkan apa yang
ada pada mereka, sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang
kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka
mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang- orang yang ingkar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
89)

Diriwayatkan oleh Imam Al-Qurthubi: ketika Allah Ta'ala menurunkan Ayat:

ِ ‫هب هي ْع ِرفُونههُ هك هما هي ْع ِرفُونه أ ه ْبنها هءهُ ْم هو ِإن فه ِريقًا ِم ْن ُه ْم له هي ْكت ُ ُمونه ْال هح‬
)146( ‫ق هوهُ ْم هي ْعله ُمونه‬ ‫الذِينه آته ْينه ُه ُم ْال ِكت ه‬

Artinya :

"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti
mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti
menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui (nya)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
146)

Umar pun bertanya kepada Abdullah bin Salam, seorang pendeta Yahudi yang akhirnya
memeluk Islam: "Apakah dirimu mengenali Nabi Muhammad sebagaimana telah mengenali
anakmu sendiri?" Abdullah menjawab: "Benar, bahkan lebih banyak lagi, Allah Ta'ala
mengutus makhluk kepercayaan-Nya yang ada di langit kepada makhluk kepercayaan-Nya di
muka bumi dengan karakteristik ya dimiliki sehingga aku mengetahui semua itu. Sedangkan
anakku sendiri maka aku tidak tahu apa terjadi pada ibunya".

Adapun Salman Al-Farisi, berasal dari negara Persia (Iran), dia memeluk Islam setelah
meneliti tanda-tanda kenabian yang dimiliki Rasulullah dari kitab Injil dan keterangan para
pendeta. Perjalanan Rasulullah Yang Pertama.

8
Hanya saja banyak dari Ahli Kitab tidak mengakui risalah Nabi karena mereka telah
mengubah-ubah sendiri kitab mereka, sebagaimana yang diceritakan Al-Quran Surah Al-
Baqarah Ayat 78 dan 79:

‫ )فه هويْل لِلذِينه يه ْكت ُبُونه ْال ِكت ه‬۷۸( ‫ظنُّونه‬


‫هب بِأ ه ْيدِي ِه ْم ثُم يهقُولُونه ههذها‬ ‫هومِ ْن ُه ْم أ ُ ِميُّونه هّل يه ْعله ُمونه ْال ِكت ه‬
ُ ‫هب إِّل أه همانِى هوإِ ْن هُ ْم إِّل يه‬
۷٩ ‫ت أه ْيدِي ِه ْم هو هويْل ل ُه ْم ِمما يه ْك ِسبُونه‬ ً ‫مِ ْن ِع ْن ِد للاِ ِليه ْشت ُهروا بِ ِه ث ه همنًا قهل‬
ْ ‫ِيل فه هويْل ل ُه ْم ِمما هكتهبه‬

Artinya :

"Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak memahami Kitab (Taurat) kecuali hanya
berangan-angan dan mereka hanya menduga-duga. Maka celakalah orang-orang yang menulis
kitab dengan tangan mereka (sendiri) kemudian berkata, "Ini dari Allah", (dengan maksud)
untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka karena tulisan tangan mereka
dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 78-79)

2. Pelajaran Dari Kisah Menggembala Kambing


Pelajaran Pertama :

Nabi memiliki kepekaan yang amat sangat sehingga meskipun Nabi telah dicukupi
kebutuhannya oleh Abu Thalib, Dia tidak ingin berpangku tangan begitu saja, melainkan
berusaha sekuat tenaga untuk mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan-Nya sehari-hari dan
meringankan beban-Nya.

Upah yang diterima oleh Nabi mungkin tidak seberapa, akan tetapi itu menunjukkan
akhlak yang tinggi untuk tidak membebani pamannya yang telah memiliki banyak anak.

Pelajaran Kedua :

Sebaik-baik harta manusia adalah harta yang dihasilkan dari jerih payahnya sendiri, dan di
hasilkan dari memberikan kemanfaatan bagi umat manusia. Dan seburuk-buruk harta adalah
harta yang dihasilkan dengan tanpa mengeluarkan keringat dan tidak memberikan kemanfaatan
kepada umat manusia.

Pelajaran Ketiga :

Seorang Da'i itu dakwahnya tidak akan pernah berharga di mata umat ketika masih
mengharap imbalan dari dakwahnya, atau berharap pemberian manusia. Oleh karenanya
seorang Da'i harus memiliki sumber mandiri, dan tidak bergantung kepada masyarakat
sehingga dia tidak khawatir dan tidak takut untuk mengatakan kebenaran.

9
3. Pelajaran dari Penjagaan Allah Ta'ala Terhadap Nabi dari Melakukan Keburukan
semenjak kecil.
Pelajaran Pertama :

Masa muda Nabi selayaknya manusia pada umumnya, memiliki keinginan untuk
bersenang-senang, begadang bersama teman sebaya dan mengikuti pesta foya yang di
gandrungi oleh pemuda sebaya.

Pelajaran Kedua :

Allah Ta'ala selalu menjaga Nabi dari perilaku yang tidak baik dan tidak pantas
dilakukan oleh seseorang yang di persiapkan untuk menyempurnakan akhlak yaitu sebagai
utusan Allah Ta'ala. Dari keduanya kita bisa menyimpulkan bahwa perlindungan Allah Ta'ala
inilah yang menjadikan seorang Muhammad muda mampu menjalani masa muda dengan tanpa
terjerumus pada budaya jahiliah. Sungguh ini adalah bukti sangat jelas akan kenabian
Muhammad sehingga umat menjadi tambah yakin akan kenabian itu dan dijauhkan dari
keraguan.[2]

10
BAB III
KESIMPULAN

Rasulullah SAW adalah manusia ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, Beliau
dilahirkan dari keturunan atau kabilah yang paling bersih (suci), dan tidak sedikit pun nasab
beliau tercampuri oleh kotoran-kotoran Jahiliyah (perzinaan dan pernikahan tidak sah sesuai
ajaran sebelumnya). Rasulullah SAW lahir pada masa yang disebut dengan Tahun Gajah, yakni
di dalamnya terjadi peristiwa besar pada saat Raja Abrahah beserta pasukan Gajahnya hendak
menyerang Mekkah serta menghancurkan Ka’bah. Namun Allah SWT gagalkan dan
hanguskan mereka dengan mendatangkan Burung-burung Ababil yang membawa batu yang
panas dari Neraka, lalu melemparkannya.

Ketika Rasul lahir, beliau dalam keadaan yatim. Karena ayahnya telah Meniggal Dunia
pada saat beliau masih dalam kandungan. Lalu beliau di asuh oleh Kakeknya yaitu Abdul
Muthalib dan di susui oleh Halimah binti Abi Dzu’aib. Selama Rasulullah berada di pedesaan
Bani Sa’ad, pernah terjadi suatu peristiwa pembelahan dan penyucian dada Rasulullah SAW.
Lalu ketika beliau telah berumur 5 tahun, rasulullah di kembalikan kepada Ibunya yaitu
Aminah binti Wahb. Akan tetapi ketika rasul berumur 6 tahun, ibunya meninggal dunia. Dan
Rasul pun hidup bersama kakeknya kembali, namun pada saat beliau genap berumur 8 tahun
kakeknya meninggal dunia. Kemudian Rasul di asuh oleh pamannya yang bernama Abu
Thalib. Dan ketika hidup bersama pamannya, beliau selalu mengikuti pamannya. Sehingga
perjalanan Rasulullah SAW yang pertama ke Negeri Syam dan usahanya dalam mencari rezeki.

Dengan segala kejadian yang Rasulullah alami, selalu ada hikmah dan pelajaran untuk
kita semua. Maka dari itu, kita sebagai umat islam harus mengetahui serta memahami kisah
yang terjadi pada Rasulullah SAW. Dan kita jadikan hikmah-hikmah tersebut sebagai contoh
dalam kehidupan kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] I. H. Ibnu Ishaq, Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah SAW. 2015.

[2] Prof. Dr. Zaid bin Abduk Karim Az-Zaid, Fikih Sirah Mendulang Hikmah dari Sejarah
Kehidupan Rasulullah SAW. Darus Sunnah.

12

Anda mungkin juga menyukai